CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA
"Mama! Papa! Kemana? kenapa Mama dan Papa tidak ada di sini?!" Ruby menangis di lantai dan merengek.
Aqua menghela nafas lelah melihat kelakuan saudara kembarnya yang tantrum.
"Hari syutingku dan Ai berbeda, ayah juga tidak bisa datang" Aqua mencoba membuat adiknya mengerti.
"aku pengen pulang! papa sudah menjanjikanku coklat dan boneka!" Ruby tetap menangis keras, dia menggerakkan tangan dan kakinya dengan agresif. "aku ingin pulang!" Ruby berteriak dengan keras.
"apa dia tidak malu sudah umur begitu?" Aqua menyerah untuk membujuk saudara kembarnya.
-0-
"yah, anakku memang hebat" Naruto mengacak rambut Aqua dengan hati senang. Senyumannya tidak menghilang dari bibirnya. "yah, anak-anakku memang jenius, bakat mereka pasti dari gen ku"
Naruto tersenyum puas, dia dan keluarga kecilnya menonton film bersama, ini adalah film Ai yang dia dapatkan dari negosiasi Aqua dengan sutradara yang telah merekrut Ai sebelumnya.
Namun sepanjang film berjalan, Naruto hanya fokus pada Aqua. Ai mendapatkan bagiannya lebih banyak, tapi Naruto seperti punya fokusnya sendiri.
Ai cemberut.
"dia anakku juga, gen Aqua pasti menurun dariku" Ai tidak mau kalah.
Naruto tersenyum mengejek padanya.
"seolah-olah... Aqua itu lebih mirip denganku, aku ayahnya tentu saja dia mirip denganku" Naruto menepuk dadanya dengan penuh kemenangan.
"tidak! aku ibunya, tentu saja gennya berasal dariku, aku lebih mirip dengannya"
"hey, perhatikan bicaramu nyonya, Aqua dan Ruby anakku, mereka berasal dariku"
"apa kamu bersamanya setiap hari? aku ibunya, mereka lebih memilihku"
Keduanya saling mengklaim bahwa si kembar adalah milik masing-masing.
Sementara ayah dan ibunya berdebat tentang siapa mereka kuasai. Aqua dan Ruby menatapnya dengan lelah.
"aku bertanya-tanya bagaimana mereka bisa berakhir menjadi pasangan" Aqua berkeringat jatuh memandangi kedua orang tuanya.
Berbeda dengan Aqua, Ruby terlarut dalam kesenangan.
"ini pasti takdir, mama dan papa adalah orang hebat, dan aku yang akan menjadi orang hebat selanjutnya di keluarga ini"
Aqua tidak bisa untuk tidak menghela nafas sekali lagi, dia melupakan adiknya yang memiliki pikiran pendek tentang orang tua mereka. Sanjungannya cukup membuat tenggelam dalam pikirannya sendiri.
.
.
-o0o-
.
.
"papa... apa papa menginap lagi?" Ruby dengan wajah mengantuk, bertanya pada ayahnya. dia meringkuk dalam pelukannya.
Naruto membawanya kembali ke kamar. Ruby ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan ayahnya.
Naruto dan Ai sama-sama sibuk sekarang, mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan. Berbeda dengan Ai, Naruto bahkan tidak bisa bersama mereka sepanjang waktu.
Ruby merasa sedikit kesepian jika memikirkannya bahwa ayahnya tidak bersama mereka, bahkan dalam satu negara. Naruto memiliki pekerjaan sedikit lebih berat dan lebih banyak mengambil waktunya.
Naruto membaringkan Ruby dengan perlahan di atas tempat tidurnya.
"maafkan aku putri kecilku, besok pagi aku punya penerbangan ke Amerika, aku punya satu pekerjaan lagi" Naruto mencium kening Ruby dengan sayang.
"apa papa tidak bisa berangkat dari sini? aku tidak ingin papa pergi" Ruby memeluk lengan Naruto, tidak membiarkannya pergi. Hari ini Ruby merasa dia sedikit lebih egois, menuntut perhatian ayahnya lebih dan lebih.
Ruby tidak merasa puas dengan waktu mereka. Naruto memang sudah banyak membelikannya hadiah tapi dia hanya memerlukan ayahnya di sisinya sekarang.
Naruto merendahkan tubuhnya dan menatap Ruby dengan penuh kasih sayang.
"hei, ini hanya sebentar, setelah itu aku akan kembali" Naruto mengelus pipi putrinya dengan lembut, "aku akan membawakan hadiah lebih banyak lagi, okay sweetheart?" Naruto memberikan senyuman meyakinkan.
"tidak, aku hanya ingin papa tetap di sini" Ruby sedikit bersyukur bahwa umurnya sekarang tidak terlihat aneh jika dia mulai terlihat egois.
Naruto menghela nafas pelan, Ruby terlihat mulai keras kepala, tidak heran jika melihat siapa ayahnya. Naruto ingat bahwa Ruby sama seperti dia, keras kepala dan egois. Naruto tidak heran karena ada darahnya yang mengalir pada putrinya.
"baiklah, begini, setelah pekerjaanku selesai di Amerika, aku akan tinggal bersama kalian sepanjang waktu, gimana menurutmu sayang?" Naruto tidak bisa bersikap kasar pada putri manisnya, setidaknya membujuknya dengan manis bisa meluluhkan hatinya.
Ruby mengangkat jari kelingkingnya.
"janji?"
Naruto terkekeh. dia menyatukan jari kelingkingnya dengan Ruby.
"aku berjanji"
Ruby tersenyum, dia mengecup pipi Naruto.
"selamat malam, papa"
Naruto mengecup kening Ruby.
"Selamat malam, sayang"
Setelah memastikan Ruby telah tertidur, Naruto meninggalkannya, memberikan ruang untuk putrinya beristirahat. Dia harus pulang, jika tidak Gilgamesh akan sangat menyebalkan.
"kamu mau pulang?"
Naruto menoleh mendengar suara dari belakangnya ketika dia sedang mengenakan sepatunya. Ai menghampirinya, sepertinya dia terbangun atau mungkin sama sekali tidak tidur.
"yah, besok pagi ada penerbangan ke Amerika" ucap Naruto lalu kembali memasang sepatunya.
"lagi? kamu bahkan belum satu minggu di sini dan kamu akan ke Amerika" Ai menggelengkan kepalanya heran.
Entah apa yang terjadi, yang jelas setelah malam itu, jadwal Naruto lebih padat, dia bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk pekerjaan.
"ini pekerjaanku, aku akan berusaha untuk kembali lebih cepat" Naruto berdiri dan bersiap untuk keluar, "aku titip mereka"
"ayolah, kamu juga ayahnya, bukankah menikmati waktu bersama mereka adalah tugasmu" Ai terlihat mengerutkan keningnya.
Naruto menoleh, "ini soal pekerjaanku, aku juga ingin tapi pekerjaanku belum selesai"
Ai mendengus.
"apa ini menjadi 'ayah yang baik' yang kamu maksud? kamu bahkan tidak ada bersama mereka di hari-hari penting" Ai mencibir Naruto.
Naruto membatalkan niatnya untuk keluar, dia mengerutkan keningnya, dia mulai merasa kesal.
"aku hanya pergi untuk bekerja, tidak meninggalkan mereka. pekerjaan ku tidak di sini, aku berbeda denganmu. kamu bahkan tidak memiliki paspor" Naruto mengatakannya dengan sedikit kesal.
"kamu meremehkanku? aku memang tidak sebanding denganmu tapi berbeda denganmu, aku berada di samping mereka setiap saat" Ai mengejek, dia tersinggung dengan ucapan Naruto.
"kamu pikir aku pergi hanya bermain-main? konyol, kamu bahkan tidak tau seberapa berat pekerjaanku. dibanding dirimu aku profesional, kamu bahkan tidak memiliki nilai itu kan?" Naruto mulai terpancing, wajahnya semakin mengerut kesal.
Ai menggeram marah dan mendorong pelan dada Naruto.
"profesional? omong kosong, bahkan dirimu melupakan janjimu sendiri, 'ayah yang baik' kamu bahkan melantarkan mereka!"
"cukup! aku juga tidak ingin menginginkan hal ini, kamu pikir mendapatkan itu mudah? jangan seolah-olah kamu menghakimiku, padahal kamu juga tidak jauh bedanya!"
"oh tentu, aku berbeda denganmu, omong kosongmu bahkan meracuni anak-anakku, jika kamu memang tidak bisa melakukannya, kenapa kamu harus repot-repot membuat mereka percaya dengan janji palsumu!"
"Ai, jika aku ingin aku akan membawa mereka bersamaku jika perlu, tapi aku memikirkan mereka, tidak semua lingkungan baik dengannya. aku sudah mencoba membawanya tapi kamu menolak, jadi sebelum kamu mengatakan hal buruk padaku, lihat dirimu sendiri!"
Keduanya berdebat, suara mereka meraung-raung di tengah malam di apartemen Ai.
"percuma kamu juga membawa mereka, kalau kamu bahkan melupakan mereka di sana? yakin mereka akan baik-baik saja, sementara dirimu sendiri tidak bisa memperhatikan itu baik atau buruk untukmu!"
"DIAM! aku sudah bekerja keras untuk anak-anakku, aku tidak ingin mereka menderita, aku ingin anak-anakku menikmati hasil kerja kerasku. sedangkan kamu, pekerjaan hanya untuk dirimu saja, bukan anak-anakku!"
"Tau apa kamu tentang aku!" Ai berteriak marah, "anak yang memiliki orang tua lengkap mengerti soal penderitaanku, seolah-olah hanya kamu yang bekerja keras. aku bahkan memulai dari bawah, tapi kamu justru mengandalkan orang tuamu, kheh apa kamu sebegitu tidak mampu beruang sendiri?!"
Ai melampiaskan semuanya. Naruto semakin tersinggung dengan ucapannya. dia hendak membalas Ai.
"apa begitu 'kasih sayang' yang kalian maksud" Miyako menegur keduanya. mereka menatap keduanya bergantian. "ini bahkan sudah larut dan kalian meneriaki satu sama lain, apa kalian tidak memikirkan Aqua dan Ruby jika melihat kedua orang tuanya bertengkar?"
Ai dan Naruto membuang wajahnya satu sama lain.
Miyako menghela nafas, dia mendengar teriakan yang menganggu tidurnya. Miyako mengerti bahwa tidak selamanya pernikahan atau hubungan berjalan mulus terus menerus. terlebih keduanya masih berada di usia cukup muda untuk menjadi orang tua.
"kalian seharusnya lebih memahami satu sama lain, kalian adalah orang tua sekarang. aku tidak menghakimi kalian berdua, tapi menurut kalian yang mana saja terbaik buat mereka, aku yakin si kembar akan mengerti" Miyako berperan sebagai penengah, sebagai orang dewasa kadang perannya diperlukan.
"Ai, bukankah kamu yang paling mengerti Naruto dengan pekerjaannya dan Naruto-san, bukankah kamu yang paling mendukung karir Ai. kalian sama-sama membutuhkan, jangan mudah saling menjatuhkan, aku mengerti perdebatan dan pertengkaran kadang terjadi, tapi jangan biarkan kalian bisa memenangkan atas satu sama lain. berdamai lebih baik"
Ai dan Naruto merenung, mereka mulai melirik satu sama lain sebelum menatap Miyako. Naruto menghela pelan, tangannya mengusap lehernya. Ai menjadi sedikit lebih tenang. keduanya menjadi damai dengan dirinya sendiri.
Miyako tersenyum lembut.
"yah, sisanya ku serahkan pada kalian berdua"
Miyako memberikan ruang untuk mereka berdua untuk berbaikan, dia kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya.
Naruto berdehem gugup, dia melirik Ai yang juga meliriknya.
"ehm, Ai... err, maafkan aku, aku kelewatan"
Ai menoleh dengan malu-malu, "yah, aku juga minta maaf padamu, seharusnya aku tidak begitu"
Naruto menyeringai kecil, dia memeluk Ai.
"maafkan aku"
Ai membalas pelukannya.
"aku juga minta maaf"
Keduanya tersenyum.
Mereka tidak sadar, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka daru balik pintu dan itu adalah Aqua.
Aqua menghela nafas lega melihat kedua orang tuanya kembali berbaikan, dia melirik saudara kembarnya yang tidak terbangun. Aqua juga lega karena Ruby tidak melihat kedua orang tuanya bertengkar, kalau tidak semuanya berakhir kacau.
Ruby akan menangis sepanjang malam, Aqua tidak membual. Ruby sangat menyayangi orang tua mereka, sensitif jika terjadi sesuatu dengan mereka.
Aqua meninggalkan kedua orang tuanya untuk sementara. dia juga sudah mengantuk.
-o-
Aqua kembali terbangun kembali tengah malam, dia kembali mendengar suara gaduh. Aqua mengusap matanya.
"apa mereka bertengkar lagi?" Aqua buru-buru bangun, dia melirik saudara kembarnya dan Ruby sama sekali tidak terbangun.
Aqua dengan pelan membuka pintu dan tidak menemukan mereka. Aqua mencari sumber suara gaduh itu dan itu berasal dari kamar orang tuanya. dia mendekatinya dengan was-was.
"Ai, ayah, apa kalian..."
Aqua hendak bersuara lagi tapi kemudian wajahnya memerah.
yah, mereka memang bertengkar.
tapi 'pertengkaran' mereka kali ini berbeda.
Aqua merasa pipinya memanas, dia dengan cepat memutar tubuhnya dan kembali ke kamarnya.
Saat ini orang tuanya tidak bisa 'diganggu'
Oh Aqua menebak, apa mereka akan kedatangan anggota baru. memikirkannya membuat Aqua malu sendiri.
"hmm, onii-chan ada apa?" Ruby terbangun, dia mengusap matanya dengan lucu. "wajahmu memerah onii-chan, kamu baik-baik saja?"
Aqua melompati Ruby dan memaksanya kembali tidur.
"tidak, kita harus tidur sekarang!"
Aqua berharap Ruby tidak mendengar 'pertengkaran' orang tuanya.
"suara ribut apa itu?"
"Ruby, tidur sekarang!"
.
.
.
.
.
=dan berlanjut=
Balasan Review
IDR Raiden Shogun : Thanks for taking the time to read it, I also can't wait to continue the story.
Guest : heheh, thank you, jangan bosen-bosen
Megumin07: Bantuin gua ngab
PUTRA KANAERU : afa iya? orang waras dan normal kayak gua, gak mungkin lah berkelakuan sengklek, fitnah nih.
Dasgun : O:
Yue Best Waifu : well, I also liked the part of Naruto and Ruby. They are so adorable to be father and son. Ruby's hyperactive behavior reminded me of little Naruto. this story was made when seeing Ruby so cute, I liked her a little more than Ai, hahaha. Thanks for reading this chapter again. oh well, Oshi no Ko will air again tomorrow after a week off
It's Cristiano Ronaldo : ya ya ya
Guest :yeah, di usahakan nggak
Dai Tenshi Raphael : saya juga tidak ingin membunuhnya. hiks
Crimson Riot 01 : gracias, Oshi no Ko tiene excelentes imágenes de anime, la apertura es de hecho Yoasobi, eso es genial. Por cierto, no amortigues, me hace un poco raro, estoy seguro de que hay un gran autor mío. Oh sí, gracias por leer este capítulo también. Akane es genial, pero todavía me gusta Ruby, jejeje.
MFaizB : maaf, gak keliatan. ibunya tuh masih rahasia, mungkin chapter depan muncul, sabar ae. oke?
Naruto Namikaze19 : well I really expected it too. they are adorable
