Chapter 1


Nampak dari kejauhan, ada sebuah pemukiman kecil dekat dengan perbatasan, pemukiman tersebut masih termasuk kedalam wilayah Amegakure.

Banyak rumah di pemukiman kecil itu nampak mengalami kerusakan yang sangat parah, entah apa yang sebenarnya terjadi.

Seorang pemuda berambut hitam runcing dengan pakaian serba gelap nampak cukup terkejut bercampur emosi begitu menyaksikan kondisi dari pemukiman kecil tersebut. "Lagi dan lagi... ini sudah keterlaluan !"

Pemuda tersebut memiliki rambut pendek hitam runcing, kulitnya putih pucat, mata hitam, memakai kaos abu-abu lengan panjang, celana panjang hitam, sandal Shinobi hitam, dan membawa sebuah kantung ninja di pinggang bagian belakang.

"..." Pemuda berambut hitam runcing itu menatap prihatin atas apa yang menimpa pemukiman kecil tersebut.

Ia kemudian berjalan mengelilingi area pemukiman kecil itu yang rusak berat.

Tidak lama setelah itu, datang beberapa orang memegang senjata dengan raut wajah dipenuhi amarah.

Mengetahui ada sekelompok orang datang mendekatinya, pemuda berambut pendek hitam runcing itu kemudian mengalihkan perhatiannya kepada sekelompok orang bersenjata yang baru datang tersebut. "?"

"Kau ini siapa ?!" Tanya salah satu dari sekolompok orang bersenjata itu.

"Almarhum ibu memanggilku Naruto." Jawab pemuda berambut pendek hitam runcing tersebut.

Gerimis turun membasahi pemukiman kecil itu, yang kini terlihat dalam kerusakan dan sangat memperihatinkan.

"Orang asing, dari mana asalmu ?" Tanya salah seorang anggota kelompok bersenjata itu lagi kepada pemuda berambut hitam runcing yang tadi memperkenalkan diri dengan nama Naruto.

"Dalam perjalanan, aku mendapati beberapa kasus seperti ini. Aku dari desa Ishi." Jawab Naruto dengan ekspresi cukup tenang. "Kalau boleh tahu, sebenarnya... apa yang terjadi dengan tempat ini ?"

Sekelompok orang bersenjata itu kemudian nampak berbisik-bisik diantara mereka. Salah satu dari mereka kemudian menjawab. "Para bajingan dari Iwa dan Konoha itu membuat desa kami jadi seperti ini ! Mereka yang bertikai, kami yang jadi korban !" Jawabannya dengan nada tinggi.

Naruto melihat bahwa orang-orang itu memegang senjata. "Lalu... kalian akan melakukan apa dengan semua ini ?"

"Tentu saja membalas perbuatan mereka !" Jawab salah satu dari sekelompok orang bersenjata tersebut.

"Ya !"

"Ya !"

"Kita balas mereka !"

Anggota yang lain dari sekumpulan orang bersenjata itu mendukung dengan penuh ketegasan.

Naruto mengedarkan pandangannya ke segala arah. "Dimana anggota kalian yang lain ?"

"Sebagian dari kami tewas karena ulah mereka ! Anak-anak, wanita, dan orang tua sudah kami evakuasi. Yang tersisa sekarang hanya kami." Jawab salah satu dari anggota sekumpulan orang bersenjata itu dengan menahan amarah.

"Bukankah akan lebih baik untuk kalian jika meminta bantuan ke pusat desa ?" Naruto menyarankan disertai ekspresi penasaran.

"Selama ini kami berjuang sendiri. Tanggapan Shinobi pusat desa tidak seperti yang diharapkan. Mereka seakan menelantarkan kami !" Kata salah satu orang bersenjata.

"Pihak yang akan kalian lawan adalah level negara, negara besar. Sementara hanya ini kekuatan kalian ?" Naruto menggelengkan kepalanya. "Ini seperti lelucon."

"Apa maksudmu, hah ?! Kau meremehkan kami ?!" Salah satu dari anggota kelompok bersenjata itu nampak tersinggung dengan pernyataan Naruto barusan.

Naruto merespon dengan wajah lelah. "Kita berbicara tentang kenyataan."

"Kami sudah kenyang dengan kenyataan ! Jangan bertele-tele ! Sebenarnya, apa maumu orang asing ?! Jika tidak bisa membantu kami sebaiknya kau segera pergi ! Jangan menghalangi kami !" Pemimpin dari sekelompok orang bersenjata itu terlihat semakin marah.

"Tentu saja... aku akan membantu sebisaku." Naruto merenggangkan otot-otot ditubuhnya yang dirasa cukup kaku. "Dimulai dari hal-hal yang sederhana." Naruto membuat beberapa segel tangan, kemudian ia memukul tanah dengan telapak tangan kanannya. "Mokuton: Renchūka no Jutsu."

Tanah ditempat itu bergetar hebat, seperti gempa bumi.

"?!"

"A-Apa yang terjadi ?!"

"?"

Muncul ratusan akar pohon berukuran besar yang menghancurkan permukaan tanah, akar-akar pohon tersebut kemudian berubah menjadi pilar-pilar kayu berukuran besar, pilar-pilar kayu besar tersebut bergerak hidup, menyatu satu sama lain yang pada gilirannya saling menguatkan.

Tidak butuh waktu terlalu lama, pilar-pilar kayu yang tadi itu kini sudah berubah menjadi puluhan rumah kayu berlantai dua berukuran besar.

"..."

"?"

"..."

Sekumpulan orang bersenjata hanya bisa takjub menyaksikan kejadian langka tersebut.

Naruto membersihkan sisa-sisa tanah yang berada di telapak tangan kanannya.

'Orang ini ... sebenarnya siapa dia ?' Batin salah satu anggota sekelompok orang bersenjata sambil menatap diam kearah Naruto dibawah rintik-rintik hujan.

Semakin lama hujan turun semakin deras, Naruto dan sekelompok orang bersenjata itupun kemudian masuk kedalam rumah-rumah kayu berlantai dua tersebut.

Langit diliputi awan badai, hujan turun sangat deras tidak tertahankan.

.

.

.

.

Tobe continue...

.

.

.

.

.

.

.