Extra Chapter 3


Ranjangnya yang empuk menjadi tujuan pertama Baekhyun setelah ia sampai di rumah. Ia langsung membaringkan tubuhnya dan membiarkan dirinya tenggelam di atas kasur. Baekhyun bahkan tidak punya tenaga untuk mengatakan bahwa ia sangat lelah sekarang.

Lama Baekhyun berdiam diri di kasurnya, ia pun mengambil ponsel saat dirinya hampir saja tertidur. Ia membuka aplikasi pesannya dan terkekeh kecil saat mendapati pesan Chanyeol sudah tembus angka seratus.

Baekhyunieeeeeee aku kangen:(

Apa kau masih sibuk?

Kau tidak mau membalas pesanku? Aku sedih lho...T_T

Baekhyun-ah kau sudah makan?

Apa aku mengganggumu sekarang?

Aaaaaahhhhh aku kangen!

Senyum di wajah Baekhyun semakin lebar membaca pesan demi pesan yang dikirimkan Chanyeol. Sekarang ia merasa bersalah karena memilih untuk tidak membuka sekalipun pesan Chanyeol. Awalnya ia pikir tidak apa jika ia menjauhi ponselnya untuk sementara waktu selama mereka mengerjakan tugas. Dan Baekhyun pun tidak pernah menyangka jika Chanyeol akan mengirim pesan sebanyak ini. Sekarang ia kewalahan membaca pesan-pesan yang seolah tidak ada habisnya itu. Namun, satu pesan membuat tangannya berhenti menggeser kebawah.

Apa kau bosan denganku?

Satu pertanyaan dari ratusan pesan itu seketika membuatnya berpikir. Baekhyun pun baru menyadari bahwa pesan yang dikirim Chanyeol perharinya berkurang.

"Apa aku terlalu kejam sampai membuatnya berpikir seperti itu?" tanya Baekhyun pada dirinya sendiri.

Baekhyun pun teringat pada suatu pagi dimana Chanyeol meneleponnya. Ia terlalu mengantuk hingga mematikan ponselnya tanpa mengatakan sampai jumpa. Sekarang dirinya didatangi rasa bersalah yang makin besar.

Tanpa menunggu lagi, Baekhyun segera menghubungi Chanyeol. Baekhyun menuggu dengan cemas hingga panggilan akhirnya terputus karena Chanyeol tidak menjawab.

Baekhyun melihat jam yang baru pukul setengah sembilan malam. Tidak mungkin Chanyeol sudah tidur jam segini.

Berpikir bahwa Chanyeol mungkin sedang ada urusan, Baekhyun meninggalkan ponselnya. Ia akan mencoba menghubungi Chanyeol lagi nanti. Sekarang Baekhyun berjalan menuju dapur karena rasa lapar yang menghampirinya. Ia mengernyit bingung saat membuka kulkas dan mendapati gimbab dan kimchi jjigae di sana. Seingat Baekhyun ia tidak menyimpan kedua jenis makanan itu sebelumnya.

Baekhyun mengulas senyum karena menyadari bahwa Chanyeol lah yang membawakannya. Tidak akan ada orang lain yang bisa masuk ke apartemennya kecuali pacar tingginya itu.

Baekhyun mengeluarkan kimchi jjigae dan gimbab dari kulkas. Ia memastikan bahwa rasa kedua makanan itu tidak berubah. Baekhyun pun lebih dahulu menghangatkan jjigae hingga akhirnya memakannya.

Baekhyun berseru hingga matanya tertutup karena menikmati makan malamnya. Ia pun tidak lupa mengambil ponselnya dan memotret dirinya yang sedang makan. Ia segera mengirimkan foto itu kepada Chanyeol.

Gomawo Chanyeol-ah:)

Aku baru memakannya sekarang, dan ini enak sekali

Baekhyun tidak berharap jika Chanyeol akan segera membalas pesannya mengingat jika Chanyeol bahkan tidak mengangkat panggilannya tadi.

Setelah menyelesaikan makan malamnya, Baekhyun kembali bermain dengan ponselnya. Ia membuka instagram dan sibuk melihat postingan teman-temannya yang begitu banyak. Hingga sebuah postingan baru muncul, Baekhyun menyipitkan matanya untuk memastikan bahwa benar ada Chanyeol di antara sekelompok mahasiswa yang kini sedang menikmati makan malam mereka. Sepertinya Chanyeol sedang berada di acara minum fakultasnya, makanya dia tidak sempat menjawab panggilan Baekhyun.

Sekali lagi, Baekhyun mencoba menghubungi Chanyeol. Tapi sayang, hasilnya masih sama. Mencoba lagi, namun kali ini Baekhyun memilih menghubungi Jongdae yang juga berada di sana.

Tidak seperti Chanyeol, Jongdae langsung menjawab panggilannya. Baekhyun langsung saja memberikan pertanyaan pada teman SMA-nya itu. "Jongdae, apa kau sedang bersama Chanyeol sekarang?" Sayup-sayup, Baekhyun bisa mendengar betapa ributnya di sana sekarang.

"Chanyeol? Ya, dia ada di sini. Kami sedang minum-minum dengan senior. Memangnya kenapa?" tanya Jongdae balik dengan suara yang dibuat lebih keras agar bisa menyaingi kebisingan di belakangnya.

"Chanyeol tidak menjawab panggilan teleponku dari tadi. Aku cuma penasaran apa dia sama sekali tidak melihat ponselnya?"

"Mungkin. Soalnya dari tadi Chanyeol terus saja diajak ngobrol oleh yang lain."

Ada sedikit kelegaan yang dirasa oleh Baekhyun. Setidaknya dia tahu jika Chanyeol tidak menjawab panggilannya dengan disengaja.

"Em, ngomong-ngomong, apa Chanyeol sudah mulai mabuk?" Baekhyun tentu saja masih mengkhawatirkan kekasihnya itu walaupun tahu kalau Chanyeol bisa menjaga dirinya sendiri.

Ada jeda sebelum Jongdae menjawab. Sepertinya ia sedang melihat ke tempat Chanyeol. "Hm... Aku tidak terlalu yakin, tapi, ya, dia sudah menghabiskan beberapa gelas."

Baekhyun mengangguk-angguk mengerti. "Lalu, kalian sedang ada di mana?" tanya Baekhyun ragu-ragu.

"Kenapa? Kau ingin bergabung?"

"Tidak kok. Aku cuman... yah, hanya penasaran."

"Kalau kau memang mau gabung ya datang saja. Aku akan mengirimkan alamatnya padamu."

"Oh, baiklah. Terima kasih." Dan Jongdae langsung memutuskan panggilan mereka. Baekhyun pun menuggu hingga Jongdae mengirimkan alamatnya.

Baekhyun tidak akan mengganggu waktu Chanyeol dengan teman-temannya. Ia hanya akan memastikan bahwa Chanyeol baik-baik saja. Ia pun bisa langsung mengantarkan Chanyeol pulang jika pemuda itu sudah sepenuhnya mabuk.

Baekhyun segera mengambil jaketnya setelah menerima alamat dari Jongdae. Ia naik taksi selama dua puluh menit hingga akhirnya sampai.

Melihat betapa ramainya tempat makan itu, Baekhyun sampai bingung harus duduk di mana. Ia pun tidak lupa untuk mencari keberadaan Chanyeol sebelum mencari tempat duduk untuk dirinya sendiri.

Baekhyun tersenyum karena berhasil menemukan punggung lebar yang begitu familiar itu. Tanpa perlu melihat wajahnya pun Baekhyun yakin jika pemuda dengan jaket abu-abu itu adalah Chanyeol.

Setelah memastikan tempat Chanyeol berada, Baekhyun kemudian mencari tempat untuk dirinya. Baekhyun memang sengaja tidak duduk di dekat kekasihnya karena ia tidak mau mengganggu waktu Chanyeol bersama teman-temannya. Namun, belum sempat ia menemukan tempat yang kosong, obrolan teman-teman Chanyeol menarik perhatian. Dengan suara mereka yang lantang, Baekhyun bisa dengan mudah memahami apa yang sedang diributkan oleh para gadis di sana.

"Siapa yang mau menerima hukuman untuk mencuri ciuman dari pangeran kampus kita?"

Semua gadis mengangkat tangan mereka tinggi-tinggi. Tidak ada satu pun dari mereka yang mau melewatkan kesempatan emas ini.

Baekhyun terlalu bingung untuk bisa memberikan reaksi. Apa yang sedang dimainkan oleh sekelompok mahasiswa itu sekarang? Baekhyun sama sekali tidak mengerti kenapa ada seorang gadis yang kini tersenyum lebar sambil berteriak kegirangan. Baekhyun makin tidak mempercayai apa yang ia lihat saat gadis itu duduk di depan Chanyeol dan mencondongkan tubuhnya.

"Cium! Cium! Cium!"

Sorakan itu memenuhi seisi restoran. Baekhyun menggelengkan kepalanya karena semua orang begitu berharap mendapatkan adegan ciuman itu. Baekhyun mengepalkan tinjunya begitu erat. Matanya menatap nyalang pada punggung kekasihnya yang tidak beranjak sedikit pun.

Dadanya begitu sesak dan matanya mulai memanas. Sebelum kakinya melemas, Baekhyun cepat-cepat pergi dari sana. Ia berlari sejauh yang ia bisa hingga akhirnya terduduk di halte terdekat. Mungkin karena tidak ada orang atau memang karena ia sudah tidak tahan lagi, Baekhyun membiarkan air matanya mengalir.

Ia tidak terisak ataupun sesenggukan. Bagaimanapun juga, Baekhyun sudah pernah merasakan sakit hati yang membuatnya hancur sebelumnya. Tapi kali ini berbeda. Rasa sakit ini terasa seolah hatinya diremuk dan mulutnya dipaksa untuk diam. Perasaan kecewa membanjirinya, tapi ia tidak tau harus marah pada siapa. Baekhyun merasa terkhianati.

Namun Baekhyun langsung teringat akan pesan yang ia terima dari Chanyeol sebelumnya. Apa ini yang ia dapat karena tidak mengacuhkan Chanyeol? Apa ia yang sudah lebih dahulu membuat kekasihnya itu patah hati? Apa ia yang membuat Chanyeol membutuhkan orang lain? Apa ia sendiri yang penyebab kenapa ia menangis sekarang? Baekhyun tidak tau, ia tidak mau menjawab.

Saat ada orang lain yang mendekat, Baekhyun segera menutup wajahnya. Tanpa melihat pun ia tau jika orang tersebut menghampirinya.

"Aigoo, gwenchanayo?" tanya suara lembut dari seorang wanita paruh baya.

Baekhyun tidak memberikan jawaban dan masih tetap menutup wajahnya. Ia tidak bisa dengan mudah menghapus air matanya begitu saja. Baekhyun pun tidak mau memperlihatkan kepada orang lain bahwa ia sedang hancur sekarang.

"Nak, kenapa kau menangis di sini?" tanya wanita itu masih dengan suara yang lembut.

Baekhyun hanya menggeleng sebagai balasan. Ia masih belum mau menyingkirkan tangannya.

Wanita paruh baya itu menghembuskan napasnya. "Yah, tidak ada salahnya menangis. Semua orang punya masalahnya masing-masing. Hidup itu tidak mudah, apalagi untuk anak muda sepertimu. Tidak apa kalau kau tidak mau orang lain melihatmu menangis, tapi tidak ada salahnya untuk menangis di pundak orang yang bisa menenangkanmu."

Suara yang mengalun penuh kasih sayang seorang ibu itu perlahan menbuat Baekhyun terisak. Namun suaranya masih tidak terdengar jelas karena tangannya yang masih menutup wajahnya.

Wanita itu kembali berbicara, tapi Baekhyun masih tetap diam tidak menjawab. Ia takut jika ia membuka mulutnya, tangisnya akan pecah begitu saja. Biarlah ia tetap seperti ini hingga lelah dengan sendirinya.

Ketika sebuah bus datang, wanita itu pun segera masuk. Ia sempat bertanya apakah Baekhyun tidak mau naik, tapi lagi-lagi Baekhyun hanya diam. Itulah kenapa sekarang Baekhyun kembali sendirian di halte yang sepi ini.

Hanya suara angin malam yang menemainya kali ini. Tidak ada lagi orang yang akan bertanya kenapa ia menangis. Tidak ada lagi orang yang berkata padanya bahwa tidak ada salahnya untuk menangis. Sunyi, hening, dan sepi. Barulah saat itu Baekhyun mengangkat tangannya. Tidak, ia menyingkirkan tangannya bukan karena sudah tenang. Namun sebaliknya, Baekhyun menyerah dan membiarkan tangisannya memecah keheningan. Sedikit ia berharap jika angin malam bisa mengantarkan suara tangisnya pada Chanyeol.

.

.

TBC

.

.

.

A/N

Gak tega sebenarnya bikin Baek nangis :(