Disclaimer : Naruto dimiliki oleh Masashi Kishimoto, dan Sword Art Online dimiliki oleh Reki Kawahara. Saya hanya pembuat plot dan beberapa unsur tambahan di fanfict ini saja, Peace.

"Blablabla..." Percakapan Normal.

"Blablabla..." Percakapan dalam hati.


"Hiya!"

Seekor serigala liar terkena ayunan tombak, membuatnya kehilangan nyawa dan akhirnya mati. Pemegang Tombak itu langsung mengganti posisinya untuk mengantisipasi serangan dari belakanga. Satu per satu dari kelompok serigala itu menerjang si Pemegang Tombak, namun apa daya, Pemegang Tombak itu jauh lebih lincah dan memiliki indra yang tajam dan akhirnya para serigala itu mengikuti teman nya yang meninggal duluan. Sang pemuda itu menarik nafas dengan tersengal-sengal.

Meskipun tidak terlalu kuat, serigala itu menggunakan kekuatan kuantitas dan hal itu membuatnya kewalahan. Namun jika dibandingkan dengan apa yang dilihat kotak notifikasi di depannya, mungkin dia mentolerir hal ini. Setelah menekan "OK", dia langsung mengistirahatkan badannya sebentar. Melihat pemandangan virtual yang dihasilkan dari kemajuan teknologi Pada masa ini.

Ya, Anda tidak salah membaca. Ini hanyalah dunia virtual, lebih tepatnya sebuah game yang dibuat oleh seorang jenius yang membuat sebuah revolusi dalam dunia teknologi. Nama game nya adalah Sword Art Online, biasa disingkat SAO. Game yang di mana menjadi sebuah revolusi dari cara bermain game yang hanya bisa didapatkan oleh 10.000 orang saja. Dan beruntung, Pemegang Tombak ini adalah salah satunya. Sebagai "penggemar" teknologi dan pastinya game ini sudah pasti tidak mau kelewatan dalam merasakan sensasi bermain game secara virtual.

Game ini pun memiliki genre tersendiri yaitu Virtual Reality Multiplayer Massive-Online Role-Playing Game atau disingkat VRMMORPG. Yang di mana pemain bukannya hanya dapat melihat dunia virtual tersebut, tetapi juga merasakan sensasi virtual yang dapat dirasakan oleh indera lainnya. Hal ini bisa dicapai oleh ciptaan Kayaba Akihiko. Dia menciptakan NerveGear, sebuah alat yang berupa helm yang mengirimkan informasi digital ke otak sehingga pemain bisa merasakan sensasinya seakan-akan dunia itu nyata. Dan dialah juga yang menciptakan game SAO ini untuk melengkapi NerveGear tersebut.

Mengingat hal tersebut membuat sang Pemegang Tombak jadi kagum akan kecerdasan Kayaba Akihiko. Dia juga merupakan salah satu penggemar, walaupun banyak yang tidak tahu, dan kenalan dari Kayaba. Dia sangat senang pada hari itu ketika dia bertemu dan bercakap bersama Kayaba di salah satu konferensi teknologi yang diadakan di Jepang.

Mereka saling berbagi pandangan mengenai teknologi seperti komputer, program, kecerdasan buatan dan game. Walaupun yang lebih banyak berbicara mengenai game adalah dia karena Kayaba tidak semaniak game seperti dia saat itu, tetapi itu tidak membuatnya kecewa.

Setelah duduk bersantai dia lalu membuka main menu dan melihat hasil perburuannya. Dengan melakukan [Appraisal], dia bisa melihat keterangan item yang dia dapatkan secara detail. Melihat hasilnya belum cukup, dia bangkit lagi kembali berburu monster atau mob untuk dijual dan naik level. Dia berkelana agak jauh dari kota pertama, yakni untuk mendapatkan lahan kosong namun memiliki monster yang banyak. Ya karena dia ingin cepat naik level, dia harus melakukan ini.

Tidak lama kemudian dia melihat kumpulan serigala dan tidak jauh juga dia melihat sekelompok babi liar.

Dire Wolf , itu adalah nama dari monster serigala itu. Mereka adalah serigala yang sama dibunuh sebelumnya. Dengan penanda sebuah permata berwarna merah diatas, menandakan mereka adalah hostile monster, dia langsung mempercepat jalannya menghampiri kelompok serigala itu.

Melihat Pemegang Tombak mendekati mereka, para Dire Wolf itu bersiaga dan memasuki mode bertarung mendatangi si Pemegang Tombak. Melihat hal itu, Pemegang Tombak hanya menyeringai dan berlari, mempercepat lajunya ke kelompok Dire Wolf itu.

Sesuai ekspetasi nya serigala pertama akan melompat menyerangnya. Namun dia menghindar dan menyerang serigala kedua yang menghampirinya. Serigala kedua terlempar ke kerumunan serigala tersebut memperlambat pergerakan mereka. Lalu Pemegang Tombak berbalik arah menyerang serigala pertama dengan tusukan dan ayunan sehingga serigala itu mati.

Merasakan ada yang menghampirinya, dia langsung mengayungkan tombak membuat dua serigala terlempar dan menusuk satu serigala hingga mati. Melihat dua serigala ingin menyerangnya, dia langsung mengambil posisi untuk mengaktifkan [Sword Skills].

[Sword Skills] adalah jurus yang diberikan oleh system untuk memberikan serangan yang biasanya tidak bisa dilakukan oleh serangan biasa. Untuk mengaktifkan skill, diperlukan adanya posisi kuda-kuda atau pre-motion dan menahan hingga dirasa skill itu siap dilepas. Biasanya skill ditandai aktif apabila senjata memiliki cahaya memancar atau glow dengan berbagai warna.

Tetapi ada juga istilah post-motion yang di mana akan membuat player berhenti sejenak, membuka kesempan lawan untuk menyerang. Periode efek post-motion ini disesuaikan dengan tinggi level [Sword skills] yang digunakan. Selain itu ada istilah cooling yang di mana pengguna tidak bisa menggunakan [Sword skills] yang sama. Namun player bisa menggunakan [Sword Skills] lain yang tidak sedang dalam kondisi cooling

Melihat posisi serigala yang berjejeran kebelakang menghampirinya. Dia menggunakan skill [Pierce] yang di mana akan menusuk, menorobos lawannya. Gerakan ini akan menerobos 10 m – 30 m sesuai dengan keinginan pengguna. Setelah merasakan skill nya aktif, dia langsung melepas skill itu menusuk menerobos kedua serigala tadi tanpa memberikan kesempatan serigala itu untuk menghindar. Setelah mengalahkan dua serigala tadi, dia kembali ke posisi siaga untuk ancaman lainnya. Dan benar, masih terdapat tiga serigala lagi yang akan melawannya.

Dia hanya cengir mengejek dan memberikan posisi terbuka untuk menyerangnya. Seakan merasa terejek, kelompok serigala itu langsung menyerang Pemegang Tombak. Dia langsung menyerang dengan mengayunkan tombak ke serigala pertama, menusuk dan membunuh serigala kedua, mengayunkan tombaknya lagi dan secara bersamaan membunuh dua serigala terakhir. Setelah mengalahkan kelompok serigala itu dia mendapatkan notifikasi level up ke level 3 dan mendapatkan Cor, yakni mata uang game SAO, dan loot.

Untuk Dire Wolf sendiri menjatuhkan loot berupa Dire Wolf Pelt, dan Dire Wolf Canine. Untuk kulitnya biasa digunakan untuk membuat Light Armor yang lumayan membantu untuk level awal dan taringnya bisa digunakan untuk membuat Dagger atau One-Handed Sword. Tapi dia tidak terlalu memerlukan hal itu mengingat armor yang dipakainya cukup membantu dan setidaknya dia bisa melatih indera dan insting bertarungnya dan dia juga bisa mendapatkan pedang yang lebih bagus di tempat lain. Jadi nanti dia akan menjualnya atau kalau beruntung barter dengan pemain lain.

Selanjutnya dia pergi menghabisi kelompok babi liar bernama Frenzy Boar untuk mendapatkan Cor dan loot dan kalau beruntung menaikkan levelnya lagi


Setelah mengalahkan beberapa kelompok Frenzy Boar , Dia akhirnya menaikkan level ke level 4, mendapatkan lumayan Cor, dan loot untuk dijual. Tidak cuman itu dia juga menaikkan dua [Weapon Skill] nya yakni [Two-Handed Assault Spear] dan [One-Handed Sword] masing-masing 55 dan 30.

Maksimum [Weapon Skill] maupun Skill lainnya seperti [Support Skill], [Combat Skill] dan [Other Skill] ialah 1000 dan setiap 50 akan mendapatkan Mod yang bisa menaikkan efektifitas skill tersebut. Namun Player tidak bisa menggunakan semua skill karena terdapat pembatasan skills slot. Namun skills slot ini mampu ditambah ketika mencapai level 6, level 12, level 20, dan bertambah lagi dalam level kelipatan sepuluh berikutnya. Dan juga, melepaskan skill tersebut tanpa menggunakan item Khusus akan menghilangkan proficiency sehingga harus meningkatkan ulang skill tersebut.

Inilah alasan kenapa sang Pemegang Tombak ingin segera menaikkan levelnya. Apalagi dengan informasi belum adanya pemberian pembatasan level di dalam system SAO.

Melihat Matahari sudah tenggelam membuatnya ingin mengistirahatkan kembali dan membuka main menu untuk mendistribusikan attribute point yang didapatnya. Di game ini hanya memiliki dua attribute stats yakni STR dan AGI.

STR sebagai penentu besar damage yang dapat dihasilkan oleh player, dengan mengecualikan tambahan damage dari senjata, dan AGI sebagai penentu cepat dan kelincahan player. Belum ditemukan apakah STR juga mempengaruhi dalam mengangkat senjata atau barang. Namun sejauh ini yang pasti diperlukan adanya skill dua tangan seperti [Two-Handed Sword] dan sebagainya untuk menggunakan senjata-senjata besar nan berat.

Semua player memiliki stats awal yang sama yakni 5 STR dan 5 AGI. Dengan 9 point nya, dia membagikannya sehingga sekarang statsnya 8 STR dan 11 AGI. Dia memilih ini karena dia lebih mengandalkan kecepatan, kelincahan, dan keakuratannya dalam bertarung.

Jika kamu tidak bisa diserang dan dapat menyerang terus-menerus, perlahan-lahan musuh juga akan mati.

Setelah itu dia memasang mod untuk skill [Two-Handed Assault Spear] nya yakni [Swift I] yang di mana akan menambah kelincahan dalam bergerak dan juga bertarung pengguna sebesar 25%.

Setelah selesai mendistribusikan poinnya, dia memandang matahari dan menghela nafas. Dia merasakan agak kesepian di sini. Sahabat terbaiknya dan kedua aniki nya tidak mendapatkan NerveGear untuk ikut bermain. Aniki yang satunya lagi punya NerveGear, tetapi tidak bisa ikut karena ada urusan bisnis yang harus dia kerjakan.

Ya walaupun dia suka bermain game dan bisa memainkannya hingga lupa waktu, namun ada perasaan bahagia tersendiri ketika kita bisa bermain bersama teman maupun keluarga kita. Walaupun dia sempat bermain dengan aniki yang punya NerveGear ketika beta test kemarin, namun tetap saja kali ini agak mengecewakan. Apalagi sudah saling janji untuk bermain bersama. Meskipun begitu dia tidak putus asa.

Mungkin 2-3 hari lagi, dia bisa bergabung untuk main bareng. Ketika merasa sudah cukup bermain, dia ingin log out untuk makan dan mandi sebelum lanjut main lagi. Ketika dia membuka option menu untuk menekan tombol log out, dia tidak menemukan adanya tombol log out. Perasaan tidak enak mulai masuk ke dalam hatinya.

'Mungkin ini hanya bug saja' batinnya.

Maklum, ini adalah game pertama yang dibuat Kayaba Akihiko. Jadi paling tidak, ada satu atau beberapa bug yang terdapat di dalamnya. Namun mengingat kemarin pada saat beta test tidak ada masalah pada tombol log out, membuatnya menjadi heran dan khawatir. Bagaimana tidak, jika tombol log out nya tidak ada, maka dia tidak bisa keluar dari game ini.

Apalagi kalau sampai bibi nya tahu dia bermain game terus-menerus, maka habislah nyawanya. Dalam Hati dia berdoa supaya bug ini cepat diperbaiki karena dia sangat menghargai nyawanya dan tidak mau melewati "neraka" yang akan diberikan oleh bibinya yang, entah bagaimana, super kuat itu.

Dia menekan terus-menerus sambil mondar-mandir berharap bisa keluar dari game ini. Tiba-tiba cahaya mengelilinginya dan dia terteleportasi ke kota pertama.

Dia melihat banyak pemain lain juga terteleportasi ke kota pertama. Perlahan-lahan dia melihat sudah banyak dan, berdasarkan perkiraannya, seluruh pemain SAO dikumpulkan di tempat ini. Dia melihat raut wajah mereka yang terpasang berbagai ekspresi diwajah mereka. Ada yang bingung, panik, marah, dan ada juga mencoba untuk terlihat tenang dan biasa-biasa saja. Namun ada satu yang pasti menurut prasangkanya, ini pasti ada hubungannya dengan bug tombol log out itu.

"H-hei lihat di atas…" kata seseorang didekatnya.

Langsung saja dia mendongak ke atas melihat apa yang dimaksud orang itu. Dia melihat ada semacam hologram berwarna bertuliskan "WARNING" yang berkedip-kedip. Hologram itu bertambah lebih banyak ditambah ada tulisan "System Announcement" mengelilingi dan menutupi langit kota pertama. Saat ini yang hanya dia lihat adalah langit berwarna merah. Dia berusaha menenangkan dirinya untuk fokus mendengar informasi yang akan diberikan kepada mereka. Lalu dia melihat ada sesuatu yang keluar dari celah hologram itu.

'T-tunggu…itu bukan darah, kan?' batin Pemegang Tombak

Cairan seperti darah itu keluar dan berambah banyak. Namun "darah" itu berkumpul seperti ingin membuat atau membentuk sesuatu dan terdapat percikan listrik yang mengelilinginya. Lama-kelamaan, "darah" itu berubah menjadi sosok makhluk berjubah merah.

Makhluk ini memiliki wujud yang besar seperti raksasa, sehingga para player lain bisa melihatnya. Namun anehnya tidak ada wajah yang terlihat dibalik jubah itu. Di dalam jubah itu berwarna hitam gelap, jadi bisa jadi makhluk itu menggunakan sebuah cara untuk menutupi identitasnya.

Tapi hanya dua kemungkinan yang bisa jadi identitas makhluk berjubah merah itu kalau bukan Final Boss maka Game Master lah orang ini. Dia juga mendengar player-player disekitarnnya mempertanyakan siapa identitas makhluk ini, dan apakah ini semacam event.

"Player Sekalian, Selamat Datang… di dunia ku." Kata Makhluk itu.

'Dunia ku? Jangan-jangan… Kayaba-san?' Batinnya

"Nama Saya adalah Kayaba Akihiko." Kata Makhluk itu yang memperkenalkan dirinya sebagai Kayaba Akihiko

'Ternyata benar.' Batinnya sambil tersenyum.

"Saat ini, saya adalah satu-satunya yang bisa mengendalikan dunia ini." Kata Kayaba.

'Wow… apakah kau menjadi dewa sekarang, Kayaba-san? Hehehe selanjutnya apa? Kau Final Boss nya?' Batinnya sambil sedikit tertawa geli mendengar ucapan Kayaba.

Banyak yang disekitanya yang mempertanyakan apakah benar ini Kayaba Akihiko, sang pembuat game itu sendiri? Banyak yang kagum mengira ini adalah event khusus untuk pembukaan hari pertama SAO. Pemegang Tombak kembali tenang dan focus mendengar sang Game Master itu.

"Pasti sudah banyak dari kalian… yang menyadari hilangnya tombol log out dari main menu." Kata Kayaba.

Perasaan tidak enak muncul di dada Pemegang Tombak. Dari cara dia menyampaikannya, dia seperti sudah tahu, bahkan merencanakan hal ini terjadi.

"Tetapi… ini bukanlah kerusakan dari game nya." Kata Kayaba.

'Oh… Shit.' Batinnya dengan ekspresi wajahnya yang langsung pucat.

"Saya ulangi… ini bukanlah kerusakan dari game nya." Kata Kayaba

Dia harus pergi…DIA HARUS PERGI DARI SINI. Perasaan tidak enak Pemegang Tombak mulai tambah kuat setelah mendengar pernyataan dari Kayaba. Dia berjalan menuju ke Gerbang keluar dari Kota pertama sambil menekan tombol log out berharap dia bisa mencari jalan keluar dan bisa keluar dari sini. Dia terus menerobos kumpulan player itu sambil mengucapkan permisi dan maaf. Sambil berjalan dia mendengarkan perkataan Kayaba yang selanjutnya.

"Melainkan ini adalah fitur dari Sword Art Online itu sendiri." Kata Kayaba

Dia menambah kecepatan jalannya mendekati gerbang keluar dari kota pertama.

"Pemain tidak bisa keluar atas kemauannya sendiri. NerveGear juga tidak bisa dihentikan dari dunia luar. Dengan kata lain mustahil untuk melarikan diri." Kata Kayaba

Dia mencoba berlari menerobos player. Banyak yang berteriak protes ketika ditabrak. Dia hanya mengucapkan maaf dan permisi. Walaupun dia berusaha mengabaikan perkataan Kayaba, dia yakin apa yang dikatakan Kayaba itu adalah benar, segila apapun perkataannya itu. Itu Karena NerveGear adalah helm yang menutup kepala hamper secara full yang mengirimkan gelombang signal digital yakni listrik ke otak. Dia juga sempat mencari kira-kira kelemahan dari helm itu. Dan salah satu kecelakaan yang bisa terjadi adalah…

"Jika hal itu dilakukan, maka NerveGear akan mengirimkan arus pendek yang sangat kuat, sehingga bisa memanggang otak kalian seperti Microwave dan mengakhiri hidup kalian." Kata Kayaba

Sesampainya dekat gerbang, dia merasakan adanya tembok tak terlihat yang menghalanginya. Dia hanya bisa berhenti dan berbalik dan melihat kembali Kayaba dengan perasaan takut, cemas, dan khawatir melihat idolanya yang gila itu. Hanya satu di dalam pikirannya

'Apa yang kau pikirkan, Kayaba-san?!' Batinnya.

Tidak ada cara lain. Jika ini memang terjadi, maka didetik dinding kutukan ini sudah hilang, maka dia harus keluar untuk menjadi lebih kuat. Karena satu-satunya cara adalah…

…MENAKLUKKAN 100 LANTAI AINCARD.

"Sayangnya, beberapa teman dan keluarga para player menghiraukan himbauan ini dan melepas NerveGear dengan sengaja. Hasilnya 213 player yang keluar dari dunia Aincrad juga keluar dari dunia nyata." Kata Kayaba.

'213…Meninggal…' Batinnya.

Kayaba langsung memperlihatkan artikel dari media yang meliput hal ini.

"Seperti yang kalian ketahui, media pemberitaan di seluruh dunia sedang meliputi hal ini, termasuk berita kematiannya." Kata Kayaba

Meski tidak terlalu besar, dia bisa melihat artikel-artikel yang diperlihatkan oleh Kayaba. Dia juga melihat headline yang bertulis "Kematian Akibat Game Online Meningkat".

"Jadi sekarang kalian bisa meminimalisir bahaya dari melepas NerveGear secara sengaja. Aku harap kalian tenang dan berusaha untuk menyelesaikan game nya." Kata Kayaba

Dia langsung mengingat dan memikirkan keadaan bibi, paman, aniki, dan sahabat terbaiknya sekarang. Entah apa yang mereka lakukan sekarang. Semoga bibi nya tidak langsung mencabut helm nya. Namun kemungkinan hal itu minim sekali apalagi jika melihat atau mendengar berita ini. Bibi nya mungkin menakutkan, tapi dia tidak bodoh. Bahkan karena kepintarannya juga membuatnya takut. Dia tertawa hambar mengingat hal ini.

"Tapi Aku akan mengingatkan hal ini baik-baik. Tidak ada lagi cara untuk menghidupkan kembali siapapun di dalam permainan ini. Ketika ada player yang HP (Hit Point) nya mencapai nol, maka dia telah lenyap dari permainan ini untuk selamanya, dan di waktu bersamaan, otak mereka akan hancur oleh NerveGear." Kata Kayaba.

Saat ini dia sudah bisa mengontrol diri dan fokus. Mendengar ini sudah tidak lagi membuatnya kaget. Ya, dia berjanji. Ketika keluar nanti, dia akan menjadi terkuat dan survive dari permainan mematikan ini.

"Hanya satu cara untuk dapat mengeluarkan kalian dari sini, yaitu dengan menyelesaikan permainan ini. Saat ini kalian berada di lantai terbawa Aincrad, lantai 1. Jika kalian berhasil melewati labirin ini, dan mengalahkan tiap bos yang ada, maka kalian dapat ke lantai berikutnya. Kalahkan final boss di lantai 100 dan permainannya selesai." Kata Kayaba

Banyak percakapan muncul di sekitarnya. Bagaimana tidak, ketika nyawa mu dianggap sebagai mainan secara natural kamu pasti marah. Dan lagi pula pada saat beta test, belum ada yang sampai menyelesaikan permainan ini.

"Dan terakhir, Aku sudah menaruh "hadiah" di inventory kalian. Silahkan lihat sendiri." Kata Kayaba.

Mendengar hal itu, Pemegang Tombak langsung memeriksa inventory nya dan benar, ada benda yang dia yakin bukan dia menaruhnya. Benda itu adalah cermin. Secara tidak sadar dia langsung mengeluarkan benda itu.

Dia melihat cerminan dirinya. Seorang pria berwajah dewasa, sekitar umur 20 tahunan, dengan rambut jabrik berwarna Oranye, mata biru, dan kulit agak kecoklatan seperti sawo matang. Bisa dibilang rupanya ini seperti campuran orang barat dan asia dengan kulit eksotis.

Tiba- tiba perhatiannya teralihkan dengan orang-orang disekitarnya dikelilingi oleh cahaya biru. Satu-persatu mereka juga mengalami hal itu, namun dia mengembalikkan perhatiannya ke cermin. Tiba-tiba dia juga dikelilingi oleh cahaya biru itu dan seluruh player pun mengalaminya. Kota pertama pun diiisi oleh cahaya biru yang menyilaukan.

Setelah cahaya itu padam, dia bisa melihat lagi orang-orang disekitar. Dia melihat terdapat banyak perubahan dari orang sekitarnya. Ada yang berubah menjadi dari tinggi menjadi pendek, ada yang berubah menjadi kurang, maaf, menawan, dan ada juga pria memakai pakaian wanita dan wanita memakai pakaian pria. Dia melihat kembali ke cermin itu dan apakah dia mengalami perubahan juga. Dan benar dia juga mengalami perubahan, dan saat ini yang dia lihat adalah wajah aslinya.

Tidak ada perbedaan yang besar dari rupanya, hanya saja dia sekarang kelihatan lebih muda, sangat muda, mungkin kelihatan seperti anak remaja 15-16 tahun. Selain perubahan yang mencolok seperti dia lebih muda, 3 garis yang terpasang di tiap pipi wajahnya, warna rambut dan postur tubuhnya, tidak ada yang terlalu berubah karena dia membuat karakternya berdasarkan dirinya yang di dunia nyata. Hei! Setidaknya dia percaya diri akan penampilannya. Tapi tetap saja ini bukanlah rupa Menma, karakter buatannya, tapi ini adalah rupa Uzumaki Naruto.

'Jangan-jangan ini karena scan ya… Harus kah kau terlalu ekstra, Kayaba-san?' batin Pemegang Tombak bernama Uzumaki Naruto.

Sebelum memasuki permainan, scan wajah akan dilakukan oleh NerveGear dan untuk postur tubuh dilakukan oleh tangan yang dimana akan digunakan sebagai signal oleh NerveGear sehingga bisa membuat gambaran untuk data nantinya.

"Saat ini kalian pasti akan berpikir 'kenapa?', bukan? Kenapa Kayaba Akihiko, Pembuat Sword Art Online dan NerveGear, melakukan hal ini? Tujuan ku itu sudah tercapai. Aku membuat Sword Art Online untuk satu alasan, yaitu untuk membuat dunia ini dan ikut andil di dalamnya."

Mendengar hal itu Naruto hanya mengeratkan kepalan tangannya.

'Kayaba…' batin Naruto

"Dan sekarang semuanya telah selesai. Ini adalah akhir pengayaan untuk peluncuran Sword Art Online. Semoga Berhasil, player sekalian" Kata Kayaba Sebelum menguap dan menghilang

Naruto POV

Seketika itu juga, hologram merah yang menutupi langit kota pertama ikut menghilang juga. Entah berapa lama para player lain dibuat terdiam membisu oleh Kabaya. Namun setelah kesadaran mereka kembali, Kekacauan pun terjadi. Aku sadar dinding tidak terlihat itu sudah menghilang. Aku segera lari keluar dari kota pertama untuk grinding. Aku akan terus, terus, terus, TERUS DAN MENERUS BERTAMBAH KUAT! Karena Aku tahu… setidaknya ada sedikit keterlibatan ku dalam pembuatan game ini. Maka dari itu Aku akan menyelesaikan permainan ini!

Normal POV

Naruto melihat ada sekerumunan Dire Wolf yang menghalangi jalannya, dia memegang erat tombaknya. Dia mengeluarkan teriakan pertempuran dan para serigala itu pun juga berlari untuk menghadapinya. satu serigala, dua serigala, tiga serigala, empat, lima, enam, dan akhirnya tujuh serigala tumbang di hadapannya. Naruto pun bergegas menuju desa terdekat untuk grinding dan quest untuk naik level selanjutnya.


Kurang lebih sejam perjalanan, dia sudah melalui 3/4 perjalanan menuju desa yang diinginkannya. Selama perjalanan tadi dia selalu grinding, istirahat dan diulang lagi untuk mencapai level 6. Tidak lain tidak bukan tujuannya untuk mendapatkan skills slot tambahan dan menaikkan [Weapon skill] nya.

Saat ini dia sudah level 6 dengan stats 10 STR 15 AGI, dengan skill [Two-Handed Assault Spear], [One-Handed Sword], dan yang terbaru [Parry] masing-masing 75, 50, dan 30.

Untuk Mod [One-Handed Sword] dia memilih [Quick Change], apabila pedangnya terlempar, dia bisa langsung menggunakan tombaknya. Dia mencoba untuk membuatkan dirinya sebuah second phase, di mana kekuatan utamanya adalah tombak tetapi yang pertama akan digunakan adalah pedangnya. Sedikit aneh memang karena biasanya yang menjadi second phase adalah pedang karena yang biasa digunakan sebagai senjata utama adalah tombak karena jangkauan serangannya. Inilah salah satu alasan Naruto mengambil dua [Weapon Skill] di awal. Dan diantara [Battle Healing] atau [Parry], menurutnya [Parry] lebih menguntungkan untuk jangka panjang.

Setelah mencapai level 6, selanjutnya Naruto ingin masing-masing skill nya mencapai level 90, 75, dan 50 sesampainya di tempat tujuannya, walaupun ini hanya tujuan opsionalnya saja. Maka dari itu dia bangkit setelah beristirahat dan melanjutkan perjelanan ke tempat tujuannya yakni Horunka Village . Seingatnya ada quest di desa itu yang memberikan pedang yang bagus sampai-sampai bisa digunakan ke beberapa lantai berikutnya. Dia mengecek kembali equipment nya untuk memeriksa durability senjatanya.

Ya salah satu aspek dari SAO adalah durability. Seperti HP, perlahan-lahan akan berkuras dan equipment akan hancur jika tidak diperbaiki. Durability sendiri ditunjukkan dalam nominal tertentu, tetapi Naruto suka menghitungnya dalam satuan persen dengan memperkirakan seberapa besar nilai kondisinya sekarang disbanding maksimumnya. Hal ini dilakukan agar mempersiapkan penggantinya. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa dia mengambil mod [Quick Change].

Setelah dia lihat dengan [Appraisal], tombaknya hanya sekitar 56%, dan pedangnya sekitar 79%. Masih bisa bertahan untuk sementara sebelum restock di desa.

Setelah sampai di desa di mengecek kembali level dari skill nya. [Two-Handed Assault Spear] nilainya 85, [One-Handed Sword] nilainya 63, dan [Parry] nilainya 46. Cukup lumayan menurut Naruto apalagi peningkatan dalam waktu singkat.

Sesampai di desa, dia pergi mengecek kota tersebut seperti penginapan, toko, pandai besi, dan lain-lain. Setelah mengecek kota tersebut, dia langsung pergi ke toko untuk menjual hasil lootnya dan membeli beberapa potion, antidote, dan roti. Walaupun tidak perlu buang air dan tidak merasakan sakit, hanya merasakan sedikit sensasi aneh, player bisa merasakan lelah dan lapar.

Maka dari itu dia duduk sebentar untuk memakan rotinya, walaupun terasa hambar, tetapi itu cukup untuk mengganjal rasa laparnya. Setelah makan, dia akan pergi menemui pemberi quest yang dia inginkan dan istirahat sejenak sebelum melanjutkan quest.


Setibanya di rumah seorang NPC, dia langsung mengetuk pintunya. Tidak lama kemudian seorang Nyonya NPC keluar menyambut Naruto.

"Maaf Nyonya. Saya adalah seorang pengelana dari desa seberang. Saya tidak memiliki uang untuk membeli sepotong roti. Jika Nyonya berkenan, bisakah saya meminta belas kasih Nyonya?" Kata Naruto dengan muka sedikit dibuat menyedihkan.

Nyonya NPC tersebut mengajak Naruto untuk masuk ke rumahnya dan dipersilahkan untuk duduk. Nona tersebut lalu menyediakan air untuk diminum. Dia mengatakan bahwa saat ini dia tidak mempunyai lagi sisa makanan. Ketika Naruto meminum air tersebut, tiba-tiba dia mendengar seorang sedang batuk-batuk. Naruto pun lalu menaruh kembali gelasnya.

"Kalau boleh tahu itu siapa ya, Nyonya?" tanya Naruto

"Itu putri saya, dia sudah sakit selama beberapa bulan ini. Saya sudah mencarikan obat untuk dia di toko-toko sini, tapi penyakitnya tidak kunjung sembuh. Namun… aku mendengar ada satu bunga yang bisa menyembuhkan anak saya. Tetapi bunga itu dimiliki oleh tanaman yang mengerikan. Bukan hanya berbahaya, tetapi sangat jarang tanaman itu memekarkan bunga tersebut." Jawab Nyonya itu dengan wajah sedih.

Naruto memasang pose berpikir lalu mengusulkan sesuatu.

"Bagaimana kalau saya membantu, Nyonya. Saya akan mengambilkan bunga itu untuk mengobati putri Anda. Anggaplah sebagai ucapan terima kasih Saya atas bantuan Nyonya." Kata Naruto

"Benarkah? Terima kasih banyak, wahai pengelana. Tetapi saya tidak punya apa-ap-"

"Tidak apa-apa. Anda tidak usah membalasnya." Kata Naruto.

"Jangan begitu. Ah, Aku ingat. Aku memiliki sebuah pedang yang diturunkan dari generasi ke generasi di keluarga ku. Jika Kamu berhasil, Kamu bisa memilikinya." Kata Nyonya NPC.

"Ah tidak us-"

"Tolong terima lah, setidaknya ini adalah bentuk terima kasihku." Kata Nyonya tersebut.

"Baiklah. Kalau begitu Saya permisi dulu." Kata Naruto yang mulai berjalan keluar dari rumah itu.

"Iya, Hati-hati dan semoga Kamu berhasil." Kata Nyonya NPC itu lalu menutup pintu.

Setelah pintu itu tertutup, Naruto langsung mengecek quest nya. Dia melihat ternyata dia berhasil mendapatkan quest itu. Secret Medicine of Forest adalah judul dari quest itu. Di situ juga terdapat cerita belakang dari quest itu yang di mana kurang lebih sama dengan dialaminya tadi.

'Seorang putri dari Nyonya di desa Horunka mengalami sakit yang serius namun tidak bisa diobati oleh obat-obat yang ada di pasar. Cara lain untuk menyembuhkan penyakitnya ialah dengan meminumkan obat yang terbuat dari ovula sebuah monster tanaman yang berbahaya yang tinggal di hutan jauh di sebelah barat. Tetapi, tanaman jenis itu sangat berbahaya dan jarang sekali mekar, mengakibatkan dia tidak bisa mengambilnya. Maka dari itu dia menawarkan sebuah long sword yang diturun-temurunkan oleh keluarganya kepada swordsman yang bisa membawakan ovula itu kepadanya sebagai bentuk terima kasih.' Batin Naruto yang membaca cerita belakang quest itu.

Setelah membaca quest itu, dia segera pergi ke penginapan. Dalam mengambil quest di SAO, biasanya ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk men-trigger quest tersebut agar aktif. Seperti tadi, dia harus berperan seolah-olah pengelana dari desa seberang yang kelaparan dan harus ngemis. Hal tadi sebenarnya agak membuat dirinya malu karena harus berbohong untuk mengaktifkan quest dengan meminta sebuah roti.

Tetapi, kalau quest ini berhasil, maka rasa malunya tadi akan terbayarkan. Sesampainya di penginapan, dia langsung menyewa kamar untuk tiga hari, dan pergi istirahat dua tiga jam-an sebelum melanjutkan quest yang diambilnya tadi.


Tiga jam kemudian, dia bangkit dari kasurnya lalu bersiap-siap untuk berburu bunga. Dia mengecek Inventory nya, baik equipment maupun item apa benar-benar sudah cukup untuk berburu malam ini. Ketika sudah mengecek, dia langsung mengecek tempat yang di mana kemungkinan besar adanya tanaman itu. Berdasarkan ceritanya, tempatnya ad di hutan, jauh di sebelah barat. Dia pergi menuju hutan tersebut dengan bantuan posisi bulan.

Tentu saja selama perjalanan ada beberapa kumpulan monster yang menyerangnya.

Ada satu alasan kenapa dia memilih berburu di malam hari. Hal ini karena munculnya para monster-monster itu dipengaruhi juga oleh waktu hari. Perbanding mereka muncul itu lebih besar di malam hari daripada siang hari. Oleh karena tanaman yang menghasilkan bunga dicarinya itu langka, maka dia perlu mereka untuk muncul lebih banyak untuk memperbesar kemungkinan respawn dari monster tersebut supaya quest ini cepat selesai.

Walaupun [Weapon Skill] nya meningkat, dia lebih memilih untuk mempersiapkan senjata-senjata nya untuk memburu tanaman itu. Jadi dia mempercepat laju perjalanannya sembari membunuh monster-monster yang menghalanginya.

Sesampainya di hutan, dia beristirahat dulu sembari memperhatikan daerah sekitar. Dia mencari kemungkinan tempat spawn tanaman tersebut dengan melihat kumpulan monster tanaman tersebut. Tidak lama dia mencari, akhirnya dia mendapatkan satu monster tanaman itu. Dia lalu bergerak mencoba mendekat dengan mengelilingi hutan agar tidak disadari oleh monster itu. Selagi berjalanan, dia akhirnya melihat monster tanaman lain yang muncul di daerah itu.

'Sepertinya di sini adalah tempat spawn mereka. Aku sebaiknya mendekat sedikit dan mempersiapkan apa-apa yang diperlukan.' Batin Naruto

Merasa cukup dekat dan aman, akhirnya Naruto berhenti. Sebelum memeriksa skills nya, dia mengecek sekali lagi akan bahaya disekitarnya. Memastikan sudah aman, dia langsung membuka skill nya. Dia melihat [Two-Handed Assault Spear] nya sudah mencapai 93, [One-Handed Sword] nya sudah mencapai 74, dan [Parry] mencapai 60.

Melihat [Parry] sudah bisa dikasih mod, dia memilih [Redirect I] yang di mana akan memperbesar jarak pantulan serangan lawan yang tertangkis serta mengurangi kerusakan pada senjata sebesar 20%. Setelah mengatur skill nya, sekilas dia melihat tinggal sedikit lagi untuk naik ke level berikutnya.

Selanjutnya equipment nya. Tombaknya hanya sekitar 53% dan pedang nya sekitar 70%. Hal ini cukup lumayan untuk malam ini. Selanjutnya item, terdapat 5 potion untuk mengembalikan HP dan sebuah Antidote jika terkena debuff lawan. Walaupun kemungkinannya sedikit, namun dia tidak mau meresikokannya.

Setelah semuanya sudah aman, dia lalu mengambil batu dan berharap monster tanaman bernama Little Nephentes itu terkecoh. Keberuntungan berada di pihaknya dan monster-monster itu terkecoh akan suara batu tadi. Dia langsung menyerang monster-monster itu dengan tombaknya.

Ketika tiga dari tanaman-tanaman itu sudah tumbang, tanaman-tanaman tersebut mulai sadar dan membalas serangan dari Naruto. Tanaman-tanaman tersebut mulai mengayunkan tangan daunnya yang tajam mencoba melukai Naruto. Namun dengan kelincahan Naruto dia bisa menghindari serangan monster tersebut dan sesekali [Parry] serangannya. Dia juga selalu menjaga posisi mereka agar tidak terkepung oleh monster-monster itu. Taktiknya saat ini adalah Hit and Run, sesekali menyerang lalu segera keluar dari area serangan.

Setelah dia menyerang mereka tombak, dia mundur sebentar mengganti senjata menjadi pedang. Lalu dia menyerang lagi dengan taktik Hit and Run. Sesekali dia memberanikan dirinya untuk meningkatkan skill [Parry] nya. Tapi dia sudah mulai terbiasa melawan monster tanaman ini dan mulai sadar akan pola menyerangnya. Namun semoga saja monster tanaman yang berbunga itu segera keluar. Karena lama kelamaan, pasti dia capek juga menghadapi mereka.


Sudah ratusan lebih monster tanaman itu dia basmi, lebih tepatnya 112 monster, tapi yang berbunga belum muncul juga. Dia mulai agak resah menghadapi monster ini. Namun dia coba bersabar. Dia akan coba bertarung lebih lama lagi. Dia melihat ada tiga monster yang bergerak mendekatinya. Dengan menjaga jarak, dia berusaha menumbangkan monster itu satu-persatu.

Pertama dia hindari serangan monster pertama, lalu menebas dan menendang monster itu ke monster kedua. Setelahnya dia akan mencoba membunuh monster ketiga. Namun sebelum sempat menghabisi monster ketiga, dia langsung refleks melakukan [Parry] serangan dari monster pertama tadi, dilanjut dengan [Parry] juga serangan monster kedua dan ketiga.

Merasa agak tertekan, Naruto mundur dulu agar menjaga jarak aman. Dia langsung masuk posisi kuda-kuda untuk mengaktifkan [Sword Skills]. Karena darah mereka tinggal sedikit, tinggal one-hit lalu mati, maka dia akan menggunakan [Three Strike] yang di mana sepeerti namanya akan melakukan serangan tiga kali berturut-turut dengan damage dan kecepatan ditingkatkan sebanyak 35%. Setelah skill itu dilepas, ketiga monster itu tumbang bergiliran. Naruto langsung kembali posisi jaga-jaga, untuk serangan monster berikutnya.

Tapi kali ini dia berpikir untuk mundur dulu buat istirahat dan memeriksa kondisi equipment nya. Monster yang mencoba menyerangnya dia tending supaya pergerakan mereka menjadi lambat. Dia langsung lari ke belakang, mencoba membuat jarak sejauh mungkin dan bersembunyi sejenak. Setelah merasa aman dia langsung duduk dekat pohon dan menghela napas.

Naruto langsung membuka menu, dan mengecek equipment nya. Dia melihat kondisi tombaknya itu 44%, dan pedangnya itu 61%. Setelah mengecek kondisi senjatanya dia mengecek level nya. Untung nya di SAO ada fitur untuk mematikan sejenak notifikasi selama bertarung atau ada di sekitar musuh.

Ketika mengecek level nya, dia melihat level nya sudah mencapai level 7 dengan exp sudah terisi mungkin sekitar 3/4 lebih untuk naik ke level berikutnya. Dia mendestribusikan poinnya yang di mana hasilnya ialah 12 STR dan 16 AGI. Setelah itu dia mengecek [Weapon Skills] nya. [Two-Handed Assault Spear] nya sudah mencapai 112, [One-Handed Sword] nya mencapai 99, dan [Parry] Mencapai 92.

Dia langsung memilih mod [Swift II] untuk [Two-Handed Assault Spear]. Dia merasa ini lebih penting untuk keselamatannya. Tadi dia melihat mod [Increase Critical Hit Chance I], tapi dia bisa mendapatkannya di level 150 nanti.

Sesudah itu dia mengecek darahnya sudah hampir mencapai kuning. Dia menyimpan potion untuk sebentar jika sudah betul-betul setengah dari bar HP nya. Jika diperhatikan, nilai Maksimum HP nya sekarang adalah 550. Jika HP dasar atau level 1 adalah 250, maka penambahan HP tiap naik level adalah 50 poin.

Dia tidak tahu atau belum menemukan cara meningkatkan HP selain dengan level up baik itu berupa item atau semacam efek penyelesaian quest.

Setelah mengecek semua yang diperlukan, dia memeriksa keadaan sekitar dan bersiap-siap berburu lagi. Dia masih bisa bertarung untuk sejam dua jam lebih sebelum benar-benar lelah.

Kali ini dia tidak akan menggunakan batu untuk mengalihkan perharian mereka. Dia langsung berlari kencang dan memakai tombaknya, menusuk monster terdekat dan membunuhnya. Dia langsung melompat mundur membuat jarak sebelum ronde kedua dimulai.


Perlu ratusan lebih lagi, lebih tepatnya 203, untuk monster tanaman dengan bunga itu muncul. Terdapat salah satu monster tanaman berbunga di kerumunan monster itu. Namun uniknya ada satu monster tanaman yang berbeda dengan yang lainnya. Jika yang satunya berbunga, yang ini malah berbuah. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia membunuh monster tanaman berbuah itu, yang bisa dia lakukan hanya bersiap-siap.

Dengan pedang ditangannya, dia bersiap-siap menghadapi dua monster yang dekat dengannya. Dengan menyerang, [Parry], lalu menyerang lagi, kedua monster tanaman itu basmi. Maju lagi tiga monster tanaman, tetapi sekarang monster tanaman berbuah itu ikut maju juga. Mengaktifkan skill [Thrust], sama seperti [Pierce] yang menyerang dengan cara menerobos lurus tetapi ini versi untuk [One-Handed Sword] nya. 3 monster itu langsung kehilangan lebih dari 3/4 darah mereka, dan Naruto langsung menghabisi tiga monster itu. Ketika tiga monster itu tumbang, Naruto langsung berbalik arah berjaga-jaga akan serangan monster lainnya.

Ada suatu bau yang disadari Naruto, bau ini seperti bau buah. Dia melihat buah dari monster tanaman itu hancur. Naruto langsung mengembalikan perhatiannya ke monster tanaman ketika merasa ada yang mendekat. Dia langsung menguatkan posisi jaga-jaga nya ketika dia melihat kumupulan monster-monster itu mulai bertambah agresif dan bertambah banyak.

'Sial, sepertinya buah itu membuat mereka berkumpul dan bertambah agresif' Batin Naruto.

Naruto mencatat baik-baik dikepalanya untuk lebih menghindari monster tanaman berbuah itu. Dia pasti kewalahan kalau lawannya bertambah banyak dan agresif. Dia langsung mengganti senjatanya dengan tombak menggunakan [Quick Change] karena sepertinya dia butuh kecepatan dan kelincahan untuk membunuh monster-monster ini. Sekarang dia harus cepat-cepat membunuh monster tanaman berbunga itu agar bisa kabur dari monster-monster ini.

Empat monster tanaman langsung menyerangnya dengan cepat. Dia sudah mengetahui bahwa efek agresif ini pasti akan menambah kecepatan dan kekuatan monster ini. Dia segera mencari keberadaan monster berbunga tadi dan menandai posisinya. Setelah dapat, dia langsung meladeni empat monster tadi. Dan serangan bertubi-tubi dengan kecepatan yang tetap cukup melebihi kecepatan monster itu, para monster yang menyerangnya langsung hancur seketika. Dia langsung mengaktifkan [Pierce] untuk menerobos, memperpendek jaraknya dengan monster berbunga sekaligus menyerang monster lainnya yang menghalanginya. Beberapa monster yang terkena [Sword Skills] itu langsung sekarat dan Naruto tinggal beberapa langkah.

Setelah post-motion singkatnya selesai, dia langsung membuka ruang untuk dirinya dan monster berbunga itu. Dia langsung menyerang nya dengan tusukan, beberapa ayunan, diakhiri dengan mengaktifkan [Sword Skills] terbarunya yakni [Circle Slash], yang di mana dia melakukan ayunan 360 derajat melukai dan mendorong monster yang ada di area serangannya.

Ketika mengenai monster berbunga dan beberapa monster lain, Naruto lalu pergi setelah mendapatkan quest item nya. Dengan menghabisi beberapa monster sekarat yang menghalangi nya, Naruto langsung lari, dengan secepat yang dia bisa, kembali ke desa Horunka. Dia bisa merasakan monster-monster tadi juga mengikutinya. Namun karena Naruto lebih cepat, dia bisa kabur dan monster-monster itupun kehilangan jejaknya.


Naruto pun mencoba mengendalikan nafasnya yang tersengal-sengal. Dia berlari dari hutan tanpa niatan untuk berhenti sebelum sampai di desa. Dia harus menghindari dan tidak menyerang monster-monster lain yang menghalanginya. Setelah tidak kuat lagi berdiri, dia langsung tersungkur berbaring di jalanan, tidak peduli dengan orang-orang yang akan memperhatikannya.

Setelah dia bisa mengendalikan nafasnya, dia ingin segera kembali ke penginapan dan tidur. Untung nya di game ini dia tidak bisa berkeringat, jadi tidak usah mandi. Setelah kekuatannya cukup pulih untuk berjalan, dia langsung pergi ke penginapan untuk masuk ke kamarnya dan beristirahat.