Arc 1 Prolog Jledar! boom! boom! Tik..tik..tik... Hujan menyelimuti langit malam yang gelap, tapi itu masih belum memadamkan sisa-sisa api yang masih berkobar pada reruntuhan yang dulunya bangunan seperti kuil, di salah satu reruntuhan terbesar, seorang wanita dewasa berambut hitam dengan kimono yang tampak seperti sesuatu yang digunakan oleh pendeta di kuil Shinto terbaring sekarat dengan luka tusukan dan tebasan di beberapa tempat. "Se..mo..ga..akeno se..la..mat.." wanita itu tampak menggunakan sesuatu, tapi itu terputus-putus dan hanya nama yang tampaknya dimiliki oleh perempuan yang terdengar jelas, wanita itu tampaknya tidak takut dengan kematian yang akan mendatanginya, di matanya hanya rasa rindu dan penyesalan akan sesuatu yang terlihat, sebelum akhirnya menutup matanya dan menunggu kematian yang akan datang dengan tenang seiring dengan kesadarannya yang mulai kabut, tepat sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya, dia tampak mendengar suara pria, suara itu tampak dimiliki oleh seorang pemuda setidaknya itulah yang dia rasakan saat suara itu berkata."jadi wanita ini yang akan jadi ibu dari tubuhku" Kesadaran wanita itu menghilang dengan sedikit rasa penasaran tentang apa yang dimaksud oleh pemuda yang suaranya dia dengar. Sementara wanita itu telah sepenuhnya kehilangan kesadaran, sesosok bayangan humanoid yang tampak terbentuk dari berbagai warna yang tercampur melayang di atas wanita itu dan menatapnya. Kenapa menyebutnya sosok humanoid dan bukan manusia, itu karena saat ini selain memiliki sebagian besar fitur manusia, sosok itu terdiri dari materi dengan warna yang bercampur sehingga hanya mungkin menunjukan bahwa setidaknya sekarang dia menggunakan wujud pria muda, serta dia juga memiliki sepasang sayap dengan bentuk aneh, sayap itu tanpa seperti sayap naga dalam mitos dan legenda, sementara juga tanpa seperti sayap burung karena ada beberapa bagiannya yang terjatuh dan membentuk ilusi bahwa itu semacam bulu yang jatuh. Sosok itu mengangkat tangannya ke langit dan mulai berkata dengan bahasa yang mungkin hanya dia pahami saat ini "π$@@Π]••@Π6" Hampir dengan bersamaan suara sosok itu berhenti aliran energi murni memancar dari telapak tangannya, dan menuju ke langit dengan sangat cepat, lalu setelah mencapai ketinggian tertentu, energi itu menyebar dan membentuk semacam kubah energi yang memisahkan ruang di dalamnya dengan dunia luar, bukan hanya secara materi atau energi, tapi juga secara dimensi, karena ruang di dalam penghalang sekarang dapat di anggap sebagai ruang yang sepenuhnya independen dan hukum yang berlaku dalam penghalang tersebut sesuai dengan apa yang entitas humanoid itu inginkan. Setelah menciptakan penghalang entitas itu sekali lagi melihat wanita yang saat ini berada di ujung hidupnya, dan dengan mengacungkan jari telunjuknya ke arah wanita itu, sebuah bola energi seukuran kerikil mulai terbentuk, dan di saat yang hampir bersamaan dengan bertambahnya volume bola itu, wujud entitas itu juga mulai memudar, hingga akhirnya saat wujud entitas itu benar-benar menghilang dan menyusahkan bola energi sebesar bola basket, bola energi itu dengan perlahan turun dan menyatu dengan tubuh wanita itu. Peristiwa itu tidak hanya membuat hidup wanita itu terselamatkan, tapi juga menciptakan semacam tabung segi enam yang menyimpan wanita itu. Waktu berlalu, matahari terbit, lalu tenggelam, dan akhirnya terbit lagi. Hari demi hari, Minggu demi Minggu, bulan hingga bulan berlalu. Tepat saat dua belas bulan berlalu, bola cahaya muncul kembali dari dalam tubuh wanita itu, sekarang bola itu memiliki tampilan transparan, yang membuat bagian dalamnya dapat terlihat dari luar, di dalamnya terlihat bayi manusia berambut hitam, dengan mata yang tertutup, sementara tanda-tanda aneh berkedip-kedip di seluruh permukaan tubuhnya. ... Waktu berlalu sekali lagi, sekarang bola energi telah membesar hingga seukuran tabung tempat wanita berambut hitam tertidur, dan bayi di dalamnya juga tumbuh menjadi pemuda dengan wajah yang mirip dengan wanita berambut hitam, selain itu tanda-tanda aneh yang sebelumnya terus berkedip-kedip sekarang membentuk sekumpulan rantau yang tampak melilit pemuda itu. ... Daun berguguran tertiup angin, dan entah takdir atau bukan salah satu daun itu jatuh tepat di atas lapisan pelindung pemuda tersebut. Tess.. Seperti tetesan air yang menimbulkan riak, mata pemuda itu terbuka dan menampilkan sepasang pupil hitam dengan gradasi emas yang samar, saat pemuda itu itu bergerak, lapisan pelindung itu lalu mengecil menyesuaikan dirinya dengan ukuran tubuh pemuda itu, awalnya tampak seperti lapisan jeli yang menutupi pemuda itu, tapi saat pemuda itu mulai mengambil langkah demi langkah, lapisan jeli itu akhirnya berubah menjadi semacam kimono hitam lengan panjang dengan corak perak gelap di beberapa bagian, dan perubahan itu akhirnya stabil saat pemuda itu mencapai tempat wanita berambut hitam tertidur.
