Jujutsu Kaisen milik Akutami Gege
Genre : Romance/Angst
Character : Yuuta - Maki -Yuuji
Unspoken Feelings by Epic abadi
.
.
.
Okkotsu Yuuta, pemuda yang didapuk menjadi yang terkuat setelah Gojo Satoru tampaknya sedang mengalami dilemma dalam hidupnya. Dia tidak pernah mengira setelah kepergian Rikka, dia akan kembali merasakan cinta. Hanya saja, lagi-lagi cinta yang ia rasakan harus berakhir bahkan sebelum ia berhasil mengungkapkannya.
Zenin Maki, dia adalah perempuan yang selama beberapa tahun ini selalu berada dalam pikiran Yuuta. Mereka sudah lama berteman, dan sudah selama itu juga Yuuta memendam rasa. Diawali dengan perasaan kagumnya pada keteguhan Maki yang perlahan-lahan mengiringinya ke sebuah perasaan cinta.
Yuuta menikmati setiap detik kebersamaannya bersama Maki. Dia ingin selalu berada di dekat Maki, memastikan kalau gadis itu tidak sendiri dan dia akan selalu mendukung apapun keputusannya, termasuk saat Maki memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Yuuji.
Yah, hubungan Maki dan Yuuji sungguh tidak terduga bagi sebagian orang. Tapi Yuuta sudah bisa melihat skenario keduanya untuk bersama, dan ia sama sekali tidak menyalahkan Maki atau pun Yuuji.
Setelah cullin game dimana Kenjaku dan Sukuna berhasil disegel, mereka juga kehilangan Gojo sekaligus Nanami. Hal terakhir yang Gojo inginkan agar Yuuta dan Hakari mengambil alih perannya di dunia jujutsu. Yuuta menerima amanat itu dengan penuh, begitu pun Hakari meski pada awalnya dia kesal karena itu bisa menghambat hobinya berjudi, tapi pada akhirnya mereka berdua bisa bekerjasama dengan baik.
Seiring waktu Yuuta menyadari kalau hubungannya bersama Maki mulai berjarak. Tak hanya kepada Maki, tapi juga pada Panda dan Toge. Mereka jadi sangat jarang bertemu dan berkumpul seperti dulu.
Yuuta tidak tahu sejak kapan, tapi Yuuji dan Maki memang terlihat menjadi lebih akrab dan dekat dari sebelumnya. Awalnya Yuuta tidak tahu apa-apa, tapi kemudian Panda yang bercerita kalau Yuuji dan Maki sudah menjalin hubungan sejak beberapa bulan lalu, hanya saja keduanya masih merahasiakan semua itu. Yuuta patah hati, tapi dia tidak boleh bersedih. Meski Maki tidak memilihnya setidaknya ia tahu Maki tidak salah bila memutuskan untuk bersama Yuuji karena pemuda itu orang baik dan dia pasti akan selalu melindungi Maki.
Perasaannya bercampur aduk saat itu. Sedih, kecewa, tapi disaat yang sama ia bahagia dan lega. Meski itu artinya segala cerita tentang ia dan Maki sudah berakhir. Yuuta memutuskan untuk menemui Maki yang secara kebetulan sedang sparring bersama Yuuji, dan di sana ia mengucapkan selamat kepada keduanya.
Wajah Maki dan Yuuji tampak tersipu tapi keduanya tidak menapik kebenaran itu yang menandakan kalau keduanya memang sedang menjalin hubungan. Yuuji sempat tertawa kikuk, kemudian ia meminta maaf pada Yuuta.
"Maaf, Okkotsu-senpai..."
"Kenapa kau minta maaf padaku, Yuuji?"
"Yah, aku dan Maki memutuskan untuk tidak memberitahumu dulu..., awalnya kami pikir kau akan marah..."
"Aku tidak marah padamu, Yuuji. Aku senang melihat Maki ada yang menjaga sekarang."
"Hehehe, terima kasih senpai, sekarang aku merasa lega!"
Yuuta hanya dapat tersenyum, tapi sekilas Maki yang menatapnya tajam seolah tahu ada yang disembunyikan jauh di dalam hati Yuuta.
.
.
.
Yuuta masih mencintai Maki meski waktu sudah berlalu, dan hubungan keduanya susah diresmikan secara terbuka.
Pemuda itu datang terburu-buru menyusul Maki dan Yuuji yang sedang menjalani misi di suatu kampus, di mana tempat itu terdapat roh terkutuk tingkat satu. Tapi ternyata mereka salah informasi. Roh tersebut merupakan tingkat spesial. Mengetahui hal tersebut Yuuta bergegas menyusul tanpa berpikir dua kali.
"Maki, awas!!"
Yuuta datang tepat waktu disaat kedua temannya sedang terpojok. Ia berhasil menebas beberapa akar panjang dari roh terkutuk yang wujudnya lebih mirip monster tanaman itu dari Maki.
"Kalian tidak apa-apa?"
Pandangan Yuuta fokus seakan mengecek kondisi Maki dan Yuji.
"Kami tidak apa-apa, tapi ada beberapa siswa yang dihisap masuk olehnya," jelas Maki.
"Baiklah, aku mengerti."
Yuuta kemudian meminta Maki untuk mengamankan para siswa ke tempat yang lebih aman.
Tapi belum sempat Maki beranjak jauh, roh terkutuk itu kembali melancarkan serangan yang tak terduga. Akar-akar dengan duri panjang itu kembali menjulur cepat ke arah Maki.
"Maki!!"
Yuuta sudah berada tepat di samping Maki, menghalau akar besar tersebut dengan katana.
Yuuji yang melihat hal itu sempat terdiam. Bukannya dia tidak menyadari gerakan monster itu, sebenarnya tadi ia juga ingin menghalau tapi Yuuta jauh lebih cepat mengantisipasinya.
CRASH!!!
Katana yang dipegang Yuuta hancur, dan akar-akar itu kembali menyerang.
Disaat itulah Rikka muncul untuk menahan serangan itu dengan mematahkan semua akar-akarnya.
Yuuji pada akhirnya bergabung bersama Maki untuk menyelamatkan para siswa. Yuuta memastikan tiap akar-akar itu dihancurkan dan tak bisa regenerasi.
Disaat keduanya sibuk memastikan para siswa, satu serangan lolos menuju ke arah mereka. Tapi serangan itu kembali dihalangi oleh Yuuta. Namun sayangnya serangan itu berhasil menusuk bagian punggung pemuda itu.
"Yuu... ta..." Sepasang manik milik Maki tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
"Jangan cemaskan aku, cepat bawa mereka semua pergi!"
.
.
.
Satu jam berselang, Maki dan Yuuji yang menunggu cemas di luar kampus bisa bernapas agak lega saat Yuuta berhasil keluar dari sana.
"Yuuta, kau tidak apa-apa?" Maki dengan cepat menghampiri pemuda itu.
Yuuta sempat menatap ke arah Maki yang terlihat begitu khawatir. Sesaat ia dapat melihat sebuah cincin yang melingkar pada jari manisnya, dan menyadari gadis itu akan segera menjadi milik orang lain.
"Ya, sudah kubilang jangan cemaskan aku." Yuuta segera menjauhkan dirinya dari Maki dan menarik lengannya yang sedang dipegang oleh gadis itu.
Para siswa yang berhasil diselamatkan satu-persatu mengucapkan terimakasih dan segera pulang, menjauh dari tempat itu.
"Ayo kita pulang," ucap Yuuji pada Maki dan Yuuta, tapi Yuuta menolak.
"Kalian saja, aku mau menemui Ieri-san dulu," balasnya, dan mereka pun pergi berlawanan arah.
.
.
.
Beberapa bulan berlalu sejak kejadian itu dan baik Maki atau Yuuji sudah tak pernah melihat Yuuta berada disekitaran mereka seperti dulu. Pemuda itu masih terlihat sekilas dan beberapa kali ia tampak sedang mengunjungi Shoko. Tapi selebihnya pemuda itu sudah tak pernah lagi bergabung bersama mereka. Yuuta selalu menghindar tanpa alasan.
"Yuuta, kau yakin tak ingin memberitahu hal ini pada Maki?" Shoko tampak begitu serius.
"Kurasa tidak perlu, aku tak ingin merusak kebahagiaan Maki..."
"Tapi dia juga harus tau!"
"Kubilang tidak!"
Shoko memijit keningnya yang terasa pusing. Dia tahu bagaimana pemuda di hadapannya begitu mengagumi dan mencintai gadis dari keluarga Zenin itu.
Okkotsu Yuuta terkena suatu kutukan yang membuat hidupnya diambang kematian. Kutukan itu membuat siapapun penderitanya memiliki sebuah akar atau serabut tipis yang akan menjalar pada tubuhnya. Serabut tipis itu akan terus menjalar hingga ke seluruh tubuhnya. Dari akar-akar itu nantinya akan tercipta bunga akan keluar menembus kulit si penderita. Kutukan itu hanya berlaku bagi siapapun yang sedang mabuk cinta dan Yuuta sangat mencintai Maki.
Kutukan itu harus segera dihilangkan karena dapat merenggut nyawa, tapi satu-satunya cara adalah dengan cara menghilangkan rasa cinta pada diri Yuuta, sementara kutukan pembalik sama sekali tidak efektif dan Yuuta sendiri tak bisa mengalihkan perasaannya begitu saja.
Shoko berharap Maki bisa mengetahui hal ini atau setidaknya dia masih bisa melihat Yuuta yang mungkin untuk terakhir kali, tapi pemuda itu melarang Shoko untuk mengatakan apapun karena dia tak ingin membuat Maki cemas dan merusak segalanya.
Patah hati bisa membuat Yuuta langsung kehilangan nyawa karena kutukan itu akan bekerja sesuai dengan rasa cinta yang dialami si penderita.
.
.
.
Hari ini adalah hari bahagia Maki dimana akhirnya dia telah menemukan pasangan sejatinya. Gadis itu melihat semua tamu undangan yang datang dan dia sangat menantikan kedatangan Yuuta.
"Maki...?" Yuuji yang berada di sebelah Maki tentu menyadari kegelisahan Maki.
"Kurasa dia tidak datang..." Maki tampak tertunduk, kecewa.
Hari itu dihari yang sama dimana Maki melangsungkan hari bahagianya, Okkotsu Yuuta tengah terbaring lemah tak sadarkan diri dengan seluruh tubuh yang sudah dipenuhi oleh akar-akar tipis disertai dengan kelopak bunga berwarna merah darah mengelilingi tempat tidurnya.
.
.
.
The End
