A First Love Crap

By ewfzy

.

.

.

CHANBAEK STORY

Genre : Romance, Drama?

.

.

.

Hembusan nafas berat menguar tepat setelah pintu kamar hotelnya tertutup. Kaki pendeknya meluruh begitu saja menghempaskan tubuh kecil itu pada sofa. Ia pikir pergi makan malam bersama Willis akan membuatnya sedikit terhibur dari rasa sesak didada. Sayangnya bukan terhibur, yang ada malah semakin menjadi ketika dengan mata kepala sendiri melihat kebersamaan keluarga kecil bahagia sang mantan kekasih.

Harapan besar dan tekad kuat yang ia bawa berangsur mulai runtuh. Chanyeol bukan lagi pria yang sama, yang selalu menuruti apa yang ia inginkan. Dia berubah, dan menemukan kehidupannya yang lebih baik. Harusnya Baekhyun memang tak perlu berharap banyak. Lagipula pria bodoh mana yang akan tetap menunggunya setelah ia campakkan? Dan lagi, benar yang pria itu katakan. Jackson mungkin menyukainya, tapi hanya sebatas orang asing.

Satu helaan berat keluar, bohong kalau Baekhyun bilang baik-baik saja. Perasaannya pada Chanyeol masih begitu besar, begitupula dengan rindu dan sayang yang tak pernah tersampaikan untuk sang putra. Di lubuk hati terdalam sosok Chanyeol dan Jackson tak pernah terlupakan.

Baekhyun jadi serba salah, disatu sisi ia ingin mengejar dan mendapatkan kembali apa yang pernah jadi miliknya. Tapi disisi lain ingin mengikhlaskan. Bukannya tak ingin berjuang. Baekhyun pernah egois sekali, dan ia tak ingin kembali egois dengan menghancurkan kebahagiaan Chanyeol bersama keluarga kecilnya.

Pria cantik itu mengusap kasar air mata yang entah sejak kapan mengalir. Menarik nafas dalam kemudian menegakkan posisi duduk.Satu pemikiran muncul dalam kecamuk benaknya.

Kedatangannya ke New York tidaklah sia-sia. Bisa bertemu dan melihat dua orang itu dalam keadaan baik bukankah sudah cukup? Bayang tangis dan kesedihan 5 tahun silam tak lagi menyelimuti prianya. Kini Baekhyun bisa bernafas lega, biarlah Chanyeol dan Jackson hidup dengan bahagia disini. Ia akan kembali, kembali melanjutkan hari-harinya dengan menanggung rasa bersalah itu seumur hidup.

Meski tak bisa membawa kembali orang terkasih, paling tidak ia bisa membawa kenangan manis yang akan selalu ia kenang nanti. Untuk itu di dua hari yang tersisa ini Baekhyun takkan menyia-nyiakannya.

Dering ponsel menyentak si mungil dari keheningan, kepalanya mendadak pening lagi ketika membaca nama orang yang tengah menelepon. Jika tak ingat ia masih dibawah naungan perusahaannya sudah pasti Baekhyun tolak panggilan itu.

'Bukankah besok lagu kolaborasimu rilis?'

Sebuah pertanyaan retoris ia dapatkan tepat saat panggilan terhubung.

"Kurasa seorang direktur yang terhormat takkan menelponku hanya untuk menyakan pertanyaan yang jelas kau tahu jawabannya. Tidak perlu basa-basi tuan Lee, katakan saja apa yang kau inginkan?"

Sebuah kekehan terdengar dari seberang sana, begitu memuakkan Sampai-sampai Baekhyun ingin melemparkan ponsel karenanya.

'Seperti yang diharapkan dari Byun Baekhyun'

Baekhyun tak menanggapi apapun kalimat sarkas yang dilontarkan atasannya.

'Jadi kau tak lupa tanggal rilis lagumu, tapi kau lupa menyapa para penggemarmu? Bukankah kau begitu mencintai penggemarmu? Mereka pasti menunggu, apa kau tak merasa kasihan?'

Pria mungil itu menggeram tertahan, tangannya terkepal kuat menahan emosi.

'Aku tak ingin ladang emasku merasa kecewa karna kau tak memperlakukan mereka dengan baik. Aku tak ingin penjualan digital lagumu menurun karena ini project besar dan tak sedikit uang yang telah aku keluarkan—'

"Bukankah itu tugasmu?" sela Baekhyun tak tahan lagi "Bukankah kau dan agensi sialanmu itu yang harusnya mempromosikannya?! kenapa harus aku?"

'Oho tenang Baekhyun, Permata Korea tidak boleh mengumpat seperti itu.' Baekhyun memutar bola matanya malas mendengar ocehan pria disebrang sana

'Kau tahu sendiri aku sudah melakukan yang terbaik. Tapi hasilnya tidak bagus. Para penggemarmu itu hanya ingin kau sendiri yang turun langsung'

Omong kosong, semua yang dikatakan pria bangka itu adalah bohong. Dia dan agensi bodoh itu benar-benar tidak berguna. Melakukan promosi seadanya, biaya produksi yang ditekan sedemikian rupa, music video yang minimalis. Apanya yang disebut melakukan yang terbaik?

Benar kata orang, penyesalan selalu datang di akhir. Satu-satunya kebodohan terbesar yang telah Baekhyun lakukan adalah lebih memilih agensi busuk itu daripada putranya dulu. Semua hanya terasa manis di awal. Agensi besar yang banyak dielu-elukan itu rupanya tak lebih dari sekumpulan tikus yang gemar memeras keuntungan. Mereka tak pernah peduli pada artisnya, bagaimanapun kondisinya yang mereka butuhkan hanya keuntungan. Uang, uang, dan uang, tak ada yang lebih berharga dari itu.

Sebelum ini Baekhyun memang sering melakukan siaran langsung di akun sosial medianya menjelang comeback. Sekedar berbagi keluh kesah bersama para fans, itu membuatnya senang dan merasa tak sendiri. Membaca komentar para penggemar juga tak bohong membuatnya sedikit terhibur, beban dipundaknya terasa jauh lebih ringan. Ia tak tahu jika hal kecil yang beberapa kali ia lakukan itu berhasil menarik lebih banyak penggemar. Dan entah bagaimana penjualan albumnya semakin meningkat sejak ia rutin melakukan siaran langsung dan beberapa spoiler mengenai comeback terbarunya.

Tentu saja pihak agensi merasa senang, mereka dapat pemasukan yang lebih besar. Dan karena itu kegiatan kecil yang ia lakukan untuk kesenangannya bersama para penggemar kini berubah menjadi sebuah keharusan yang dipaksakan. Baekhyun menjadi setengah hati melakukannya, sesuatu yang sebelumnya membuat ia bernafas lega kini malah membuatnya semakin tertekan. Respon alami fans yang selalu membuatnya tersenyum kini malah menjadi beban.

"Aku akan menyapa mereka, tapi tidak karena perintahmu. Dan kau sama sekali tak berhak memonopoli para fans atas namaku."

Baekhyun segera menutup panggilan sepihak. Tak ingin mendengar apapun lagi, sudah terlalu muak dengan kelakuan direkturnya. Kontrak kerjanya masih tersisa 2 tahun, tapi ia hampir mencapai batas. Jika Baekhyun nekat memutus kontraknya, sudah pasti agensi itu takkan melepaskannya dengan mudah. Berbagai tuntutan pasti dilayangkan padanya, dan tentu saja mereka menginginkan ganti rugi yang besar.

...

Baekhyun keluar beriringan bersama manajer nya menuju lobi. Agensi besar yang menaunginya di New York kini sedang berada di jam ramainya. Beberapa project baru dan comeback artis kenamaan mereka Baekhyun dengar tengah dalam persiapan.

Sedangkan pria mungil itu sendiri baru menyelesaikan salah satu schedule nya. Wawancara bersama beberapa media terkait lagunya yang hari ini rilis. Respon penggemar sangat bagus, baik dari pihak Willis maupun Baekhyun semuanya begitu antusias. Lagu kolaborasinya berhasil menduduki peringkat satu di berbagai platform musik berbagai negara hanya beberapa jam setelah rilis. Ratusan artikel ditulis untuk memberitakan bagaimana hebatnya kolaborasi antara dua artis besar itu.

Kini Baekhyun akan bertolak menuju gedung lain untuk acara radio, tapi sebelum itu ia akan mampir untuk makan siang terlebih dulu.

Kakinya terhenti ketika iris sipitnya menangkap sosok kecil yang tengah kebingungan ditengah lalu lalang orang ditengah sana. Tanpa menunggu detik berganti Baekhyun segera melangkah menghampiri. Tepat seperti dugaan, itu adalah Jackson dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Jackson!" panggil Baekhyun mengalihkan atensi si bocah.

"Hyung cantik!" Jackson segera menghambur begitu menoleh dan mendapati Baekhyun yang memanggilnya. Baekhyun merendahkan tubuh agar sejajar dengan si kecil, mengelus kepalanya sayang dan menanyakan apa yang tengah putranya lakukan disana.

"Sedang apa disini?"

"Aku mencari Daddy, aku sudah pergi ke ruangannya tapi tak ada siapapun disana" adu Jackson dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Jackson datang dengan siapa?"

"Mama Jane mengantarku sampai depan, dia bilang ada urusan jadi dia mengantarku kemari" Baekhyun menghela nafas, entah mengapa ia tiba-tiba jadi ingin menangis. Sekali lagi menyalahkan diri sendiri dan mempertanyakan, Benarkah putranya diurus dengan baik? Jujur Baekhyun ingin marah, tapi ia tak bisa menyalahkan Jane disaat ia sendiri tanpa rasa iba juga meninggalkan Jackson.

"Siapa bocah itu?" Manajernya datang menginterupsi, menyusul ketika menyadari Baekhyun menghilang dari sisinya.

Baekhyun mendongak menatap Junmyeon sekilas "Dia anak dari Komposer Park" jawabnya.

Junmyeon mengangguk mengerti kemudian mengecek jam tangannya lagi. "Kita harus pergi, waktu makan siang sebentar lagi habis"

Baekhyun dilema, ia harus pergi tapi takkan tega meninggalkan Jackson sendiri ditengah keramaian begini.

"Jackson mau ikut dengan hyung? Nanti akan hyung antar pada Daddy"

Manik bulat yang serupa milik Chanyeol itu berbinar, mengerjap beberapa kali terlihat senang. "Apakah boleh? Apa aku tidak akan mengganggu hyung cantik?"

"Tentu boleh, jadi bagaimana?" Jackson tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala berkali-kali. Baekhyun ikut tersenyum melihatnya. Sedangkan Junmyeon nampak tak setuju dengan apa yang Baekhyun tawarkan.

"Kau akan membawa bocah itu? Kau masih ada jadwal setelah ini"

Baekhyun tersenyum manis pada manajernya "Ya, aku tahu." Baekhyun menimpali cepat sebelum Junmyeon sempat memprotes "Kau yang akan menjaganya saat di radio nanti. Hanya sebentar, Jackson anak yang baik dia tidak akan rewel tenang saja"

Junmyeon bergeming, masih terlihat ragu, sepertinya tengah menimang ucapan Baekhyun.

"Apa kau tega melihatnya ditengah keramaian seperti ini? ia masih kecil dan tak kenal siapapun, aku juga tidak tahu dimana ayahnya. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi?"

Manajernya menghembuskan nafas pasrah, ia tak bisa menolak dan jadi ikut tak tega. Apalagi Baekhyun sudah mengeluarkan jurus andalannya, tatapan mengiba seperti anak anjing.

...

Jackson duduk manis dipangkuan Junmyeon, mengamati dari balik jendela kaca hyung cantiknya yang sedang bekerja. Sesekali pria itu akan menoleh padanya dan melemparkan senyum. Dan Jackson akan dengan senang hati membalasnya. Acara baru selesai jam 3 sore, Baekhyun keluar dari ruang siaran bersama Willis. Segera mengambil alih tubuh lelap Jackson dalam gendongan Junmyeon. Sepertinya si mungil itu merasa bosan hingga tertidur dalam pangkuan manajernya.

"Bukankah dia Park Jackson?" Willis mengernyit baru menyadari kehadiran Jackson disana.

Baekhyun mengangguk mengiyakan.

"Kenapa bisa bersamamu?"

"Aku menemukannya hampir menangis di lobi agensi saat sedang mencari ayahnya."

"Jadi kau yang membawanya?"

"iya" jawab Baekhyun sambil mengusap kepala Jackson, kemudian mengecupnya beberapa kali.

Willis mengangkat alisnya, nampak tertarik dengan perlakuan Baekhyun. Dalam sekali lihat ia bisa merasakan jika Baekhyun begitu menyukai dan menyayangi Jackson.

"Kau menyukai anak-anak?"

"Huh?" Baekhyun menyahut bingung, tapi tak berapa lama hingga merasa paham maksud pertanyaan Willis "Tidak juga"

"Tapi kau terlihat begitu menyukainya" ujar Willis menunjuk Jackson dengan tatapannya.

Baekhyun terkekeh menanggapi, kemudian balas melempar pertanyaan basa-basi pada si partner duetnya "Apa terlihat jelas?" Dan segera diangguki oleh Willis kemudian.

Mereka kembali ke agensi setelah itu. Ada beberapa agenda lagi yang harus dirampungkan sebelum petang sekalian mengantar Jackson pada ayahnya.

Jackson terbangun dalam perjalanan menuju agensi. Mengerjap beberapa kali sampai menemukan senyum Baekhyun menyambutnya.

"Tidurmu nyenyak?" Anak itu mengucek matanya yang masih terlihat memerah. Kemudian mengangguk dan setelahnya kembali memeluk Baekhyun untuk mengusakkan wajah pada dadanya. Baekhyun terdiam, apa yang dilakukan Jackson mengingatkannya pada seseorang. Kegiatan rutin yang dulu selalu pria itu lakukan kapanpun kantuk masih menguasainya.

...

Kaki mungil itu mengikuti langkah yang lebih besar. Baekhyun menuntun Jackson disampingnya, berjalan memasuki gedung tinggi yang beberapa hari terakhir rutin ia kunjungi. Berbelok menuju ruangan tempat Chanyeol biasa bekerja. Namun masih tak ada siapapun disana. Baekhyun juga sudah mencoba menelepon si jangkung itu, tapi tak ada balasan apapun.

Setelah menyelesaikan serangkaian agenda yang melelahkan akhirnya Baekhyun terbebas. Tapi belum ada kabar juga tentang Chanyeol, jadi Baekhyun berinisiatif mengajak putranya pergi. Mumpung ada kesempatan pikirnya, makan bersama disebuah restoran tidak akan jadi masalah bukan? Dua orang itu makan ditemani Willis. Seharusnya ia bersama Junmyeon, tapi pria itu bilang memiliki sesuatu yang harus diurus.

Menghabiskan waktu bersama Jackson rupanya membuat ia lupa segala hal. Mungkin Baekhyun takkan sadar jika manajernya tak menelepon sampai belasan kali, mengabari jika pestanya akan dimulai setengah jam lagi. Bukan pesta besar, hanya sebatas perayaan kecil atas keberhasilan lagu kolaborasinya. Sekaligus pesta perpisahan karena Baekhyun harus kembali ke Korea besok.

Hari sudah sepenuhnya menggelap ketika mereka kembali ke agensi. Ajaibnya Jackson bahkan tak terlihat lelah sama sekali, yang ada bocah itu terlihat begitu senang dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya. Bahkan ia tak sekalipun mencari keberadaan ayah atau mamanya.

"Jackson!" teriakan itu menggema menarik atensi siapapun yang berada di lobi. Sosok pria tinggi menghampiri cepat, rautnya jelas kalut dengan penampilannya yang kacau. Tak menunggu waktu untuk Chanyeol membawa bocah itu dalam pelukan erat. Merebut tubuh mungilnya dari genggaman si pria cantik.

"Daddy!" Bocah itu memekik senang. Tak berapa lama hingga Jackson mencoba mendorong Chanyeol, merasa terlalu sesak. Ayahnya mendekap terlalu kuat. "Daddy, aku tidak bisa bernafas!"

Chanyeol perlahan mengendurkan pelukan, menatap lamat putranya. Ada rasa lega sekaligus kesal yang muncul bersamaan. "Darimana saja kau?" tanya yang lebih tua dengan nadanya yang meninggi.

Jackson langsung menciut, menggenggam erat beberapa mainan ditangan yang baru ia beli bersama Baekhyun. "Aku pergi dengan hyung cantik" cicitnya lirih.

Mata bulat itu berpendar pada sosok dibalik punggung si kecil. Amarahnya semakin tersulut ketika mendapati Willis berdiri disamping Baekhyun. Keduanya sama-sama membawa paper bag ditangan. Sebuah paper bag berlogo brand fashion ternama, sedang Willis menenteng beberapa kantong yang Chanyeol yakin tahu apa isinya.

"Kau yang membawanya?" pertanyaan itu menyapa dingin pendengaran Baekhyun. Mata sehitam jelaganya menatap lekat penuh intimidasi. Baekhyun tahu arti tatapan itu, Chanyeol sedang marah sekarang. Pria itu akan benar-benar menyeramkan disaat seperti ini.

"Jawab Baek!" Baekhyun tersentak, kepalanya reflek mengangguk. Suaranya tak mau keluar saking takutnya. "Kau tahu betapa khawatirnya aku?! Aku mencarinya seperti orang gila!"

"A-aku hanya—"

"Sebenarnya apa yang kau rencanakan? Sekarang kau juga ingin membawa Jackson pergi dariku?!"

"Hey dude, calm down. Tidak perlu marah seperti itu. Kami hanya membawa putramu pergi jalan-jalan bukan menculiknya" Willis yang sedari tadi diam akhirnya bersuara. Mencoba menengahi dan membela Baekhyun. Melihat Willis dengan senyum remeh itu sukses membuat Chanyeol semakin kesal.

"Kalian mengajaknya jalan-jalan tanpa meminta izin dariku, kau pikir aku tidak panik saat putraku tiba-tiba hilang? Dan sekarang menyuruh untuk tidak marah?" Chanyeol mendengus sekali, kemudian melanjutkan "Dan kurasa kau tidak buta untuk melihat jam berapa sekarang" kalimat terakhir Chanyeol suarakan dengan tatapan mengarah pada si manis. Baekhyun hanya bisa menundukkan kepala dalam, merasa bersalah padahal ia tak melakukan kesalahan besar sebenarnya.

"Dad! jangan memarahi hyung cantik. Siang tadi mama mengantarku kemari, kau tak ada di ruanganmu. Jadi aku tidak tahu harus pergi kemana, dan hyung cantik berbaik hati mengajakku ikut bersamanya"

"A-aku sudah coba menghubungimu, tapi tak ada balasan. Maafkan aku karena membawanya hingga selarut ini tanpa seizinmu"

Chanyeol berakhir membuang nafas kasar. Ia tidak melihat pesan maupun panggilan dari Baekhyun, Chanyeol terlalu kalut karena terlambat melihat pesan yang dikirim Jane. Ia baru tahu wanita itu mengantar Jackson padanya setelah dua jam. Chanyeol memiliki urusan lain diluar agensi, dan begitu kembali Jackson tak ada diruang kerjanya. Ia mencari kemana-mana, hampir pergi ke kantor polisi kalau saja tak menemukan putranya di lobby bersama Baekhyun.

"Kita pulang sekarang" ujar Chanyeol mengabaikan permintaan maaf si pria manis. Menarik putranya pergi meninggalkan kedua orang disana.

"Tunggu!" Baekhyun menghentikan langkah si jangkung, kemudian menyodorkan paper bag yang ia bawa dan bingkisan dari tangan Willis "Ini milik Jackson"

Chanyeol mengernyit, menatap penuh tanya kantong-kantong yang disodorkan padanya.

Tak kunjung diterima Baekhyun melanjutkan "Kami membelinya untuk Jackson"

"Jackson tidak membutuhkannya" sahut Chanyeol dingin.

"Terimakasih!" Jackson menyahut cepat, segera mengambil paper bag dari tangan Baekhyun. Meski kesulitan ia berusaha membawa semuanya. Mengabaikan kata-kata ayahnya yang hendak menolak pemberian itu.

"Dad! Bantu aku membawa ini! Hyung cantik dan Uncle Willis tadi mengajakku jalan-jalan dan membelikanku semua ini" ujar bocah berambut brunette itu antusias. Baekhyun berubah tersenyum melihat tingkah Jackson. Berbanding terbalik dengan Chanyeol, pria itu menampilkan wajah yang begitu keruh.

"Cepat Dad! Ini berat!" Chanyeol memejamkan mata sesaat, menghembuskan nafas berat berakhir mengikuti kemauan si kecil.

"Lain kali tidak usah membelikannya apapun"

...

..

.

TBC

Spoiler next chap

"Aku begitu menyesal untukmu dan Jackson."

Langkah kaki si pria jangkung terhenti.

"Mungkin ini akan menjadi kesempatan terakhirku— Untuk itu aku ingin menghabiskan waktu denganmu dan Jackson besok. Setelahnya aku berjanji takkan muncul lagi, aku berjanji tak akan kembali dan mengusik kalian."

..

Chanyeol merebut gelas berisi minuman beralkohol itu dari tangan Baekhyun. "Berhentilah minum jika kau tak ingin Jackson melihatmu hangover besok"

Si manis itu mengerjap mencoba mencerna kalimat Chanyeol, "Maksudmu?"


Happy Birthday Byun Baekhyun, baik-baik ya di militer sana. Semoga kamu selalu diberi kebahagiaan dan sehat selalu. Nanti kalo dibentak jangan nangis, tapi kyaknya gabakal ada yg bentak juga, karena keburu gemoy ㅠㅠ

Serve well and come back safely Baekhyunee, I love you

Udah jangan nangis cuma 2 tahun kok, tapi 2 tahun ditinggal Chanbaek gw ngapain??? ㅠㅡㅠ

Coba tulis wish kalian dong buat Baekhyun atau Chanbaek, ntar gw bantu aminin