Tittle : Thirsty
Genre : Slice of life, Humor /garing/
Rating : K+
Words : 582
Draco menatap malas ke depan. Ia bahkan tidak tertarik dengan penjelasan Profesor McGonagall yang berdiri di depan. Tidak ada yang menarik hari ini, dan ia begitu bosan. Sangat-sangat bosan. Padahal tadi ia sudah berharap bisa bertemu dengan musuh kesayangannya dan membuatnya sedikit jengkel. Kenapa? Entahlah, Draco hanya suka saja saat bibir merah muda itu membalas perkataannya dengan pandangan tajam tertuju padanya. Hanya padanya.
Dan tiba-tiba pintu kelas terbuka membuat semua pasang mata mengarah pada pemuda berkacamata si pembuka pintu. Dan ternyata itu adalah orang yang sedari tadi mengganggu pikiran Draco. Sang Potter junior berdiri di depan pintu dengan napas yang masih terengah-engah.
"Ada alasan, Mr. Potter?" tanya McGonagall pada Harry yang masih berdiri di depan pintu dengan keringat yang cukup banyak membasahi wajahnya. Mungkin Harry baru saja berlari secepat mungkin untuk sampai di kelas.
"Um, itu.." Harry mencoba mencari alasan. "Toilet. Ya, aku sakit perut, dan membutuhkan waktu cukup lama di toilet," jelas Harry sambil tersenyum kikuk pada McGonagall. Dan entah kenapa itu hanya membuatnya makin terlihat imut.
Minerva tau jika apa yang dikatakan Harry tadi hanya sekedar alasan –karena Harry menang pemberi alasan yang buruk, tapi ia juga tidak bisa menyuruh Harry berlama-lama berdiri di sana. Kasihan karena Harry sepertinya masih belum bisa bernapas dengan lancar. "Baiklah, silahkan duduk sekarang. Tapi ingat, jangan terlambat lagi,"
Harry mengangguk dan segera berjalan menuju tempat Ron setelah mengatakan terimakasih. Dan matanya sempat bertemu pandang dengan manik silver kebiruan milik si pemuda Malfoy. Dan ia mencoba tidak peduli saat melihat seringai yang terlukis di wajah Draco. Moodnya sedang tidak baik sekarang. Dan Harry memilih untuk tidak meladeni Draco hari ini.
Bahkan setelah duduk di kursinya, Harry masih bisa merasakan jika Draco masih memasang pandangan padanya. Dan Harry selalu merasa tidak nyaman, padahal ia sendiri sering bertatapan langsung dengan Draco. Ia merasa jika jantungnya akan segera meledak tiap kali ditatap seperti itu oleh Draco. Namun Harry yakin jika hal itu terjadi karena ia begitu membenci Draco Malfoy. Oh, siapa pun tolong selamatkan bocah yang buta pada perasaannya sendiri ini. "Dasar bodoh,"
"Kau tidak sedang bicara padaku kan, mate?" sahut Ron yang merasa jika Harry bergumam padanya.
Harry diam sejenak menatap Ron malas. "Tentu saja iya, bodoh. Dan aku juga ingin mengutukmu, kalau saja kau tidak menyembunyikan tongkat sihirku, aku tidak akan terlambat,"
Ron hanya manyun mendengar jawaban sahabatnya itu. Kemudian kembali memperhatikan Profesor mereka. Walau dipastikan seratus persen bahwa Ron sebenarnya tidak mendengarkan penjelasan apa-apa. Namun berbeda dengan Harry, ia masih terlihat begitu tidak nyaman. Alasannya hanya satu. Karena sedari tadi, Harry masih merasa terganggu dengan Draco yang sepertinya masih belum berhenti menatapnya. Dan lagi-lagi Harry mengutuk jantungnya yang kembali bekerja terlalu cepat.
Dan tidak jauh dari tempat duduk Harry, seringai Draco makin mengembang. Sepertinya dia akan menyimpan ejekannya untuk nanti. Dia akan membiarkan Harry beristirahat dulu. Lihatlah napasnya yang masih terengah-engah, jelas bahwa Harry masih kelelahan. Dan Draco juga menangkap butiran keringat yang membuat rambut hitam Harry menjadi basah. Bahkan jemari lentik Harry sedari tadi juga sibuk mengeringkan keringatnya yang masih mengucur. Ah, sekarang Draco malah jadi ikut-ikutan kepanasan.
"Dude, kau haus?" Draco menoleh pada Blaise yang duduk di sampingnya. "Wajahmu seolah bilang jika kau begitu haus sekarang,"
Draco mendengus. "Ya, aku sangat haus sekarang. Dan aku juga begitu lapar. Apakah kelas masih lama?"
Balasan Draco hanya membuat Blaise bingung, dan ia mencoba untuk tidak peduli. Meanwhile, Harry merinding tanpa sebab merasakan hawa yang mengerikan di belakangnya. Seolah mendapat firasat jika hal yang buruk akan menghampirinya nanti. Namun buruk bagi Harry, luar biasa bagi Draco.
Thirsty — Completed
