SetsunaZ1 2.0 Present

Disclaimer :

Naruto ©Masashi Kishimoto

HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi

-_-_-

Chapter 25 : I'm Home

Aku sekarang sedang berada dalam perjalanan pulang. Sudah lama rasanya aku tidak melihat penduduk yang ada di wilayah ku maupun pengikut ku. Aku tidak tahu apa yang terjadi selama aku pergi karena aku sendiri baru mengirim surat setelah berbulan lamanya pergi dan itupun surat untuk meminta bantuan kepada teman-teman ku. Yah, setidaknya aku ingin pasukan milik Katina Onee-sama membantu ku namun setelah ku pikir lagi, Aku bersyukur jika dia tidak mengirim pasukannya.

Aku saat ini sedang berada di wilayah yang menurut ku paling subur namun juga paling berbahaya. Wilayah yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas, udara yang sangat bersih, suplay air bersih untuk pertanian dan juga prajurit terlatih yang sudah mengamankan daerah ini selama puluhan tahun.

Wilayah dari seseorang yang dapat ku panggil paman karena miliki hubungan darah dengan mendiang ibu ku di kehidupan ini. Untuk memasuki teritori yang ku pimpin berseta dengan semua pengikut ku, wilayah inilah salah satu cara untuk memasuki wilayah ku. Dan karenanya aku harus masuk melewati gerbang pemeriksaan namun yang membuat ku tidak bisa untuk berhenti berfikir adalah antrian dari pejalan kaki dan juga karavan dagang yang sangat panjang membuat ku berfikir, jika wilayah ini terus berkembang karena adanya pemeriksaan yang sangat ketat dan itu artinya investasi yang ku lakukan di bidang pendidikan tidak sia-sia. Akhirnya! Sebentar lagi aku bisa memetik hasil investasi yang ku tanam.

"Hei Nak, apa kau datang kemari untuk menjadi penduduk wilayah ini?" Aku mengalihkan pandangan ku yang menatap gerbang utama ke arah seorang pria tua yang sedang tersenyum kepadaku. Aku pun membalas senyuman itu dan berkata, "Ya begitulah, memang rumor nya sudah menyebar luas ya?" tukas ku yang sok tahu.

Pria tua itu sedikit menghela nafasnya dan karenanya aku bingung harus apa. Namun jawaban pria tua itu membuat ku harus terdiam, "Ya tumor itu sudah menyebar dengan sangat cepat. Karena wilayah ini sedang berkembang maka para bangsawan melakukan perekrutan besar-besaran untuk mencari pekerja. Ku dengar upah minimum yang diberikan sebesar 3 keping emas untuk satu bulan bekerja, yah walau itu termasuk pemasukan kotor karena belum di potong konsumsi sehari-hari tapi setidaknya itu adalah upah yang terbilang besar untuk sebuah wilayah yang sedang berkembang."

"Ku dengar juga jika semua bangsawan di wilayah ini adalah pendukung dari yang mulia pangeran Namikaze Naruto, The Useless. Namun ku dengar juga jika pangeran sekarang sudah berubah dan bisa kau lihat dari banyaknya orang yang mencoba untuk pindah ke wilayah dari kerajaan Airia ini."

Mendengar itu semua tentu saja aku senang, apalagi pria itu tidak tahu jika penguasa wilayah ini, yaitu aku, ada di depannya. Setidaknya semua kerja keras yang aku dan loyalis ku lakukan tidak terkesan percuma namun setelah melihat banyaknya orang yang datang ke wilayah ini aku sadar yang aku perlukan. Dan aku yang tahu itu sedikit iseng bertanya kepada pria tua tersebut, "Paman, aku tahu ini konyol namun bukankah dengan banyaknya gerombolan orang-orang yang mengantri masuk ke wilayah pangeran membuat monster tertarik untuk menyerang kalian?"

Pria tua itu tertarik dengan pertanyaan ku dan dengan sigap mengalungkan lengannya ke leher belakang ku dan berbisik dengan suara kecil, "Dengar nak, ini hanya di antara kita. Aku mendengar rumor jika ada beberapa monster dengan kecerdasan membuat perjanjian dengan wilayah ini. Monster-monster itu juga bisa berbicara menggunakan bahasa manusia! Seakan-akan ada yang mengajarkan mereka semua."

Ahh... Humanoid Tribe yang ku selamatkan sesaat sebelum bertemu dengan Ishar. Jadi mereka menuruti perkataan ku dan membentuk hubungan dengan wilayah ini? Hoo.. Menarik!.

"Lalu bagaimana dengan monster tanpa kecerdasan?" tanya ku dan pria tua itu menunjuk beberapa tenda yang dibuat oleh pasukan yang beberapa bulan lalu di latih paman Arashi dan paman Fugaku. "Mereka adalah pasukan keamanan khusus, Cabang dari Knight yang di perkenalkan di wilayah ini. Aku tidak tahu nama kesatuan mereka namun setidaknya mereka mengerjakan tugasnya dengan baik."

"wow.. wow.. sebentar, kau ini sebenarnya siapa, paman? Banyak rumor yang kau tahu dan kau tahu? Jika rumor itu salah maka kau akan terkena hukuman karena menyebarkan rumor tersebut, kan? Rumor hanyalah spekulasi tanpa bukti yang jelas, kau tahu itu kan?" dan dengan sedikit pancingan, aku akhirnya tahu siapa pria itu.

"Aku sebenarnya adalah seorang pedagang kecil yang mencoba untuk terus menerus mendapatkan keuntungan namun mempertimbangkan keuntungan untuk kedua belah pihak. Yah, kau tahu? sebagai contoh, aku menjual pedang dengan harga yang bagus dengan mempertimbangkan material, upah pengrajin dan keuntungan sebesar 30% daripada modal, aku sampai di titik ini. Dan setelah aku mendengar kalau wilayah ini menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk pengembangan wilayah maka aku tertarik menjadikan wilayah ini sebagai pijakan dari perjalanan ku. Ah.. ngomong-ngomong namaku Gard Mjollmile, panggil saja aku sesuka mu, entah itu paman ataupun pak tua. Dan siapa nama mu, anak muda?"

Mendengar itu semua aku akhirnya sadar jika pak tua ini dapat melihat peluang yang ada di depan matanya bahkan tidak segan untuk mengatakan jika ia ingin menjadikan wilayah ini sebagai pijakan utamanya.

"John, John Doe." Setelah memberi tahu nama yang beberapa bulan belakangan aku gunakan, Mjollmile terkejut. "Kau! Kau The Wandering Knight itu? Trollgazer Slayer? Wow! Tidak ku sangka aku bertemu dengan seseorang yang beberapa bulan belakangan ini menjadi seorang A-Class Adventurer."

Aku hanya tersenyum hambar saat mendapat perlakuan seperti ini. Dan tidak ku sangka, nama John Doe, menyebar lebih cepat dibandingkan nama 'Wolf'. Dan setelahnya, kami terus bertukar cerita satu sama lain hingga tidak terasa jika kami sudah sampai di depan gerbang utama dengan beberapa pasukan yang berjaga di gerbang tersebut.

"Selamat datang, bisa kau tunjukan kartu identitas mu?" ucap penjaga gerbang itu dan aku yang sedang mengenakan jubah dengan tudung yang menutupi hampir setengah wajah ku memberikan sebuah kartu kepada penjaga gerbang itu. Kartu yang ku dapat setelah di angkat menjadi seorang A-Class Adventurer, Placard.

"Tuan John Doe, benar?" mendengar pertanyaan itu aku hanya menganggukkan kepala ku saja dan penjaga itu tidak percaya hanya dengan Placard itu saja, "Bisa kau menunjukkan wajah mu?" Aku menghela nafas dan membuka tudung yang ku kenakan hingga membuatnya terkejut.

"Tu-tu-tua-" dengan cepat aku menutup mulut penjaga itu dan memasang kembali tudung untuk menutupi warna rambut yang mencolok di tengah keramaian ini dan berbisik kepadanya, "Aku hanya ingin pulang tanpa adanya orang-orang yang menjamu ku. Jadi bisakah kau diam dan membiarkan ku lewat?"

Penjaga gerbang itu menganggukkan kepala dan membiarkan ku lewat. Akhirnya aku bisa masuk ke wilayah ku sendiri dalam diam tapi setidaknya aku tahu jika pengamanan wilayah ini sudah lumayan berkembang dibanding beberapa bulan lalu setelah aku sadar ataupun setelah aku pergi darisini. Mengucapkan selamat tinggal kepada Mjollmile yang sedang di periksa oleh penjaga, Aku pun melanjutkan perjalanan ku untuk pulang.

Membutuhkan sekitar 2 hari dengan berjalan kaki dari wilayah Uzumaki menuju wilayah Namikaze, 1 hari menggunakan kuda dan setengah hari jika berlari menggunakan mana. Yah, karena aku tidak ingin buru-buru aku memilih untuk berjalan kaki dengan santai dan melihat perkembangan wilayah-wilayah yang ada. Karena setelah melewati wilayah Uzumaki, ada wilayah Yamanaka dan setelahnya ada wilayah ku jadi aku ingin menikmati semuanya secara langsung.

Ah.. Inilah yang aku inginkan. Berjalan dengan santai dengan padi yang menguning di sisi kanan-kiri ku dan beberapa pohon yang rindang untuk berteduh di tengah hari saat matahari berada di puncaknya. Aku juga melihat segarnya aliran air irigasi yang sudah ku tinggalkan dalam catatan dan tak ku sangka jika Arthuria memerintahkan pembuatannya. Aku sesekali duduk di bawah pohon itu untuk beristirahat dan sesekali memanjatnya untuk mengambil buah yang tumbuh di pohon tersebut, layaknya anak-anak yang tidak sabar menunggu buah itu matang.

Saat aku sampai di kota maupun desa yang ada, aku dapat melihat roda ekonomi sudah berjalan sebagaimana mestinya. Orang-orang yang berlalu lalang membeli atau menjual sesuatu di kios-kios pedagang, anak-anak yang berlarian dengan senang dan jangan lupakan Demi-human yang berbaur dengan manusia di kota-kota itu. Aku juga melihat Goblin ataupun Orc yang menjual berbagai macam barang yang mereka bawa di kios-kios manusia walaupun beberapa orang masih terlihat tidak suka dan terkesan menjauhi mereka namun masih ada orang yang mau melakukan transaksi dengan mereka dan sepertinya tidak ada permata atau apapun itu yang mereka jual di toko biasa. Yahh.. setidaknya apa yang aku inginkan sudah mulai tercapai, tidak ada yang namanya kesengsaraan ataupun kesedihan yang ada hanyalah senyuman dan jika untuk menjaga senyuman itu tetap ada aku harus menjadi penjahat, aku siap!

Dan tanpa ku sadari perjalanan yang seharusnya hanya 2 hari memakan waktu sekitar 6 hari 6 malam untuk sampai ke kediaman ku. Mansion itu tampak sepi karena sudah tengah malam aku sampai di wilayah Namikaze, dan dari suatu ruangan aku melihat jika lampu ruangan itu masih menyala. Aku berjalan kearah jendela ruangan itu dan seperti dugaan ku kalau ruangan itu adalah ruang kerja ku dan dapat ku lihat jika Arthuria tidur di kursi kerja ku dengan tangan sebagai bantal yang ia letakkan di atas meja untuk tidurnya.

'Bukankah sudah ku bilang jangan memaksakan dirimu?' pikir ku dan tanpa ku sangka dari kegelapan sepasang mata menatapku selayaknya seekor serigala yang siap untuk menerkam ku. Saat aku membuka kaca jendela dengan sangat senyap tanpa adanya suara, sosok yang menatap ku itu berlari kearahku dengan menerjang ku. Aku yang kaget ingin membanting sosok itu dengan kemampuan ku sebelum sosok itu berbicara dengan suara senang yang keluar dari mulutnya.

"Naruto Nii-sama!!"

Ah, aku tertangkap saat melakukan penyusupan? Sialan! Tidak pernah sekalipun aku tertangkap saat melakukan penyusupan di kehidupan ku sebelumnya. Dan sayangnya, kejadian ini menjadikan cacatan tugas ku yang sangat bersih tanpa adanya kegagalan memiliki noda hitam diatasnya.

"Gray! Diam!" Aku dengan panik mencoba untuk menenangkan kegembiraan gadis kecil ini. Sungguh memalukan rasanya mengendap seperti pencuri untuk memasuki rumah sendiri namun apa boleh buat, aku harus datang diam-diam untuk memberi kejutan mereka semua.

"Hm?" Gray, hanya memiringkan kepalanya dan memandangku dengan wajah penasarannya! Ah, sial, aku tidak tahan dengan hal-hal imut seperti anak-anak! Hufft... Tahan! Aku adalah seorang pria yang sudah matang dan aku bukan pedofil.

"Gray, kenapa kau tahu kalau kakak ada disini? Dan kenapa Gray tidak tidur?" tanya ku dan Gray dengan antusias menjawab, "Gray sudah tidur kok! tapi tiba-tiba Gray mencium bau kakak dan saat Gray lihat kakak sudah pulang!" Aku hanya bisa diam mendengar penuturannya. Yah, aku tahu jika penciuman para Luppo atau Demi-human ras serigala, memiliki penciuman yang sangat hebat tapi aku tidak tahu jika mereka bisa mengingat bau dari seseorang.

"Baiklah Gray, Kakak ada sebuah permainan dan Gray, akan kakak ajak main." ucap ku dan Gray hanya diam dengan senyum di wajahnya dan ekornya bergerak kesana-kemari mengikuti hatinya yang sedang bahagia. "Nama permainannya adalah temukan! Aku menaruh suatu makanan enak di suatu tempat dan Gray harus menemukan itu." Dengan ucapan ku yang sedikit membohonginya Gray melihatku dan bergumam, "Makanan?"

"Iya makanan! Itu seperti Ice cream yang aku buat beberapa bulan lalu." setelah mendengar itu, Gray langsung berlari entah kemana. Aku tidak tahu namun mengingat kalau sekolah gratis untuk siapapun sudah dibuka di wilayah ku sepertinya Gray belum sekolah disana dan hanya bermain-main saja. Yah, di umurnya yang sekarang aku tidak bisa terlalu banyak menuntut. Aku hanya ingin dia menikmati waktunya untuk bermain sebagaimana ajak kecil pada umumnya.

Aku yang melihat Gray berlari hanya bisa menghela nafas ku dengan berat. Aku pun melanjutkan penyusupan ku dan membuka jendela ruang kerja ku dan tak banyak memakan waktu, aku berhasil melewatinya. Ruangan yang tampak berantakan dengan banyaknya lembar kerja yang menggunung dan seorang gadis yang tertidur di meja ku. Sedikit tersenyum saat melihat wajah cantiknya, Aku membopong gadis itu dengan hati-hati agar tidak membangunkannya dan untungnya hari sudah menjelang tengah malam karenanya tidak ada butler ataupun maid yang masih bekerja, dan beberapa penjaga hanya berjaga di sekitaran halaman mansion ini.

Aku menidurkan Arthuria di kamarnya tepat di atas kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya agar tidak terkena dinginnya angin malam. Aku tersenyum lagi dan mendekatian wajahku hanya untuk memberikan kecupan di kening gadis itu dan pergi melenggang seraya berkata, "Selamat malam, cinta ku."

-_-_-

-_-_-

Pagi hari di mansion Duke Namikaze berjalan seperti biasanya namun itu berubah saat seorang gadis bangun dari tidurnya. Kedua matanya yang sayu menatap sekeliling kamarnya dengan malas. Ia tidak sadar jika dirinya saat ini sedang berada di kamarnya dan memilih untuk melanjutkan tidurnya hanya untuk kembali sadar!

"Bukannya semalam aku tidur di ruang kerja?" tanya Arthuria pada dirinya sendiri. Dengan sigap ia bangkit dan berjalan menuju pintu keluar kamarnya hanya untuk terkejut dengan tatapan orang-orang yang kaget sama sepertinya.

"Apakah ada yang memindahkan ku dari ruang kerja Lord?" tanya gadis itu dan tidak ada seorangpun yang mengajukan dirinya karena memang tidak ada yang memindahkannya. "Maafkan aku, Lady Arthuria. Tidak ada yang berani memindahkan anda dari ruang kerja tuan dan lagi, kami saja kaget karena anda tidur di kamar anda."

Arthuria tangga mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya dan bersandar pada dinding. Ia bingung sekarang dan memijit keningnya hingga ia sadar akan sesuatu, 'Aroma ini...' pikirannya tidak selaras dengan hatinya hingga ia berlari menuju ruang kerja Naruto. Ia tidak ingin mempercayainya namun apa yang ia rasakan dari aroma itu adalah aroma dari orang yang selalu ia tunggu kepulangannya.

Namun saat di depan pintu ruangan itu, hatinya tidak siap dengan segala konsekuensi yang menanti dirinya. Konsekuensi atas kekecewaan dalam ekspektasi namun dilain sisi ia ingin tahu apa yang ada di balik pintu ruangan tersebut.

Dan dengan satu tarikan nafas untuk menetapkan hatinya, Arthuria mendorong gagang pintu itu hingga pintu itu terbuka hanya menampilkan seorang pemuda dengan pakaian kebesaran seperti bangsawan pada umumnya sedang duduk di kursi kerjanya dengan secangkir teh di tangannya. Pemuda itu tersenyum lalu menyesap teh yang ada dicangkirnya dan berkata, "Aku pulang."

Sedangkan Arthuria dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Orang yang selama beberapa bulan pergi dari sisinya, orang yang selama berbulan-bulan membuat dirinya mati karena rasa rindu ya yang memenuhi hatinya dan orang yang sangat ia cintai. Dengan air mata yang membasahi pelupuk matanya, dengan banyaknya pelayan di mansion itu yang melihat kepulangan Naruto, Arthuria tersenyum kepada pemuda itu. Senyum yang sangat cerah serta penuh akan kerinduan pada seseorang. "Selamat datang, My Lord."

-_-_-

To be continue

-_-_-

Author's Note

Yo, apa kabar? Sehat? Maa~ harusnya aku update pada senin kemarin tanggal 16? Yah sekitaran itulah namun karena ada penyakit yang mana dimiliki semua orang bernama "Malas". Jadi update pada useless sedikit terlambat 1 minggu.

Jadi yah, untuk membayar kesalahan saya, Saya update 2 chapter seperti biasa. Kalau menurut ucapan orang tercinta saya sih begini, "Laki-laki itu yang di pegang omongannya, bukan kont*l nya."

Nah maka dari itu saya tetap melaksanakan janji saya dimana update 1 chapter per minggu. Hehe..

Yah, Bagaimana dengan 2 chapter sebagai pembukaan Arc ini? Adakah masukan dari para reader sekalian? Ayolah tolong bantu penulis rendahan ini yah puh.. sepuh..

Maaa.. Ku rasa tidak perlu banyak bacod lagi. Dan sekiranya hanya itu saja. So~ stay tune~

Salam, FI. BIJISETSUNA

BENGKULU, 27-09-2023

JANGAN LUPA REVIEW TOD!

Note : Thanks untuk masukan kalian semua, akhirnya saya bisa upload lagi setelah menggunakan browser engine selain chrome.