Itu dia, mataharinya... juga kebebasannya sebagai manusia yang memiliki hati dan harapan. "Mulai sekarang aku akan bisa melihat Cephiro yang sesungguhnya," kata Hikaru pelan. "Sungguh negeri ini seperti sebuah dongeng…"

Clef mendengarnya dengan kepala tertunduk. Ia menggenggam tangan kanan Hikaru yang terasa dingin. "Kau berkesempatan mengucapkan tiga harapan..."

"Kalau begitu, kini hanya tersisa dua."

"Kau memutuskan menyelamatkan Eagle Vision..." kata Clef terkejut.

"Kehidupannya dan juga masa depan negerinya..." Hikaru menambahkan.

Ketiganya terus berjalan keluar Menara Seleksi sampai ia bertemu dunia bebas. Sebuah ruang yang luas membentang di hadapan mereka. Di bawahnya adalah ratusan anak tangga. Jauh di depannya lagi tanah Cephiro di mana banyak sekali orang telah berkumpul menunggu hasil seleksi Pillar. Semua orang berbondong-bondong mendekati menara.

Dalam satu sapuan, awan tersibak dan langit biru menghiasi Cephiro yang luas. Pelan tapi pasti kehijauan dan bunga-bunga mulai menyelimuti daratan, embun-embun berkilauan di setiap dedaunan, rerumputan dan pepohonan yang tumbuh. Air mengisi kembali mata air-mata air, sungai kembali bergemericik dan ombak berdeburan di danau yang pulih seperti sedia kala. Matahari bersinar menyilaukan, menghangatkan bumi dan semua orang yang sudah terlalu lama dalam kedinginan dan kegelapan.

"Hari baru tiba di Cephiro... Dengan begini, hanya tersisa satu."

"Aku akan mengangkatmu..." kata Clef.

Hikaru tak menghiraukan Clef. Ia memejamkan mata dan sepenuh hati berdoa, "Semoga kedamaian, keselamatan, dan keindahan selalu terpelihara di Cephiro... Semoga harapan selalu terpelihara di hati semua orang... Semoga kekuatan ada pada tangan dan kaki mereka yang ingin membangun kembali Cephiro... Semoga Cephiro bercahaya di masa depan sebagai negeri yang kuat dan bersahabat dengan negeri-negeri lain..."

"Hikaru, aku akan mengangkatmu," kata Clef sekali lagi dengan nada mendesak.

"Hari ini... aku mengakhirinya," kata Hikaru dalam. Ia telah yakin akan hal ini dan Clef pun terperanjat. "Aku akan menghentikannya. Sistem Pillar."

Hikaru membuka matanya dan memandang semua orang. Ribuan pasang mata balas memandang ke arahnya sepenuhnya. Mereka hening mendengarkan apa yang dikatakan Sang Pillar dari dalam lubuk hatinya. Hikaru menarik tangannya dari Clef dan melangkah maju.

"Hikaru..." Air mata mengalir di wajah Clef. Sosok Hikaru tampak berpendar di matanya... Ia tak bisa percaya hari itu akan datang dalam hidupnya. Mimpi ini telah menghabiskan hampir seluruh usianya, sungguh masa yang panjang ia tidur dan bermimpi akan hari ini. Kini ia telah bangun, akhirnya!

Fuu datang, lalu mengambil tempat di samping Umi. Lantis ikut bergabung dengan Eagle Vision di tangannya. Primera melayang di dekatnya, terharu menyaksikan peristiwa ini.

Angin memain-mainkan rambut merah panjangnya. Di hadapannya, menjulang Menara Pillar yang berkilauan memantulkan cahaya matahari. Siluet Bravada dan Dome tampak di kejauhan, juga bangkai NSX... Puing-puing dan menara-menara yang tersisa tampak mistis diselimuti kabut pagi hari, matahari kini semakin tinggi menampakkan kenyataan bagi semua orang tentang sebuah visi untuk masa depan. Tak perlu ada lagi pelindung raksasa itu ketika setiap bangsa mulai bergandengan tangan dan menjalin persahabatan. Chizeta dan Fahren, juga Autozam...

Hikaru menarik napas. "Hari ini aku menghentikan sistem Pillar di negeri Cephiro…" Ini kemenangan yang dinanti-nantikannya. Wajahnya begitu cerah mengetahui tak ada lagi penghalang baginya. Orang-orang pun gempar. Dunia seperti berguncang sekali lagi oleh ledakan keterkejutan. Akhirnya mereka terlepas dari sesuatu yang merantai mereka ratusan tahun lamanya. Cephiro mengikuti jejak negara-negara lain yang telah melepaskan diri dari sistem Pillar!

"Hari ini kita memulai lembaran baru, kita bergerak sebagai orang-orang yang merdeka. Cephiro adalah milik kalian. Negeri ini adalah milik semua orang yang mencintainya. Selama masa yang berat kita melihat bersama bahwa semua orang telah menjadi pilar yang mempertahankan Cephiro. Tak pandang apakah kalian pria atau wanita, muda atau tua, kaya atau miskin, sehat atau sakit... apakah kalian manusia biasa atau pengguna magic... atau peri... Aku percaya pada kalian. Aku melepaskan kalian untuk menempuh jalan yang dapat mempertemukan kalian dengan takdir sebagai bangsa yang besar dengan kekuatan kalian sendiri!"

Hikaru menarik napas, air matanya mengalir lantaran kebahagiaan mampu mengucapkan ini semua... Orang-orang pun ikut meneteskan air mata, terharu bahwa hari yang seperti mimpi ini lahir dalam kehidupan mereka. Tidak akan ada lagi cerita mereka yang diceraikan dari keluarga untuk dikorbankan menjadi Pillar. Tidak akan ada lagi ancaman kehancuran menyusul kematian para Pillar. Tidak akan terjadi lagi apa yang pernah terjadi di masa lalu... Mereka terbebas dari takdir mengerikan itu!

Hikaru berbalik dan berbicara pada orang-orang di dekatnya. "Kehidupan telah membuat kita belajar. Penderitaan akan membuat kita lebih bertanggung jawab. Tak perlu ada lagi orang yang sendirian merasa bersalah. Tak ada lagi alasan untuk diam dalam penderitaan dan ketidakmampuan memaafkan diri sendiri."

Hikaru tersenyum pada Umi, Fuu, dan Guru Clef, lalu Lantis... Ia telah kembali menjadi dirinya yang dulu, yang begitu cerah dan hangat seperti matahari, lincah dan riang seperti air, menyejukkan dan menentramkan seperti angin... "Angkatlah kepalamu, Guru..." Clef menyeka wajahnya. "Hari ini adalah hadiah bagimu."

Clef tak bisa merasakan hal yang lain kecuali hatinya yang berubah ringan. Hikaru telah membebaskannya dari beban yang luar biasa beratnya. Ia hanya masih sulit percaya bahwa semua dapat berakhir dengan cara seperti ini...

"Umi, Fuu... Kita telah memperjuangkan sesuatu yang benar. Kita telah melakukan hal yang benar..."

"Hikaru!" seru Umi dan Fuu bersamaan. Mereka cepat menghampiri dan menahan tubuhnya yang tiba-tiba lunglai.

Fuu hendak menolongnya dengan kekuatan penyembuhannya, tetapi Hikaru menolak dan hanya memeluk kedua sahabatnya. "Biarkan aku memeluk kalian... Aku menyayangi kalian. Sangat menyayangi kalian..." dengan suara yang lemah.

"Aku tahu kau tidak akan menyerah memperjuangkan apa yang kau yakini..." Umi menepuk punggung Hikaru. Terasa tubuhnya yang berguncang. Umi pun mengalirkan air mata.

"Hikaru, kau menemukan jalan itu..." bisik Fuu di telinganya. "Kau luar biasa."

"Tidak." Hikaru menggeleng. "Tanpa kalian aku tidak akan pernah tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya ingin kalian tidak lagi menyeka air mata kesedihan. Aku hanya ingin bisa tertawa bersama kalian... Kita bisa..."

Umi dan Fuu menahan diri mereka untuk tidak bertanya tentang apa yang dialami Hikaru dalam ruang seleksi. Tanpa menunggu persetujuan Hikaru, Fuu membaca mantra penyembuhan dan mulai merawat luka-luka Hikaru. Sementara itu, di pelukan Umi, Hikaru tertidur...

Clef yang menyaksikan mereka begitu terharu. Ini hari yang bersejarah baginya. Hikaru telah mewujudkan hal yang tidak bisa dilakukan oleh Pillar Emeraude maupun Pillar Rubina sebelum Emeraude. Ia telah melampaui pendahulu-pendahulunya. Sesungguhnya, semua Pillar dapat membuat keputusan seperti yang Hikaru buat. Tetapi, keberanian untuk memutuskan, rasa percaya pada Cephiro dan rakyat, tidak pernah hadir... dan mereka pun berakhir memilih kematian, membiarkan sistem berlanjut dan kembali memakan korban. Ketimbang mengorbankan dirinya sendiri, Hikaru lebih memilih menghentikan sistem. Maka dari itu, sejak hari ini, Cephiro tak lagi punya jalan untuk mundur. Hanya ada satu, yaitu berjuang sekuat tenaga untuk maju dan mengisi lembaran sejarah yang baru sebagai negeri yang merdeka dari sistem Pillar.

Clef melayangkan pandangannya ke arah Menara Pillar. Mulai hari ini ia tak perlu lagi ke sana. Tak akan ada lagi pencarian kandidat dan seleksi Pillar. Ia akhirnya merdeka dari tugas ini, merasakan kebebasan yang begitu lama tak pernah dirasakannya sebagai pribadi yang mengemban tugas sebagai Magic Guru. Dengan hatinya ia mengabarkan berita itu kepada banyak orang, kepada mereka yang tidak ada lagi di sisinya, di dunia ini... Cephiro telah menempuh jalan yang benar. Tugas mereka yang hidup tidaklah akan lebih ringan, tetapi semuanya menjadi mungkin jika dihadapi bersama-sama.

"Terima kasih, Magic Knights... Hikaru, Umi dan Fuu. Kehadiran kalian mengajari kami semua ini."

Umi dan Fuu mengangguk pada Clef. "Dengan begini, kami dapat kembali ke dunia kami... dengan tenang."