BoBoiBoy © Monsta

Keping Kisah Asmaradana © Roux Marlet

The author gained no material profit from this work of fiction.

Alternate Universe, Historical, Family, Angst

#Octoberabble Day 4: Gone

Bab 4: Pewaris

.

.

.

.

.

Surakarta, 1915.

.

Hang Kasa mendorong pintu yang terasa berat dan terbatuk sedikit, mengingat debu mulai bertumpuk dalam ruangan yang penuh serat kertas dan tak terjamah itu beberapa minggu terakhir.

Itu adalah kamar putra sulungnya, Gempa. Penuh buku dari lantai hingga langit-langit, cerminan seorang ahli waris istana yang gemar membaca dan belajar. Sang ahli waris gemilang yang kini sudah tiada.

Adipati Mangkunegara itu meraih salah satu jilid terdekat, menebah debu dari sampulnya, lalu meneliti isinya. Tulisan tangan kecil-kecil dan rapi adalah yang dia temukan. Ini adalah salah satu buku teks industri yang diterjemahkan Gempa dari bahasa Belanda ke Melayu. Dari tanggal yang tertera, Hang Kasa ingat bahwa Gempa mulai menyadur yang satu ini sebulan setelah kematian adiknya, Beliung, karena wabah cacar. Dibandingkan Gempa yang lebih menyukai sastra dan bahasa, Beliunglah yang biasanya membaca buku-buku tentang teknologi macam ini. Bahkan Gempa yang menderita sakit sejak lama dan turut berduka atas kepergian Beliung, tetap berusaha keluar dari kenyamanannya sendiri demi melestarikan apa yang tak bisa lagi dikerjakan oleh putra kedua Hang Kasa itu.

Hang Kasa memang hanya berputra dua orang. Dan kini, keduanya telah berada di hadirat Sang Pencipta.

.

.

.

.

.

Catatan Penulis:

Puk-puk Mbah Kasa :")

Terima kasih sudah membaca lagi!

[14 Oktober 2023]