Naruto by Masashi Kishimoto
Story by Leopard2RI
.
.
.
.
M.A.D
.
.
.
.
Full Summary:
Negara Kesatuan Republik Konoha sedang Menghadapi Situasi Genting, Provinsi Sunagakure yang merupakan penghasil Minyak dan Gas Alam terbesar untuk Negara itu berniat memisahkan diri dari Konoha dan melancarkan Pemberontakan terhadap Hokage. Shikamaru Nara, Perwira Muda Angkatan Darat Konoha yang dijuluki sebagai Napoleon Konoha diterjunkan oleh Negara untuk menghadapi Gerakan Pemberontak yang semakin kuat. Rumor mengatakan Pemberontak Suna dipimpin oleh seorang Wanita Kejam dan Licik yang tak segan menghalalkan segala cara untuk menang. Mampukah otak jenius Shikamaru menghancurkan Pemberontak Suna dan Menciptakan Perdamaian di Negara Konoha?
.
.
.
.
M.A.D
.
.
.
.
Bandara Internasional Seto, Kota Banda Suna, Sunagakure, Republik Konoha, 25 Agustus 2018
Shikamaru menarik Koper miliknya menyusuri terminal Bandara Internasional Seto, Sunagakure. Ia baru saja mendarat di Provinsi paling ujung Timur Konoha 1 jam yang lalu. Setelah makan siang dan bersantai sejenak di Cafe Bandara, Pria berambut kuncir mirip nanas itu memutuskan untuk segera hengkang dan bergerak mencari orang yang ditugaskan untuk menjemputnya dari Bandara.
Walaupun Provinsi Sunagakure masih dalam status *Darurat Militer, Situasi Bandara Internasional Seto hari ini sangat ramai. Sebenarnya sama saja seperti Bandara lain di Konoha atau Dunia. Ratusan penumpang memenuhi Terminal baik itu untuk pergi maupun baru saja datang ke Sunagakure seperti Shikamaru. Walaupun secara Fasilitas dan Luas Bandara Internasional Seto masih kalah jauh dari Bandara Internasional Hashirama Senju yang menjadi Trademark Ibu Kota Konohagakure.
Selain dari Masyarakat sipil, Bandara ini juga dipenuhi oleh Tentara dan Polisi Konoha. Mereka biasanya adalah bagian dari Unit Pasukan Organik yang berasal dari berbagai Provinsi di Konoha dan tengah ditugaskan ke Sunagakure sebagai bagian dari Satuan Tugas atau Satgas penguatan keamanan maupun rotasi pada unit-unit lain yang sudah lama bertugas di Suna. Menghabiskan 10 tahun hidupnya di Profesi Militer, Shikamaru dapat dengan mudah mengenali Identitas Satuan Tentara dan Polisi yang ia lihat dan lewati di sepanjang Terminal Bandara.
Tentara yang memakai Baret berwarna Hijau Tua dengan seragam PDL ( Pakaian Dinas Lapangan ) kamuflase gurun berwarna Coklat Kekuningan dengan Patch berlogo Api di bagian lengan lengkap bersama Rompi Anti Peluru dengan Simbol Konoha di bagian belakang yang mereka kenakan berasal dari Satuan Jounin. Jounin adalah Satuan Infanteri berkemampuan Lintas Udara ( Airborne ) Jounin termasuk satuan Elite di Angkatan Darat Konoha karena kemampuan dan persenjataan mereka yang lebih unggul dan lengkap dari Satuan Infanteri biasa.
Sedangkan Satuan Polisi mengenakan Baret Biru Tua dan seragam PDL berwarna Hitam legam dengan Rompi Anti Peluru berwarna senada dengan seragamnya. Polisi memasang Patch berlogo api seperti Tentara Konoha, bedanya di bagian belakang PDL dan Rompi Anti Peluru mereka terdapat simbol sebuah Kipas berwarna merah dan putih. Simbol itu melambangkan Klan Uchiha, sebuah Dinasti Politik Raksasa di Konoha yang merupakan pendiri dari unit Kepolisian Konoha saat Negara ini baru berdiri 300 tahun yang lalu.
Selain 2 satuan tadi Shikamaru juga menemukan unit Polisi Militer dengan baret Biru muda, satuan Infanteri Teritorial dengan baret Hijau muda dan satuan Marinir Angkatan Laut Konoha dengan baret Ungu. Mereka semua dikirim ke Sunagakure melalui Pangkalan Militer Shamon atau Bandara Internasional Seto untuk Pasukan yang bertugas di Perkotaan.
Shikamaru sendiri seharusnya sesuai dengan perintah Markas Besar TNK, dikirim bersama satuan Tugas Khusus ANBU, pasukan khusus Tentara Konoha. Namun Brigadir Jenderal Kakashi, Komandan Jenderal Divisi ANBU memutuskan untuk memberangkatkan para anggota ANBU secara terpisah-pisah untuk menghindari sorotan awak Media Internasional yang meliput jalannya konflik di Suna dan beberapa Informan Pemberontak yang "Rumornya" disebar ke Bandara untuk memata-matai pergerakan Aparat Konoha. Jadilah Shikamaru, Perwira Intelijen ANBU, datang ke Provinsi Sunagakure dengan berpakaian seperti seorang Perantau yang balik ke kampung halaman.
Untuk menyempurnakan "Penyamarannya" agar tidak terlihat seperti seorang Tentara. Shikamaru sengaja berjalan agak pincang dan tidak mencuci wajah sebelum berangkat dari Konoha. tujuannya adalah agar terlihat berantakan. tak cukup sampai disitu, Shikamaru mengenakan pakaian yang kumal dan lusuh yaitu Kaus Putih dibalut rompi cokelat, celana Jeans dan Sepatu Kets bercorak Merah dan Biru. orang yang tidak mengenal wajahnya pasti langsung mengira Shikamaru adalah pemuda perantauan dari Kota Besar yang baru pulang ke daerah.
"Kutunggu di Area Parkiran Terminal 3…" gumam Shikamaru saat membaca Chat yang masuk di Aplikasi Messenger Smartphone miliknya. Ia menoleh kesana-kemari mencari Jalan keluar dari Terminal 3, saat itulah seorang Pria bersenggolan dengan bahu Shikamaru. Keduanya sama-sama terdorong ke belakang karena senggolan yang terlalu kuat.
Pria itu menatap Shikamaru kesal dan melontarkan kalimat dalam bahasa Suna. Shikamaru tidak mengerti artinya, tapi ia tahu jika Pria dengan Hoodie berwarna hitam dan wajah bertatto aneh itu sedang merutuki Shikamaru. Mungkin mengira sang Nara adalah warga lokal. Ambil sisi baiknya, berarti penyamaran Shikamaru sukses besar.
Tak ingin memperpanjang urusan, Shikamaru langsung melengos pergi meninggalkan Pria ber-Hoodie yang kini meneriaki dirinya. merasa jengkel karena dihiraukan.
15 menit kemudian Shikamaru sudah berada di Parkiran Terminal 3 Bandara Internasional Sato. Pesan terakhir yang ia terima dari penjemputnya di Aplikasi Massenger adalah "tunggu disana dan jangan kemana-mana!" lalu dilanjutkan dengan "Supir akan mendatangimu."
"Excuse me sir, you want to get a Taxi?"
Shikamaru menoleh ke sumber suara cempreng yang tiba-tiba ia dengar. Di sebelahnya muncul seorang Pemuda coklat tua mengenakan seragam Perusahaan Taxi terkenal di Konoha. Di Name-tag seragam Pemuda itu tertulis nama Konohamaru. Ia menampilkan cengiran lebar selebar jalan Tol pada Shikamaru, berusaha menawarkan jasa Taxi-nya.
"Mungkin dia ini supir yang dimaksud?" Pikir Shikamaru. sang Kapten ANBU menatap Pemuda bernama Konohamaru itu lekat-lekat. Perawakannya gagah, rambutnya berwarna coklat bermodel cepak walau sedikit jabrik. Saat ia bicara aksennya tidak terdengar seperti orang Sunagakure sama sekali. dari jauh pun orang bisa menebak kalau pria bernama Konohamaru itu adalah Tentara atau Polisi.
"Tapi kenapa ia berbicara padaku dengan bahasa Inggris? padahal aku ini kan sedang menyamar sebagai orang perantauan. dasar bodoh!" rutuk Shikamaru di dalam hati.
"What a perfect time, yes I'm need a Cab,take my Luggage please!" Ucap Shikamaru dengan nada ceria—layaknya turis walau awalnya dia ingin menyamar sebagai Perantauan. "Aku ikuti saja skenario bocah ini!" pikirnya. Mendapat lampu hijau, Konohamaru dengan sigap mengambil Koper Shikamaru dan mengantarnya menuju sebuah mobil Taxi berjenis sedan Vios yang terparkir di ujung Lahan Parkir Terminal 3. jauh dari keramaian Bandara. Jika biasanya Supir Taxi berlomba-lomba memarkir Mobil mereka di dekat Crub agar mendapat banyak penumpang, Konohamaru melakukan hal sebaliknya.
"Hey Konohamaru."
"Yes Sir?"
"Lain kali sesuaikan penampilan dan perbaiki aksenmu ketika menyamar. Penampakanmu itu seperti Tentara daripada Supir Taxi dan Aksen Konoha-mu terlalu jelas terdengar, bisa bahaya untukmu jika tidak waspada." ucap Shikamaru. "Dan juga perhatikan penampakan lawan bicaramu. masa orang lusuh sepertiku ini kau anggapTuris asing!"
"Ah terlalu jelas ya? maaf pak, aku tidak terlalu memperhatikan." Konohamaru tersenyum kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya. Shikamaru mendesah pelan, Konohamaru benar-benar tidak peka.
Tak butuh waktu lama untuk keduanya mencapai sebuah Sedan Vios berwarna biru muda yang Konohamaru sebut "Taxi". Shikamaru langsung masuk melalui pintu penumpang belakang sebelah kiri sementara Konohamaru masih berada di luar untuk meletakkan Koper Shikamaru di bagasi mobil.
Baru saja masuk dan mendudukkan pantatnya di Kursi Mobil, Shikamaru menyadari jika ia tidak sendirian di dalam mobil. Di kursi penumpang belakang sebelah kanan duduk seorang Pria bertampang seram dengan mengenakan jaket kulit berwarna coklat tua dan celana Khaki. Sedangkan di Kursi penumpang bagian depan duduk seorang Pria berambut pirang jabrik yang sedang asyik bermain game di layar Smartphone miliknya, seolah menghiraukan keberadaan Shikamaru dan Pria seram di sampingnya.
"Yosh, kita siap berangkat Kore!" ucap Konohamaru saat memasuki Mobil dari pintu kemudi. Ia menyalakan mesin, keluar dari Lahan Parkir dan segera tancap gas meninggalkan Area Bandara Internasional Sato. Suasana hening tercipta di dalam kabin mobil sampai Konohamaru membayar karcis tiket parkir di pintu Gerbang Bandara yang dijaga ketat Aparat Bersenjata.
Setelah Sedan Vios yang mereka tumpangi mulai menjauhi Bandara, Pria berambut pirang di kursi depan menoleh ke belakang menghadap Shikamaru. "Yo Shikamaru! maafkan aku Karena tidak langsung menjemputmu di Bandara, soalnya aku kira kau landing jam 12 siang jadi aku main Ranked dulu, eh malah keterusan. Karena itu aku menyuruh Konohamaru." Ia tersenyum lebar seolah tak merasa bersalah.
Shikamaru mendengus. "Dasar Merepotkan."
Naruto—si Pria Pirang, tertawa mendengar reaksi rekan sejawatnya itu.
"Nampaknya kau tidak berubah ya Shika? masih Pria Apatis Pemalas tukang tidur yang sama yang beperang bersamaku di Kumogakure 2 tahun lalu."
"Tidak usah membahas masa lalu Naruto. Lebih baik kau segera mengantarku ke KODAM ( Komando Daerah Militer ) agar aku bisa menyelesaikan semua dokumen penugasanku disana hari ini juga." tukas Shikamaru jengkel, berusaha mengalihkan topik pembicaraan. "Dan juga ajari anak buahmu untuk lebih peka dengan keadaan sekitar. Orang-orang bisa langsung menebak ia orang Konohagakure tanpa harus bertanya. dan masa dia berbicara padaku dengan bahasa Inggris, memangnya aku ini Turis apa!?"
Emosi Shikamaru sedikit labil hari ini. Mungkin karena efek Jet Lag dan stress karena sebelum berangkat ia harus mengurus segala tetek bengek Formalitas dan Dokumen di Markas Besar ANBU dan TNK. Ditambah perjalanan melelahkan dengan menggunakan maskapai terburuk di Konoha yaitu Tiger Air. Shikamaru mengutuk kebijakan Kementerian Pertahanan Konoha yang mengharuskan semua Aparatur Sipil Negara termasuk Tentara terbang menggunakan Maskapai itu.
Naruto tertawa kecil.
"Dia Keponakanku Shikamaru, Mohon maklum baru setahun bertugas di Angkatan Darat. Namanya Sersan Dua Konohamaru." terang Naruto sambil kembali fokus dengan Game di Smartphone miliknya. "Oh iya aku lupa memperkenalkan kalian berdua. Shikamaru, Pria di sebelahmu adalah Ibiki Morino, dia akan menjadi Asisten Intelijen mu selama berada disini. dan Ibiki… dia adalah Kapten Shikamaru, Perwira Intelijen Batalyon yang baru."
Ibiki, si Pria berwajah seram, menatap Shikamaru dan menundukkan kepala sedikit sebagai tanda hormat. "Saya Letnan Satu Ibiki Morino, siap bertugas dibawah kepemimpinan anda Kapten Shikamaru." ucapnya dengan intonasi datar. Shikamaru memperhatikan anak buah barunya itu. Raut wajahnya menunjukkan sedikit rasa penasaran.
"ANBU?"
"Siap, ANBU pak." jawab Ibiki lantang.
Shikamaru mengangguk pelan, masih dengan ekspresi malas. namun di dalam hati pria itu sedikit senang karena setidaknya bisa bekerja dengan sesama Anggota Unit ANBU. Satu visi-misi dan pemikiran.
"Letnan, kau lulusan SECAPA tahun berapa?"
"Siap,saya lulusan Akademi pak."
"Hah? Akademi Militer? Abituren berapa?" Shikamaru tampak terkejut dengan jawaban Ibiki.
"Siap, Abituren 2014." jawab Ibiki lugas.
"Kau bercanda? berarti kau seangkatan dengan Izumo dan Kotetsu?" Shikamaru merujuk pada 2 orang Juniornya yang bekerja di bagian Administrasi dan Keuangan saat Shikamaru ditempatkan di Markas Besar TNK setahun yang lalu. sepasang sahabat itulah yang berhubungan cukup dekat dengan Shikamaru sebagai Perwakilan ANBU di Markas Besar TNK.
Setelah ia ditransfer ke Pusat Pendidikan ANBU Shikamaru tidak pernah lagi bertemu dengan mereka berdua. Berdasarkan Informasi terakhir dari Koleganya Izumo sekarang dimutasi ke KODAM Kirigakure sedangkan Kotetsu dimutasi ke Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Konoha dengan Kerajaan Makigakure.
"Siap benar. kami bertiga pernah satu regu saat masih jadi Taruna." ucap Ibiki sambil mengingat 2 orang rekan satu letting-nya di Akademi Militer dulu.
"Itu berarti umurmu sekarang 26 tahun?" tanya Shikamaru lebih detail.
"Siap salah, umur saya 25 tahun."
"Ulang Tahun si Patung Pulau Christmas ini bulan depan, bulan depan ia baru genap 26 tahun." ucap Naruto ikut nimbrung dalam pembicaraan. "Saat pertama kali bertemu Ibiki reaksiku juga sama seperti dirimu. aku bahkan menghubungi Kolegaku di Akademi untuk memastikan dia beneran Abituren 2014. Ya bagaimana? wajahnya kelihatan jauh lebih tua dari kita yang Abituren 2010."
Shikamaru menggelengkan kepala. Menurutnya, Ibiki terlihat seperti lulusan Akademi era Hokage Tobirama saat masih menjabat atau sekitar 25 tahun yang lalu. saat mendengar pangkat Ibiki yang masih Letnan Satu, ia mengira Ibiki mulai meniti karir di Angkatan Darat dari pangkat Bintara dan baru menyandang pangkat Perwira saat mengikuti Sekolah Calon Perwira. Shikamaru mengenal beberapa Perwira yang benar-benar merangkak dari bawah, tidak seperti dirinya dan Naruto yang lulusan Akademi.
Mayor Gai Maito contohnya. seorang Mayor yang memulai karir dari pangkat terendah di Angkatan Darat Konoha, yaitu Tamtama Prajurit Dua. dengan semangat masa muda—Jargon yang selalu diucapkan kepada semua orang yang ia temui termasuk Shikamaru. Gai berhasil menempuh pendidikan *SECABA dan *SECAPA hingga akhirnya mencapai pangkat Mayor di umur 51 tahun dan sekarang bertugas di Pusdik Infanteri Jounin sebagai Pelatih Jasmani senior disana. Gai hampir sepantaran usia dengan Asuma-sensei yang berpangkat Kolonel dan menjabat sebagai Komandan Brigade ANBU.
Pria itu juga yang menjadi Pelatih Shikamaru, Naruto dan seluruh Taruna Letting 46 di Akademi Militer. Tepat 10 tahun lalu saat Gai masih menyandang pangkat Letnan Satu. Shikamaru dan Naruto tak akan pernah lupa betapa mengerikannya sesi latihan yang dikomandoi oleh Gai. Pria beralis tebal itu akan menghukum Taruna yang gagal menjalankan perintah dengan menyuruh mereka lari 300 putaran mengelilingi komplek Akademi Militer. Tidak ada Taruna yang bisa menyelesaikan hukuman itu karena mereka semua pingsan sebelum menyelesaikan 300 putaran.
15 Menit berlalu. Mobil yang mereka berempat kendarai melenggang di jalanan Kota Banda Suna. Keadaan Ibu Kota Provinsi Sunagakure itu cukup sibuk siang itu. Kendaraan roda dua dan empat lalu-lalang, warga masyarakat di sepanjang jalan dan para pedagang menjajakan barang dan makanan di area pertokoan yang ramai oleh pembeli. Kehidupan tampak normal, tak jauh beda seperti di Konoha atau kampung halaman Shikamaru di Kitatoshima. Tidak terlihat seperti sebuah kota yang berada di pusat pusaran konflik bersenjata yang saat ini tengah terjadi antara Pemberontak dan Pemerintah.
Meski demikian gambaran arena konflik masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Pos Pemeriksaan Militer dan Polisi di setiap persimpangan jalan, beberapa Tank M-60 Patton Angkatan Darat Konoha, Panser beserta ratusan Prajurit TNK dan Polisi bersenjata lengkap yang ditempatkan di beberapa sudut kota sebagai unsur pengamanan menandakan kota ini sebenarnya belum aman sepenuhnya bagi para penduduknya termasuk aparat sendiri. Shikamaru mendapati 3 pucuk meriam Artileri kaliber 105mm ditempatkan dengan posisi laras mendongak di sepetak tanah lapang luas yang sebelumnya digunakan sebagai Lapangan bola.
"Orang-orang GSM ( Gerakan Suna Merdeka ) beberapa kali mencoba merangsek masuk ke dalam kota dan menebar Teror bom mulai dari awal tahun." Ucap Naruto seakan bisa menebak isi pikiran Shikamaru. "Karena itulah kami memperketat keamanan. Yang kau lihat sekarang tidak separah beberapa bulan yang lalu. Saat itu *KODAM bahkan memberlakukan jam malam."
"Jam malam?"
"Yeah, Jalanan Kota harus bebas dari aktivitas Warga sipil mulai dari jam 6 sore sampai besoknya lagi jam 6 pagi."
Shikamaru mengangguk. "Kebijakan apa yang kau terapkan di Masyarakat di daerah Operasimu?"
"Sesuai arahan Pangdam ( Panglima Komando Daerah Militer ) Setiap Unit diperintahkan melakukan Patroli rutin, Mendengarkan keluhan Masyarakat dan mencegah pengaruh GSM di Masyarakat. Kami juga punya program Kerja Bakti bersama Masyarakat, Kesehatan Gratis di Puskesmas dan Mengajar ke Sekolah Dasar di pinggiran kota."
Shikamaru menaikkan salah satu alisnya. "Hanya itu saja?"
"Sejauh ini… iya. kau punya ide lebih baik?" balas Naruto.
"Ada, itulah alasan MABES TNK mengirimku ke Suna. tapi aku harus mengamati keadaan di sini selama beberapa minggu dulu sebelum bisa mengambil keputusan."
"Aku sudah membaca laporan Intelijen mengenai kebijakan TNK di Sunagakure, terutama di Sektor pasukanmu berada." lanjut Shikamaru, ia menyandarkan punggung ke kursi penumpang, mencari posisi nyaman untuk beristirahat. "Dan aku melihat jika progress yang dihasilkan Batalyon-mu tidak memuaskan. Unit lain yang ditempatkan di pelosok bahkan punya Progress yang lebih baik dari Pasukanmu. setelah mendengar Penjelasanmu barusan, aku mengerti sebabnya."
"Situasi yang kami hadapi berbeda dari unit Angkatan Darat lainnya Shika…" balas Naruto berusaha membela diri.
"Tapi pasukanmu berada di Gerbang kota Naruto! Wilayah yang seharusnya aman dan dekat dengan Infrastruktur."
"Aku akan menjelaskan semua yang harus kau ketahui saat kita sampai di Markasku." tukas Naruto mengakhiri perdebatan antara dirinya dengan Shikamaru. Pria berambut kuning itu tengah sibuk mengatur temperatur AC Mobil agar lebih dingin. suhu udara Sunagakure siang ini sangat menyengat kulit. Di siang hari suhu bisa menembus 36°C.
"Astaga Konohamaru, AC mobil ini tidak terasa dingin sama sekali. Aku kan sudah menyuruhmu untuk mengganti Freon nya minggu lalu!"
"Aku juga heran Naruto-nii. Padahal kemarin masih dingin setelah aku bawa pulang dari Bengkel." jawab Konohamaru yang juga ikut-ikutan sibuk mengatur AC Mobil.
Shikamaru menghela nafas, nafas yang panjang dan berat. Dimulai dari bagaimana ia disambut di Bandara sampai sekarang dalam perjalanan menuju Markas KODAM Sunagakure, Shikamaru sudah punya feeling jika beban tugasnya di Provinsi ini akan jauh lebih berat dari Kumogakure. Kelihatannya Pria berkuncir itu harus mengucapkan selamat tinggal pada kebiasaan bermalas-malasannya yang khas untuk berjibaku kembali dengan tumpukan laporan, strategi dan hal-hal yang berkaitan dengan urusan Intelijen.
Di Tengah keributan antara Naruto dan Konohamaru soal AC kendaraan mereka yang tidak dingin ( yang Shikamaru tidak terlalu pedulikan karena ia pernah menghadapi hawa panas yang sama menyengatnya di Iwa dan Kumo ) Shikamaru menyadari jika Asisten Intelijennya yang baru, Ibiki, sedari tadi menatapnya dengan intens.
Ia tidak mengetahui alasan Ibiki melakukan hal tersebut. Mungkin Bawahannya itu hanya penasaran atau mencoba bicara dengannya tapi terlalu segan untuk membuka obrolan? atau mencoba mengintimidasinya? Sayangnya Shikamaru terlalu malas dan lelah untuk berdebat dengan orang lain setelah Naruto. Jadi Shikamaru hanya memberi Ibiki tatapan datar namun tegas. secara tersirat memberi tanda jika sang Jenius Nara telah sadar ditatap cukup lama sekaligus sebagai Peringatan agar Ibiki tidak melakukannya lagi
Ibiki menangkap pesan itu dan menolehkan kembali kepalanya fokus ke depan menatap jalanan dari kursi penumpang belakang. Pria berwajah sangar itu ingin mengatakan sesuatu kepada Shikamaru ( sesuai dugaan awal ) tapi memutuskan untuk menahan diri. Tidak dihadapan Komandan Batalyon ( Naruto ) dan tangan Ajudan sekaligus keponakan ( Konohamaru ) Tidak saat ini… Ibiki menunggu saat yang tepat sampai ia dan Shikamaru bisa berbicara tatap mata, hanya berdua saja.
Bersambung
•
•
•
•
Darurat Militer: Darurat Militer adalah seperangkat peraturan yang efektif diberlakukan setelah Militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil yang berkuasa.
SECABA: Sekolah Calon Bintara, Tahap Pendidikan dari seorang Tamtama Senior menuju Pangkat Bintara.
SECAPA: Sekolah Calon Perwira, Tahap Pendidikan dari seorang Bintara Senior menuju Pangkat Perwira.
KODAM: Komando Daerah Militer, Sebuah Daerah Distrik Militer yang lingkup kewenangannya menaungi markas-markas Militer dan instalasi Angkatan Darat di satu Provinsi. masing-masing Provinsi di Konoha memiliki satu KODAM,
