Title: Potion Class
Genre: Romance
Rate: K+
Words: 1k+
Harry celingak-celinguk memperhatikan teman-temannya yang lain. Ia melihat bahwa yang lain sama saja dengan dirinya sekarang, kesulitan dengan ramuan mereka. Harry bahkan sudah melihat Seamus meledakkan ramuannya untuk yang keempat kalinya hari ini.
Harry pun menoleh pada Hermione yang berada dua meja di depannya. Ia tau jika Hermione sedang fokus, makanya ia tidak bisa meminta tolong. Harry juga mengalihkan pandangannya pada Ron yang berada di seberangnya. Ia tidak berniat untuk meminta tolong karena menurutnya itu akan sia-sia.
"Apa yang salah sih?" tanya Harry sambil menghela napasnya. Ia menatap ramuan dalam kualinya yang jauh dari kata berhasil. Sepertinya ia akan menyerah dan membiarkan Snape memberikan kata-kata tajamnya lagi hari ini.
"Cobalah untuk mengadukknya secara perlahan."
Harry terkejut mendengar suara familiar itu. Harry segera menoleh ke arah Draco yang berada di sampingnya. Mereka tidak berbagi meja, tapi masih terbilang dekat karena Harry bisa mendengar Draco berbicara dengan suara rendahnya.
"Kau mengaduk terlalu cepat membuat daunnya hancur," kata Draco lagi. Namun ia sama sekali tidak menoleh kepada Harry, Ia hanya sibuk dengan ramuannya sendiri.
Harry merenungkan perkataan Draco. Ia sedikit curiga apakah Draco hanya menjahilinya sekarang, tapi mengingat Draco begitu bagus dalam ramuan, Harry memilih untuk mempercayainya.
Kemudian, Harry mengulang kembali untuk yang kesekian kalinya. Memulai dari menghaluskan bahan, Harry kemudian memasukkannya ke dalam kuali dan mengaduknya secara perlahan seperti yang dikatakan Draco.
"Tunggu hingga ramuannya berbuih, baru masukkan dua duri Knarl, lalu aduk searah jarum jam," Draco kembali memberi instruksi.
Harry sekali lagi mengikuti arahan Draco. Terus mengaduk, Harry langsung tersenyum saat melihat ramuannya terlihat lebih baik dari sebelumnya.
"Apa warnanya sudah berubah?" tanya Draco masih tidak mau menoleh.
Harry mengangguk dengan bersemangat. Ia begitu menunggu arahan Draco yang berikutnya, sehingga ia tidak sadar bahwa ia menatap Draco dengan mata yang bersinar kegirangan. Draco yang diam-diam melirik Harry pun menahan gemas melihat wajah imut Harry.
"Tambahkan pappermint kering dan aduk lagi searah jarum jam."
Harry mengikuti instruksi Draco dengan baik. Sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya saat melihat bahwa ramuannya sudah hampir selesai. Namun, Harry mengernyit saat ramuannya tidak berubah warna menjadi hijau seperti yang tertulis di buku. Harry melirik ke arah Draco, seolah meminta bantuan.
Ditatap terus oleh Harry, Draco akhirnya mengalihkan pandangan dari ramuan miliknya. Ia membaca raut wajah Harry dan langsung tau kalau pemuda berkaca mata itu membutuhkan bantuannya.
Melihat sekitar, Draco akhirnya bergeser mendekati Harry. Ia melihat kedalam kuali Harry. "Kau kurang memberikan pappermint keringnya," kata Draco dan segera memasukkan beberapa pappermint kering tambahan. Ia pun mengaduk sebentar sebelum akhirnya memberikan sendok tersebut kembali kepada Harry.
Harry menerima sendoknya dengan malu-malu. Entahlah, Harry tidak mengerti alasan dibalik sikap malu-malunya itu.
Draco akhirnya tidak bisa menahan senyumnya. Ia menahan dirinya untuk tidak mencubit gemas pipi Harry yang tersipu. Draco pun buru-buru kembali ke tempatnya sebelum senyumnya semakin lebar.
Harry yang ingin berterima kasih pada Draco terhalang oleh Profesor Snape yang datang untuk memeriksa ramuannya. Pria serba hitam itu menatap ramuan dan sang pembuat bergantian.
Harry tersenyum bangga. Ia sungguh bahagia karena Snape tidak bisa mencari kesalahan apapun pada ramuannya. Namun seperti biasa, Snape tidak akan memuji keberhasilannya. Snape pun segera berpindah pada Ron. Seperti yang diduga Harry, sahabatnya itu langsung diberi gagal oleh Snape karena ramuannya bahkan belum selesai setengah jalan.
Melihat Harry yang menertawakannya, Ron melemparkan beberapa barang ke arah Harry setelah Snape pergi.
Setelah puas menertawakan Ron, Harry kembali menoleh ke arah Draco. Pemuda Malfoy itu sedang asyik mengobrol dengan teman-teman Slytherinnya. Hal itu membuat Harry mengurungkan niat untuk mengatakan terima kasih.
Harry mencari kesempatan bahkan ketika kelas telah berakhir. Ia sengaja mengemas barang-barangnya dengan lama karena Draco sendiri menunggu murid lain keluar dulu agar tidak sesak.
Saat semua siswa sudah berada di luar kelas, barulah Harry menyusul Draco. Ia menepuk lengan Draco pelan membuat pemuda itu menoleh padanya. Sambil melewati Draco, Harry tersenyum ke arahnya. "Thanks," bisiknya yang hanya bisa didengar oleh Draco.
Setelah mengatakan terima kasih, Harry segera mempercepat langkahnya meninggalkan Draco dan murid Slytherin lainnya. Harry dengan terburu-buru menyusul Hermione dan Ron.
"Kau lama sekali," kata Hermione saat Harry sudah berada di sampingnya.
Harry hanya balas tersenyum sebagai balasan.
Berbeda dengan Harry, Ron terlihat cemberut. "Bahagia sekali kau setelah berhasil dengan ramuanmu," ledek Ron yang dibalas Harry dengan cibiran yang membuat Ron makin kesal. "Kau curang! Seharusnya kau membantuku saat kau sudah berhasil!"
Harry tertawa puas karena Ron yang marah-marah. "Maaf, tapi aku juga mendapatkan bantuan dari orang lain."
"Maksudmu Malfoy?"
Harry tidak bisa menahan raut wajahnya saat Ron menyebut nama itu. Ia terkejut sekaligus panik. "K-kau melihatnya?"
Ingin sekali Ron mengutuk kebodohan Harry. "I stood right in front of you, mate. Bukankah konyol kalau aku tidak tau?"
Harry mau tidak mau setuju dengan perkataan Ron. Tentu saja Ron akan menyadarinya. Apalagi saat Draco yang datang menghampirinya.
"Malfoy membantumu?" tanya Hermione.
Harry tidak menjawab, bahkan mengangguk pun tidak. Malahan Ron yang mengkonfirmasi dengan bersemangat.
"That sounds ridiculous. Dia memberimu arahan yang benar? Dia tidak sedang menjahilimu? Dia tidak memasukkan bahan-bahan aneh yang akan membuat ramuanmu gagal?" tanya Hermione tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Well, dia tidak akan sekejam itu saat dalam kelas, kan?" balas Harry.
Ron dan Hermione sama-sama tercengang dengan jawaban Harry. Sepertinya sahabat mereka itu lupa bahwa Draco telah sering mengganggu bahkan saat di dalam kelas.
Ron menggelengkan kepalanya. "Jangan sampai kau tertipu Harry. Aku yakin kalau ini hanya cara barunya untuk mengejekmu."
"Sepertinya dia memang serius menolongku."
"Kelihatannya begitu, tapi kita tidak tau apa niat sebenarnya."
Harry cemberut karena Ron terus saja membalas. "Kalau begitu seharusnya dia sudah melakukannya dari tadi. Dia punya banyak kesempatan untuk membuat ramuanku meledak dan mempermalukanku, tapi dia tidak melakukan apa pun."
Baik Ron maupun Hermione speechless mendengar Harry yang bersikeras membela Draco. Saling pandang, Hermione dan Ron hanya bisa menghela napas.
Hermione menepuk pundak Harry. "Well, sepertinya Malfoy baru saja memberimu ramuan cinta," candanya membuat wajah Harry memerah.
.
Masih di depan kelas, Draco malah terududuk sambil menutup wajahnya. Hal ini tentu saja membuat teman-temannya bingung.
"Draco, kau kenapa?" tanya Pansy yang ikut berjongkok di samping Draco.
"Sial," desis Draco yang masih menutup wajahnya. "So... addorable," bisik Draco yang tidak terdengar jelas oleh Pansy, tapi gadis itu bisa dengan jelas melihat telinga Draco yang memerah.
.
.
Potion Class — Completed
