Extra Chapter 2
Chanyeol menatap layar ponselnya lama. Ia terus memperhatikan nama yang tertera di layar. Chanyeol dihadapi dengan pilihan yang sulit. Ini sudah hari ketiga Baekhyun tidak menghubunginya, pesan Chanyeol pun tidak ada dibalasnya. Chanyeol sendiri tidak enak kalau harus menelepon Baekhyun duluan karena takut mengganggu.
"Aaakh!" Chanyeol melempar ponselnya ke kasur sambil berteriak frustrasi. Ia langsung saja menjatuhkan tubuh ke atas kasur dan membenamkan wajahnya di bantal.
Sepertinya, Chanyeol tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan bahwa Baekhyun sedang bosan dengannya. Atau yang lebih parah, Chanyeol berpikir bahwa Baekhyun memiliki orang lain di hatinya sekarang. Kalau saja Chanyeol tidak mengajak Jongdae bicara lebih banyak hari itu, ia mungkin tidak akan semenderita ini.
Kembali mengambil ponselnya, Chanyeol memilih untuk menghubungi seseorang yang mengenal Baekhyun sebaik dirinya. Chanyeol segera memanggil nama Kyungsoo saat pemuda itu menjawab panggilannya dan langsung bertanya tanpa basa-basi.
"Baekhyun? Tidak, dia tidak menghubungiku akhir-akhir ini," jawab Kyungsoo seketika membuat Chanyeol kecewa. "Memangnya kenapa? Kau buat dia nangis ya?"
"Tidak kok," jawab Chanyeol terburu-buru. Jangan sampai Kyungsoo salah paham, berpikir bahwa dia menyakiti Baekhyun dan kemudian menemuinya untuk menguburnya hidup-hidup. "Baekhyun sedang sibuk dengan tugas kuliahnya. Dia memintaku untuk jangan mengganggu, makanya aku tidak mau meneleponnya karena takut mengganggu. Tapi, dia bahkan tidak membalas pesanku."
Kyungsoo akhirnya mengerti kenapa Chanyeol mendadak galau begini. "Kalau begitu tunggu saja sampai kesibukannya selesai. Palingan kalau sudah selesai, kau jadi orang pertama yang dia hubungi," ujar Kyungsoo memberi saran.
Chanyeol menghela napas. Ia juga berharap demikian, tapi mau bagaimana lagi, Chanyeol tidak bisa juga untuk tidak berpikir negatif. "Kau yakin dia akan begitu? Maksudku, kau yakin kalau dia tidak akan memakai kesempatan ini karena sedang jauh dari pengawasanku?"
"Kesempatan seperti apa?"
Chanyeol menggigit bibir bawahnya. "Yah, kau tau, bisa saja Baekhyun sedang bosan denganku dan kemudian dia bertemu dengan orang baru." Chanyeol bicara dengan nada yang sangat lemah.
Sekarang giliran Kyungsoo yang menghela napas. "Kau pasti sudah sangat merindukannya sampai memikirkan hal bodoh begitu. Kalau Baekhyun bosan denganmu dan menemukan orang baru, dia pasti sudah mengatakannya padamu. Dia pasti langsung meninggalkanmu dan tidak mau lagi bertemu denganmu. Aku sangat mengenal sifatnya yang berterus terang itu."
"Kau bicara seolah-olah aku memang pantas untuk ditinggalkan."
"Aku tidak bilang begitu. Tapi bagus kalau kau sadar diri."
Chanyeol ingin sekali mengeluarkan satu atau dua kata-kata kasar. Namun mengingat kalau lawan bicaranya adalah Kyungsoo, Chanyeol mengurungkan niatnya. Bisa-bisa ia dibalas dengan ratusan kata-kata bijak yang langsung menusuk hati.
"Kalau sudah tidak ada yang mau dibicarakan lagi aku tutup teleponnya. Aku orang sibuk," kata Kyungsoo bersiap mematikan panggilan mereka. "Dan ingat, jangan berpikir aneh-aneh tentang Baekhyun. Tapi kalau kau memang penasaran dan khawatir padanya, langsung saja temui dia. Baekhyun pun pasti akan maklum denfan sifatmu yang 'tidak bisa sehari saja tanpa belaian' itu."
Dan seketika Kyungsoo menutup panggilannya. Chanyeol pun langsung meletakkan kembali ponselnya dan menatap langit-langit. Ia terdiam lama hingga akhirnya bangkit dari kasurnya.
Chanyeol melihat jam yang sekarang menunjukkan pukul delapan. Ini tidak terlalu pagi untuk mengunjungi Baekhyun kan? Lagi pula sekarang sedang akhir pekan, Baekhyun pasti masih tertidur jika dia benar-benar kelelahan karena terlalu sibuk.
Lama berpikir, Chanyeol akhirnya memutuskan kalau ia akan menemui Baekhyun hari ini. Seperti kata Jongdae, meskipun sedang dalam fase bosan, lebih baik untuk tetap menunjukkan kasih sayang kita. Dan sekalipun Baekhyun sedang tidak berada dalam fase tersebut, Chanyeol pun merasa kalau hal ini memang tidak salah bila ia lakukan.
Sebelum pergi menuju tempat Baekhyun, Chanyeol terlebih dahulu memasak. Ia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan? Chanyeol hanya membuat menu sederhana, yaitu kimchi jjigae dan menambahnya dengan gimbab yang dibawakan ibunya semalam.
Setelah selesai Chanyeol segera mengemas makanan dan memasukkannya kedalam tas. Sebelum pergi, Chanyeol tidak lupa untuk mengecek dirinya di depan cermin. Walaupun ia merasa dirinya tampan apa adanya, ia tetap harus terlihat rapi di depan Baekhyun. Setelah memuji ketampanan dirinya, Chanyeol segera melunjur menuju rumah kekasihnya.
Namun, berbeda dengan kepercayaan dirinya tadi, Chanyeol sekarang berdiri dengan ragu-ragu di depan pintu apartemen Baekhyun. Ia mengangkat tangannya dan kemudian menurunkannya lagi untuk beberapa kali. Chanyeol kembali merasa tidak enak jika ia benar-benar akan mengganggu Baekhyun.
Menghembuskan napas untuk menenangkan diri, Chanyeol akhirnya memencet bel. Tidak ada jawaban, Chanyeol kembali mencoba.
"Apa dia masih belum bangun?" tanya Chanyeol pada dirinya sendiri. Ia kembali memencet bel untuk yang ketiga kalinya, dan hasilnya sama saja.
"Ah, lagian buat apa aku memencet bel dulu? Biasanya juga aku langsung masuk," monolog Chanyeol dan langsung memasukkan password apartemen Baekhyun.
Saat pintunya telah terbuka, Chanyeol langsung masuk dengan harapan bisa langsung memeluk pacar imutnya itu. Chanyeol makin yakin kalau Baekhyun belum bangun karena tempat ini terlalu sunyi. Ia pun langsung pergi menuju kamar Baekhyun setelah sebelumnya meletakkan makanan yang dibawanya di meja makan.
"Baekhyunie~"
Senyum secerah matahari pagi itu seketika menghilang saat mendapati kasur Baekhyun dalam kondisi kosong. Bahkan Chanyeol yakin kalau tidak ada orang yang datang ke kamar ini selama beberapa hari melihat kondisi ruangan yang dingin.
Chanyeol menggelengkan kepalanya menyingkirkan berbagai pikiran negatif yang kembali muncul. Ia kemudian pergi menuju kamar mandi, berharap bertemu Baekhyun di sana, tapi hasilnya nihil. Chanyeol kembali memanggil-manggil nama Baekhyun sambil berjalan kesana-kemari memeriksa setiap sudut ruangan. Namun hasilnya sama saja, tidak ada orang lain selain dirinya.
Chanyeol menghela napas. Kecerahan matahari paginya langsung berganti mendung. "Dia tidak bilang kalau akan menginap di tempat lain..."
Tidak tahan lagi, Chanyeol akhirnya menghubungi Baekhyun. Ia tidak peduli jika kekasihnya itu nanti marah karena diganggu, yang penting Chanyeol tau dimana dia berada. Percobaan pertama gagal, Chanyeol kembali mencoba menghubungi Baekhyun. Ia terus mengulang setiap kali Baekhyun tidak mendapatkan panggilannya. Barulah setelah percobaan keempat Baekhyun akhirnya menjawab panggilannya.
"Hm?"
"Yaa, Byun Baekhyun, kau ada di mana? Aku datang ke rumahmu dan tempat ini sudah seperti gudang yang ditinggalkan." Chanyeol sama sekali tidak menyapa dengan manis seperti biasanya.
"Ha? Oh, kau sekarang ada di rumahku, ya?" Baekhyun bicara dengan suara serak khas orang bangun tidur. Bahkan beberapa perkataannya tidak bisa terdengar jelas karena ia bergumam.
"Kau baru bangun?" tanya Chanyeol memastikan. Kekasihnya itu adalah morning person yang bahkan bangun terlalu pagi dari matahari, mustahil jika dia baru bangun.
"Tidak juga sih, aku kebangun gara-gara panggilanmu..." Terdengar suara menguap dari seberang telepon.
Mendengar betapa beratnya suara Baekhyun, Chanyeol yakin kalau pacarnya itu baru tidur sekitar tiga jam. Atau mungkin Baekhyun malah belum tidur sama sekali sejak kemarin dan ini adalah pertama kalinya ia bisa tertidur. Chanyeol tiba-tiba merasa bersalah.
"... Chanyeol-ah? Kau masih di sana?"
"Hm," balas Chanyeol. "Kau ada di mana?"
"Rumah temanku." Baekhyun sekali lagi menguap setelah menjawab pertanyaan Chanyeol.
"Teman-temanmu yang lain juga ada di sana? Ada berapa orang?"
"Lima... Lima ditambah denganku."
Chanyeol mengangguk, meskipun Baekhyun tidak bisa melihatnya. "Lalu, apa kau sudah makan?"
Baekhyun terdengar berdecak sebelum menjawab. "Kan aku sudah bilang kalau aku baru bangun."
Chanyeol sudah biasa mendengar Baekhyun yang kesal padanya. Tapi yang satu ini berbeda, ia merasa tersinggung. "Kalau begitu makan malam, sudah?"
"Sudah... yah, seharusnya sudah..."
Chanyeol menggeleng sambil menghela napas. Sudah pasti Baekhyun tidak ingat untuk makan.
"Kau sudah selesai kan? Aku ngantuk, mau lanjut tidur."
Chanyeol sebenarnya masih punya banyak hal yang ingin dikatakan dan ditanyakan, tapi ia mencoba untuk mengerti keadaan Baekhyun. "Hm, tidak ada lagi. Tapi—"
Pip!
Chanyeol terkejut karena Baekhyun sudah memutuskan panggilan mereka. Ia tidak menyangka kalau telepon yang diputuskan secara sepihak akan membuatnya sekecewa ini.
Mematikan ponselnya, Chanyeol menatap gimbab dan jjigae yang masih terletak di atas meja. Chanyeol menghela napas panjang dan memilih untuk duduk, kakinya menjadi lemas tanpa alasan yang jelas. Ya, Chanyeol tau alasannya. Ia hanya tidak mau mengatakannya karena ia takut jika semua pikiran negatif itu makin bertambah. Namun tetap saja, Chanyeol tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang membuat hatinya terasa perih.
.
.
TBC
.
.
