Naruto & HSDxD : Bukan punya saya

Warn : Hati-hati sakit mata


"Ayo Naru-tan, atau kita akan terlambat!"

"Astaga, tidakkah kau terlalu terburu-buru?"

"Tidak bisa, kita harus datang cepat untuk menyambut para tamu yang datang"

"Kenapa juga kita? Lagipula yang memiliki kepentingan itu kau, bukan aku. Jadi jangan seret aku seolah-olah aku dibutuhkan disana."

Percakapan yang terjadi disepanjang lorong Mansion yang luas, terlihat dua orang berbeda gender sedang berdebat. Dimana lelaki diantara keduanya terlihat kisaran umur 20-an, dengan tinggi 180cm dan rambut pirang sebahu yang halus dengan helaian rambut menutup mata kirinya, tiga goresan yang terpampang di masing-masing pipinya, dan iris gelap di mata kanannya. Mengenakan setelan jas formal biru gelap untuk sebuah acara, hanya saja lengan kanan yang menggantung menyebabkan lengan pakaiannya berkibar bebas bagian siku kebawah menandakan bahwa itu tidak ada penghuninya.

"Dan juga astaga Sera, kenapa kau menggunakan pakaian yang memalukan seperti itu untuk sebuah pesta pertunangan?"

Serafall Sitri, atau sekarang lebih dikenal sebagai Serafall Leviathan; Salah satu dari Empat Raja Iblis bergelar Leviathan, gadis hiperaktif dengan tubuh yang salah tumbuh―pertumbuhan lebih menonjol dipayudara dibandingkan tinggi badanーdisampingnya adalah gadis yang cantik dengan rambut hitamnya yang diikat twintails, dengan mata birunya dan raut wajah ceria, mengenakan pakaian gadis penyihir berwarna pink, dan juga sikap childishnya yang sering membuat pusing.

"Heh, pusing juga kau sekarang."

Sebuah suara berat berdengung dikepala si pirang, yang membuatnya bertambah kesal ketika dia mendengar dari entitas tersebut.

'Diamlah Kurama!'

"Tidak mungkin aku diam, aku harus menyaksikan saat-saat menderitamu menghadapi hal seperti ini bocah!"

'Astaga, tidak cukupkah kau melihat penderitaanku sejak aku masih kecil?'

"Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang. Itu sudah menjadi dua hal yang berbeda, tapi hal yang masih sama dari dirimu yang dulu dan sekarang tetaplah keidiotanmu yang melampaui alam semesta, Naruto!"

'Diam atau kutendang pantatmu rubah tua!'

"Haa! Kemarilah bocah, jangan kau pikir aku takut untuk meludahimu dengan Bijuudama lagi!"

'Pastikan kau siap-'

"Naru-tan?" Perdebatannya dengan entitas yang dikenal sebagai Kurama terpaksa harus berhenti ketika melihat wajah serafall yang menatapnya dengan penasaran, "Kau baik-baik saja? Kau melamun mengabaikanku ketika aku berbicara, betapa jahatnya dirimu~"

Wajah kusut yang benar-benar menambah rasa pusingnya terpampang jelas membuat dia menghela napas lelah.

"Maafkan aku Sera, aku... aku hanya banyak pikiran akhir-akhir ini," laki-laki yang dikenal sebagai Naruto menjawab dengan wajah yang dibuat senatural mungkin: senyum lemah dengan sorot mata yang menunjukan betapa lelah dirinya, walaupun malah wajahnya menjadi sangat aneh, tapi demi menghindari sesuatu yang kata salah satu teman pemalasnya dulu sebagai 'Merepotkan' dia harus bisa menahannya.

"Kau benar-benar tertular dengan sifat pemalas temanmu bukan?"

'Berisik!'

"Kalian berisik! Tidak bisakah kalian diam dan biarkan kami disini tidur?"

"Diamlah rakun kecil!"

"Lah ngajak ribut?"

"Kemari rakun kecil, akan kupastikan ekormu menyatu dengan mulutmu!"

"Dan akan kupastikan untuk mencabut ekor menjijikanmu dari pantatmu rubah sialan!"

"Astaga, kalian benar-benar..."

Dan dengan suara lembut tersebut dia mengabaikan keributan yang terjadi dikepalanya...

"Huh, benarkah? Kau terlihat jelas berbohong loh, Naru-tan," mata sipit Serafall berkilat ketika dia menambah lebar senyumnya yang mungkin akan runtuh sebentar lagi, "Oke, aku tidak peduli kau berbohong atau tidak. Kau tetap harus ikut denganku karena waktu kita semakin menipis."

Senyumnya menipis ketika mendengar itu. Menghela nafas panjang dan mulai mengikuti langkah Serafall dengan aura keengganan kental yang menyapu udara sekitar.

"Sera"

"Hmm?"

"Apakah akan baik-baik saja jika aku pergi kesana denganmu? Kau tau bukan, kita berbeda. Bagaimana kau akan mengatasi itu?"

"Tenang saja Naru-tan, aku sudah mendiskusikan ini dengan yang lain, dan mereka bilang tidak apa-apa jika kau disana."

"Baiklah, jika kau bilang seperti itu."

"Hanya saja, kami harap kau sedikit menekan kehadiranmu."

"Hah? Jika memang begitu untuk apa kehadiranku disana?"

"Oh ayolah Naru-tan, aku tidak ingin kau jauh-jauh dariku untuk saat ini."

"Benar-benar, kau tau itu adalah penyalahgunaan kekuasaan bukan?"

"Oh itu tidak bisa disebut seperti itu jika kita mendapat persetujuan dari yang lain, Naru-tan."

"Che, terserah"

"Hehe, oh! Aku tidak sabar melihat Rias menggunakan gaunnya."

Sekali lagi mengabaikan celotehan yang keluar dari Serafall dia hanya memutar mata bosan dengan hal-hal seperti ini.


'Sudah kuduga, sialan'

Yap, beberapa pasang mata mengamatinya dengan kilatan penasaran dan beberapa tatapan merendahkan ketika mengetahui dirinya bukan dari ras yang sama seperti mereka, seakan ingin menghujat dengan cercaan, tapi mengingat siapa yang mendampinginya, hanya bisikanlah yang mewakilinya. Dia hanya bergumam malas tanpa memikirkan hal yang jelas-jelas akan menambah pusing dirinya, tidak peduli dia hanya menikmati minuman yang disediakan dari pesta.

"SO-TAAAAN!"

Astaga...

Tepukan dahi mewakili lelahnya melihat kejenakaan Serafall, terpaksa mengikuti dengan langkah pelan menuju kerumunan remaja yang terlihat terkejut dengan teriakan tersebut. Walaupun diantara mereka yang paling terkejut adalah seorang remaja dengan tinggi sama seperti Serafall, rambut hitam model potongan bob, mata ungunya bersinar dengan keterkejutan yang kentara dibalik kacamatanya.

Dia Souna Shitori, atau disini dia dikenal sebagai Sona Sitri, adik Serafall. Mereka sama namun berbeda, walaupun lebih banyak perbedaannya, payudaranya contohnya; Serafall pendekーlebih pendek beberapa cm dari adiknya, tapi pertumbuhan tersebut terbayar dengan balon kembar didadanya. Sedangkan Sona dianugerahi tinggi yang melebihi kakaknya namun payudaranya tetap seperti papan cucian yang menggunakan bantalan, Sialan.

"Astaga, Sera. Kau benar-benar harus menjaga perilakumu didepan kerumunan ramai seperti sekarang tau," ketika langkah kakinya sampai dihadapan para remaja tersebut dia hanya menghela nafas lebih panjang, mengabaikan keterkejutan kerumunan didepannya.

"Sensei!"


Sona saat ini hanya bisa berdiri gelisah atas keadaan sahabatnya, Rias. Meskipun mereka rival tetap saja dia masih sahabatnya, sebuah pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh sahabatnya. Satu-satunya kesempatan untuk membatalkan pertunangan sahabatnya pun pupus karena kegagalan untuk memenangkannya.

Sebenarnya dia juga bersyukur karena ini bukan dia yang mengalaminya, mengingat dia harus menggunakan tantangan pada pelamar untuk mengalahkan dirinya di papan catur agar lolos dari pertunangan, dan itu selalu berakhir dengan kemenangannya. Dia tidak akan sombong dengan kepintarannya, tapi dia memang mempunyai standar yang cukup tinggi untuk para pelamarnya.

Memijit pangkal hidungnya, dia hanya bisa mendesah lelah memikirkan kesedihan sahabat karibnya.

"Anda baik-baik saja, Kaichou?"

Melenggangkan kepala menuju suara bertanya dari salah satu peerage nya, dia menemukan sang ratu; Tsubaki Shinra disampingnya bertanya dengan nada yang mencerminkan kekhawatiran. Mereka mengenakan pakaian formal mengingat saat ini mereka berada diacara pertunangan sang pewaris Gremory.

"Aku berharap baik-baik saja..."

Tsubaki menatap prihatin pada rajanya mengetahui apa yang mungkin terlintas dipikiran pewaris Sitri.

"Jika andaー"

"SO-TAAAAN!"

Tidak menghiraukan suara berderak yang berasal dari lehernya, dia pun melihat dari mana asal suara tersebut berasal dengan keterkejutan ketika menemukan sang Maou yang tidak lain kakak dari King-nya berlari menuju kearah mereka berkumpul. Hiraukan balon yang berteriak 'biarkan aku pergi dari sini, sialan', dia hanya bisa melihat sang King yang lebih terkejut dari pada dirinya berdiri kaku dan membiru ketika terhimpit balon biadab tersebut.

"Astaga, Sera. Kau benar-benar harus menjaga perilakumu didepan kerumunan ramai seperti sekarang tau."

"Sensei!"

"Yo!"

Mengabaikan keterkejutannya, Tsubaki hanya bisa diam ketika melihat guru olahraga sekolah tempat King beserta peerage nya berada disini. Dia berpikir keras alasan mengapa sang sensei yang diketahuinya sebagai Manusia berada di wilayah Iblis, memutuskan diam saja menunggu Rajanya mewakili rasa penasarannya, dia pun mengedarkan pandangannya dan menemukan tatapan serupa yang didapatinya dari sebagian besar iblis diruangan ini.

Sona masih berusaha melepaskan pelukan maut sang kakak dengan sekuat yang dia bisa, "Nee-sama, sesak!"

Pop!

"Buhiii!"

"..."

"..."

Hening...

Hanya keheningan yang terjadi diantara mereka ketika Naruto mendaratkan karate chop dengan tangan tunggalnya dikepala Serafall, Sona yang akhirnya lepas dari himpitan maut pun hanya bisa diam mematung melihat kakaknya seakan melihat hantu.

"Aku tidak menyangka ternyata kau sedang cosplay menjadi babi, Sera."

Naruto tanpa sadar berkata dan menatap kosong kearah Serafall, dengan tangan yang masih terangkat setelah menyelesaikan tugasnya.

Serafall yang masih mengusap kepala bekas pukulan Naruto hanya bisa mengerucutkan bibirnya, "Uuu, kau jahat Naru-tan."

"Dan kau pikir aku peduli?"

"Cheee"

Hanya dengusan kekanak-kanakan yang keluar dari bibir sang Maou Leviathan.

"Demi Satan, Nee-sama. Kuharap kau bisa menjaga kehormatanmu sebagai Maou," Sona yang tersadar pun hanya bisa mengeluh melihat sang kakak, "Juga selain itu sensei, bagaimana anda bisa berada disini?"

Naruto hanya mengangkat bahu seperti tidak memperdulikan apapun, "Yah, aku hanya menanggapi panggilan kakakmu dan begitulah."

"Bagaimana anda mengenal kakakku sensei?"

"Ceritanya cukup panjang..."

Sona mengernyit mendengar itu, dia memiliki kecurigaan bahwa sensei olahraganya memiliki beberapa hubungan yang dalam dengan sang kakak. Mengejutkan juga guru olahraga tersebut bisa lolos sepanjang hari dari radar supranaturalnya bersama Rias beserta peerage masing-masing. Ingin menanyakan tentang kecurigaannya, tapi masalah itu harus dikesampingkan ketika melihat kobaran api naik ditengah aula.

Memperlihatkan laki-laki yang menjadi pasangan sahabatnya yang dikenal sebagai Riser Phenex berdiri bangga ditengah ruangan.

"Hadirin Tuan dan Nyonya sekalian, terima kasih telah menghadiri acara yang telah diselenggarakan antara Rumah Gremory dan Phenex. Hari ini, saya Riser Phenex dengan bangga memperkenalkan anda dengan calon saya dari Rumah Gremory, Rias Gremory!"

Dengan selesainya penyambutan tersebut, lingkaran sihir merah muncul disebelahnya dan memperlihatkan Rias yang menggunakan gaun pengantin berdiri dengan ekspresi tak menentu di wajahnya.

Kerutan khawatir semakin dalam terlintas diwajah Sona ketika melihat raut putus asa Rias.

Boom...

Pintu ganda tempat acara tersebut meledak dengan cukup keras menghasilkan debu yang cukup membuat pandangan menyipit untuk melihat siapa pengacau dibaliknya.

"Aku tidak akan membiarkan Buchou menikah denganmu, Teme."

Suara dibalik debu adalah suara yang cukup dikenal Sona dan Peerage nya beserta Naruto sebagai Issei Hyoudou, salah satu Trio Mesum disekolahnya, sekaligus salah satu peerage Rias yang mengkonsumsi bidak Pawn, juga diketahui sebagai pemegang Boosted Gear yang didiami salah satu dari Two Heavenly Dragon, Red Dragon Emperor, Ddraig.

Saat debu menipis terlihatlah Issei dengan tangan kirinya menyala menandakan aktifnya Sacred Gearnya, berdiri seakan menantang siapapun untuk memukul wajah mesumnya yang sayangnya sekarang digantikan keseriusan...

"KEPERAWANAN BUCHOU ADALAH MILIKKU, BRENGSEK!"

Atau tidak...

"AHAHAHAHA..."

Keheningan yang mencekam melebihi suasana pemakaman pun dipecahkan oleh suara tawa dari Serafall yang sedang memegangi perutnya, mencoba meredam tawa yang sayangnya tetap gagal tertahan.

"Kenapa aku tidak begitu terkejut dengan itu, ya Tuhan," gumaman serta tepukan dahi yang bisa dilakukan Naruto ketika mendengar pernyataan salah satu murid sekolahnya. 'Mau seserius apapun wajahnya, tetap saja otaknya lah yang perlu diperbaiki'

Beberapa orang yang mengenal Issei juga tidak bisa untuk tidak malu ketika mendengar deklarasi memalukan tersebut.

Riser yang tersadar pun dengan segera memanggil para penjaga untuk menghalangi Issei agar tidak bertindak lebih jauh, "PENJAGA, APA YANG KAU LAKUKAN. CEPAT TANGKAP PENYUSUP INI!"

Para penjaga yang mendengar perintah tersebut bergegas segera mengerumuni Issei, tapi sebelum cukup dekat dengannya mereka dihalangi oleh beberapa remaja yang dikenali sebagai Akeno Himejima, Koneko Toujo, dan Yuuto Kiba dari Peerage Rias Gremory.

"Tenanglah Riser-kun, ini hanyalah satu hal yang saya siapkan."

Sebuah suara yang berasal dari podium ruangan mengalihkan pandangan setiap orang diruangan tersebut, disana berdiri seorang pria dengan jubah kebesarannya yang identik dengan Rias.

Riser hanya bisa menggeram bingung ketika mendengarnya, "Apa maksud anda dengan ini, Lucifer-sama?"

Pria identik dengan Rias yang sekarang dikenal sebagai Lucifer; salah satu dari Empat Raja Iblis, dikenal sebagai Sirzech Gremory, atau Sirzech Lucifer setelah mengklaim gelarnya sebagai salah satu dari raja iblis. Dia adalah kakak dari Rias Gremory, pewaris Gremory sebelumnya, sebelum menyerahkan hak tersebut kepada Rias dikarenakan kenaikannya sebagai Lucifer.

"Seperti yang kubilang sebelumnya, aku menyiapkan hal ini sebagai ujian kelayakanmu untuk menjaga pewaris keluarga Gremory," Sirzech tersenyum. "Lagipula jika kita lihat pertandingan yang sebelumnya, sudah jelas jika Rias Gremory akan tetap kalah, baik dari segi kuantitas ataupun kualitas, mengingat mereka belum mempunyai satupun pengalaman dalam Rating Game."

Geraman yang keluar dari tenggorokan Riser tidak berhenti, "Jadi, apa yang anda inginkan, Lucifer-sama?"

"Itu mudah," sekali lagi senyum yang bertahan diwajah Sirzech membuat Riser sangat tidak nyaman, "Kamu hanya perlu melawan Pawn Rias Gremory dalam pertarungan tunggal sekali lagi untuk kelayakanmu, Sekiryuutei melawan Phoenix, bagaimana?"

"Aku?" Riser menunjuk diri sendiri dan segera mengalihkan jarinya ke Issei, "Dengan iblis rendahan ini?!"

"Yah," Sirzech mengangguk masih dengan senyum yang senantiasa bertengger diwajahnya, "Bukankah ini akan jadi menarik?"

Wajah Riser berkerut diam untuk beberapa saat memikirkan hal tersebut, tak lama dia pun mengangkat kembali wajahnya menatap langsung ke arah wajah tersenyum Sirzech.

"Apa yang akan kudapatkan dari ini, Lucifer-sama?"

"Yah, jika kau menang, maka tidak ada pertunangan. Tapi aku akan langsung memberikan hak langsung untuk menikah dengan Rias Gremory saat itu juga."

Mendengar itu mata Riser melebar sebelum seringai menjijikan melebar di wajahnya.

Tak berbeda dengan Riserーkecuali seringainya tentunya, Peeragee Rias hanya tercengang mendengar kata-kata yang keluar dari Sirzech.

Tapi yang paling shock adalah sang adik Sirzech; Rias sendiri, dia tercengan ketika kata-kata keluar dari kakaknya. Dia tak percaya jika kakaknya akan mengeluarkan peernyataan tersebut, ketika ia menatap langsung kakaknya dia hanya bisa menangkap kilatan kesedihan di mata sang kakak, tak lupa dengan senyum kecut sekilas yang tak terlewatkan ketika pandangan mereka bertemu.

Genggaman di gaunnya mengerat menimbulkan kerutan kusut yang tertinggal di gaun tersebut.


"Oho~" Naruto menyeringai tipis dengan tatapan tertarik ketika mendengar pernyataan Maou Lucifer, "Bukankah ini menjadi pertaruhan yang menarik?"

"Hm, kau benar," dengan anggukan Serafall yang telah kembali dari dunianya akibat interupsi Sirzech pertama kali menimpali Naruto, "Kita tidak bisa memprediksi siapa yang akan memegang kemenangan jika pertarungan keduanya terjadi."

"Memang apa yang dikatakan Nee-sama ada benarnya, tapi Riser seperti yang sudah diketahui; memiliki banyak pengalaman di dalam Rating Game, dengan kata lain dia juga memiliki apa yang dibutuhkan untuk pertarungan ini," Sona yang berada disamping keduanya setengah menyetujui apa yang di katakan kakaknya, "Dan disisi lain Issei baru beberapa bulan dibangkitkan sebagai iblis, juga mengaktifkan Sacred Gear-nya beberapa hari setelah dibangkitkan. Jadi wajar jika keuntungan masih lebih besar di pihak Riser."

"Yah menurutku tidak ada yang salah dari pernyataan kalian berdua," berpikir sejenak, Naruto melanjutkan, "Tapi jika aku mengikuti apa yang dikatakan Sona, itu juga tidak mungkin bagi Issei melakukan hal semacam ini. Pasti ada sesuatu atau seseorang yang mendorongnya untuk mendapatkan keberanian ini..."

"Maka aku berpikir jika mengikuti apa yang di katakan Sera, kita hanya bisa melakukan taruhan diantara keduanya. Mengingat Issei mempunyai nyali untuk ini, pasti ada sesuatu yang telah dia atau seseorang persiapkan untuk meraih persentase kemenangan lebih."

Naruto menyelesaikan penjelasan singkat yang menurutnya memang perlu diberitahukan.

Serafall berkedip untuk beberapa saat sebelum tersenyum kepada Naruto, "Ho~, apakah kau berbicara dari pengalaman, Naru-tan?"

Mendesah pelan, "Bisa dibilang, ya." Memutar matanya ketika mendapati Serafall mencoba menggodanya, dia berusaha mendorong Serafall menjauh dengan kesusahan, mengingat hanya mempunyai satu tangan tersisa. "Menjauhlah dariku, Sera!"

"Yaa~, tidak mungkin. Ayo ceritakan pengalamanmu pada Sera~"

"Ck, seperti aku akan melakukannya saja, Chibi!"

"Uwaa, kau sangat jahat, Naru-tan~"

"Dan sekali lagi, seperti aku peduli saja," Naruto masih berusaha mendorong Maou menjauh darinya, "Juga, bukankah kau harusnya di podium bergabung dengan jajaran Maou, kau salah satu Maou bukan?"

"Oh ayolah, Naru-tan. Kau tau kan, aku juga perlu bersantai sesekali," balasan yang didapat dari Serafall hanya merengek kekanak-kanakan seperti biasa.

'Astaga, bisakah tolong jauhkan aku dari iblis satu ini untuk sehari saja, ya Tuhan.'

"Ouch!"

Dengan itu dia terbebas ketika Serafall memegangi kepalanya merasakan kesakitan sesaat. Gumaman syukur keluar dari Naruto ketika akhirnya terlepas dari Chibi satu tersebut.

Sona mengernyit melihat kedekatan keduanya, kecurigaannya kepada Naruto tidak hilang barang untuk sesaat, itu malah semakin membesar tiap detiknya. Tapi melihat bagaimana interaksi bahagia kakaknya ketika berada didekat gurunya tersebut, dia mencoba menepis hal itu.

Tak berbeda juga dengan Tsubaki yang berada dibelakang ketiganya bersama peerage Sona yang hadir, hanya bisa melihat dalam diam kebingungan mengenai guru olahraganya yang begitu dekat dengan kakak king nya. Mengingat dia sebagai salah satu Maou juga, dia tidak bisa tidak mencurigai sesuatu tentang gurunya tersebut.

"Baik, aku akan menerima ini Lucifer-sama."

Sekali lagi perhatian mereka teralihkan oleh suara Riser ketika menyetujui Maou Lucifer.

"Bagus!" Sirzech tersenyum senang ketika mendengar Riser menerima proposalnya, "dan bagaimana denganmu Issei Hyoudou-kun?"

Tanpa berpikir lama, Issei mengangguk menyetujuinya, "Aku menyetujuinya, Sirzech-sama."

"Dan apa yang kau inginkan jika kau memenangkan pertarungan ini, Sekiryuutei?"

"AKU HANYA INGIN PERTUNANGAN INI DIBATALKAN, DAN MEMBIARKAN BUCHOU BAHAGIA DENGAN PILIHANNYA SENDIRI!"

"Baik. Maka dari itu, Grayfia!"

Sirzech dengan suara yang tenang, memanggil Ratu dalam peerage nya. Dan Grayfia yang mengerti akan tugasnya segera membuat lingkaran teleportasi di tempat Issei dan Riser, mengirim mereka menuju arena Rating Game yang akan menjadi tempat pertarungan keduanya.

[Dengan ini, Tuan dan Nyonya sekalian. Pertarungan antara Issei Hyouou-sama dengan Riser Phenex-sama akan dimulai!]

Dan dengan selesainya pernyataan tersebut, pertarungan antara Sekiryuutei dan Phoenix mulai berlangsung...