CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA


Naruto and Oshi no Ko bukan punyaku

Alternate Reality


Aqua dan Ruby kehabisan kata-kata, sejak orang yang mengaku dirinya sebagai ayah mereka berada di apartemen kecil milik Ai, sedang menjaga mereka. ini benar-benar tidak masuk akal.

"oh, apa ini? apa saatnya ganti popok?" Naruto sedang menggendong Ruby di udara merasa bahwa putrinya semakin berat.

"aku merasa Ruby semakin berat, apa karena popoknya?"

Ruby hanya bisa terdiam sebelum dia merengek khas anak bayi.

'apa kamu mengatakan itu pada putrimu sendiri' Ruby bersuara dalam hati

Ruby terlihat merengek khas bayi.

"apa kamu marah karena mengatakan kamu berat?" Naruto meletakkan Ruby di dadanya dan mengayunkannya dengan pelan tapi itu terlihat kaku. "maaf yah Ruby"

Miyako datang dan meletakkan Aqua di sofa, "biar aku mengeceknya Naruto-san"

"oh, iya" Naruto memberikan Ruby pada Miyako, dia memperhatikan bagaimana cara Miyako mengganti popoknya.

"apa begitu cara mengganti popok bayi?" Naruto mengambil Aqua dan menggendongnya.

"ehm yah, kamu hanya perlu membersihkannya terlebih dahulu sebelum memakaikannya popok baru" Miyako masih canggung berbicara dengan Naruto, dia masih tidak menyangka bahwa aktor ternama ini menjadi ayah dari si kembar.

Miyako suka pria tampan, dia menikah dengan Saito karena iming-imingan pria itu agar bisa menemukan pria tampan untuknya di dunia industri.

Meski Naruto masih muda tapi Miyako masih menyukainya, dia sangat menggambarkan typenya, sayang sekali dia sudah menjadi ayah dari dua anak kembar, di usia masih muda lagi.

"baiklah, aku akan mencobanya lain kali"

Naruto menaruh Aqua di sebelah Ruby sebelum dia berjongkok di depan kedua anak kembarnya.

"oke aku harus kembali, besok aku akan kembali" Naruto mengacak kedua rambut anaknya, "sampai nanti"

"Miyako, aku titip mereka padamu, sampai nanti" Naruto berteriak sambil berlari menuju pintu keluar.

"yah, hati-hati"

Miyako merebahkan dirinya di samping sofa, dia merasa lelah mental dan fisik. dia benar-benar terkejut, Saito tidak mengatakan apapun soal ayah si kembar.

Ketika semuanya sudah menghilang, Ruby menatap Aqua dengan tatapan terkejutnya.

"kau lihat itu, tidak mungkin dia ayah kita!"

"kau tidak perlu berteriak" Aqua menatapnya netral.

Ruby memandang ke atas saat perasaannya mulai terlihat senang, aura musim semi menguar dari tubuhnya.

"aku tidak menyangka, mama ku seorang idol, papa ku seorang aktor ternama, ini menyenangkan sekali" Ruby terlena dalam kesenangannya, dia benar-benar bahagia.

Naruto atau orang-orang mengenal namanya sebagai Naruel Davis, seorang aktor yang sedang naik daun, aktor berdarah Irlandia meskipun dia lahir di Jepang. meski umurnya masih muda, kelasnya dalam bermain film tidak bisa di pandang remeh.

Naruto bermain film yang ditayangkan dalam kancah tingkat internasional, sudah ada beberapa film terkenal yang diisinya. jadi dia bukan sekedar aktor biasa. mereka bertanya-tanya, bagaimana bisa Ai bertemu dengannya.

Aqua hanya memandang saudara kembarnya dengan tatapan lelah.

'aku berharap anak-anaknya Ai adalah orang normal'

Aqua menyimpulkan bahwa Ruby sama sepertinya. Mereka menjadi anak-anak Ai.

.

.

-o0o-

.

.

"Aqua, apa kau sudah lapar? mau menyusu?"

Wajah Aqua menjadi panik, dia dengan cepat menggelengkan kepalanya keras, menolak menyusu langsung pada Ai.

"tidak mau?" Ai lebih mengambilkan Aqua sebuah botol susu agar bisa menyusu. "Aqua sangat suka mengisap botol susu, yah"

Aqua menghisap botol susunya dengan kuat. dia benar-benar malu.

"kuat sekali isapannya"

'sebagai orang dewasa, rasanya keterlaluan membiarkan idol menyusuiku' Aqua menjaga martabat dirinya

Tidak lama Ruby ikut menangis. Ai segera menghampiri Ruby, sepertinya putrinya juga sudah mulai lapar.

"Ruby sangat suka minum susu ibu"

Ruby melirik Aqua, dia memberikan tatapan penuh kemenangan.

"gadis ini" Aqua hanya memberikan tatapan kesal.

Apa Ruby tidak bisa menahan diri.

"saatnya bekerja" Saito datang bersama Miyako.

"baiklah" Ai menurunkan Ruby di sofa dan mencium kening anak kembarnya, "aku pergi dulu" dia berlari keluar, Miyako mengikutinya.

Meninggalkan si kembar di ruang tv.

"kau bisa menahan diri, kan?"

Ruby hanya menatapnya dengan tatapan seolah-olah itu adalah hal yang wajar.

"kenapa? sebagai anaknya, minum air susu mama adalah hal yang wajar, ini adalah hak istimewa bagiku" ucap Ruby dengan biasa.

"aku tanya padamu, apa dulunya kamu perempuan?"

"iya"

Aqua menyilangkan kedua tangannya, dia tidak bisa menghardik kembarannya.

"kalau begitu, alasannya masih bisa diterima" Aqua tidak bisa menyalahkan Ruby lebih dari ini.

"kecemburuanmu menjijikan" Rubyy mengangkat kedua tangannya di udara, dia menggerakkannya ke atas dan ke bawah, lalu dia mulai mengejek Aqua.

"benar sih, pria dewasa yang masih minum susu itu memang agak di pertanyakan moralnya. syukurlah, aku dilahirkan sebagai perempuan yang tidak akan di pertanyakan kalau menyusu" Ruby terlihat senang dengan argumennya. bahwa dia menang atas Aqua.

"berdasarkan nilai etisku, argumenmu itu tidak masuk akal" Aqua merasa itu hanya sekedar pendapat Ruby yang tidak sepenuhnya benar.

Ruby tidak mempedulikan ucapan Aqua.

"mama sangat kasihan. siapa yang menyangka anaknya adalah seorang otaku yang menjijikan" Ruby menyatukan kedua tangannya, dia merasa dia bersimpati pada Ai. "mama yang kasihan. aku akan menjagamu seumur hidup" lanjutnya lagi.

"aku yakin tingkahmu yang lebih menjijikkan" Aqua sedikit tersinggung dengan ucapan kembarnya.

"Ah!"

Ruby terlihat aneh, Aqua menjadi bingung dengan tingkah adiknya.

"ng!"

Ruby menoleh pada Aqua. tangannya memegang popoknya, sementara wajahnya menjadi merah.

"aku mau ganti popo, kau pergilah ke sana"

Aqua turun sofa, memberi ruang pada Ruby.

"baiklah"

Ruby mulai menangis, memberikan isyarat pada Miyako bahwa dia harus menggantikan popoknya.

Miyako menghela nafas lelah, dia harus membantu Ruby menggantikan popoknya.

"kenapa aku harus melakukan hal seperti ini?" ucap Miyako, dia tetap membatu Ruby berganti popoknya. dia mulai merasa muak.

"bukankah aku adalah istri Direktur?" Miyako sudah muak dengan ini, dia mencengkram popok Ruby yang kotor dengan erat. "aku menikahinya karena mengira bisa bekerja dengan pemuda tampan. Tapi pekerjaan yang aku dapatkan malah menjaga anak idola berusia 16 tahun. Selain itu, dia itu mereka masih muda dan memiliki anak kembar. suram sekali!" cengkraman tangannya semakin kuat.

Miyako membanting popok kotornya itu ke tempat sampah dengan keras. dia merasa marah karena di permainkan.

"aku menikah dengannya bukan untuk menjadi pengasuh! Bukankah ayahnya seorang aktor terkenal, kenapa menyewa babysitter saja tidak bisa!"

Ruby dan Aqua memperhatikan Miyako dari jauh.

"hah? bukankah bisa bekerja untuk mama merupakan hal yang membahagiakan? sekrup di otaknya ada yang lepas ya?" Ruby tidak mengerti dengan pikiran Miyako.

Baginya ini kesempatan yang bagus karena bekerja dengan idola seperti Ai.

"tidak, sebenarnya ucapannya itu masuk akal." Aqua paham, dibohongi hanya untuk pekerjaan itu tidak enak.

Miyako terduduk di atas lantai, dia sudah lelah dengan ini. dia mulai melirik si kembar dari jauh.

"hah!"

Aqua dan Ruby masih memperhatikannya.

"omong-omong, ini termasuk berita buruk yang tidak bisa diekspos, kan?"

Aqua dan Ruby terkejut, sepertinya dia mulai paham ke mana arah pembicaraan Miyako.

Miyako mulai tertawa jahat, otaknya sudah dipenuhi hal-hal ya licik.

"benar. Jika aku sebarkan ini ke majalah gosip, aku pasti mendapatkan banyak uang. idol Jepang dan aktor ternama, memiliki anak di usia muda! haha!" Miyako berdiri lagi, dia sudah kehilangan kendali atas pikiran warasnya. "aku sudah tidak peduli lagi! akan kulakukan!" Miyako berteriak, dia benar-benar jengkel.

Ruby menjadi panik, dia tidak bisa membiarkan pengasuhnya membuat masalah untuk orang tua mereka.

"gawat, bagaimana ini? haruskah kita membunuhnya?" Ruby memberi ide asal.

"Mustahil. ukuran tubuh kita berbeda jauh" Aqua menanggapi ide Ruby dengan serius.

"aku hanya bercanda. jangan bilang, kau yang serius?" Ruby hanya menatap Aqua.

Miyako berjalan ke arah laci di bawah tv.

"Namun, kalau dibiarkan dia pasti akan menjadi masalah." Aqua merasa ancaman Miyako tidak main-main.

Miyako membuka laci dan menemukan buku pedoman ibu milik Ai dan dia memotretnya sebagai alat bukti.

Ruby dan Aqua menjadi sangat panik.

"bagaimana ini? Dia memotret buku pedoma ibu" Ruby semakin panik, dia tidak menyangka bahwa Miyako benar-benar nekat.

Aqua mendapatkan ide bagus.

"mungkin ini kesempatan bagus. aku punya sebuah ide."

Miyako tertawa licik, "aku akan pakai uang ya untuk menyewa host favoritku satu bulan ini" Miyako tidak peduli resikonya, dia akan membeberkannya.

"wanita yang menyedihkan." Miyako terkejut mendengar suara di belakangnya.

"sebanyak apa pun sampanye tak akan bisa mengisi keserakahan dalam hatimu."

"siapa?" Miyako berbalik untuk mencari siapa yang berbicara, setahunya hanya ada dia dan si kembar yang berada di apartemen Ai.

Miyako menemukan si kembar berada di atas meja, sementara cahaya entah dari mana mulai menyoroti mereka.

Detik itu, Miyako tau, bahwa kehidupannya mulai di isi dengan si kembar.

-oo-

Naruto masuk ke apartemen Ai, dia membawakan beberapa mainan khusus untuk anak-anak.

"aku datang- hmm?"

Naruto terkejut dengan atmosfer kesenangan di sekitarnya.

"Naruto-san!" Miyako terburu-buru mendatangi Naruto dan mengnggam tangannya. Senyuman senang tersungging di bibirnya.

Naruto menebak bahwa atmosfer senang ini berpusat pada Miyako.

"ada apa?" tanya Naruto sedikit canggung, dia terkejut dengan tingkah Miyako.

"aku senang hati merawat anak-anakmu, jadi bantu aku. kenalkan aku dengan beberapa aktor tampan" seru Miyako senang, dia menatap aktor muda itu dengan tatapan cerah.

Naruto berkeringat jatuh. heran dengan tingkah Miyako yang tiba-tiba.

Naruto melirik anak kembarnya yang sepertinya tersenyum kikuk.

"apa terjadi saat aku tidak ada?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Naruto bukan reinkarnasi dan tidak ada chakra

saya akan membalas review di chapter selanjutnya.