Disclaimer: Akiyoshi Hongo,
A Fanfiction based on Digimon Frontier & Adventure 02 series
Chapter 10: Moving up the battle!
Aquilamon yang telah mendapatkan wujud Perfect Level barunya, bersama dengan Miyako terbang memutari area pertarungan di atas aula olahraga sekolah satu putaran. Angin yang menerpa wajah Miyako kali ini ia rasakan sedikit berbeda dari sebelumnya ketika ia masih menaiki Aquilamon.
– Atau itu hanya perasaannya saja yang masih overwhelmed dengan evolusi digimonnya kali ini? Ah, Miyako tidak tahu, dan berusaha kembali memusatkan perhatiannya dengan pertarungan di depannya yang masih belum usai.
"HippoGryphomon!"
"Heat Wave!"
Hempasan angin dengan suhu tinggi dilancarkan oleh Mythical Digimon ini dan langsung mengenai dua Wendigomon yang ada di bawahnya. Tidak memberikan waktu lebih bagi kedua Wendigomon itu untuk memulihkan diri, cakar putih kekar HippoGryphomon segera menerkam dua Wendigomon itu secara berurutan. Data dua Wendigomon itu mulai terlihat samar-samar menghilang dan akhirnya lenyap.
Miyako, yang sudah siap dengan digivice nya tertegun untuk sepersekian detik sebelum kemudian menyadari bahwa scanning data digimon jahat hanya bisa dilakukan oleh angkatan Takuya dan kawan-kawan.
"Miyako!" seruan HippoGryphomon kembali bergema. "Ayo kembali kepada teman-teman!"
Anggukan mantap Miyako tanpa berbicara lebih jauh dilirik sekilas oleh HippoGryphomon, dan ia langsung berbelok dan melesat ke arah teman-temannya yang lain berada.
-000-
Digimon peri bertubuh kecil itu, Piccolomon, telah tiba di depan zona zero timur. Mulut kecilnya sedikit terbuka karena cukup kaget dengan situasi yang terpampang di hadapannya.
"Bagaimana, Piccolomon?" suara Iori terdengar olehnya, yang langsung ia jawab dengan cepat.
Dengan suara kecil seakan berbisik, Piccolomon menjawab, "Ini tidak bagus, Iori. Zona zero tidak stabil. Akan berbahaya untuk dilakukan sesuatu. Memindahkan pertarungan ini ke dunia digital ataupun menutupnya; ini perlu distabilkan lebih dulu. Tetapi, berita baiknya… saat ini Lilithmon dan Neodevimon tidak terlihat lagi di balik portal. Namun tetap..." Piccolomon, menggantungkan ucapannya, yang semua orang dapat pahami kelanjutannya.
Melihat data di tabletnya yang memperlihatkan situasi yang dilihat Piccolomon, Iori mengangguk setuju dengan pendapat Piccolomon. "Ya. Kita tidak boleh lengah, mereka bisa kembali ke depan pintu portal itu kapan saja kan. Selama pertarungan ini belum selesai dan portal itu belum menutup, kita belum bisa tenang," Iori menarik nafas sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
"Sekarang target utama kita adalah mengamankan tempat ini, entah dengan memindahkan pertarungan ke dunia digital atau menyelesaikan semuanya di sini. Tapi sebelumnya, kita perlu menstabilkan zona zero terlebih dahulu. Bagaimana, teman-teman?"
Iori, meminta pendapat teman-teman lainnya yang masih sambil bertarung.
"Setuju, dan tolong secepatnya, Iori. Kita tidak bisa membiarkan tempat ini rusak lebih parah lagi, dan disini pun kita tidak bisa bertarung dengan bebas. Belum lagi masalah ketidakcocokan data dan tubuh kita sekarang di sini.." Blitzmon berujar, mulai kewalahan dengan limitasi pertarungan yang sekarang ini ada.
Iori mengangguk. "Aku tahu. Piccolomon, " panggilnya. "Aku rasa aku tahu caranya menstabilkan zona zero. Tunggu sebentar, datanya akan kukirimkan ke spear-mu. Selanutnya mengerti, kan?" lanjutnya, serius dengan mata tidak beralih dari layar tabletnya.
Piccolomon menyambutnya dengan anggukan ketika tiba-tiba pandangan matanya menangkap hal dari balik layar zona zero di depannya. "...!"
"Ada apa, Piccolomon?"
Tidak langsung menjawab, ada keheningan selama beberapa detik sebelum akhirnya Piccolomon bersuara. "Mereka… kembali. Neodevimon dan Lilithmon."
"...!" Iori, reflek menggigit kuku jarinya frustasi dan aura tegang kembali terasa darinya. Gestur kecil seperti inipun hanya perlu dirasakan dalam hitungan detik oleh seluruh rekan-rekan yang masih sedang bertarung mengelilingi dirinya.
Mengetahui rekan-rekannya memperhatikan dirinya saat ini, Iori menjelaskan kembali dengan pelan. "Mereka terlihat lagi… Neodevimon dan Lilithmon.."
Nuansa berat kembali. Di saat itu, melesat HippoGryphomon menghampiri mereka sambil mencengkram Wendigomon terdekat yang berusaha menghalau. "Teman-teman!"
"Mi-Miyako!" Ken terkejut, mendapati Miyako justru kembali ke pertarungan setelah barusan terluka. Di samping itu… "Ini.."
Miyako turun dari HippoGryphomonnya, "Yup. Akhirnya, Aquilamon berhasil evolusi!" mengembangkan senyum lebar dan tanda peace di tangannya, lalu sejurus kemudian ekspresinya kembali serius menghampiri Iori. "Jadi, bagaimana situasinya, Iori? Apa yang ada di balik zona zero timur itu?"
-000-
"Jadi begitu…" Miyako, berpikir keras bersama Iori. "Yang jelas, Iori sudah tahu cara menstabilkan zona zero. Disitu, aku serahkan kepadamu. Tapi masalah berikutnya… bagaimana supaya Lilithmon dan Neodevimon itu benar-benar tidak masuk ke sini.. Kalau masuk, bisa gawat kita.."
Menggigit bibir bawahnya, Miyako berpikir keras. "Apa tidak ada cara untuk mengelabui pemandangan di balik zona zero mereka ya.."
"Itu dia!" Tiba-tiba, Chakkumon, yang sejak tadi berdiri sambil bertarung di dekat mereka, bersuara. "Aku… ada ide. Mungkin agak sulit, tapi.. beast spirit pejuang metal, Sepphirotmon, punya berbagai area yang menampilkan pemandangan dunia digital. Bagaimana kalau kita menampilkan gambaran salah satu area dunia digital tersebut di balik zona zero? Dengan begitu kita bisa mengelabui mereka."
Iori dan Miyako tertegun. Tentu saja, ide tersebut tidak akan pernah terpikir oleh mereka sendiri. "Pejuang metal, beast spirit, Sepphirotmon? Kalau tidak salah, itu ada di Takuya saat ini, kan?"
Ardhamon, yang merasa terpanggil, melancarkan satu pukulan terakhir ke Phelesmon di hadapannya dan merapat ke Iori dan Miyako. Posisi pertarungannya segera digantikan oleh Beowolfmon dan wujud Ardhamonnya segera kembali menjadi Takuya Kanbara.
"Memang benar. Secara teori, hal itu dimungkinkan. Tapi masalahnya, pejuang metal itu… berbeda. Antara wujud humanoid spirit dan beast spiritnya dapat muncul secara bersamaan seakan dua makhluk yang berbeda. Belum pernah ada dari kita yang pernah mencoba menggunakan spirit pejuang metal ini seperti itu-terpikirkan pun tidak. Kemudian, area itu ada di salah satu bagian beast spirit, sedangkan menampilkannya itu dilakukan oleh wujud humanoid spiritnya. Dengan kata lain, tidak hanya mengendalikan dua jenis spirit secara bersamaan seperti dua individu, juga mengombinasikannya bersama? Itu…. aku tidak tahu.."
Takuya terdengar sangat ragu, Tapi tidak bisa dipungkiri, ini memang strategi yang cukup berat dan beresiko dengan memanfaatkan kedua karakteristik khusus spirit pejuang metal yang saat ini hanya bisa digunakan olehnya.
"Memang sulit.. tapi, selain itu apakah ada cara lain? Kita tidak punya banyak waktu. Tolonglah, kak Takuya…" Chakkumon, memandang Takuya penuh harap disusul dengan tatapan rekan-rekan lainnya. Pemuda pemegang spirit pejuang api ini, tidak bisa berkutik sebelum akhirnya menghela nafas panjang.
"Baiklah, baiklah! Akan kucoba…" dengan gerakan penuh keraguan, Takuya, menyentuh digivicenya dan tidak lama, keluarlah cincin data evolusi yang sedikit berbeda di tangannya. Kembali menghela nafas panjang sekali lagi, Takuya memantapkan hati. "Kita mulai."
*Spirit, Evolution..!*
* Mercuremon..!*
Digiscan: Mercuremon. Digimon mutan beratribut metal ini memperoleh kekuatannya dari pejuang dalam legenda AncientWisemon. Menyukai tipe battle taktis, dimana ia memiliki kapasitas intelektual dalam menghasilkan banyak strategi. "Shield of Irony" di kedua tangannya berfungsi sebagai attack sekaligus defense dalam menantulkan serangan lawan.
"Whoa… tidak pernah aku berpikir akan melihat wujud Mercuremon lagi berada di dekat kita.." Shutsumon, bersuara.
Miyako dan Iori mengarahkan pandangannya lurus ke wujud baru di hadapan mereka. "Bagaimana? Bisa?"
Menutup matanya sebentar kemudian membuka matanya kembali, Mercuremon akhirnya berucap. " Aku rasa.. aku tahu. Setelah berada di wujud ini. Cara menampilkan salah satu area dalam Sepphirotmon lewat cermin ini! Ayo lakukan!"
Iori dan Miyako menyunggingkan senyum lebar dan berhigh five. "Baiklah! Ayo kita lakukan!"
"HippoGryphomon! Tolong bawa Mercuremon sampai ke depan zona zero timur ya."
HippoGryphomon mengangguk. Kanbara Takuya-yang saat ini berwujud Mercuremon yang tidak pernah ia kira sama sekali- segera menaiki HippoGryphomon dan berusaha berkonsentrasi penuh dengan kedua cermin di tangannya. Mau tidak mau, tampilan wood area di dalam Sephirotmon yang pernah ia sambangi bertahun tahun lalu lamanya, yang ingin ia lupakan tapi tidak bisa, kembali muncul dalam pikirannya.
Hanya perlu waktu sepersekian detik bagi mereka untuk tiba di area depan zona zero timur. Dengan hati-hati, HippoGryphomon dan Mercuremon memposisikan diri. Kedua sosok Lilithmon dan NeoDevimon memang terlihat dari balik zona zero tersebut, tapi untungnya, pandangan mereka menuju arah lain, yang tentunya membuka kesempatan bagi Mercuremon untuk menjalankan strategi mereka.
'Sekarang saatnya!'
Perlahan, dari dalam cermin Mercuremon, terlihat tampilan wood area. Berkonsentrasi penuh menampilkan ilusi tersebut di sekeliling area depan zona zero timur agar dapat mengelabui lawan, bekerjasama dengan Iori yang mengontrol dari bawah, Mercuremon–Takuya, dalam hati komat kamit berharap rencana ini berhasil.
-000-
.:Dibalik zona zero, area kegelapan tempat Lilithmon dan Neodevimon berada..
"NeoDevimon," panggil salah satu Demon Lord wanita, Lilithmon, "Bagaimana?"
–Bahkan hanya sekedar pertanyaan pendek saja sudah mampu membawa aura gelap yang tidak mengenakkan.
"Hm. Cukup baik, yang mulia. Kerusakan di dunia manusia seperti yang kita harapkan. Para manusia itu tidak bisa berbuat banyak, walau memang ada yang berhasil mereka kalahkan, itu tidak masalah. Hanya saja seperti yang kita ketahui sebelumnya, portal ini…" suara berat NeoDevimon, terpotong saat ia melirik ke tampilan di balik portal zona zero. "Ck. Memang tidak stabil ternyata. Sial."
"Ada apa?"
"Portal ini kembali tidak stabil. Saat ini kembali menampilkan dunia digital, bukan dunia sana." jawab NeoDevimon
Lilithmon, menaikkan sebelah alisnya dan melihat sekilas ke pintu portal zona zero. "Hh. Dasar tidak berguna." Menghela nafas pendek sebelum akhirnya memerintah. "Tutup saja. Saat ini sudah cukup. Kita tidak perlu terburu-buru untuk menghabisi manusia-manusia itu dan dunianya."
Satu kalimat perintah dari Lilithmon. NeoDevimon mengangguk singkat, dan segera mengoyak portal zona zero di hadapannya.
-000-
"Berhasilkah…."
Berharap-harap cemas–terutama Mercuremon dan Iori, masih menjalankan strateginya ketika tiba-tiba saja portal zona zero di hadapan mereka mulai terkoyak-koyak dan menghilang dalam hitungan detik.
"...! Apa-!"
Masih dengan keterkejutannya, Mercuremon, menghentikan ilusi wood area dan menurunkan tangan cerminnya. "Iori. Sekarang bagaimana?"
"Sepertinya portal dihancurkan sendiri oleh mereka.. Tidak apa. Kembali dulu, Mercuremon. Tidak apa, kita bisa ciptakan kesempatan atau cara lain untuk menyelesaikan semua ini."
Menghela nafas. "Baik–eh?"
Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, wujud Mercuremon yang sedang dipakai Takuya saat ini dengan cepat menghilang, kembali menampilkan wujud Kanbara Takuya. Dan seakan masih belum cukup, kesadaran Takuya menghilang dan ambruk di atas HippoGryphomon.
"Takuya!"
-000-
Hikari dan Takeru yang menunggu dengan cemas dan meningkatkan kewaspadaan di dalam gedung olahraga sekolah, tiba-tiba kembali disambangi oleh HippoGryphomon yang masuk membawa sosok Takuya yang tidak sadarkan diri di punggungnya.
Tentu saja, tidak mengenal sosok baru evolusi dari Aquilamon itu, awalnya Takeru sudah akan bersikap nekat dengan peralatan seadanya sebelum ada kontak D3 dari Miyako.
"Hikari! Takeru!" suara Miyako terdengar. "Tenang saja, itu HippoGryphomon, Aquilamon yang berhasil evolusi. Dengar! Saat ini kita tidak perlu khawatir dengan Lilithmon dan NeoDevimon yang terlihat dari balik zona zero timur. Itu sudah berhasil diatasi oleh Takuya. Tapi konsekuensinya, portal itu dihancurkan oleh mereka sendiri dan setelah itu Takuya tidak sadarkan diri. Maaf, tolong ya."
Mendengar informasi tersebut, Hikari dan Takeru segera menghampiri Takuya dan HippoGryphomon.
"Aku kembali. Miyako masih butuh bantuan disana."
HippoGryphomon berujar sambil menurunkan Takuya, yang segera ditanggapi dengan anggukan oleh mereka berdua nyaris bersamaan. "Tolong terus kabari perkembangannya sebisa mungkin."
"Tentu."
Dan Digimon itu kembali melesat meninggalkan ruangan gedung olahraga sekolah sekali lagi.
Takeru, yang segera membopong Takuya yang tidak sadarkan diri, terkagetkan dengan seruan kecil Hikari disebelahnya.
"Kenapa, Hikari..?"
Tidak perlu dijawab, saat ia mengalihkan pandangan ke arah yang sama dengan Hikari–tubuh Takuya yang ia bopong, ada hal aneh yang terjadi.
Tubuh manusia Takuya, tentu saja, saat ini terlihat seperti tubuh digimon yang tidak dapat mempertahankan wujudnya; seperti digimon level atas yang akan kembali ke wujud digimon level di bawahnya, atau wujud digimon yang sedang dalam situasi siap untuk di-scan.
"Sial!" Takeru bergeram, dengan nada penuh penyesalan akan ketidak berdayaan dirinya saat ini. "Ini yang kita takutkan. Takuya terlalu memaksakan dirinya dengan evolusi tingkat tinggi disini."
"Takuya!"
Seakan tidak cukup menambah suasana panik yang mereka rasakan, saat ini Ibu Takuya yang juga ada di gedung olahraga ikut berteriak panik. "Kenapa dengan Takuya?!"
Pemuda berambut pirang itu mengacak rambutnya tambah frustasi. "Ta.. tante tenang saja. Kita tidak akan biarkan Takuya kenapa-kenapa lebih dari ini. Kami janji."
Tidak bisa menjanjikan lebih, Hikari turut membantu menenangkan ibu Takuya.
Di saat inilah, D3 Hikari berpendar, dan menampilkan… lambang Orphanimon!
Berharap banyak akan kontak dari Orphanimon, Hikari buru-buru mengangkatnya.
"Syukurlah. Sedari tadi sudah kami coba untuk mengontak kalian tapi tidak berhasil. Jamming dari area kegelapan terlalu kuat, sepertinya. Bagaimana kondisi saat ini disana? Mereka menyerang dunia kalian kan? Seberapa parah?"
Hikari meringis dan kecemasan serta ketakutannya mulai tidak terkontrol. "Sangat… sangat parah. Saat ini masih ada pertarungan di luar gedung ini, kita tidak bisa berbuat apa-apa.. sekolah hancur… teman-teman sekolah ini… Miyako, Takuya terluka dan tidak sadarkan diri… sekarang.."
"Hikari," sela Takeru, menenangkan Hikari. "Tenanglah. Tarik nafas,.."
"Begitulah, Orphanimon. Sedikit banyak, situasi di sini sudah dijelaskan oleh Hikari barusan. Sekarang, apa yang dapat kami semua lakukan? Untuk saat ini, demon lord dan NeoDevimon itu sudah berhasil diatasi, walau mungkin sementara. Tapi yang sudah ada disini akan sulit untuk diatasi. Dengan limitasi evolusi badan mereka, dan medan pertempuran yang tidak mendukung…"
"Kami paham," suara Orphanimon di balik sambungan yang ikut terdengar berat. "Hikari. Takeru. Kalian masih pegang crest kalian?"
Dengan serempak, Takeru dan Hikari menampakkan crest mereka yang kembali mereka pakai sebagai kalung. "Tentu."
"Bagus. Sekarang, dari sini kami akan kirimkan kekuatan untuk warp ke dunia digital. Tapi, kekuatan ini perlu dibantu dengan kekuatan crest kalian berdua untuk bisa teraktivasi dengan luas di sana. Kekuatan ini akan memindahkan semua digimon yang ada di situ dan kalian semua. Kesempatan ini cuma sekali, jangan sampai gagal. Setelah berhasil warp ke dunia digital, selesaikan pertarungan tanpa menahan diri lagi dan segera menuju ke Terminal Hutan."
Hikari dan Takeru mengangguk.
"Fokus kita adalah tidak membebani tubuh dan data mereka serta medan yang mendukung. Ya. Ayo kita lakukan, Takeru. Ah, tapi.." ucapan Hikari menggantung sesaat, berpikir dan akhirnya mengutarakannya. "Maaf, Orphanimon, ada dua hal lagi."
"Ada apa?"
"Aku tahu ini meminta terlalu banyak. Tapi bisakah.. pertama, merestorasi kerusakan yang sudah terjadi di sini? Dan kedua, jika bisa menghilangkan ingatan manusia lain yang terlibat akan lebih baik…"
"Hikari.." Takeru, merasa permintaan Hikari sudah agak kelewat batas meski ia sangat paham perasaan Hikari.
Ada jeda yang terasa berat, yang diakhiri dengan suara Orphanimon. "Hikari. Tenanglah. Kami paham ini sangat berat, tapi… menciptakan warp saja sudah yang paling maksimal yang bisa dlakukan saat ini. Tolong mengertilah. Maaf.."
Sedikit tertunduk kecewa, Hikari, "Baiklah. Maaf juga sudah meminta yang mustahil. Kalau begitu, bisakah hanya mereka saja yang warp? Tentu aku juga akan bantu, tapi jika tidak ada yang tinggal disini untuk setidaknya membereskan…"
"Jika seperti itu aku juga akan tinggal." Takeru, ikut menimpali.
"Takeru…" Orphanimon menghela nafas. "Baiklah. Untuk hal itu, bisa. Kalian yakin?"
Tatapan mata dan anggukan yakin Hikari dan Takeru menjawab pertanyaan Orphanimon.
"Baik. Ayo, kita mulai."
Orphanimon mulai bersiap, Hikari segera mengabari Iori dengan handphonenya yang lain, dan…
"Ayo."
Dengan satu aba-aba, Orphanimon, Hikari dan Takeru mulai menyatukan kekuatan untuk melakukan warp. Cahaya putih Orphanimon dari D3 Hikari, crest Hikari dan Takeru mulai berpendar terang dan meluas ke satu area sekolah….
TO BE CONTINUED
