CERITA INI FIKTIF BELAKA


"Papa!"

Naruto dengan cepat menangkap tubuh Ruby yang berlari ke arahnya. Senyumannya melebar melihat sikap antusias Ruby. Naruto meraih tubuh kecilnya dan mengayunkannya di udara.

Ruby dan Naruto ikut tertawa.

"owh, gadis papa yang manis, bagaimana harimu?"

Ruby cemberut lucu.

"tidak menyenangkan, papa tidak ada di sini"

Naruto mengerucutkan bibirnya, dia merasa bersalah pada putrinya yang manis.

"aah, maafkan aku, pekerjaan mengambil perhatianku lebih banyak"

Ruby mengubah ekspresinya dengan cepat, tidak ingin ayahnya memikirkan lebih banyak tentang kegalauannya yang sepihak. Dia tersenyum lebar dan memeluk leher Naruto erat.

"tapi semuanya sudah berlalu, papa ada di sini"

Naruto terkekeh, dia menarik Ruby lebih dekat dengannya.

"baiklah, aku ingin mengatakan rahasia padamu"

Wajah Ruby berseri, dia dengan antusias menarik Naruto yang tersenyum lebar padanya, merasa lucu dengan tingkah putrinya yang menggemaskan.

"apa itu? apa itu? katakan padaku!"

Naruto mendekatkan bibirnya di telinga Ruby.

"aku membawakan Ruby dan Aqua oleh-oleh"

Mata Ruby melebar, kilauan kesenangan sangat tergambar jelas dari kedua matanya. Dan Naruto tidak bisa menahan diri betapa menggemaskan putrinya sekarang.

"yeay! Ruby sayang papa!"

Ruby mencium pipi Naruto dengan senang. dia benar-benar merasa hidupnya diliputi kebahagiaan sekarang.

"tunjukkan padaku di mana kita bisa membuka oleh-olehnya prajurit kecil" Naruto tidak bisa menahan seringain lucu pada putrinya yang diliputi kesenangan.

"mari kita temui Aqua dan mama!"

"pilihan bagus, ayo kita berangkat!"

...

Ai menggelengkan kepalanya, sedikit heran dengan rasa antusias yang berlebihan menurutnya.

"ayolah Ai! aku sudah lama di Amerika, mereka perlu menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka" Naruto merasa tidak sama sekali terganggu dengan anak kembarnya yang menaiki tubuhnya, Ruby bahkan duduk di pundaknya. Aqua tidak lebih baik, dia menaiki punggung ayahnya.

"terima kasih oleh-olehnya Naruto-san, aku menghargainya" Miyako merasa segan, tapi dia mendapatkan bagiannya. pemuda itu tidak lupa padanya.

"oh santai saja, itu untukmu"

Ai menyerah, dia menarik Ruby dari atas pundak Naruto dan mendudukannya di pangkuannya, Ruby cemberut karena merasa kesenangan dengan ayahnya diambil. Aqua mengambil kesempatan dengan bergelantungan di belakang punggung ayahnya.

"aku tau kamu lelah, penerbangan dari Amerika sangat jauh, beristirahatlah"

"Sama sekali tidak" Naruto merebut kembali Ruby dan mendudukannya di pangkuannya. "pekerjaanku semakin padat dan aku tidak bisa setiap hari melihat mereka tumbuh, mereka anakku aku senang mereka bermain denganku"

Sejak pertengkaran dengan ayahnya di malam yang sama ketika Naruto harus tertangkap basah hampir menghancurkan reputasinya, Gilgamesh menyetujui beberapa kontrak kerjanya yang datang dari Amerika, tanpa menanyakan padanya terlebih dahulu.

Naruto dibuat frustasi karenanya, dia harus bolak-balik Amerika-Jepang. Alhasil dia hampir tidak bisa melihat pertumbuhan si kembar dan tidak ada di sisi mereka setiap saat. beruntung kedua anaknya sangat mengerti, jadi mereka tidak akan merengek sepanjang dia pergi.

"maafkan aku, ini di luar kendaliku"

Naruto mengucapkan kalimat yang sama ketika dia kembali ke Jepang, Ai beberapa kali harus meyakinkan kekasihnya untuk tidak perlu melakukannya itu, dia mengerti itu karena pekerjaannya.

Ai akan mengucapkan sesuatu tapi Ruby mendahuluinya.

"papa, mama akan memulai debut pertamanya, ini hebat!" Ruby meloncat dari pangkuan Naruto.

"hoho benarkah, waw selamat untukmu Ai" Naruto menatap Ai dengan senyum yang terlihat meremehkan.

Ai menarik pipinya ketika merasa bahwa Naruto meledeknya.

"apa itu project besar?"

"diam, baka!" wajah Ai semakin memerah.

Naruto menggodanya sesekali. beberapa waktu lalu, Ai selalu merengek pada Naruto tentang dia yang selalu menginginkan project besar untuk memperluas debutnya. Dia sedikit iri pada kekasihnya mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

"oh, Ai akan menjadi aktris juga..."

Ai segera membungkam mulutnya agar tidak berbicara lagi, dia sudah cukup malu.

"papa, apa kamu ikut bersama kami?"

Naruto mengalihkan perhatiannya pada Ruby.

"maafkan aku gadis kecil, tapi aku hanya bisa menunggu di rumah"

"sayang sekali kamu tidak melihat Ai memulai debutnya" Aqua turun dari punggung Naruto.

Sesuatu yang tidak mengejutkan, Aqua tidak memanggil Ai dengan sebutan mama. Aqua merasa aneh memanggilnya seperti itu.

"yah, aku hanya bisa menunggu hasilnya"

"waktunya sebentar lagi, ayo berangkat" Miyako sebenarnya tidak ingin menghancurkan momen itu tetapi pekerjaan memanggil mereka.

Ruby cemberut bahwa dia harus meninggalkan ayahnya sendirian di apartemen sendirian. Naruto menurukannya dari pangkuan dengan hati-hati.

"nah, prajurit-prajurit kecil, pastikan tidak merepotkan Ai dan Miyako , mengerti" Naruto memeluk si kembar.

"aku tau ayah" Aqua memutar matanya malas.

"jangan katakan seolah-olah kamu sudah dewasa, bocah kecil" Naruto mengacak-acak rambutnya.

'yah, aku sudah cukup tua dalam hal umur' Aqua secara mental meneriaki Naruto.

Naruto mengantar mereka hingga ke depan. Naruto memastikan si kembar duduk dengan aman di kursi penumpang.

"pastikan dirimu aman, okey sayang?" Naruto memegang rambut Ruby dengan lembut, "hey, jangan cemberut, aku akan menonton hasilnya bersamamu, aku janji" Naruto tidak menahan senyumnya ketika melihat putrinya cemberut dengan lucunya.

Oh, ini kesalahannya karena membuat putrinya kesal. Naruto sangat memanjakannya. jangan berpikir kalau Naruto pilih kasih terhadap si kembar. dia ingin memperlakukan hal yang sama dengan Aqua, tapi namanya bocah itu apatis untuk hal-hal seperti ini.

Aqua menghargai kasih sayangnya tapi sebagai pria dewasa, dia merasa kurang cocok. kadang kala dia bersikap dewasa dan kadang pula sifat kekanakannya muncul dan cemburu jika Ruby berhasil merebut perhatian kedua orang tuanya, dia hanya bisa bersabar, mungkin.

"janji?" Ruby memberikan kelingkingnya.

Naruto tersenyum, dia menautkan kelingkingnya.

"aku berjanji" Naruto mencium dengan sayang kening Ruby agar membuat putrinya tenang dan itu berhasil. Ruby memberikan ciuman sayang dipipinya.

Naruto beralih pada Aqua, "jaga adikmu dan ibumu, okay?" Naruto mengajaknya brofist.

Naruto selalu berusaha menjadikan Aqua bagaimana menjadi seorang laki-laki sejati, bukan seorang pecundang yang memaksa keinginannya pada putranya. persis seperti seseorang Naruto kenal. Gilgamesih, oh dia berharap Aqua tidak mirip dengan kakeknya.

Aqua membalasannya dan hanya menganggukan kepalanya. Naruto kembali tersenyum dan mencium keningnya juga.

Naruto beralih pada Ai, sebelum dia mengucapkan sepatah kata. Naruto tertawa membuat Ai kesal.

"jangan tertawa!" Ai memukul pelan dada Naruto.

Naruto menahan tawanya sejenak.

"itu lucu"

"mou~"

Ai memukuli Naruto dengan kesal.

"oke cukup, cukup, aku minta maaf"

Naruto menarik Ai dalam pelukannya, "aku berharap ini sesuai dengan keinginmu" Naruto berkata dengan lembut.

Ai tersenyum sombong, dia menatap Naruto dengan pandangan meremehkan. "aku akan mengalahkanmu, jangan pikir aku akan kalah. setelah ini aku akan lebih terkenal darimu"

Ai begitu percaya diri mengatakannya.

"baiklah-baiklah, aku menunggu debutmu"

Naruto menarik Ai lebih dekat, dia memutar tubuhnya sehingga dia bisa menutupi Ai dari pandangan si kembar.

"jangan biarkan aku mengalahkanmu" Naruto menjatuhkan bibirnya di atas bibir Ai.

Ai menyeringai lebar.

"kali ini aku akan mengalahkanmu, lihat saja!" Ai menabrakkan bibirnya dengan bibir Naruto. tidak membiarkan pria itu mendominasinya.

Naruto hanya tersenyum dalam hati dan memeluk Ai lebih erat.

...

"HAHAHAHAHAHHAHHAHAHA!"

Tawa keras Naruto memenuhi apartemen Ai malam ini.

"berhenti tertawa Naruto"

"papa! jangan menertawakan mama"

Ibu dan putrinya berusaha menahan tawa Naruto sementara Aqua sibuk berbicara dengan seseorang melalui telepon.

"Astaga, aku kira kamu menjadi tokoh utama. benar-benar"

Naruto merasa perutnya keram karena tertawa terlalu banyak.

Ai dan Ruby kesal, mereka berdua mengeroyok Naruto yang tertawa setelah melihat tayangan drama yang diisi Ai tadi pagi. Oh, Naruto mengingat wajah semangat kekasihnya yang ingin mengalahkannya.

"oh, ini project besar, hahahahaha"

"diam, baka!"

"papa!"

Naruto tertawa lagi, tidak peduli jika putri dan Ai mulai menaikinya yang kesal.

-o0o-

"Hey, Aqua" Naruto mengintip dari dari balik pintu.

Aqua menoleh.

"ada apa ayah"

Naruto menarik Aqua, tangannya memegang pundak putranya sementara matanya menatap serius di kedua mata Aqua.

"seperti yang aku bilang, kamu tidak perlu memaksa dirimu"

Aqua menatapnya bingung.

"menjadi aktor jika itu bukan pilihanmu, pilihlah yang engkau suka, dokter, insinyur, penulis, pelukis, atau apapun yang kau suka, katakan saja padaku, aku tidak akan melarangmu, umurmu masih kecil tapi pilihanmu masih panjang"

Aqua tidak mengerti, apa Naruto tidak ingin melihatnya menjadi aktor? tapi tidak, dia mengatakan memberikan banyak pilihan.

"aku akan memikirkannya"

Naruto memeluk Aqua erat.

"ketika kamu besar, aku akan mengatakan sebuah rahasia padamu"

Aqua terkesiap dalam pelukannya, tapi tidak akan berkomentar sekarang.

.

.

.

.

.

.

.

.


Balasan Review

IDR Raiden Shogun : thanks for the support, hehehe

Megumin07 : pulang lu, dicariin bini lu noh si kurumi

Dasgun : o0o

Yue Best Waifu : well, I picked it randomly. But from Gilgamesh's features, he is suitable to be a strict father to Naruto. I mean, he has a supportive personality in this FIC, I consider it. thanks for the review

Naruto Namikaze19 : thanks for the support

altajir95 : thanks for the support

PUTRA KANAERU : kok lu tau? orang dalem lu yah?

Quartzer : iya, gak mau ikutin semua, dirubah dikit hehe

danielkeanumadegani : ayahnya ketat sih

Crimson Riot 01 : Gracias por su apoyo

Rid Wan1 : panggil Yang Mulia