Setelah Lantis pergi, Hikaru mengetahui bahwa ada orang lain lagi yang ingin menemuinya. Guru Clef. Teman mengobrol yang lain... Sedikit banyak, sesungguhnya Hikaru merasa bersalah karena tidak membicarakan terlebih dahulu keputusannya mengakhiri sistem dengan Guru Clef. Tetapi, apa yang bisa diperbuatnya? Semua terjadi begitu cepat... Melihat Clef yang tersenyum padanya, Hikaru berubah tenang. Ia tahu, semua baik-baik saja.
"Umi berkata kau sedang beristirahat..."
"Aku tak bisa beristirahat. Aku masih merasa senang sampai aku tak bisa memejamkan mata." Hikaru melihat Clef termenung di kursinya. "Apakah ada masalah, Guru?" tanya Hikaru. Ia duduk di dekat Clef.
"Tidak. Hanya ada terlalu banyak hal yang terjadi dan aku dihinggapi pertanyaan besar." Clef memandang Hikaru lekat-lekat. "Bagaimana negeri ini selanjutnya?"
"Ya." Hikaru memahami itu dengan baik. "Kini bukan lagi saat bagi kita untuk bermimpi. Selanjutnya adalah bagaimana mewujudkan negeri yang ideal, seperti yang kita cita-citakan. Guru, kau mengabdikan hidupmu untuk Cephiro. Tidakkah aku sudah menghancurkan sesuatu? Ketika menghentikan sistem, sebenarnya aku lupa bahwa tentu saja ada orang-orang yang akan sulit menerimanya. Aku merasa telah melakukan sesuatu yang begitu egois. Aku adalah orang asing di sini..."
"Kau adalah bagian dari kami," kata Clef menyanggahnya. "Memang mengejutkan, tetapi pengakhiran sistem adalah sesuatu yang secara pribadi sangat kuharapkan sejak lama. Ada ribuan orang yang telah mengorbankan nyawa untuk memperjuangkannya. Guruku, Magic Guru sebelumku... Sahabat-sahabatku... Para magic swordsman..."
"Magic swordsman..."
"Mereka orang-orang yang paling teguh menghendaki pengakhiran sistem. Mereka pun mati karena keteguhan hati mereka. Klan Cail... Sampai hari ini aku tak bisa membersihkan nama mereka dan mereka berakhir dicap sebagai pengkhianat dalam sejarah Cephiro. Namun, kini semua berubah. Mereka yang telah tiada... Kematian mereka tidak sia-sia. Aku sangat bahagia."
"Jadi seperti itu... Itu sebab Cail Lantis satu-satunya magic swordsman di Cephiro? Hikaru ikut termenung. Sejarah Cephiro jauh lebih berdarah dibandingkan yang diketahuinya. Ia kini benar-benar memahami mengapa Lantis menganggap keputusannya sangat berarti. Ia kini memahami air mata pemuda itu.
"Selama hampir seratus tahun aku sendirian meyakini akan datangnya hari ini. Aku selalu bergelut dengan diriku sendiri mengenai cara mengakhirinya. Pengakhiran sistem ini... Itu tidak pernah terpikir olehku sebelumnya dapat dicapai dengan cara ini. Bagaimana kau bisa memutuskan percaya dan menyerahkan semua kepada rakyat Cephiro?"
"Aku ingin jujur... Sesungguhnya, tetap ada kegelisahan dalam hatiku. Namun, aku pastikan, rasa percayaku bukan sesuatu yang buta karena aku benar-benar telah melihat, lalu belajar sesuatu... dari apa yang terjadi di dua dunia, duniaku dan duniamu...
"Apa yang berlangsung di dunia ini adalah hal yang tidak mungkin bagi duniaku. Alam yang luar biasa misterius dan supernatural, makhluk-makhluknya, dan sistem yang menjaga keberlangsungan kehidupannya... Sungguh berbeda, tetapi di mana pun, manusia yang hidup adalah sama. Hatinya... kebutuhannya akan kebahagiaan dan menghentikan penderitaan. Jika masih ada keraguan dalam hatimu, aku dapat memahaminya. Namun, ada hal yang aku ingin kau tahu... Kenyataan bahwa aku berasal dari dunia lain membuatku melihat dunia ini dengan cara yang berbeda denganmu.
"Di duniaku, tak ada Pillar pelindung. Manusia hidup dalam kerentanan. Setiap saat kematian membayangi. Penyakit, bencana, perang, kecelakaan... Penderitaan tak pernah berakhir, setiap saat kabar buruk muncul di surat kabar dan televisi. Setiap hari adalah mimpi buruk... namun, selalu saja ada orang-orang yang bergerak untuk mengatasi itu semua. Mereka bukan orang-orang yang sempurna dalam hal kekuatan, kekayaan, atau keyakinan terhadap diri mereka. Bahkan ada di antara mereka yang berusia begitu pendek, bekerja tanpa sempat menikmati hasil... Mungkin mereka hanya berpikir bahwa lebih cepat berbuat adalah lebih baik dan seiring dengan jalannya waktu, mereka berproses; menyempurnakan diri mereka demi cita-cita yang lebih besar...
"Cephiro hanya butuh keputusan yang tepat dan bagiku itu adalah mengakhiri sistem Pillar. Cephiro membutuhkan momentum dan inilah saat yang tepat ketika semua orang akhirnya menyadari kesalahan sistem Pillar dan belajar darinya. Setelah ini, secara pasti tak akan ada lagi Pillar yang dapat dipilih. Akulah yang terakhir. Jadi, inilah satu-satunya kesempatan Cephiro untuk berbenah. Karena kita tak punya kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya lagi, kita akan bekerja keras, bukan?" Hikaru terdiam. "Ada apa, Guru Clef?"
Ekspresi di wajah Clef sulit untuk dijelaskan. Ia seperti sedang berusaha menelan sesuatu yang pahit.
Hikaru yang tak mengerti berubah khawatir. "Apakah ini sungguh berat untuk diwujudkan? Cephiro yang merdeka dari sistem Pillar?"
"Bukan." Clef menegakkan tubuhnya, memandang Hikaru, Pillar terakhir Cephiro, lekat-lekat... Ia serius tentang satu hal ini. "Hikaru... Apakah kau tahu tentang Pillar Rubina?"
Hikaru menggeleng.
"Aku akan menceritakannya kepadamu. Dia Pillar sebelum Emeraude. Ia membuat sebuah ramalan, tentang masa depan dunia ini dan seluruh negeri di atasnya."
Di sebuah tempat di kastil, sebuah aula besar menjadi tempat mengabadikan Pillar-Pillar Cephiro. Tergantung puluhan lukisan orang-orang, pria dan wanita, yang pernah menjadi Pillar Cephiro. Mereka orang-orang di masa lalu yang berbagi takdir dan penderitaan yang sama. Banyak yang pasrah pada nasib mereka, tetapi ada satu yang rupanya tidak menyerah...
Sosok Emeraude ada di sana sebagai yang terakhir. Rambut kuning emas panjangnya bergelombang indah. Ia memegang setangkai lili. Wajahnya yang elok tanpa senyuman, begitu sedih... Clef menggilirkan pandangannnya pada sosok di sebelah Emeraude, Pillar sebelum Emeraude. Ia kembali menemukan orang yang mengubah hidupnya, orang yang selama ini selalu dipersalahkannya, dihujatnya dalam hati sebagai penyebab segala bencana yang menimpa dirinya dan orang-orang yang disayanginya.
"Yang Mulia Rubina..." panggil Clef lirih. Ia sangat ingat saat itu... "Aku percaya kali ini kita bisa mewujudkannya, dunia tanpa Pillar... Kekuatanku, biarkanlah aku menggunakannya untuk mempersiapkan masa depan..."
Ia selalu menudungi rambutnya, sepanjang yang Clef ingat. Rambut merahnya sedikit terlihat menghiasi sisi wajahnya. Kedua matanya terpejam, seakan ia tak peduli pada apapun. Benar, ia banyak dicela di belakang punggungnya. Ia datang ke Cephiro bukan sebagai manusia yang luar biasa, tanpa relasi, tanpa kekuatan, dan kekuasaan. Masa lalunya tak benar-benar dikenal. Ia Pillar yang diangkat karena keberuntungan, sekalipun ia menghendakinya. Namun, ia bernasib tragis... Hidupnya berakhir lewat sebuah peperangan besar, di tangan pria yang dikasihinya, Pillar negeri Rune.
Yang Mulia Rubina... Kau selalu tahu, bukan? Bahwa kau tak pernah mampu mewujudkannya. Hidupmu di Cephiro berakhir. Kupikir kau tidak berbeda dengan Pillar-Pillar sebelumnya, yang menyerah dan memutuskan mati... Namun, tidak. Kau hanyalah orang yang tahu apa yang kiranya akan terjadi di masa depan dan memutuskan untuk menyimpan pengetahuan itu sendirian...
Tidak. Kau tidak menyimpannya sendirian. Kau membiarkan aku tahu jauh sebelum semua ini terjadi. Mengapa aku tidak sadar? Kau membuatku terus bertanya tanpa jawaban... dan ironis, itu yang membuatku bertahan hidup, betapapun berat dan buruk jalan yang aku pilih agar sampai pada hari ini... Kau telah meninggalkan sesuatu yang sangat besar, sebuah ramalan tentang negeri-negeri yang bersatu...
...
"Mengapa kau sangat ingin menjadi Pillar?" tanya Clef waktu itu kepada Pillar Rubina yang mampu membaca masa depan.
"Ada harga untuk sebuah masa depan bagi dunia ini. Aku hanya sedang membayar apa yang menjadi bagianku. ... Anak yang menyedihkan... Aku memutuskan mengabdikan diriku padanya. ... Ia yang akan menjangkau ke masa depan... Pillar terakhir..."
"Dunia yang bercahaya yang kau katakan tadi... seperti apakah itu?"
"Kau sendiri akan bisa melihatnya lewat diri seseorang. Kau akan berumur sangat panjang... dan mengalami banyak hal bahagia. Kau tak boleh mati. Kau akan bertemu orang-orang yang luar biasa, termasuk dia. Kau harus melihatnya dan membantunya... Pillar terakhir Cephiro... yang akan menyatukan dunia ini."
...
Aku sudah bertemu dengannya, Yang Mulia Rubina... kata Clef dalam hati.
