NSX, Autozam

"FTO selesai!" seru Zazu memberitahukan. Ia muncul di ruang komando NSX. "Aku menyelesaikannya secepat mungkin! Fahren dan Chizeta semakin mendekati Cephiro, bukan? Aku tahu itu!"

Zazu terdiam mendapati ruang komando yang hening, tak menyambut keberhasilannya memperbaiki FTO sedikit pun. Ia menemukan wajah-wajah tegang balas memandangnya. Ia menoleh pada Geo yang menduduki tempat di mana Eagle seharusnya berada.

"Kita tidak akan bergabung dalam pertempuran, Zazu. Tidak kali ini."

"Apa?! Mana Eagle?!"

Geo tak menjawab.

"Ia masih tidur? Luar biasa! Ini bukan hari libur!" Zazu segera keluar dari ruang komando. Ia bertekad membangunkan Eagle. "Ya Tuhan, ia memang suka tidur, tetapi tidak seketerlaluan ini."

"Kalian tetap pada perintahku!" kata Geo kepada para prajurit yang bertugas di ruangan itu, sebelum akhirnya ikut pergi bersama Zazu.

"Ini benar-benar aneh... dan membuatku cemas." Zazu memandangi wajah Eagle yang begitu tenang.

"Ia tidak bergerak sedikit pun. Ia tidur lebih lama dari biasanya. Setengah hari sudah berlalu. Apakah ia tidak apa-apa? Apakah kita tidak apa-apa? Kita sedang di medan tempur."

"Ia tidak sedang sakit, bukan?" tanya Zazu. Zazu menyentuh kening Eagle, lalu meraba nadinya. "Ia tidak demam atau apapun..."

"Hei, mungkinkah dia sedang menyembunyikan sesuatu dari kita?"

"Apa maksudmu?"

"Kau berkata ia mungkin sakit..."

"Ia tidak sakit."

"Baguslah. Sekarang kau bisa pergi. Kembalilah pada FTO, GTO-ku dan robot-robot untuk pasukan. Persiapkan mereka sebaik mungkin. Jika Eagle bangun, ia mungkin akan melakukan suatu gebrakan yang merepotkan..."

Zazu tertawa... "Baiklah. Dan kau?"

"Aku akan menjaganya sebentar lagi."

"Baiklah..." Geo cepat berpaling pada Eagle dan memandanginya baik-baik. Tidak disangkanya, mata Eagle bergerak-gerak hendak membuka. "Eagle? Kau akhirnya bangun?" tanya Geo senang.

"Siapa yang sedemikian berisik?" tanya Eagle lemah. Ia membuka matanya...

"Eagle! Ini aku!" Geo panik ketika mengetahui Eagle belum benar-benar sadar, seakan masih berada di alam mimpi. Eagle mengigau dan tangannya menggapai-gapai seakan hendak mendapatkan sesuatu. "Eagle... sadarlah!" Geo menangkap tangan Eagle dan menggenggamnya erat-erat.

"Lantis..." bisik Eagle membuat Geo luar biasa terkejut. "Aku... Cephiro..." Suara Eagle menghilang, ia tetap bicara tanpa sedikit pun bersuara.

"Eagle." Geo yang sangat cemas berubah tegas. "Bangun!"

Eagle seketika terkesiap dan matanya membuka sempurna dalam keterkejutannya. Geo melepaskan tangannya. Eagle menatap telapak tangannya... "Mengapa kau ada di sini?"

"Kau akhirnya bangun, Komandan!" Geo melipat tangannya di dadanya. Otot-ototnya yang besar terlihat menonjol. "Kau akhirnya bangun... Setelah 12 jam berlalu."

"Aku... tidur selama itu?"

Geo mengangguk. "Ya, tepat setelah kau keluar dari FTO dan berkata kau melihat Lantis."

Eagle seketika ingat apa yang telah dialaminya. Tiba-tiba Eagle bertanya panik, "Apakah aku mengigaukan sesuatu ketika aku tidur tadi?"

Mata Geo sedikit membesar karena ia tahu. Tetapi, ia punya perasaan sesuatu yang buruk tengah terjadi di antara Eagle dan orang yang namanya disebutkan Eagle tadi. Ia pun menjawab, "Tidak."

Eagle mendesah, melepaskan kesusahan dalam hatinya. Tatapan matanya berubah sendu. Ia menatap Geo. "Maafkan aku meninggalkan semua orang sementara pertempuran masih berlangsung."

"Ya, benar. Ada banyak perkembangan negatif. Aku ingin mengetahui rencanamu. Aku tunggu kau di ruang pertemuan. Jangan kau berani tidur lagi. Ingat itu," Geo berkata keras, tetapi senyuman pelan terkembang di wajahnya. Ia tidak bisa bersikap lebih keras lagi. Kondisi Eagle benar-benar tidak biasa.

"Iya, aku tahu. Aku akan menemuimu di sana, Wakilku." Eagle tertawa dengan keriangannya yang biasa.

Pintu tertutup. Ruangan itu menjadi hening. Hanya terdengar detik suara jam di dinding yang menunjukkan benar, bahwa waktu yang panjang telah berlalu sejak kemarin. Eagle merenung; merenungkan dirinya, misinya, dan pertemuannya dengan Lantis...

Eagle tak bisa bertanya berada di pihak manakah Lantis. Tidak pada pihaknya dan sesungguhnya, tidak juga pada Cephiro yang sekarang. Eagle tak pernah bisa melupakan percakapan mereka berbulan-bulan yang lalu. Peristiwa itulah yang menghantuinya... ketika Lantis terus memandang tinggi ke langit, ke arah timur yang kehilangan warna birunya yang seharusnya. Merah tampak di sana seakan-akan dunia sedang dinyalakan dengan api dan warnanya terpantul di langit.

Lantis duduk di tepi salah satu bagian hangar robot-robot Autozam yang paling tinggi dan menjorok, terbuat dari rangkaian besi-besi bersilang.

"Di sini kau menyendiri?" tanya Eagle menyapanya. Lantis tak menjawab apa-apa. "Apa yang terjadi?" Eagle ikut memandang ke arah yang dilihat Lantis. "Di timur sana... Negeri tempatmu berasal... seperti membara..."

"Putri Emeraude... Sang Pillar sudah mati," katanya datar, seakan tidak ada hal khusus yang terjadi.

"Itu bukan berita bagus, bukan?" Eagle ingin menanyakan sikap Lantis yang sedemikian ironis. "Bukankah itu berarti sesuatu juga telah menimpa kakakmu?" Kekhawatiran jelas melandanya. Ia mengkhawatirkan Lantis.

"Aku... tidak akan terkejut. Ia tahu ini akan terjadi. Putri Emeraude tidak akan bisa membuang segalanya demi cintanya. Ia memilih mati, maka ia pantas untuk mati. Meskipun demikian, Zagato... Ia tetap berjuang demi apa yang diyakininya." Lantis bangkit berdiri dan berbalik menghadapi Eagle. "Sekarang, ia telah menang."

"Lantis... Kau tidak bahagia. Mengapa tak sekali ini saja kau berhenti mengenakan topengmu?" Eagle mendekat. Ia tak bisa membiarkan Lantis yang sesungguhnya sedemikian sedih. Air mata yang tak diinginkan terlihat mengalir di wajah Lantis. Eagle memeluk sahabatnya itu.

"Keluargaku satu-satunya... Aku tak mengerti mengapa aku bisa memutuskan untuk meninggalkannya ketika aku bisa bergabung dengannya dan mati bersamanya."

"Lantis, kau ingat. Kau berjanji tak akan menginginkan kematian lagi. Kau ingat?"

Lantis meminta agar Eagle melepaskannya dengan mendorongnya. Lantis memandang Eagle dengan sedemikian lekat.

"Cephiro tidak bisa eksis tanpa pengorbanan seorang Pillar. Aku tidak pernah menerimanya sebagai sesuatu yang benar. Selama ini, aku adalah orang yang hanya bisa lari. Aku telah memutuskan sesuatu... Tragedi ini tidak boleh terulang kembali. Aku akan mengakhiri sistem Pillar dengan tanganku sendiri. Andai aku harus mati, aku akan mati demi mewujudkan tujuan ini."

...

Eagle mencengkram kepalanya yang seperti mau pecah. Kebencian Lantis pada negerinya sendiri telah jelas, tetapi keputusannya untuk menginvasi Cephiro dan mendapatkan posisi Pillar, telah membuat Lantis membencinya, sesuatu hal yang sesungguhnya sangat membuatnya menyesal.

Permintaan maaf, bagaimana akan disampaikannya? Mungkinkah di pertempuran mereka selanjutnya?

Eagle mendengarkan laporan Geo dengan mata terpejam. Ia tak percaya, benarkah akibat pertarungannya dengan ketiga Magic Knights separah itu? Ia tidak begitu peduli pada FTO-nya yang rusak karena tahu, Zazu mekanik yang handal ada di sisinya. Ia hanya terus memikirkan, bagaimana bisa jalan yang dibuatnya untuk mendarat di Cephiro melemah sedemikian rupa? Kemajuan yang dibuatnya seketika menjadi kemunduran yang luar biasa dan sekarang, dua negara lainnya memanfaatkan kekalahan Autozam dengan mulai bertindak lebih berani.

"Mereka benar-benar meremehkan kita, bukan?"

"Aku tidak tertarik jika kau ingin aku mengambil tindakan yang hanya akan membuktikan bahwa kita pantas diremehkan. Kita punya hal yang lebih penting daripada itu. Menguasai Sistem Pillar secepatnya."

Geo hanya diam.

"Mari kita diskusikan bagaimana cara kita agar dapat menembus..." Gambar kastil Cephiro muncul. "Lapisan pelindung ini." Eagle menunjuk. "Pelindung yang luar biasa, terbuat dari energi mental. Serangan-serangan biasa tidak akan menjatuhkan kastil karena pelindung ini. Di sini, semua menjadi jelas dan akan kutegaskan kembali. Menggempur dan menguasai kastil bukanlah misi kita. Karena itu, biarkan Fahren dan Chizeta melaksanakan niat mereka. Mereka tak akan bisa menjatuhkan Cephiro dengan serangan-serangan mereka yang, seperti biasa, serampangan."

Geo mendesah. "Sulit dipercaya, ada benda sebesar itu yang hanya terbuat dari energi mental."

"Cephiro memang negeri yang ajaib..."

"Lantis bercerita banyak tentang Cephiro ketika ia ada di Autozam. Kau berkata kau melihatnya. Itu berarti ia sudah kembali ke negerinya, bukan?" Eagle sedikit terperanjat. Geo merasa benar, ada yang salah dengan misi yang dibawa Eagle ini.

Eagle tiba-tiba tersenyum dipaksakan, "Ini rumahnya. Tidak heran jika ia ada di sini..." Eagle menangkap tatapan Geo yang mencurigakan. "Hei, mengapa kau memandangku seperti itu? Apakah ada sesuatu di wajahku?"

"Ah, tidak..." Geo mendekati Eagle dengan menggeser kursinya. Eagle berubah waspada. Geo memegang kedua bahu Eagle, ingin agar Eagle berhenti berpura-pura. Ia benar-benar serius. "Aku ingin bertanya. Kau tidak merasa bersalah melakukan ini? Menginvasi negara Lantis, apakah kau benar-benar tidak masalah melakukan ini?"

Senyuman hilang di wajah Eagle. Ia tetap diam.

Geo pun melanjutkan, ia ingin Eagle mengatakan sesuatu. "Ketika meninggalkan Cephiro sebagai pengembara, ia tinggal paling lama di Autozam sebelum akhirnya ia kembali ke Cephiro. Ia dulu selalu diam dan penyendiri, tetapi ketika bersamamu, aku tahu, ia berubah. Kesedihan di wajahnya menghilang. Ia benar-benar percaya padamu. Kau pun mengalami dan merasakan hal yang sama terhadapnya bukan, bukan? Kalian memiliki banyak kesamaan. Kalian sama-sama memiliki idealisme dan berpegang teguh padanya. Kalian sama-sama rela berkorban demi apa yang kalian yakini. Kalian pun sama-sama keras kepala. Tidakkah kau mengingat itu? Lantis adalah sahabatmu, juga sahabatku dan Zazu."

Tatapan mata Eagle melembut. Tentu saja ia mengingat itu. Sekalipun hanya sebentar, dua tahun masa hidupnya bersama Lantis adalah yang terbaik yang pernah dialaminya. Eagle tersenyum sedih.

Geo melepaskan Eagle. Ia kembali duduk baik di kursinya. "Aku berpikir Lantis akan tinggal selamanya di Autozam. Tetapi, ketika pelindung yang menyelimuti Cephiro memudar, ia berkata bahwa Pillar Cephiro pasti telah mati. Segera setelah itu, perbincangan mengenai invasi ke Cephiro dimulai. Autozam adalah negeri yang sangat terindustrialisasi. Dengan mengubah mental energi menjadi numeric kita dapat menciptakan energi untuk menggerakkan, mengubah, dan menciptakan apa saja, terutama mesin-mesin. Namun dampaknya, tempat hidup kita menjadi begitu tercemar... Tak peduli berapa banyak mesin kita ciptakan, tidak ada yang berubah. Negeri kita pelan-pelan mati... Orang-orang pun mati..."

"Itulah mengapa Autozam perlu sistem Pillar, Geo," kata Eagle. "Ketika Cephiro memiliki Pillar-nya, negeri itu selalu indah seperti surga. Aku selalu bermimpi memilikinya, langit biru di kejauhan itu dari puncak-puncak tertinggi Autozam. Aku yakin, Pillar yang mendukung negeri Cephiro pasti memiliki hati yang sedemikian indah. Tetapi, ketika ia tiada, tidak ada yang bisa hidup di Cephiro. Cephiro menjadi lebih buruk daripada Fahren, Chizeta, ataupun Autozam. Bagaimana bisa hati seseorang mengendalikan dunia yang sedemikian besar? Jika kita bisa memahami dinamikanya, kita mungkin dapat menemukan solusi bagi masalah yang menimpa Autozam. Tetapi, tak ada cara untuk memahami itu selain dengan menjadi Sang Pillar itu sendiri."

"Jadi, itulah sesungguhnya sebab mengapa ayahmu membuat proklamasi invasi ke Cephiro?" tanya Geo.

"Akulah yang mengajukan usul tersebut kepada ayah dan kongres. Demi melindungi Autozam..."

"Meskipun jika itu berarti menghancurkan Cephiro dalam prosesnya?" tanya Geo getir. "Dan mengorbankan hidupmu sendiri? Posisi Pillar adalah neraka, kau tahu?"

"Itu benar," jawab Eagle tak tagu-ragu. "Fahren dan Chizeta dengan motif mereka masing-masing juga bergerak menuju Cephiro. Tetapi, kita punya informasi tentang Cephiro lebih banyak daripada mereka. Kita punya kelebihan..."

"Kau tak peduli jika itu berarti mengkhianati Lantis?"

"Aku sudah membuat keputusan. Aku tidak akan mengubah ketetapan hatiku, tak peduli apapun yang terjadi."

Geo mengerang kesal, tidak tahu lagi apa yang harus dikatakannya pada Eagle. "Aku mendengarkanmu. Karena aku berada di pihakmu, aku akan mengikutimu ke mana pun kau pergi. Aku memberikan nyawaku padamu," kata Geo sambil berlalu. Ia menoleh dan tersenyum pada Eagle.

Eagle membalasnya. Ia merasa lebih baik sekarang. Eagle kembali memandangi kastil Cephiro beberapa lamanya, sesuatu telah tersusun di dalam kepalanya... Lantis... maafkan aku. Sekalipun kau tak akan membiarkannya, aku harus menduduki Cephiro... katanya dalam hati.