Teriknya matahari telah berganti dengan sinar bulan. Waktu yang telah menunjukkan pukul delapan malam menjadi pertanda bahwa festival akan berakhir dalam satu jam kedepan. Sebagian siswa masih terlihat bersenang-senang menghabiskan waktu mereka, sedangkan sebagiannya lagi sudah mulai berkumpul di lapangan untuk acara penutupan.
Para anggota OSIS pun terlihat makin sibuk. Meskipun festival akan berakhir, mereka tetal disibukkan dengan persiapan acara terakhir untuk malam ini. Sebuah momen spesial dimana para siswa akan berkumpul dan bernyanyi bersama.
Namun, berbeda dengan anggota OSIS lainnya, para ketua OSIS malah tidak terlihat sama sekali. Chanyeol malah sibuk mengelilingi sekolah untuk mencari Baekhyun. Sebaliknya, Baekhyun malah berusaha untuk menghindari Chanyeol. Alasannya hanya satu, ia masih belum tau apa yang akan dikatakannya pada Chanyeol. Tidak, bukan karena Baekhyun belum menyadari perasaannya, tapi karena Baekhyun masih terpikirkan perkataan orang-orang yang didengarnya tadi siang. Baekhyun sudah mendapatkan semangat setelah berbicara dengan Kyungsoo, namun hal itu hanya bertahan sebentar. Sulit bagi Baekhyun yang telah mendengar caci maki itu selama tiga tahun untuk melupakannya begitu saja.
Lalu sekarang, Baekhyun mendapatkan masalah yang lebih besar lagi. Ia menghela napas saat melihat Chanyeol yang berlari ke arahnya dengan senyum lebar di wajahnya. Baru saja Baekhyun ingin berbalik untuk menghindari Chanyeol, pemuda itu sudah lebih dahulu menahannya.
"Kau mau kemana lagi sih? Aku sudah mencarimu dari tadi," keluh Chanyeol tapi wajahnya sama sekali tidak terlihat kesal. Chanyeol malah tersenyum makin lebar. "Aku rasa ini sudah saatnya kau memberikan jawabanmu."
Baekhyun sama sekali tidak berani menatap wajah Chanyeol. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan mengangguk. "Tapi tidak di sini," katanya dan segera melangkah menuju tangga.
Chanyeol hanya mengikuti Baekhyun dari belakang. Ia bisa tau ke mana tujuan mereka saat melihat Baekhyun mencari sesuatu di sakunya. Dan benar saja, Baekhyun mengeluarkan kunci pintu atap dari sakunya. Chanyeol dan Baekhyun pun berada di atap sekolah yang sepi.
Chanyeol segera berdiri di samping Baekhyun saat pemuda itu hanya terdiam melihat keramaian di bawah mereka. Chanyeol mengambil langkah dan berdiri di depan Baekhyun. Ia hanya diam, tapi senyum di wajahnya seolah mengatakan pada Baekhyun untuk segera bicara.
Lama hanya berdiam diri, Baekhyun akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Chanyeol. Kedua mata Chanyeol yang bersinar penuh harap membuat hatinya perih.
"Kenapa kau terlihat bahagia sekali?" Baekhyun akhirnya bersuara.
"Karena sebentar lagi kita akan resmi menjadi sepasang kekasih," jawab Chanyeol.
Baekhyun menghela napas dan menggeleng. "Dan kau sama sekali tidak memikirkan hal lainnya?"
"Memikirkan apa?"
"Park Chanyeol, kau tau siapa orang yang kau suka?"
Chanyeol mengangguk dengan pasti. "Tentu saja. Aku menyukaimu, Byun Baekhyun."
"Dan kau tau siapa aku?"
"Si manis yang galak dan selalu menendangku tapi tidak pernah gagal membuatku untuk tidak menyukainya."
Baekhyun menghela napas melihat senyum lebar di wajah Chanyeol. Ia kemudian maju selangkah mendekati Chanyeol, tapi pandangannya terus saja tertuju pada sepatunya.
Baekhyun menarik napas dalam, ia kesulitan untuk berbicara. Ia bahkan bernapas dengan berat sebelum bicara. "Dan aku adalah laki-laki," ucapnya dengan suara yang bergetar. "Kau tidak pernah merasakannya karena semua mantanmu adalah perempuan, tapi aku sudah. Tidak peduli sudah berapa lama berlalu, aku masih bisa merasakannya. Aku masih bisa mendengar suara-suara yang mengatakan betapa menjijikkannya aku. Aku masih ingat tatapan dari mereka yang menganggapku aneh. Aku bahkan masih bisa merasakan sakitnya patah hati karena orang yang kusukai lah yang memulai semua cacian itu. Aku tidak mau merasakannya lagi dan... aku tidak mau kau juga menderita sepertiku..."
Melihat Baekhyun bicara dengan napas berat dan mata yang basah, Chanyeol tidak bisa untuk diam mendengarkan saja. Ia memegang pundak Baekhyun yang bergetar menahan tangis. "Apa yang kau bicarakan? Kau ingin mengungkit hal itu lagi? Aku kan sudah bilang, aku akan tetap mencintaimu tidak peduli apa yang dikatakan orang-orang. Aku akan selalu berada di sisimu. Aku akan melawan mereka yang tidak mengiginkan kita. Aku akan menjauhimu dari semua omong kosong mereka. Kau tidak perlu khawatir, Baekhyun. Kita bisa melangkah bersama."
"Tapi kenyataannya tidak semudah itu!" Baekhyun akhirnya membiarkan air mata menganak sungai di pipinya. "Aku sudah melawan mereka hingga tidak ada satu pun yang bisa berdiri, tapi aku menangis sekarang!"
Chanyeol langsung saja menarik tubuh Baekhyun dan memeluknya erat. Ia mengusap punggung Baekhyun untuk menenangkannya. Ia membiarkan air mata Baekhyun membasahi bajunya dan tetap memeluknya erat meskipun kedua tangan Baekhyun mencoba mendorongnya untuk menjauh.
"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh mencintai orang yang aku suka? Aku tidak berbeda!" suara Baekhyun terdengar serak bercampur dengan isak tangis. Ia terus berteriak sambil memukul punggung Chanyeol yang tidak akan pernah melepaskannya. "Aku hanya ingin berkencan seperti orang lain, aku hanya ingin mencintai seperti orang lain, aku hanya ingin dicintai seperti orang lain, tapi kenapa aku diperlakukan berbeda? Aku juga seorang manusia yang bisa jatuh cinta!"
Sakit. Rasanya sakit sekali mendengar permintaan kecil itu. Dengan suara penuh keputusasaan dan air mata yang menemaninya, Chanyeol bisa merasakan betapa tersiksanya pemuda di dalam pelukannya ini. Ia memeluk Baekhyun makin erat dan terus membisikkan kata-kata yang ia harap bisa menjadi mantra penenang untuk Baekhyun.
Baekhyun pun hanya bisa balas memeluk erat Chanyeol. Ia tidak mau mengangkat kepalanya dari dada Chanyeol karena ia benci harus memperlihatkan air matanya. Baekhyun sungguh ingin mengeluarkan semua perasaan sakitnya saat ini. Baekhyun ingin meneriakkan penderitaan yang tidak pernah ingin ia perdengarkan pada orang lain.
Baekhyun terus menangis di dalam pelukan Chanyeol. Keduanya tidak mau saling melepaskan untuk beberapa lama. Hingga akhirnya, ketika Baekhyun mulai tenang dan isak tangisnya mereda, ia melonggarkan pelukannya.
Chanyeol juga menjauhkan tubuhnya, tapi kedua tangannya masih memeluk Baekhyun dan mengusap punggungnya dengan lembut. Ia masih terus mengucapkan bahwa semuanya baik-baik saja saat Baekhyun berusaha menenangkan dirinya. Chanyeol juga menghapus air mata Baekhyun yang sudah membasahi wajahnya.
Baekhyun terbatuk-batuk saat ia mencoba untuk kembali bicara. "Mianhae..."
"Kenapa kau meminta maaf?" tanya Chanyeol dengan suara lembutnya.
"Aku... tiba-tiba berteriak dan menangis," jawab Baekhyun dengan suara yang sudah sangat serak karena menangis. Ia kemudian mengangkat wajahnya dan menatap lurus pada Chanyeol yang memberikannya senyuman. Senyum hangat yang membuat Baekhyun merasa nyaman. Selalu merasa nyaman.
Chanyeol kembali membawa Baekhyun ke dalam pelukannya. Ia menyandarkan kepalanya pada pundak Baekhyun dan perlahan menutup matanya. Ia akan memberikan rasa aman untuk Baekhyun dengan pelukannya, dan kata-kata sebagai tambahan. "Jangan meminta maaf karena kau hanya mengatakan apa yang selama ini ingin kau katakan."
Ini dia. Ini dia obat yang akhirnya membuat rasa sakit Baekhyun perlahan menghilang. Untuk pertama kalinya, Baekhyun ingin terus berada di pelukan seseorang. Berdua menghabiskan malam diselimuti kehangatan yang tidak dapat ditemukan di mana pun.
"Gomawo, Chanyeol-ah," ucap Baekhyun setelah napasnya kembali teratur.
Baekhyun berbicara dengan pelan, begitu pelan, tapi Chanyeol bisa mendengarnya dengan jelas. Hal itu membuat Chanyeol melepaskan pelukan mereka dan menatap kedua manik coklat Baekhyun. Mendekatkan wajahnya, Chanyeol memberikan sebuah ciuman manis di bibir ranum Baekhyun. Ia menarik diri setelah satu ciuman untuk melihat reaksi Baekhyun, meminta persetujuan untuk melanjutkannya. Karena Baekhyun hanya diam sambil menatapnya, Chanyeol akan menganggapnya sebagai "Ya". Chanyeol kembali mendekatkan wajahnya dan mendaratkan sebuah ciuman. Kali ini lebih lama, Chanyeol ingin membagikan kehangatannya kepada Baekhyun. Ia juga tidak lupa menarik Baekhyun makin mendekat, bahkan tidak mengizinkan angin untuk melewati mereka.
Baekhyun tidak tahu kata apa yang bisa menggambarkan perasaannya sekarang. Setelah Chanyeol menyudahi ciuman mereka, Baekhyun hanya bisa menatap lurus ke mata Chanyeol yang tersenyum padanya. Baekhyun bisa merasakan jantung mereka berdetak dengan irama yang sempurna. Hal itu membuatnya tidak tahu jantung siapakah yang berdebar lebih cepat, atau mungkin mereka berdua sama saja. Baekhyun juga mengangkat tangannya untuk memeluk Chanyeol makin erat, ia tidak mau melewatkan sedikit pun kehangatan Chanyeol.
"Tidak mendorongku seperti biasanya?" tanya Chanyeol mencoba mencairkan suasana.
Baekhyun terkekeh pelan dan menyembunyikan wajahnya di dada Chanyeol. "Kenapa? Kau mau?"
Chanyeol menggeleng dan melingkarkan lengannya menyelimuti Baekhyun. "Aku ingin tetap seperti ini."
"Tapi aku tidak mau."
Chanyeol langsung melonggarkan pelukan membuat Baekhyun mengangkat kepalanya. Baekhyun tertawa gemas melihat wajah cemberut Chanyeol. Baekhyun pun tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencubit kedua pipi Chanyeol dengan gemas.
Chanyeol juga ikut tertawa melihat Baekhyun yang sudah kembali tersenyum. Ia kembali mengusap wajah Baekhyun yang masih basah karena air mata. "Jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi, aku benci mendengarnya," ucapnya dengan lembut. "Aku bukannya tidak peduli dengan perkataan orang lain, aku tau apa yang akan mereka bilang saat mengetahui kalau kita bersama, tapi aku tidak akan membiarkan hal itu memengaruhi kita. Aku akan selalu ada di sisimu, aku akan selalu datang untukmu, dan aku akan selalu mencintaimu tidak peduli apa yang mereka katakan. Ini kisah kita berdua, hanya kita yang boleh memutuskan ke mana kita akan pergi. Aku tidak akan membiarkan orang lain datang dan mengakhirinya begitu saja. Kita akan melewati kisah ini bersama. Kita, kau dan aku."
Baekhyun bisa saja kembali menangis mendengar perkataan Chanyeol. Menangis karena luapan kebahagian. Namun ia memilih untuk tetap tersenyum. "Siapa sangka aku akan mendengar kata-kata seperti itu darimu."
"Kata-kata yang romantis?"
"Kata-kata norak yang membuatku mau muntah," balasnya kembali membuat Chanyeol cemberut.
Sekali lagi, Baekhyun tertawa seolah ia telah lupa dengan semua kesedihannya. Ia menangkup wajah Chanyeol dengan kedua tangannya. "Terima kasih karena tidak pernah menyerah untukku dan membuatku tidak takut jatuh cinta."
Chanyeol kembali tersenyum. Ia sangat suka ketika tangan hangat Baekhyun menyentuh wajahnya yang sudah kedinginan bertemu angin malam. Ia mengambil salah satu tangan Baekhyun dan mencium punggung jemarinya. "Apa itu jawaban yang selama ini aku tunggu-tunggu?" tanya Chanyeol penuh harap.
Pura-pura tidak tahu dengan pertanyaan apa yang dimaksud oleh Chanyeol, Baekhyun berpikir lama. "Hm, jawaban apa maksudmu? Seingatku kau banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan aneh."
Chanyeol mencubit hidung Baekhyun karena kesal sekaligus gemas. "Apa perlu kucium dulu supaya kau tau pertanyaan apa yang aku maksud?"
Baekhyun spontan menutup bibir dengan kedua telapak tangannya. Namun tetap saja Chanyeol mengambil kesempatan dan mencium punggung tangannya. Meskipun bibir mereka tidak bersentuhan, hal itu berhasil membuat Baekhyun tersipu.
"Berikan aku jawabanmu sekarang," pinta Chanyeol dengan suara rendah.
Baekhyun menghela napas dan kemudian tersenyum. Ia menatap Chanyeol lama dan kemudian mengangguk. Sebuah anggukan yang ia berikan langsung membuat Chanyeol tersenyum hingga pipinya terangkat tinggi.
Saking bahagianya, Chanyeol menghujani Baekhyun dengan kecupan-kecupan yang membuat Baekhyun kegelian. "Ah, tapi..." Chanyeol berhenti untuk kembali berbicara, "aku belum mendengar perasaanmu padaku secara langsung."
Baekhyun memiringkan kepalanya karena bingung. "Maksudmu?"
"Aku sudah mengatakan bahwa aku menyukaimu berkali-kali. Aku juga sudah mengungkapkan bagaimana perasaanku padamu. Tapi aku sama sekali belum mendengar perasaanmu yang sesungguhnya padaku." Chanyeol tersenyum lembut, "dan aku ingin mendengarnya sekarang."
Baekhyun menggigit bibir bawahnya. Ia menghindari bertatapan dengan Chanyeol karena terlalu malu untuk mengatakannya. "Ayo kita ke lapangan sekarang, ini saatnya acara penutupan." Baekhyun mencoba melepaskan pelukan Chanyeol, tapi pemuda tinggi itu malah makin mengeratkan pelukannya. "Aku akan mengatakannya padamu, tapi bukan hari ini." Baekhyun mencoba membuat penawaran.
Chanyeol menggeleng. "Aku ingin mendengarnya sekarang," balasnya bersikeras. "Aku ingin tau kenapa Byun Baekhyun yang bersumpah tidak akan menyukaiku sekarang menerimaku sebagai pacarnya."
"Apa melihatku menangis masih belum cukup untukmu?"
"Bukan begitu," Chanyeol kembali bertingkah seperti anak kecil. Ia merengek dan memasang wajah cemberut. "Aku kan juga mau mendengar perasaan orang yang kusuka."
Kali ini Baekhyun tidak akan menyangkal bahwa ia semudah itu luluh karena Chanyeol. Ia menyerah dan mulai berbicara. "Aku tidak tau pasti sejak kapan, tapi terkadang aku mendapati jantungku berdebar kencang saat bersamamu. Aku tidak bisa berhenti memikirkan tindakan sok pahlawanmu yang bodoh yang pada akhirnya membuatku tertarik padamu. Tapi saat itu aku masih takut. Aku takut untuk memiliki seseorang di hatiku, makanya aku tidak bisa jujur padamu."
"Dan sekarang kau tidak takut lagi?"
Baekhyun mengangguk. "Yah, aku tidak sepenuhnya tidak takut lagi," ucap Baekhyun sambil menundukkan wajahnya.
Chanyeol segera mengangkat wajah Baekhyun untuk menatapnya. "Beritau aku semua ketakutan yang masih mengganggumu. Aku akan selalu ada di sisimu untuk membuang semua ketakutan itu."
Baekhyun tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Ia menangkup wajah Chanyeol dan memberinya ciuman singkat di bibir. Ia kemudian memeluk Chanyeol karena terlalu malu untuk saling menatap. Chanyeol tertawa dan mengusap rambut Baekhyun dengan gemas.
Keduanya masih saling berpelukan untuk waktu yang lama. Dua remaja yang sedang dimabuk asmara itu saling berbagi kehangatan dan kenyamanan tanpa mau melepaskan satu sama lain. Mereka akan mengambil waktu selama mungkin untuk berdua saja hingga pada akhirnya mereka harus ke bawah untuk menutup festival. Festival yang menjadi awal pertemuan mereka itu akan segera berakhir dalam hitungan menit. Namun, meskipun festival ini akan berakhir, bagi Chanyeol dan Baekhyun ini adalah halaman pertama untuk memulai cerita mereka. Cerita dimana mereka lah sang penulis dan pemeran utama yang akan merangkai kata untuk akhir yang manis.
.
.
FIN
.
.
.
A/N
Akhirnyaaaaaaaaaaa~ Lega banget karena cerita ini gak terbangkalai begitu aja... (lirik cerita lainnya yang gak selesai-selesai)
Very very big thanks buat semua reader yang selalu sempatin waktu untuk baca dan selalu nungguin ceritaku^^ Thanks guys!
And! Cerita ini bakal ada bonus chapter! So, kita bakal tetap ketemu minggu depan ya^^
See you!
Virgo
