Title : Love? Impossible
Genre : Romance, humor
Rating : T
Words : 1k+
Harry hanya menghela napas malas saat pemuda Malfoy itu berjalan ke arahnya dengan seringai khasnya. "Berani bertaruh dia akan menghampiriku dan ..."
"Wah wah, belajar untuk otak kecilmu, Potter?"
Harry tidak membalas apa-apa dan hanya menatap malas pada Draco yang kini menatapnya dengan seringai khasnya. Harry benar-benar bingung, apakah Hogwarts terlalu kecil hingga ia harus bertemu dengan Draco setiap saat?
"Oh, tumben tidak membalas seperti biasanya," komentar Draco masih dengan seringainya.
Tapi serius, aneh melihat Harry tidak membalas apa-apa.
"Hoi, apa sekarang kau tidak bisa bicara?" tanya Draco memastikan, namun kemudian kembali menyeringai lebih lebar, "atau mungkin, kau terlalu gugup bicara padaku ya? Yah, ketampananku memang sering membuat orang-orang terpesona,"
Harry mendadak ingin muntah. "Malfoy, ini perpustakaan, bisakahkau diam?" tanya Harry pelan namun dengan penekanan dengan setiap katanya.
"Ayolah Potter, jangan terlalu kaku," Draco sama sekali tidak mempedulikan tatapan tajam Harry padanya.
Lagi-lagi Harry hanya menghela napas. Ia benar-benar sedang tidak mau berurusan dengan Draco hari ini, makanya dia pergi ke perpustakaan sambil ditemani Hermione. Tapi siapa sangka jika mereka masih saja bertemu.
"Harry, aku sudah menemukan semuanya, ayo kita pergi," tiba-tiba Hermione datang dari rak di belakang mereka dengan setumpuk buku di kedua tangannya. Raut wajahnya berubah malas melihat Draco yang masih berdiri di depan meja Harry, "oh, kau sedang ada tamu ya,"
Draco hanya mendengus mencoba tidak mempedulikan Hermione.
"Ya sudah ayo kita kembali," ucap Harry sambil berdiri dari kursinya. Kemudian mereka berdua segera meninggalkan perpustakaan dengan Draco yang masih diam di tempatnya.
"Apa-apaan itu? Apakah dia mencoba mengacuhkanku?"
"Oh Drake, apakah kau takut dia tidak mau bicara denganmu lagi?"
Draco membalikkan badannya terkejut saat Pansy tiba-tiba saja muncul di belakangnya. "Hell, untuk apa juga aku takut,"
Pansy menampilkan seringainya. "Bukankah kau selama ini hanya cari perhatian saja padanya? Kau bahkan rela memutari Hogwarts untuk mencari si Potter itu. Dan berani bertaruh jika kau sebenarnya pergi ke perpustakaan hanya untuk menemuinya, kan?"
Draco tidak habis pikir dengan ucapan gadis di depannya. "Ayolah Pans, kau tau jika aku hanya ingin mengganggunya,"
Pansy hanya angkat bahu. "Ya ya, tapi hati-hati Drake, terlalu sering menggodanya nanti kau malah jatuh cinta padanya," ucap Pansy santai sambil tertawa kecil.
Draco memberi satu sentilan pada kening Pansy membuat gadis itu meringis. "Mustahil Pans, mustahil," dan Draco segera keluar dari perpustakaan mendahului Pansy yang mengomel tidak jelas.
Meanwhile, Hermione yang terus saja memperhatikan Harry dibuat bingung. Sedari mereka keluar dari perpustakaan raut kesal Harry masih belum hilang. Bahkan Harry juga belum bicara ap-apa padanya.
"Apa saja yang dikatakan Malfoy hingga kau sekesal ini?"
"Dia tidak bicara banyak, namun tetap saja menyebalkan melihat wajahnya hampir tiap hari," jawab Harry mendesah frustrasi.
"Hm, aku tau seberapa menyebalkannya wajah Malfoy, dan bingung kenapa kalian bisa bertemu hampir setiap hari," balas Hermione sambil membenarkan perkataan sahabatnya.
Harry lagi-lagi menghela napas lelah. "Aku mempertanyakan hal yang sama, bagaimana mungkin aku harus berurusan dengannya setiap hari?"
Hermione tertawa kecil membuat Harry bingung. "Kenapa kau tertawa?"
"Bukan apa-apa," balasnya dan kemudian kembali menoleh ke depan, "tapi lucu saja saat memikirkannya,"
Harry malah makin bingung. "Apanya yang lucu?"
"Kau sendiri yang bilang jika Malfoy itu menyebalkan, namun kau sendiri malah tidak henti-hentinya bicara tentang Malfoy," jawab Hermione hampir mendapat protes dari Harry, "apalagi kemarin, kau bahkan masih terus membicarakannya saat kita ada di kelas,"
"Well, aku bukannya menceritakan tentang dia, aku hanya berkali-kali mengutuknya," bela Harry.
"Dan itu yang membuat Malfoy makin suka menggodamu, Harry,"
Harry mengernyit bingung. "Maksudmu?"
"Semakin kau kesal padanya, maka ia akan makin sering mengejekmu," jawab Hermione, "lihat sikapmu di perpustakaan tadi, kau tidak banyak membalas perkataannya, sehingga dia tidak terlalu mengganggumu,"
"Jadi menurutmu jika aku terus mengabaikannya maka dia tidak akan menggangguku lagi?"
"Maybe."
"Bisakah kau menjawab iya?"
Hermione tersenyum memandang Harry dari sudut matanya. "Iya jika Malfoy tidak tertarik padamu,"
"Tertarik padaku?" Harry hanya makin dibuat bingung oleh perkataan Hermione.
Hermione terkekeh. "Aku memang membenci Malfoy, sangat membencinya dan tidak peduli padanya, tapi itu bukan berarti aku tidak sadar bahwa Malfoy sepertinya mulai terobsesi padamu. Tapi sepertinya dia sendiri tidak menyadari hal itu,"
Harry menatap Hermione dengan kesal. "Mione, kau sama menyebalkannya dengan Malfoy sekarang. Dan aku katakan padamu, jika semua perkataanmu itu salah besar!"
Hermione mengangkat bahunya. "Terserah Harry, tapi hal seperti itu bisa saja terjadi,"
"And I hope, never!"
Namun tetap saja, tidak ada yang akan berubah besoknya. Bahkan hari ini lebih parah, sekarang Harry harus rela terjebak di perpustakaan bersama Draco hanya karena mereka tertangkap oleh Profesor Snape saling mengejek di kelasnya. Dan sekarang mereka berdua harus membuat ringkasan sepanjang satu meter dalam sehari.
Harry memijit kepalanya yang mendadak pusinh mengingat kesialannya hari ini. "Bahkan aku lebih suka masuk Hospital wings daripada harus satu ruangan denganmu," gumam Harry yang jelas terdengar oleh Draco.
Draco mendengus. "Kebetulan aku juga memikirkan hal yang sama, Potter,"
"Dan aku tidak peduli,"
"Siapa peduli jika kau peduli,"
"Kalau begitu jangan peduli," Harry berdiri dari kursinya untuk mengambil beberapa buku lagi.
Draco yang sadari tadi tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Harry kemudian menyeringai. "Hey, kau tidak mau lama-lama seruangan denganku, kan?"
Harry sedikit menoleh. "Bodoh jika aku menyangkal,"
"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi duluan," ucap Draco membuat Harry bingung.
"Kau tidak dengar apa kata profesor Snape tadi? Kita tidak boleh meninggalkan perpustakaan hingga pekerjaan kita selesai,"
"Ya aku tau," Draco membuang muka malas, "makanya aku serahkan tugasku padamu, dan dengan begitu tugasku selesai. Aku bisa pergi, dan kau bisa sendirian di sini,"
Harry melongo. Apa ia baru saja diberi perintah oleh si Tuan muda Malfoy? "Seolah-olah aku adalah pelayanmu, Malfoy," dengus Harry dan kemudian menghempaskan beberapa buku yang ada di tangannya ke atas meja membuat Draco sedikit terkejut.
"Aku baru tau jika kau juga bisa merajuk," komentar Draco tanpa mempedulikan tatapan tajam Harry padanya.
Harry yang berusaha untuk fokus pada pekerjaannya kembali beralih pada perkamen di depannya. Ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasnya. Dan ia sama sekali tidak mempedulikan Draco yang masih terus saja mengoceh.
Dan Draco malah makin kesal saat Harry sama sekali tidak mempedulikannya. Oh, aneh mungkin jika seorang Draco Malfoy malah mencoba untuk menarik perhatian seorang Harry Potter.
Bahkan setelah mengoceh sendiri selama sepuluh menit, Harry masih belum mau menanggapi satu pun perkataanya. Dan kemudian sebuah ide gila muncul di benak Draco membuatnya menyeringai. "Hoi, Potter,"
"..." tidak ada jawaban. Harry masih sibuk dengan perkamen di mejanya.
Lagi-lagi Draco kesal. "Hoi, menoleh lah sebentar," namun Harry tetap mengacuhkannya, Draco berdecak sebal, "kau harus kucium dulu biar bicara ya?"
Harry langsung menoleh pada Draco dengan keterkejutannya. Dan belum sempat ia mau membalas perkataan Draco, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah ciuman di bibir dari Draco. Harry terdiam. Tidak bisa bereaksi apa-apa, bahkan tiba peduli saat Draco perlahan melumat bibirnya dengan lembut.
Bahkan keterkejutannya masih belum hilang setelah Draco melepaskan ciuman mereka. Barulah kesadarannya kembali saat melihat seringai lebar Draco padanya. Wajah Harry memerah seketika. "Wh-what the hell are you doing!" teriak Harry sambil menutup bibirnya dengan punggung tangannya.
Draco malah menyeringai makin lebar. "Jadi memang benar ya, aku harus menciummu dulu agar kau mau bicara padaku?"
"J-jangan konyol!" Harry yang masih memerah menahan malu menatap Draco tajam. Tapi entah kenapa hal itu malah terlihat cute di mata Draco.
"Habisnya kau tidak menyahut kalau di panggil, ya aku cium saja," balas Draco tanpa merasa bersalah.
"Ap-apa..." Harry mengepal erat tinjunya. Benar-benar kesal, belum pernah ia sekesal ini pada Draco sebelumnya. Tapi anehnya, ia malah tidak bisa membalas apa pun pada pemuda Malfoy itu seperti biasanya.
Draco yang bingung karena Harry hanya diam kemudian memajukan tubuhnya. Ingin kembali menggoda Gryffindor di depannya. "Apa? Mau lagi?"
Dan Draco sukses mendapatkan satu pukulan pada wajahnya. Harry menatap Draco jengkel. "Kau benar-benar menyebalkan!" lalu tanpa bicara lagi, Harry segera mengemasi barang-barangnya dan dengan segera meninggalkan perpustakaan. Biarlah ia mendapat hukuman lainnya dari Snape, yang jelas ia ingin pergi sejauh mungkin dari Draco Malfoy.
Draco yang ditinggal begitu saja hanya bisa speechless. Ia bahkan tidak sempat untuk mengejar Harry saking bingungnya dengan tingkah Potter itu.
"Apa-apan dia itu?" Draco mengernyit bingung sambil mengusap hidungnya yang tadi dipukul Harry. Terdiam sesaat, dan kemudian malah membenturkan kepalanya ke meja dengan frustrasi.
Draco menghela napas berat dan masih belum mau mengangkat kepalanya dari atas meja. Bergumam tidak jelas, dan kemudian malah berteriak membuat suaranya terpantul dari meja.
"Shit! I LOVE him!"
Dan yah, tentu saja Harry yang sebenarnya masih terpaku di depan perpustakaan bisa mendengar teriakannya dengan jelas.
"Draco Fucking Malfoy! I hope, NEVER!"
.
Love? Impossible — Completed
.
.
Alo semuanyaaaa pa kabar? Masih adakah yang menunggu cerita ini update? Kalau nggak juga nggak papa... Maaf ya kalau jelek... Abisnya lagi pusing liat tugas pada numpuk T_T ini perasaan aku aja atau tugas pas belajar online malah makin banyak yak? Malah kita mau nanya gurunya langsung off lagi... Hwaa! /lupakan
Yah, pokoknya makasih buat yang mau mampir ya... Bye bye!
Btw, kalian lebih suka cerita yang fluffy atau yang ada konflik ? atau yang penuh drama ? atau yang penuh kegajean ? atau yang penuh aksi ? atau penuh lemon ? / *plak /
