Karena kau lemah, Utahime!

Karena itu..

karena itu izinkan aku untuk melindungimu


Weak

Gojo Satoru x Utahime

Jujutsu Kaisen by Akutami Gege

warning : Ooc, typos, dan semua ketidaknyamanan dan ketidakjelasan yang kamu temukan di dalam fic ini.


"Hey, Utahime"

"Kak Utahime, maksudmu?"

Pria surai putih bersih itu meringis. Wanita yang merupakan kakak kelasnya lanjut menyeruput teh hijau pahit kesukaannya.

Senja itu terasa tenang dan aman. Hanya tersisa Gojo dan Utahime yang bersantai di sebuah balkon di SMA Jujutsu yang ada di kota Tokyo. Entah apa yang terbesit di pikiran pria setinggi hampir 2 meter itu, yang membuatnya memutuskan untuk merecoki Utahime yang sedang menikmati jam istirahatnya.

Hari itu beberapa waktu sebelum insiden Shibuya terjadi- saat Gojo Satoru disegel di alam penjara oleh mantan sahabatnya sendiri. Utahime sendiri merasa terganggu, tapi dia sudah terbiasa dengan gangguan adik kelasnya itu.

"Aku ingin kau membantuku,"

Membantu?


Utahime menghentikan kegiatannya setelah mendengar kalimat itu. Ia melotot ke arah pria yang duduk santai di sampingnya, sambil menggunakan lengan jenjangnya sebagai bantalan di kepalanya. Wanita itu tak dapat melihat ekspresi wajahnya, tapi ia dapat melihat sudut senyuman kecilnya.

"Gila, ya?"

Gojo mengeluarkan nada meledeknya, "Masa sih kau anggap aku bercanda?"

"Kau selalu mempermainkanku seperti itu, tahu gak?"

"Eeh, gitu ya?" Kata Gojo. "Kau tenang ya, mendengarnya,"

"Aku sebenarnya tidak punya tenaga untuk melawanmu,"

"Hmmm, lalu?"

"Apa?"

"Bagaimana? Menurutmu?"

Utahime Iori menghela nafas. Ia meletakkan gelas teh itu di meja sampingnya dan melihat ke langit senja.

"Kau memang senang mempermainkan aku, Gojo Satoru."


Kestabilan dunia akan kembali berantakan,

dan tamatlah riwayat manusia

karena penyihir jujutsu terkuat di dunia,

Gojo Satoru,

telah dikalahkan.

"Beraninya kau meninggalkan kami, Satoru!"

Perempuan dengan pita putih khasnya itu tak mampu berdiri lagi dengan kakinya. Air matanya turun menyentuh luka di wajahnya, menimbulkan rasa perih yang tak terhingga. Rasa perih itu tidak berarti daripada telinganya mendapatkan berita bahwa orang itu sudah mati.

"Mundur, kembalilah ke asrama, Kak Utahime! Kau butuh istirahat!"

Teriakan itu keluar dari mulut Shoko Ieiri- yang juga adik kelasnya dulu. Utahime mendengar perempuan itu berteriak, tapi ia tak dapat bergerak meski pertarungan telah berlangsung.

Gojo Satoru?

Mati?

Berani-beraninya dia mati!

Apa dia tidak memikirkan kita yang ditinggalkannya?

Meski aku sering marah-marah padanya, perpisahan itu harusnya diakhiri dengan selamat tinggal!

Bukankah kau tidak sopan, Gojo Satoru?!

Aku sangat membencimu.

Pertarungan terus berlanjut. Utahime tidak dapat menitikberatkan fokusnya terhadap makhluk transfigurasi yang ada di hadapannya. Semua makhluk keji itu terus-terusan melawan Utahime-

Karena mereka tahu ada residu energi kuat yang ada pada Utahime.

"Utahime Iori."

Wanita itu menoleh. Kakek tua Gakuganji menepuk bahunya. Ia hanya melihat mata yang berlinang air mata.

"Pulang."


"Aku ingin kau membantuku."

"Membantu? Dalam hal apa?"

"Melanjutkan keturunan dari keluarga Gojo."

... "Hah?"

"di klan Gojo hanya ada aku. Kalau aku mati, kan tidak ada yang menyelamatkanmu~"

"Gila ya?"

"Sungguh! Utahime, menikah denganku dan punya anak dariku. Itu akan sangat membantuku,"

"Membantu apanya? Apa kau begini kepada wanita lain? Mengajak mereka menikah dan buat anak?"

"Heee, Utahime cemburu ya?"

"Tidak, sama sekali tidak. Aku pikir kau hanya gila mengajakku menikah begitu,"

"Tidak, aku tidak gila."

Pria itu bangkit dari posisi santainya. Ia melepas tutup mata warna hitamnya dan melihat ke arah yang sama dengan Utahime.

"Aku memang harus melanjutkan Gojo.."

ia menghela nafas.

"Untuk melindungi orang-orang yang kusayang,"

Utahime tersentak sesaat.

"Utahime kan lemah!!" Kata Gojo sambil bercanda.

"Kalau aku mati, biar anak kita yang melindungimu!"


Menikah itu bukan perkara mudah.

Apalagi punya anak.

Kini, banyak kerabatnya telah berpulang.

murid, teman, guru...

suami dan ayah.

Shoko memberikan wujud bayi kecil yang digendong itu ke pelukan wanita yang sedang berbaring di ranjang ruang perawatan insentif.

Wanita itu tersenyum dan menitikkan air matanya pertama kali ia melihat bayinya.

Kulitnya putih bersih, rambutnya seputih salju. Tertidur dengan pulas di pelukan Ibunya. Ibunya tersenyum, mengelus pipi bayi tersebut.

Hari itu, Salju turun perlahan. Cuacanya dingin, namun terasa hangat dan nyaman. Wanita yang bernama lengkap Utahime Iori itu bersandar drngan memeluk bayinya, menciumnya perlahan sehingga ia tak membangunkannya.

Hari itu juga, tanggal 7 Desember.

"Benar-benar mirip ayahnya, ya.." kata Shoko sambil tersenyum. "Aku khawatir dia sebenarnya reinkarnasi Satoru," lanjutnya.

Utahime tersenyum kecil, "Ya, ia benar-benar Gojo.." katanya. "Kalau yang lain masih ada, mungkin kau akan sangat dimanja oleh mereka ya.."

Shoko menghela nafasnya. "Ya, benar-benar..."

"Kau sudah siapkan nama, Kak Utahime?"

"Nama..?"

"Ya, jangan Satoru ya. Sungguh nama itu membuatku kesal,"

Utahime mengelus wajah bayinya. Bayi kecil itu menggeliat dan membuka matanya- berwarna biru cerah, persis seperti Gojo Satoru. Utahime tersenyum lagi.

Hey, Gojo kecil.

Selamat datang di dunia ini.

Kau mirip sekali dengan ayahmu.

Kalau diingat-ingat, hari ini seharusnya jadi hari ulang tahun ayahmu.

Tapi... ini hari lahirmu. Sama seperti ayahmu.

Kau adalah hadiah terindah dari Gojo Satoru.

Entah mengapa aku mengiyakan permintaan ayahmu dulu- untuk meneruskan keluarga Gojo.

Faktanya, ibumu sekarang bukan Iori lagi, melainkan Gojo Utahime.

Sangat tidak bisa dibayangkan pada akhirnya aku memiliki nama keluarga Gojo dan benar-benar meneruskan cita-citanya- ayah dan ibumu dulu sangat tidak akur, lho!

Tapi ibu menyayanginya.

Sebagai adik kelas, maupun sebagai pria yang dikagumi.

Meskipun ayahmu ingin kau bisa melindungi semuanya,

fakta bahwa diapun tak bisa melindungi dirinya sendiri, sangat miris ya.

tapi tidak apa-apa, Ibu juga akan melindungimu.

Kini, Gojo tidak sendiri.

Gojo Utahime tidak lemah, dan ia sangat kuat.

kau tidak sendiri, Satoru.

Selamat Datang, Gojo Aoki.

Ibu dan ayah sangat mencintaimu.


Fin.