Disclaimer : Naruto dimiliki oleh Masashi Kishimoto, dan Sword Art Online dimiliki oleh Reki Kawahara. Saya hanya pembuat plot dan beberapa unsur tambahan di fanfict ini saja, Peace.
"Blablabla..." Percakapan normal
'Blablabla...' Percakapan dalam hati
"Hoam…"
Naruto menguap untuk kesekian kalinya dalam perjalanannya menuju dungeon lantai 1. Saat ini dia sedang bersama Kirito dan Asuna yang berjalan di depannya. Di depan mereka terdapat berbagai player lain yang ikut serta dalam penyelesaian lantai 1. Party mereka, yakni Party E berada dibagian paling belakang seraya menjaga bagian belakang formasi grup penyerangan tersebut. Naruto sengaja memposisikan dirinya sebagai bagian paling belakang, untuk mengawasi serta mengatasi apabila ada yang menyerang mereka dari bagian paling belakang.
"Hei, apa kau baik-baik saja? Seperti nya kau terdengar sangat mengantuk." Kata Kirito sedikit khawatir.
"Hmph, biarin aja Kirito. Dia tahu-tahu menghilang tadi pagi tanpa mengabariku sama sekali." Kata Asuna sedikit kesal dengan fakta dia ditinggalkan tadi pagi.
Naruto hanya melambaikan tangannya, memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja. Walau dia sedikit pasrah mendengar ketusan Asuna, karena apa yang dia katakan memang benar. Ya walaupun dia sudah mentraktirnya tadi, tapi sepertinya Asuna tetap marah dengan apa yang dia lakukan tadi pagi. Naruto sangat tidak memahami jalan pikir perempuan dan hanya pasrah saja menanggapinya.
Saat ini dia sedang merenungkan hal-hal mengenai penyerangan dungeon lantai 1 dan party-nya. Sebelum berangkat, tentunya ada briefing terlebih dahulu untuk membahas mengenai lokasi, pemetaan dan juga informasi mengenai bos. Meski semuanya sudah diketahui oleh Naruto, apalagi setelah bertemu dengan Agil dan Diavel tadi pagi, tidak ada salahnya untuk memastikan ulang informasi mengenai dungeon tersebut. Hanya saja dalam pertemuan tadi, sepertinya dia memiliki "kawan" baru,melihat tatapan tajam dari pemain yang buat kegaduhan kemarin di ruang teater.
'Namanya Kribo kan? Kerbau? Kibou? Ntahlah Aku lupa siapa namanya.' Batin Naruto saat memikirkan nama Kibaou.
Tak hanya Kibaou saja yang melakukan itu, sepertinya dia mampu mempengaruhi orang-orang untuk ikut dalam klub "Anti Terduga Beta Tester". Dia tidak terlalu pedulikan hal itu, selama mereka tidak menghalanginya atau dalam scenario terburuknya, mengacaukan penyerangan ini. Lagipula dia tidak perlu takut pada mereka yang beraninya main keroyokan.
Untuk party-nya sendiri, dia melihat tidak ada masalah yang perlu disampaikan kepada mereka. Selain kemampuan Asuna yang dia sendiri sudah melihat dan merasakan secara langsung, dia juga percaya dengan kemampuan yang dimiliki Kirito. Dia sudah dapat menebak bahwa Kirito adalah salah satu dari sekian beta tester yang ikut dalam penyerangan ini. Melihat dari tingkah dan tindakan yang diambil oleh Kirito, dia bisa menilai bahwa Kirito mungkin salah satu yang berguna diantara keseluruhan player di sini. Ditambah lagi dengan informasi yang dia dapat bahwa Kirito yang bermain sebagai solo player hingga sejauh ini. Hanya orang percaya diri dengan kemampuannya atau orang gila yang akan melakukan itu.
Selain itu, mereka sudah mempersiapkan peralatan dan barang kebutuhan mereka. Menyisakan hanya pembentukan chemistry dalam pertarungan saja. Dengan begini terbentuklah party yang cukup untuk mengalahkan musuh yang menghalangi.
Saat ini mereka ada pada jalan yang melalui hutan, mengarah ke pintu semacam menara atau pilar dari Aincard. Seperti yang diketahui bahwa Aincard mengambil konsep kastil yang melayang. Di tiap lantainya terdapat semacam menara atau pilar yang menghubungkan lantai satu dengan lantai lainnya. Di pilar ini lah letak dungeon bos tiap lantai yang diharuskan kepada para player untuk menyelesaikannya agar bisa mengakses lantai berikutnya. Seperti dungeon pada umumnya, di sini juga memiliki pemetaan tersendiri.
Pemetaan pada dungeon bos lantai ini terbilang unik dan agak rumit. Alasan kenapa dikatakan seperti itu karena tema dari tiap dungeon masing-masing berbeda. Rerata tinggi area dari tiap dungeon ini minimal 100 meter dan dipenuhi oleh anak tangga. Di setiap bagiannya memiliki ruangan lapang seperti hall, ruangan kosong mau pun berisi hadiah atau perangkap, lorong, dan jalan buntu. Dengan lika-liku yang ada, tidak salah jika ada yang menamakan tempat ini juga sebuah labirin. Di tiap puncak labirin terdapat titik teleportasi yang membawa para player untuk membuka dan masuk ke lantai berikutnya. Namun sebelum dapat meraih titik teleportasi itu, mereka harus melalui ruangan bos dungeon ini.
Berdasarkan semua ini, tidak salah mengapa informasi yang diberikan oleh pemain yang fokus dalam intelijen atau pengintai sangatlah berharga. Bahkan saat ini, sebagian player memaklumi apabila player yang telah berkontribusi dalam menyajikan informasi tersebut tidak ikut dalam penyerangan bos, karena keahliannya yang sangat diperlukan untuk ke depannya juga. Mengingat terdapat 100 lantai pada Aincard. Namun walaupun demikian, tetap juga ada yang ikut dalam penyerangan kali ini. Tentu ini akan sangat membantu efektivitas dan efisiensi penyerangan.
Sepertinya menjadi player seperti itu terdengar menarik bagi Naruto. Dia akan mencoba menjadi seorang intelijen juga. Siapa tahu dia dapat membentuk jaringan mata-matanya sendiri seperti yang pernah dia inginkan.
"Hehehe" Naruto tertawa sendiri, terlarut dalam pikirannya saat memikirkan keuntungan yang bisa dia raih dengan rencananya itu.
Asuna, Kirito dan player lain yang mendengarnya hanya heran dengan kelakuan Naruto. Tadi mereka hanya mendengarnya menguap terus, sekarang dia tiba-tiba tertawa sendiri. Kirito dan player lainnya jadi meragukan kewarasan Naruto, mengira Naruto adalah orang gila. Asuna hanya menggelengkan kepalanya, terkadang dia mengenal Naruto dan terkadang juga dia seperti tidak mengetahui sama sekali soal Naruto.
Melihat sebuah tanah lapang dan pilar besar di depannya, seorang player segera memberitahukan apa yang dilihatnya.
"HEI, KITA SUDAH SAMPAI!" Teriak player tersebut.
Mendengar hal ini, para player lainnya, termasuk Naruto, Asuna dan Kirito, menambah laju jalan mereka. Sesampainya di depan pintu dungeon, para player hanya tertegun melihat ukuran pilar yang sangat besar di depan mereka. Jika dilihat dari jauh, mereka layaknya semut dihadapan sebuah gentongan yang besar dan tinggi menjulang. Diavel lalu mengambil langkah untuk berdiri di depan pintu dan berbalik ke arah kepada para player yang ikut serta dalam penyerangan ini.
"Baik semua, akhirnya kita sudah sampai di depan pilar lantai 1. Untungnya kita dapat sampai di sini tanpa ada kendala ya." Kata Diavel dengan penuh semangat.
Benar, dalam perjalanan menuju pilar, mereka tidak mengalami kendala sama sekali. Tidak ada mob atau player killer yang menghentikan perjalanan mereka. Hal ini patut disyukuri dan mereka berharap semuanya dapat berjalan semulus ini.
"Aku yakin dengan tetap hadirnya teman-teman semua di sini, sudah membulatkan tekadnya dalam ikut serta dalam penyerangan ini. Aku hanya ingin mengatakan bahwa apa yang akan kita hadapi di dalam kemungkinan sangat berbahaya. Jadi tetaplah berhati-hati di dalam dan jangan lakukan hal yang dapat membahayakan diri kalian, mengerti?." Peringat Diavel terhadap apa yang akan mereka hadapi di dalam dungeon tersebut.
Semuanya mengangguk mengerti dengan perkataan Diavel, terutama Naruto dan Asuna. Pengalaman mereka dalam menyelesaikan dungeon tersembunyi di lantai 1 mengingatkan mereka akan berbahayanya sebuah dungeon. Salah mengambil satu langkah saja, dan jiwamu sudah berada di alam baka.
"Bagus, kalau begitu ayo kita masuk. Ingat, tetap waspada." Kata Diavel sebelum membuka pintu dungeon tersebut.
Para player lainnya pun ikut masuk mengikuti Diavel. Apa yang ada dihadapan mereka adalah sebuah lorong dengan ujung yang gelap. Para pemain menguatkan tekad mereka dan meningkatkan kewaspadaan mereka. Setelah semua masuk, Naruto yang berada di bagian paling belakang juga ikut masuk. Dengan tidak adanya seseorang yang masuk lagi, pintu dungeon itu langsung menutup dirinya sendiri.
Orang-orang yang mendengar suara pintu tersebut menjadi kaget dan berbalik ke belakang, melihat pintu yang mereka lalui sudah tertutup rapat. Seketika lorong tempat mereka berada menjadi gelap gulita. Namun tak perlu menunggu lama, cahaya obor yang menempel pada pilar di bagian sisi lorong tersebut langsung menyala. Asuna dan para player yang belum pernah memasuki dungeon lantai 1 sempat kaget melihat perubahan ruangan tersebut.
"Baik, sekarang ayo lanjutkan perjalanan kita." Perintah Diavel.
Mereka pun berjalan menyusuri lorong panjang tersebut yang mengarahkan mereka ke ruang lapang seperti hall. Melihat ke atas, mereka bisa melihat sekitar belasan hingga puluhan tangga yang tersusun secara acak mengarah ke puncak dari pilar ini. Para player saling memandang untuk saling meyakinkan diri dan mengingatkan diri mereka masing-masing untuk berhati-hati dalam menaiki anak tangga tersebut.
Mereka berjalan menaiki tangga pertama menuju sebuah lorong yang diterangi oleh obor yang berjejer. Mereka tetap menjaga kewaspadaan mereka, berhati-hati akan serangan yang bisa saja tiba-tiba menyerang mereka. Diavel bersama party-nya berjalan di depan, memimpin ekspedisi ini sembari mengawasi adanya perangkap yang ada di depannya. Tidak jarang satu langkah kecil saja dapat membuat nyawa kalian melayang.
Mengikuti peta yang sudah disesuaikan dengan informasi yang telah didapatkan, mereka akhirnya dapat menaiki 3-4 tangga. Tidak ada dari mereka yang menyusuri ruangan-ruangan yang ada meskipun kepenasaran player baru sangat besar untuk menjelajahi ruangan tersebut dengan harapan untuk mendapatkan sebuah hadiah berupa item atau semacamnya. Resiko terjebak dalam sebuah perangkap tentunya tidak dapat mereka tanggung, di mana mungkin saja mereka bisa menyelesaikannya, tapi dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan untuk menyelesaikan labirin ini.
Setelah menaiki tangga ke-5. Diavel mendengar suara yang mengganjal. Dia segera memberikan kode untuk berhenti bergerak kepada seluruh player. Saat player lainnya terheran dengan perintah tersebut, mereka akhirnya dapat mendengar suara yang membuat Diavel memberikan perintah tersebut. Suaranya mirip seperti sebuah tertawaan yang nyaring dan suara langkah yang ramai namun pelan.
"Semuanya siap-siap." Perintah Diavel.
Semua pemain langsung memegang senjata mereka dan bersiap-siap dalam menghadapi sebuah serangan. Keluar dalam lorong di depannya, sebuah goblin dengan postur kecil, badan hijau dan mata merahnya keluar dari lorong tersebut. Melihat para player yang ada di hadapannya, goblin tersebut langsung berteriak dengan kencang sambil mengacungkan senjatanya.
"Semuanya bersiap lah, di depan ada ." Peringat Diavel.
merupakan mob yang memiliki daya serang dan daya tahan rendah, namun jumlah dan kemampuan beradaptasinya lah yang sangat merepotkan bagi para player. Diavel dan para player lainnya melihat di depan langsung dipenuhi oleh para goblin yang berlari untuk menyerang mereka. Untung saja ruangan lorong tersebut cukup luas untuk 3-4 player bersenjata besar untuk mengayunkan senjata mereka. Diavel yang berada di garis depan langsung menangkis goblin yang mereka dengan perisai nya dan langsung menyerang balik, membunuh goblin tersebut.
Di saat player di bagian depan sibuk dengan penyerangan tersebut, Naruto langsung meningkatkan pengawasannya pada area belakang. Mob tersebut mungkin bodoh, tapi mereka tidak idiot. Dengan kemampuan adaptasi mereka, mereka bisa mengubah pola penyerangan mereka yang apabila seorang newbie meremehkan mereka, yang ada hanya kematian datang menjemput mereka. Sungguh makhluk kecil nan licik.
Sesuai perkiraan, Naruto langsung mendengar kehadiran para goblin tersebut berada di belakangnya. Entah bagaimana caranya mereka bisa keluar dari lorong kosong yang mereka lewati tadi. Kirito, Asuna dan player lainnya yang berada di belakang langsung berbalik dan melihat segerombolan goblin yang berlari mengejar mereka.
"M-MEREKA ADA DI BELAKANG!" Teriak seorang player.
Walaupun mereka semua sudah memiliki pengalaman dalam bertarung, tapi tetap aja ada diantara mereka yang langsung gugup dan grogi menghadapi situasi menegangkan seperti ini. Player bagian depan yang sempat mendengar teriakan mereka yang di belakang hanya bisa mendecih kesal dan mengutuk keadaan ini. Mereka berharap mereka yang di belakang bisa bertahan dan menyelesaikan permasalahan mereka.
Saat para goblin itu sudah menginjak anak tangga yang dipijak Naruto, Naruto langsung berjalan dengan pelan menghadapi para goblin tersebut sendirian. Dia mengeluarkan pedangnya, bersiap untuk memotong mereka yang ada di depannya. Kirito, Asuna dan player lainnya yang melihatnya langsung masuk dalam kuda-kuda bersiap menghadapi goblin tersebut.
Selain itu, mereka terheran dan khawatir Naruto yang malah mendekati mob yang sangat banyak itu. Bukan tanpa alasan, melihat posisi Naruto yang berada di tangga merupakan tempat yang buruk untuk beradu serangan dengan tidak adanya penghalang di tiap sisi tangga itu. Potensi terjatuh dari tangga tersebut bisa berakibat fatal dan mematikan.
"NARUTO, APA YANG KAU LAKUKAN? CEPAT KEMARI!" Teriak Asuna yang khawatir dengan tindakan Naruto.
"Tenanglah Asuna, Aku bisa mengatasi ini. Tolong bantu Aku menghabisi mereka yang lewat ya, dan nama ku Menma kau tahu." Kata Naruto sambil melambaikan tangannya.
Salah satu goblin melompat dan mengayunkan kapaknya, mengincar kepala Naruto untuk ditebas. Naruto berhasil menangkis dan [Parry] serangan tersebut dengan pedangnya dan mendorong goblin tersebut jatuh dari tangga tersebut. Dia lalu melompat ke gerombolan goblin itu lalu mendarat di muka salah satu goblin, membuat goblin tersebut terlempar dan mendorong kawanan goblinnya ke belakang dan sebagian terjatuh. Naruto yang berada di kerumunan goblin itu langsung megacungkan pedangnya.
"Kalian yang berani menyerangku, bersiap lah untuk menghadap ke sang Shinigami." Kata Naruto dengan tatapan yang tajam dan cengiran yang mengintimidasi.
Para goblin yang melihat Naruto langsung tersentak lalu berubah menjadi tambah agresif, menutupi rasa takut mereka dan menyerang Naruto. Naruto dengan sigap langsung jongkong lalu menyerang area bawah goblin di sekelilingnya, melukai dan menghentikan serangan goblin tersebut. Dia lalu mengayunkan pedangnya ke leher goblin yang didekatnya, memotong goblin tersebut dan membunuhnya.
Pemandangan yang gila ini, membuat player lain terdecak kagum. Kirito yang melihatnya juga kaget dengan kemampuan dan tindakan yang diambil Naruto. Dia tersenyum telah menemukan player yang handal seperti Naruto.
'Aku sudah menebak dia bukan orang biasa. Tapi kemampuannya ini melebihi player yang pernah aku temui sebelumnya, bahkan para beta tester.' Batin Kirito sembari melihat Naruto yang bertarung sendirian menghadapi goblin tersebut.
Asuna yang melihat Naruto melawan goblin itu sendirian, langsung maju untuk membantu Naruto. Goblin yang melihat Asuna maju langsung berteriak, mengisyaratkan ke goblin lainnya akan musuh baru. Beberapa goblin langsung maju untuk menghentikan Asuna.
Dengan sigap Asuna lalu mengayunkan pedang rapiernya dan menusuk goblin yang menyerangnya. Dengan cepat dan lihainya dia bisa menyerang sekaligus menghindari serangan goblin tersebut. Dia bagaikan slogan salah satu petinju terkemuka. Bergerak bagai kupu-kupu, menyerang bagai lebah.
Kirito juga tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bertarung bersama Naruto dan Asuna. Dia langsung maju ke dalam pertarungan sambil mengayunkan pedangnya. Dia menyerang goblin yang ada di dekatnya dan juga menggunakan kakinya untuk menendang mereka jatuh dari tangga.
Naruto yang sempat memperhatikan mereka tersenyum dengan tindakan yang diambil oleh mereka berdua. Dengan begini, dia bisa membentuk chemistry antara mereka bertiga. Mengenai dua burung dalam satu lemparan.
Naruto kembali mengayunkan pedangnya memotong tangan goblin lalu menusuknya. Dia lalu mengambil kuda-kuda, mengaktfkan [Three Strike], menebas 3 goblin dan diakhir [Horizontal Slash] mengalahkan 3 goblin tersebut. Tak berhenti di situ dia lalu menendang salah satu goblin, melemparkannya ke kawan-kawannya untuk memberikan ruang antara mereka dengan Naruto.
Asuna terus menyerang, sembari mendorong goblin yang melawannya mundur ke area Naruto. Dia mengayunkan dan menusuk celah yang dibuat olehnya melukai hingga akhirnya membunuh goblin tersebut. Dia lalu masuk dalam kuda-kuda dan menggunakan [Pierce Burst], serangan menusuk bertubi-tubi, ke arah gerombolan goblin itu. Dengan kecepatan dan kelincahan yang mendominasi, goblin tersebut tidak dapat menangkis serangan itu hingga akhirnya membuat mereka menemui ajalnya.
Kirito bisa menyeimbangi serangan beberapa goblin yang melawannya. Menangkis lalu mengayunkan pedangnya, menyerang makhluk hijau kecil ini hingga mereka hancur berkeping-keping. Salah satu goblin datang menyerang dan mengincar kepala Kirito, namun dengan sigap dia menangkis dan [Parry] serangan tersebut, membuka celah pada sang goblin. Memasuki kuda-kuda, dia menggunakan [V Slash], menyebabkan goblin tersebut kehilangan kedua lengannya dan membunuhnya.
Para goblin yang mulai frustasi dengan ketiga ahli pedang ini langsung berteriak kesal dan maju menyerang mereka. Naruto yang berdiri paling dekat dengan mereka menjadi sasaran utama untuk dikalahkan. Para goblin tersebut berpikir untuk mengeroyok petarung berambut jingga ini dengan menyerangnya dari segala arah. Ada goblin yang menyerang dari udara dan ada yang dari tangga. Naruto yang melihatnya hanya tersenyum dan masuk dalam kuda-kuda. Dia segera menggunakan [Thrust], melompat dan menyerang musuh yang ada di udara. Serangan itu langsung membongkar formasi goblin tersebut.
Setelah Naruto mendapatkan kendali tubuhnya kembali, dia melihat wajah kaget dan kagum pemain yang melihatnya. Bagaimana tidak, dia melemparkan dirinya ke udara, di mana sekelilingnya tidak ada pijakan selain tangga tersebut. Salah mengambil satu langkah saja, maka gravitasi akan membunuhnya. Dia melihat lapisan terakhir pasukan goblin tersebut dan menggerakkan tubuhnya untuk mendarat ke mereka. Menekuk badannya dan mengarahkan pedangnya untuk menusuk musuh di bawah, mengikuti gaya seorang ninja dari game stealth kesukaannya semasa kecil.
Dengan selamat, Naruto mendarat di salah satu goblin sambil menusuk kepalanya. Dia lalu menangkis dan mengalahkan goblin yang menyerangnya. Sambil melawan para goblin tersisa, dia mengecek keadaan kawan party-nya.
"HEI! KALIAN TIDAK APA-APA?" Teriak Naruto menanyakan keadaan teman-temannya.
"IYA, AKU TIDAK APA-APA. INI TIDAK ADA MASALAH, BAGAIMANA DENGAN DIRIMU KIRITO?" Teriak Asuna sambil menahan dan membalas serangan lawannya.
"AKU BAIK-BAIK SAJA. SEBAIKNYA KITA SEGERA MENYELESAIKAN INI." Kata Kirito yang berhasil mengalahkan lawannya.
Para player lain yang hanya melihat sedari tadi hanya bisa kagum dan terpana pada kemampuan ketiga orang tadi.
"O-oi apa mereka benar-benar player seperti kita?" Tanya player 1
"M-mana mungkin seperti itu. mereka bisa mengalahkan sebegitu banyaknya goblin." Jawab Player 2.
"Bukankah goblin musuh yang lemah ya?" Tanya Player 3.
"DASAR BODOH! Memang betul mereka bisa dibilang lemah, tapi dengan dikerumuni sebanyak itu kita bisa saja mati." Jawab Player 1.
Player lain hanya meneguk ludahnya saat mendengar kata "mati".
"Si rambut hitam itu seperti bisa memprediksi serangan yang mengarah kepadanya, refleks nya cukup cepat." Kata Player 4.
"Bukan hanya itu, Cewek yang berambut jingga-coklat itu bergerak sangat cepat dan lincah. Aku bahkan tidak bisa melihat serangannya." Kata Player 5.
"Yang paling mengerikan yang dibelakang sana, dia langsung maju menyerang mereka sendirian. Apa kau tidak lihat dia tadi terbang? Dia terbang kau tahu!" Kata Player 6.
"Iya Aku lihat."
"Aku juga."
"Dia ahli pedang yang terbang."
"I-iya kayak Lu Bu."
"Lu Bu julukannya Jendral yang terbang, dasar bodoh!"
'Bajingan cecunguk ini, bukannya ikut membantu malah ngerumpi di situ.' Batin Naruto yang kesal pada para player yang tidak membantu itu.
Tersisa sedikit goblin lagi dan kian waktu kian berkurang dengan serangan yang kuat dari trio Party E. Ketika menyisahkan 3 goblin terakhir, para goblin itu berkumpul dan perlahan mundur. Mereka sudah menyadari posisi mereka yang berada dalam keadaan sangat berbahaya. Naik ke atas, mereka menghadapi dua ahli pedang. Turun ke bawah, maka mereka menghadapi monster terbang tadi.
Salah satu goblin mengeluarkan suara, seakan-akan berbicara memberikan isyarat kepada kawannya untuk melakukan suatu siasat tertentu. Kedua goblin yang mendengarnya saling memandang dan mengeluarkan suara memberi tanda bahwa mereka menerima hal tersebut. Kedua goblin itu langsung berbalik ke arah Naruto. Naruto yang menyadari bahwa dirinya menjadi sasaran langsung bersiaga.
Kedua goblin tersebut melemparkan senjata mereka. Naruto yang melihat senjata yang terbang ke arahnya itu langsung menghindar dan menangkis barang yang mengincarnya. Ketika barang tersebut sudah hilang, dia melihat goblin yang melompat lalu menahan kakinya. Dorongan dari goblin tersebut membuatnya kehilangan keseimbangan dan membuatnya hampir jatuh. Namun sayangnya belum selesai dia menghabisi goblin yang menghalanginya, dia harus terjatuh akibat serangan dari goblin kedua yang mendorongnya jatuh dari tangga. Goblin ketiga langsung melompat mengikuti mereka berdua dengan mengarahkan pedangnya untuk menusuk Naruto.
"NARUTO/MENMA." Teriak Asuna dan Kirito.
Dengan sigap, Naruto langsung memotong goblin yang menahan kakinya. Dia lalu menggerakkan badannya mengarah goblin yang mendorongnya tadi dan menggunakan badan goblin tersebut sebagai pijakan untuk mendorongnya melompat ke atas. Goblin yang memegang pedang tadi melihat rencananya gagal dan berteriak kesal. Naruto yang sedang kesal juga langsung masuk ke dalam kuda-kuda dengan berpijak tubuh goblin yang diinjaknya. Goblin yang diinjaknya hampir saja menahannya tetapi Naruto sudah melompat terlebih dulu. Naruto dan goblin berpedang sekarang beradu siapa yang lebih cepat dan tepat menyerang lawannya di udara.
"Di sini lah kau berakhir." Kata Naruto dengan dinginnya.
Dia langsung melepaskan skill [Thrust] mengarah ke goblin tersebut. Goblin itu mengayun pedangnya dengan harapan mengenai manusia jingga di depannya ini. Namun sayang, pedang Naruto lebih panjang dan menusuk goblin itu. Goblin tersebut terdorong ke udara, terbang menuju langit tinggi sebelum hancur menjadi poligon.
Untungnya dengan dorongan skill tersebut Naruto dapat meraih tangga di depannya dengan menggenggam anak tangga itu. Kirito dan Asuna yang berada dekat Naruto segera bergegas membantu Naruto untuk naik ke atas. Dengan sekuat tenaga, mereka menarik Naruto. Saat Naruto sudah naik, mereka segera mengatur nafas mereka yang ngos-ngosan. Kejadian tadi sangat intens, hampir saja Naruto musnah menjadi poligon. Naruto yang terduduk lemas langsung tertawa karena sudah selamat dari kematian. Kirito yang melihatnya tertawa hanya bisa tersungkur lemas dan tersenyum melihatnya. Asuna yang melihatnya tertawa lepas, menjadi kesal dan menjewer telinga Naruto.
"A-A-Aduh sakit, Asuna." Kata Naruto yang dijewer Asuna.
"BIARIN! APA KAU TAHU KAU HAMPIR SAJA MATI TADI, HMM?" Teriak Asuna yang kesal.
"I-iya Aku tahu, tapi semua nya sudah aman kan?" Tanya Naruto
Asuna pun langsung melepas jewerannya. Dia memalingkan wajahnya dan melipat tangannya. Mencoba untuk menenangkan dirinya yang emosi dan juga ketakutan atas kejadian tadi. Melihat gestur tubuh dan ekspresi murung Asuna, Naruto langsung merasa bersalah.
"K-kau hampir saja mati, Naruto…" Kata Asuna dengan nada pelan.
Naruto lalu mengambil kedua tangan Asuna dan menggenggamnya.
"Hei, semuanya akan berjalan lancar. Aku sudah berjanji bahwa akan menyelesaikan game ini dan Aku tidak akan mengingkari janji ku itu." Kata Naruto dengan percaya diri dan senyuman di wajahnnya.
Asuna yang mendengarnya lalu mengusapkan air matanya dan memalingkan wajahnya.
"Hmph, kalau begitu Aku akan terus mengawasimu." Kata Asuna
Melihat senyuman muncul kembali di wajah Asuna, telah membuat Naruto menjadi senang kembali.
Diavel datang melihat kondisi di area belakang bersama Agil dan party-nya. Terlihat juga ada Kibaou di situ. Mereka telah menyelesaikan para goblin yang menyerang dari depan. Mereka sempat mendengar penyerangan yang terjadi di belakang jadi mereka bergegas melihat kondisi mereka. Tapi setelah melihat kondisi di area belakang, sepertinya permasalahannya sudah selesai.
"Sepertinya di sini sudah aman ya, Menma-san?" Kata Diavel sambil tersenyum.
"Heh, kau tak perlu khawatir Diavel. Selama ada Aku di sini, semuanya akan beres tanpa ada masalah." Kata Naruto yang sudah lepas dari pelukan Asuna sambil memberikan pose jempolnya.
Diavel dan Agil hanya tersenyum dan menggelengkan kepala mereka akan kepercayaan diri Naruto.
"Tentunya ini juga semua berkat teman-temanku. Kau harus berterima kasih pada mereka. Minimal ada jamuan besar nanti setelah kita selesaikan lantai ini." Kata Naruto.
"N-Naruto/M-Menma-san." Asuna dan Kirito menegur Naruto dengan malu mendengar kata blak-blakan darinya.
"Hahahaha tenanglah bocah, nanti kita adakan pesta besar-besaran setelah penyerangan ini, bagaimana Diavel?" Kata Agil.
"Tentu saja Agil-san. Kita harus merayakan kemenangan kita." Kata Diavel.
"Heh, jadi bagaimana dengan keadaan di depan? Kuharap kalian tidak kesulitan menghabisi goblin itu sembari mengawasi pak tua sana." Kata Naruto sambil menunjuk Agil.
"HAH! Asal kau tahu ya, Aku lah yang paling banyak menghabisi mereka." Kata Agil dengan percaya diri menunjuk dirinya.
"Tenang saja Menma-san, situasi di area di depan sudah aman. Kita bisa lanjutkan perjalanan kita sekarang." Kata Diavel.
"Baguslah kalau begitu. Kalau begitu kita langsung lanjutkan saja. Asuna, Kirito, apa kalian sudah siap?" Tanya Naruto.
"Iya, Aku sudah siap." Kata Asuna.
"Aku juga Menma-san." Kata Kirito.
"Hei hei panggil saja Aku Menma. Tidak usah kaku begitu." Kata Naruto sambil melambaikan tangannya memberi tahu untuk santai saja.
"Baik, Menma…-san." Kata Kirito.
"Kau ingin membuatku kesal ya?" Kata Naruto dengan muka datar.
"Tentu tidak." Kata Kirito dengan ekspresi senyum canggungnya.
"Hah… ya sudahlah, terserah kamu saja. Kalau begitu, AYO BERANGKAT!" Kata Naruto dengan semangat.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan Naruto kembali mengambil posisinya di bagian paling belakang. Dia bisa melihat kekhawatiran Asuna yang sesekali memperhatikannya. Dia hanya memberikan senyum dan pose jempolnya untuk menenangkannya. Asuna hanya tersenyum dan menjadi tenang.
Pasukan penyerangan lantai 1 saat ini berada di depan sebuah pintu besar. Ini adalah pintu dari salah satu ruang yang mereka harus lewati sebelum melanjutkan ke ruangan bos lantai 1. Berdasarkan info yang didapat dari buku panduan lantai 1, ruangan ini hanya semacam lorong besar tanpa ada satu pun isinya. Di sekelilingnya terdapat semacam jendela yang memiliki kaca berwarna seperti yang biasa ditemukan pada bangunan megah abad pertengahan atau di katerdal.
Saat beberapa player membuka pintu besar itu, betapa kagetnya Diavel dan player lain yang melihat isinya. Tidak seperti yang mereka ketahui, ternyata ruangan ini penuh dengan harta karun seperti emas dan perhiasan. Selain itu juga mereka bisa melihat benda yang kemungkinan adalah item seperti senjata dan juga ada kristal. Mereka lalu menyusuri ruangan tersebut dengan pelan, takjub dengan banyaknya benda berharga yang berkilauan di setiap sisi mereka.
Seorang player mendekati sebuah Kristal, di mana saat dipegang menunjukkan bahwa itu adalah Teleport Crystal. Player lain pun mendekati barang-barang yang ada di ruangan itu dan mereka kaget ternyata barang-barang ini terhitung item saat dicermati lebih dekat. Salah satu player pun mencoba untuk memasukkan barang tersebut ke dalam inventory-nya.
"OI! APA YANG INGIN KAU LAKUKAN!"
Suara keras itu mengagetkan player yang ingin mengambil item tersebut dan membuatnya berbalik ke sumber suara. Suara yang keras itu ternyata suara Kibaou. Ekpsresi Kibaou ini sedang kesal seakan-akan apa yang akan dilakukan player di depannya itu adalah tindakan yang bodoh. Dia langsung mendekati player tersebut dengan gestur tubuh ingin menghajar player tersebut.
"Oi, Tolol! Kau pikir kau ingin melakukan apa hah?" Kata Kibaou sambil menekan-nekan kepala player itu.
"A-aku ingin mengambil item ini. K-kurasa ini akan membantu kita." Kata player tersebut.
"Hah? Mengambil item? Apa kau tidak punya otak, hah? Sudah jelas-jelas ini jebakan, dasar bodoh." Kata Kibaou.
Player lainnya yang ingin mengambil item juga segera menghentikan tindakan mereka.
"Coba kau pikir, kita sudah tahu bahwa di ruangan ini harusnya kosong tanpa ada sehelai rambut pun. Bahkan para player pengintai pun sudah mengeceknya lagi, dan mereka pun berkata hal yang sama. Jadi sudah jelas kalau ruangan yang tiba-tiba dipenuhi dengan harta seperti ini, itu berarti ini jebakan." Kata Kibaou
"Kibaou-san mohon tenang terlebih dahulu dan ya, sebaiknya kita berhati-hati di ruangan ini. Bisa jadi semua harta ini adalah jebakan." Kata Diavel yang mencoba menenangkan situasinya.
Player yang ingin memasukkan item tersebut langsung merasa bodoh dan bersalah mendengar kata Diavel. Dia memberikan anggukan ke Diavel sebagai isyarat bahwa dia mengerti dan akan mendengar perkataan Diavel. Diavel yang melihat itu, hanya merespon hal yang sama.
Namun karena gugup, player tersebut menekan tombol yang salah. Dia bukannya menekan tombol menolak, malah menerima. Dia pun seketika jadi panik dan menjadi takut. Diavel dan Kibaou yang melihatnya melebarkan matanya dan Kibaou menjadi tambah kesal dibuatnya.
"DASAR GOBLOK! KU BUNUH SAJA KAU!" Kata Kibaou sambil menarik kerah baju player tersebut dan siap mengayunkan tinjunya.
"M-MAAF, A-AKU GUGUP." Kata player tersebut.
"KIBAOU-SAN." Kata Diavel yang langsung menahan tangan Kibaou.
"DIAVEL-SAN, JANGAN HALANGI AKU MENGHAJAR SI GOBLOK INI." Kata Kibaou yang tetap menatap player di hadapannya.
"AKU TAHU TAPI TENANG DULU!" Kata Diavel.
Seluruh ruangan tersebut jadi hening. Tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka meningkatkan kewaspadaan mereka untuk mengantisipasi adanya sesuatu jebakan yang aktif. 5 menit… 10 menit dan tidak adapun yang berubah. Semuanya langsung bernafas lega saat meyadari tidak ada jebakan. Kibaou pun langsung melepas kerah player yang dipegangnya.
"Fyuh, untungnya tidak ada yang terjadi." Kata Player 1.
"Syukurlah, kukira Aku bakal mati tadi." Kata Player 2.
"Iya, membuatku khawatir saja hahaha." Kata Player 3.
"Hmph, untung tidak ada yang terjadi, goblok." Kata Kibaou kepada player yang dicengkramnya tadi.
Player tersebut hanya gemetar, ketakutan hampir dihajar oleh Kibaou tadi. Bisa jadi bukan hanya Kibaou saja yang menghajarnya, tapi seluruh player di sini juga bakal ikutan menghajarnya. Dia pun bisa bernafas lega setelah mengetahui tidak ada yang terjadi setelah mengambil item di ruangan ini.
"Tunggu dulu… Apa ini berarti kita bisa mengambil barang-barang di sini?" Tanya Player 4.
"K-Kau benar, kan tidak ada yang terjadi apa-apa. Jadi aman untuk kita ambil." Balas Player 5 dengan semangat menyadari hal tersebut.
"Kalau gitu pedang itu untukku." Kata Player 6.
"APA? ITU MILIKKU. AKU MELIHATNYA DULUAN."
"HAH? MANA ADA? AKU MELIHATNYA DULUAN. CARI BARANG LAIN SAJA."
"Aku mau Kristal itu."
"Eits, Aku duluan."
Para player langsung berlomba-lomba mengambil item yang ada di ruangan ini. Diavel hanya bisa menghela nafas melihat tingkah mereka. Sebelumnya mereka tegang dan takut bahkan untuk menyentuh barang-barang di sini, sekarang malah saling rebutan.
Kibaou yang tertarik juga untuk mengambil item di sini segera menawari Diavel.
"Ehem, hei Diavel-san, Aku akan keliling untuk lihat-lihat. A-apa kau mau mengambil juga?" Tanya Kibaou dengan ekspresi malu.
"Tidak. Aku tidak tertarik Kibaou-san." Kata Diavel sambil menggelengkan kepala.
"Oh o-ok, kalau begitu Aku duluan." Kata Kibaou yang lalu pergi keliling melihat barang yang dapat menarik perhatiannya.
Asuna yang melihat orang-orang sibuk mengumpulkan item langsung berbalik ke rekan-rekan se- party-nya. Mereka melihat Naruto dan Kirito dengan ekspresi santai aja, seakan-akan bodoh amat dengan situasi sekarang. Bahkan Naruto menguap lagi untuk kesekian kalinya.
"Hei, apa kalian tidak mau ikutan mengambil item di sini? Siapa tahu ada potion atau kristal yang bisa menyembuhkan kita di sini." Kata Asuna pada rekannya itu.
"Eh…Aku tidak terlalu tertarik dengan barang-barang di sini." Kata Kirito dengan senyuman canggungnya sambil menggaruk pipinya.
"Hoam, Aku juga sama. Lagipula barang-barangku sudah cukup untuk ekspedisi ini." Kata Naruto.
"Oh b-baiklah kalau begitu." Kata Asuna.
Asuna pun ikut tidak mengambil barang-barang seperti yang dilakukan teman-temannya itu.
Kibaou yang berjalan-jalan sedari tadi melihat sebuah kristal dengan warna merah menyala. Kristal yang memiliki warna menyala itu langsung menarik perhatian Kibaou. Dia pun melihat sekelilingnya, melihat apa ada di antara mereka yang melihat barang ini juga. Melihat masing-masing sibuk mengambil barang lainnya, Kibaou pun mengambil Kristal tersebut.
Saat dia melihat dan menginspeksi barang tersebut. Terlihat nama barang tersebut "Summon of The Deep". Dikatakan pada deskripsi barang tersebut bahwa dengan mengaktifkan barang tersebut, dapat membangkitkan monster terpendam. Jika berhasil menaklukan monster tersebut, maka player tersebut dapat tumbuh menjadi makhluk terkuat.
'Ho ho ho, sepertinya Aku dapat Jackpot' batin Kibaou. Tersenyum bahagia mendapatkan harta karun tersebut.
Saat dia mencoba memasukkannya ke dalam inventory, di deskripsinya bukan berisi untuk mengonfirmasi untuk menyimpan, tetapi mengonfirmasi untuk mengaktifkannya. Kibaou yang melihatnya hanya mengerutkan alisnya keheranan dengan maksud perintah tersebut. Dia melihat lagi sekelilingnya, mengawasi apa ada yang memperhatikannya. Ternyata mereka masih sibuk dengan urusan masing-masing.
'Aneh, bukannya memasukkan ke dalam inventory, malah meminta untuk pengaktifan. Jangan-jangan ini jebakan lagi? Apa harus kubuang saja ya? Tapi Argh kapan lagi Aku menemukan harta karun seperti ini.' Batin Kibaou yang dilema dengan situasi yang dihadapinya saat ini.
Meneguk ludah sembari mempertimbangkan pilihan berikutnya. Dia pun memutuskan untuk mengaktifkan kristal tersebut. Dia tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.
'Bodo amat lah, kapan lagi Aku bisa seberuntung ini.' Batin Kibaou yang menekan tombol terima pada window tersebut.
Saat terkonfirmasi, kristal itu hancur menjadi serpihan kristal dan menghilang seperti item kristal pada umumnya. Dia menutup matanya menunggu ada kejadian buruk yang akan terjadi. Saat dia menyadari bahwa tidak terjadi sesuatu, dia langsung membuka matanya kembali. Dia menjadi lega sekaligus kecewa bahwa tidak ada yang terjadi setelah menggunakannya.
'Sialan, ternyata ini cuman barang palsu. Aku juga tidak merasakan ada yang berubah padaku.' Batin Kibaou.
"Baik semua, kita harus melanjutkan perjalanan kita. Ayo segera bergegas." Seru Diavel.
Kibaou dan player lain yang mendengarnya langsung bergegas menuju pintu di ujung ruangan itu. Di balik pintu itu terdapat tangga menuju ruangan bos lantai 1. Player yang sedang mengumpulkan barang-barang di ruangan tersebut hanya bisa pasrah melepas barang yang belum diambilnya.
Naruto, Asuna dan Kirito yang mendengarnya juga segera bergegas mengikuti mereka. Naruto berharap tidak ada hal yang merepotkan terjadi lagi seperti goblin tadi. Tapi sepertinya harapannya tersebut tidak terwujudkan saat dia merasakan seluruh ruangan seakan-akan gempa.
Naruto, Asuna dan Kirito langsung dalam posisi siaga, kaget dengan apa yang terjadi saat ini. Naruto melihat pintu di belakangnya langsung menutup sendiri. Dia langsung memperhatikan sekelilingnya mencari petunjuk apa yang sedang terjadi.
"Hei, apa yang terjadi."
"Aku tak tahu juga."
"Ini pasti gara-gara kamu yang mengambil barangku."
"Bajingan, bagaimana bisa ini karena ulahku? Aku saja belum ambil banyak. Kau lah yang rakus sudah ambil banyak."
"A-apa? Kau…"
Tiba-tiba window pemberitahuan berwarna merah mengisi ruangan itu. Di situ tertulis "PERINGATAN: BAHAYA" yang membuat mereka semua panik. Ini mengingatkan mereka pada kejadian hari pertama Sword Art Online.
"SEMUANYA, LARI MENUJU PINTU DI UJUNG SANA." Perintah Diavel menunjuk pintu besar menuju tangga ruangan bos.
Semuanya pun langsung berlari menuju pintu tersebut. Tidak mempedulikan apapun dan siapapun di sekitarnya, mereka berlari dengan kencang. Beberapa player terjatuh karena tersandung maupun terdorong oleh player yang tidak menyadarinya.
Sebuah cairan pekat berwarna merah gelap keluar dari celah window tersebut. Mengingatkan kembali trauma mereka dengan munculnya Game Master pada hari pertama. Hal ini membuat mereka tambah panik.
Player yang sudah berada di pintu besar tersebut mencoba mendorong berharap pintu itu terbuka. Saat sedikit player mendorong pintu tersebut, pintu itu tidak tergeser sedikit pun. Namun dengan bertambahnya orang dan tenaga yang diberikan yang diberikan, akhirnya pintu itu dapat tergeser.
"Oi kalian semua, ayo ke sini bantu buka pintunya." Kata Agil yang sedang mendorong pintu tersebut.
Di sampingnya ada Kibaou dan beberapa player lain yang mendorong pintu itu dengan sekuat tenaga.
Diavel masih ada ditengah mengarahkan dan membimbing pemain lainnya untuk segera berlari ke pintu besar itu. Dia melihat party-nya Naruto di bagian paling belakang setelah membantu para player lainnya yang terjatuh tadi. Cairan merah yang ada di lantai itu bangkit membentuk suatu rupa yang memiliki tubuh layaknya manusia. Tidak hanya satu tapi ada belasan hingga puluhan yang terbentuk. Sehingga Diavel dibuat kaget olehnya.
"MENMA-SAN, AYO CEPAT. MAKHLUK ITU SEPERTINYA BUKAN KAWAN KITA." Teriak Diavel memberitahu Naruto soal makhluk merah dihadapannya.
Naruto yang mendengar hal tersebut lalu mengangguk mengerti.
"Asuna! Kirito! Hancurkan makhluk di depan kalian jika mereka menghalangi kalian dan player lainnya." Perintah Naruto.
"Baik/Baik." Balas Asuna dan Kirito.
Mereka pun mengeluarkan pedang mereka dan menyerang Makhluk Merah itu. Dengan mudahnya, makhluk seperti slime itu terbelah. Mereka heran dengan mudahnya makhluk itu dapat dikalahkan. Tapi mereka tidak mau memusingi hal ini, tujuan utama mereka ialah membantu yang lainnya untuk keluar dari ruangan ini.
Tapi untungnya mereka lincah menghindari dan menangkis serangan tentakel makhluk itu. tapi saat ditangkis, Naruto, Asuna dan Kirito tersungkur oleh besarnya hantaman yang mereka terima. Mereka langsung bangkit dan membantu player lain yang masih tertinggal.
Seorang player hampir saja terbunuh jika tidak sempat diselamatkan oleh Naruto.
"Cepat lari ke pintu itu dan bantu yang lainnya!" Perintah Naruto.
Player tersebut mengangguk paham dan segera bangkit. Naruto yang menyadari Makhluk Merah itu bangkit lagi, langsung menghindari serangannya. Dia pun memotong lengannya dan menendangnya.
Dia melihat sekelilingnya dan sudah tidak ada lagi selain Asuna, Kirito, dan Diavel yang berada dekat monster itu. mereka masing-masing menghadapi monster yang mereka hadapi, tapi seperti yang diketahui, monster itu tetap beregenerasi. Mereka seakan-akan melawan mob terkuat yang pernah ada di SAO, kemungkinan lebih menyusahkan dari bos yang akan mereka hadapi.
"Semuanya, segera mundur dan bantu yang lainnya untuk membuka pintu itu." Kata Naruto sambil menunjuk Pintu Besar yang dimaksud.
Asuna, Kirito dan Diavel mengangguk paham dengan maksud Naruto. Mereka pun segera berlari ke belakang dan menjadi barisan pelindung untuk menjaga player yang membuka pintunya. Dengan begini ada yang bertugas untuk mendorong dan ada yang bertugas untuk menghentikan serangan Makhluk Merah itu agar tidak mengenai yang mendorong pintu itu.
Naruto lalu menyerang tiap monster yang berlari menuju ke area pintu besar. Memotong dan mendorong mereka untuk menjauh dari area tersebut secepat mungkin. Karena makhluk itu tidak dapat terbunuh dan hanya bisa terus menerus beregenerasi.
Player yang menjadi barisan pelindung melihat apa yang dilakukan Naruto segera mengikutinya. Mereka melemahkan Makhluk Merah itu dan mendorongnya. Dengan cara ini jarak antara Makhluk Merah dengan player barisan pintu tersebut kian melebar.
Naruto yang sedari tadi mendorong musuhnya segera berbalik melihat apa pintu besar itu sudah terbuka. Walaupun belum terbuka sepenuhnya, terlihat pintu itu sudah bisa dilewati oleh satu orang. Perlu sedikit dorongan lagi agar dapat dilewati orang banyak.
"HEI APA KALIAN BISA CEPAT SEDIKIT?" Teriak Naruto sambil menangkis serangan lawannya.
"SABAR LAH SEDIKIT LAGI BOCAH, KAMI SEDIKIT LAGI MEMBUKANYA." Balas Agil.
Semua player sudah mulai kelelahan, terutama player yang menjaga mereka yang mendorong. Naruto melihat Kirito dan Diavel sedang terengah-engah dengan menghadapi Makhluk Merah itu, Asuna pun sama namun sedikit lebih kelelahan. Dia bisa melihat Asuna memaksa dirinya untuk agar dapat bertahan menghalangi makhluk ini mencapai barisan terdepan.
"AYO SEMUANYA SEGERA MASUK KE DALAM." Teriak Agil.
Naruto melihat pintunya sudah terbuka cukup lebar untuk dapat dilewati oleh banyak orang. Merasakan ada serangan dari sisi kirinya, dia pun segera menyerang tentakel tersebut. Namun seakan mengeras, tentakel tersebut tak dapat terpotong.
Naruto yang menyadari ini segera berteriak.
"SEMUANYA LARI MASUK KE DALAM SEKARANG!." Perintah Naruto.
Barisan pelindung yang membantunya segera mundur satu persatu. Naruto pun mendorong musuh yang di dekatnya. Dia berlari mendorong musuh yang mengejar player lain yang masih tertinggal.
Setelah semuanya sudah berada dekat dengan pintu tersebut, dia pun segera berlari menuju ke pintu tersebut.
Saat Naruto berlari tiba-tiba kakinya tertahan oleh tentakel merah. Dia langsung tertarik ke atas dan di hantam ke area belakang, dekat dengan pintu tempat mereka masuk ke ruangan ini. Saat dia sadar bukan hanya sekarang dia makin jauh dengan pasukan lainnya, tapi monster itu sudah berubah bentuk menjadi besar.
Ekspresi semuanya yang melihat makhluk itu tidak berbeda dengan ekspresi Naruto yang kaget dan lemas. Melawan dalam bentuk kecilnya saja sudah tidak terkalahkan, apalagi makhluk sebesar ini. Tinggi sekitar 12 meter dengan tentakel yang bergerak di sekujur tubuhnya, memberikan rasa takut dan teror bagi yang menghadapinnya.
"NARUTO!" Teriak Asuna yang mencoba menyelamatkan Naruto.
"ASUNA JANGAN MENDEKAT!" Teriak Naruto yang memperingati Asuna.
Seakan memahami pembicara mereka, makhluk tersebut mengayunkan lengannya yang berubah menjadi tentakel panjang mencoba menyerang Asuna. Untungnya, Kirito langsung menyelamatkan Asuna dengan cepat. Agil dan Kirito segera menahan Asuna yang mencoba melepaskan diri mereka. Saat mereka melihat area yang terkena serangan makhluk itu, mereka seakan tidak percaya dengan kondisi area itu. Seakan-akan area itu hancur, terhapus dari keberadaannya.
Naruto yang melihatnya pun tidak percaya akan kekuatan oleh makhluk di depannya ini.
'Luar biasa. Dengan sekali ayunan, dia dapat menghasilkan kerusakan seperti ini. Itu juga bukan kerusakan biasa, Aku melihat semacam garis menyala di bekas area terpotong itu…seperti terpotong oleh laser. Tunggu dulu…jangan-jangan…dia bisa menghapus data dari bangunan ini.' Batin Naruto yang kian renungannya membuatnya tambah panik atas kemampuan Makhluk Merah ini.
Dia hanya bisa menyimpulkan secara sementara bahwa apabila mengenai serangan dari makhluk tersebut, bisa menghapus obyek yang mengenainya. Layaknya laser yang memotong benda padat. Dia harus memberitahukan yang lainnya mengenai hal ini.
"SEMUANYA JANGAN MENDEKAT. SEKALI KALIAN TERKEN SERANGANNYA, KALIAN AKAN MATI!" Seru Naruto.
Mereka dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Naruto, tapi tubuh mereka tetap lemas melihat kemampuan dari monster ini. Belum juga mereka melawan bos lantai 1, monster di area sebelumnya saja mereka mana mampu mereka bisa selamat darinya. Perlahan para player di situ berjalan masuk meninggalkan Naruto sendirian. Mereka tidak berani menghadapi kematian secepat ini.
Asuna yang melihat yang lainnya pergi segera panik melihat mereka meninggalkan Naruto.
"K-kalian… tolong temanku yang di sana. Ku mohon TOLONG DIA!" Kata Asuna yang mulai panik mengetahui nasib temannya.
Semuanya hanya bisa memalingkan wajah mereka, tidak bisa menanggapi permintaan Asuna tersebut. Mereka bukannya tidak mau membantu, tetapi dengan situasi yang mereka hadapi saat ini, mereka bisa Apa? Mereka hanya melakukan tindakan sia-sia.
Asuna yang menyadari tidak ada yang mau membantu Naruto menjadi kehilangan harapan. Dia menggertakkan giginya dan bangkit. Dia berjalan dengan tubuhnya yang lemas menuju ke Naruto. Sebuah tangan menahan dirinya, dengan kesal dia berbalik untuk melihat siapa yang menahannya. Agil yang menahannya hanya bisa menebalkan muka dan menggelengkan kepala.
"Agil-san… mohon lepaskan Aku. Aku harus menyelamatkannya." Kata Asuna dengan pelan.
"Asuna… Aku tahu apa yang kamu rasakan sekarang tap-"
"TAPI APA? APA AKU HARUS BERDIAM DIRI MEMBIARKAN NARUTO TERBUNUH?" Teriak Asuna yang kesal dengan perkataan Agil.
"Asuna-san…" Kata Kirito mencoba menenangkan Asuna.
"Ada Apa, Kirito? Apa kau juga ingin menahanku?" Kata Asuna dengan pelan sambil menahan amarahnya.
"SEMUANYA SEGERA MASUK KE DALAM." Teriak Diavel sekarang melihat Makhluk Merah itu bergerak mengerah mereka.
Saat Makhluk Merah itu bergerak ke arah kerumunan player yang berada di pintu, sebuah batu mengenai kepalanya. Dia berbalik melihat siapa yang melemparinya. Melihat Naruto yang tersenyum mengejek, dia langsung mengaum kesal dan bergerak ke arahnya.
"Benar bodoh, Aku lah lawanmu. Bukan mereka." Kata Naruto pada Makhluk Merah itu.
Dia lalu mengganti pedangnya menjadi tombak agar mod yang terpasang dapat membantunya bergerak lebih cepat.
"ASUNA, CEPAT MASUK KE DALAM." Teriak Naruto.
"MANA MUNGKIN BISA BEGITU? AKU TIDAK AKAN MENINGGALKAN-"
"KAU TENANG SAJA. AKU PASTI BISA MENGALAHKANNYA. PERCAYA LAH DATTEBAYO." Kata Naruto sambil tersenyum dengan memberikan pose jempolnya.
Melihat Asuna yang hanya diam terpaku, Naruto harus fokus dengan makhluk di depannya. Dia tahu tidak ada serangan darinya yang bisa membunuh monster ini. Maka dari itu, dia harus ke ujung sana dengan cara menghindari tiap serangannya.
Naruto segera mengatur nafasnya seraya memperhatikan tubuh dan tentakel dari musuh di depannya dan meningkatkan fokusnya. Dia mulai berlari secepat mungkin. Di saat bersamaan, monster itu mengayunkan tentakel nya untuk menyerang Naruto. Tentunya Naruto berusaha sekuat mungkin menghindari serangannya, apalagi dengan fakta walau tubuh monster ini besar, kecepatan serangannya sangat cepat. Naruto agak kesulitan dalam menghindarinya, ditambah area yang diserangi monster itu hancur tidak tersisa.
Melihat ada tentakel yang mengayun ke kepalanya, Naruto menghindari tentakel itu dengan meluncur di bawahnya. Satu tentakel muncul lagi hampir mengenainya jika Naruto tidak menghentikan gerakannya, memaksanya untuk mencari jalan lain. Dia lalu menggunakan tongkatnya untuk melompati tentakel yang menyerangnya. Namun sayangnya monster itu tetap menyerangnya di udara. Menghacurkan tembok, langit dan pilar yang mengenainya.
Naruto berhasil menggerakkan tubuhnya mengarah salah satu puing yang terjatuh dan melompat lebih tinggi saat dia merasa ada tentakel yang menghancurkan tebing itu. Sekilas melihat area bawah yang hanya menyisahkan sedikit pijakan dan terdapat getaran, dia langsung mengambil posisi kuda-kuda saat kaki nya menginjak pijakan di atas.
Merasakan lantai yang dipijak mau rubuh, monster itu memberikan serangan terakhir ke Naruto. Naruto yang telah merasakan skill nya sudah aktif, menggunakan [Pierce] untuk mencapai area depan pintu besar tempat yang lainnya berada. Tentakel merah gelap hampir saja mengenai Naruto, tapi pergerakan Naruto lebih cepat dari itu.
Tidak kuat menahan beban monster tersebut, akhirnya lantai yang dipijaknya roboh dan membuatnya terjatuh. Asuna, Agil, Kirito dan Diavel yang melihat Naruto terjun mengarah mereka segera mengambil posisi untuk menangkapnya. Dalam keadaan yang menegangkan ini mereka siap-siap menyelamatkan teman mereka.
Tentakel berwarna merah gelap langsung menusuk perut Naruto, membuat wajahnya yang sekuat tenaga mendorong tubuhnya menjadi tersentak merasakan tusukan tersebut. Teman-temannya yang hampir bahagia menjadi kaget dengan keadaan Naruto. Tubuh Naruto yang lemas langsung tertarik ke bawah menuju lubang kegelapan bersama monster itu.
"N…NARUTOOOO!" Teriak Asuna dengan kencang melihat temannya terbawa oleh monster pembawa bencana.
AN: Yo, Fool di sini. Kembali lagi dengan chapter terbaru. Sedikit lagi kita akan memasuki salah satu poin plot penting dalam perjalanan Uzumaki Naruto.
Tentunya selama saya hiatus, saya memikirkan apa saja unsur-unsur yang dapat ditambahkan, dikurangi atau diubah dari apa yang saya rencanakan sebelumnya biar ceritanya lebih...menarik. Salah satunya terdapat di sini wkwkwkk.
Kalau begitu kita langsung saja baca komentar terakhir:
Untuk moulanasaktialmag, nggak perlu nunggu lama, langsung saya siapkan
(Saya langsung merasa keren padahal sudah menunda-nunda nulis wkwkwkwk)
