Declaimer:
Naruto: Masashi Kishimoto
High School DxD: Ichiei Ishibumi
Genre:
Action, Adventure, Drama, Fantasy, Mystery, Romance, Supernatural.
Pair: Naruto x ?
Rate: T—(M)
Tata Bahasa:
Baku dan Non-baku
Consept Art:
Alternative Timeline
.
.
.
—
"Baik, semuanya, kerja bagus malam ini," seru Rias setelah keluar dari bangunan kumuh terbengkalai dekat kota.
"Terima kasih atas kerjasamanya," timpal semua anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib.
"Sayang sekali tubuh indah itu terbuang sia-sia. Padahal jika saja aku bisa mendekatinya sudah kupastikan hanya kenikmatan saja yang ia rasakan," sanggah Issei dengan senyum bejatnya.
Buak!
Sontak saja karena hal itu perutnya mendapatkan hadiah bogem mentah dari Koneko yang sudah tidak tahan dengan sifat mesum Issei selama perburuan.
Issei langsung tumbang ke depan dengan wajah memerah sambil memegangi perutnya. "Itu sakit sekali, Koneko-chan!"
Kiba yang sedari tadi berada di sebelahnya berjongkok seraya menepuk-nepuk pundak Issei dan berkata, "Untung aku belum ikutan, Issei-kun."
"Kiba!"
Rias dan Akeno hanya tersenyum maklum melihat interaksi mereka. Rias memberikan isyarat kepada wakilnya yang berdiri tepat di sebelahnya. Akeno mengangguk ia langsung menyiapkan mantra untuk membuat lingkaran sihir teleportasi bersimbol keluarga Gremory di bawah kaki mereka.
Duar! Ctar!
Namun aksinya terhenti karena tiba-tiba langit menjadi lebih gelap, kilat cahaya menyambar ke segala arah, petir layaknya sebuah melodi yang memekakkan telinga.
Semua anggota klub serentak melihat ke atas, sebuah fenomena langka tengah terjadi di kota mereka.
Akeno sebagai penanggungjawab ekspedisi area menjamin bahwa cuaca malam ini cerah dengan suhu udara di bawah normal. Tetapi saat ini mendadak satu Kota Kuoh terselimuti awan tebal hitam yang sangat pekat.
"Padahal hari sudah tengah malam, tapi aku bisa melihat dengan sangat jelas gumpalan awan itu," papar Issei.
"Ya, dan itu sedikit membuatku khawatir," sambung Kiba.
"Bucho, lapor, aku sudah mengecek semua tanda-tanda awan itu baik dari segi geografis manusia maupun dengan ilmu sihir, tetapi sama sekali tidak ada kecocokan dari keduanya. Bahkan, timbulnya awan ini pun tidak sama dengan yang dituliskan dalam kitab Meikai," pungkas Akeno pada Rias.
Rias agaknya sedikit khawatir dengan situasi yang melanda kota secara tiba-tiba. Kejadian ini bukan hanya dilihat oleh mereka, namun terdengar kebisingan dari kejauhan bahwa orang-orang tengah dilanda kebingungan dengan kemunculan awan hitam itu.
Ctar! Duar!
Baik Rias dan semua anggotanya menutup telinga mereka tak kuasa mendengar suara petir yang begitu menggelegar.
Rias kembali melihat ke atas tatkala awan hitam itu mengeluarkan cahaya putih menyilaukan yang menyinari seluruh penjuru kota.
Rias dan anggota bahkan sampai menghalangi sinar cahaya itu menggunakan tangan mereka karena silaunya bagaikan siang hari.
Fung!
Semuanya memekik lantaran dari cahaya terang itu keluar sesuatu dengan sangat cepat dan suara yang menggetarkan Bumi.
"Meteor?" tanya Issei.
"Tidak, bukan, jika itu meteor atmosfer Bumi sudah mengikisnya sampai habis terlebih dengan ukuran kecil seperti itu," jelas Kiba.
Sesaat setelah mengeluarkan 'sesuatu', awan hitam pekat itu mulai menghilang secara perlahan dan kembali ke keadaan semula.
Lalu, terdengar bunyi suara sirine menggema.
"Akeno, ubah haluan! Kita harus cepat menemukan itu sebelum manusia menemukannya, aku ada firasat bahwa kita harus menemuinya terlebih dahulu," titah Rias setelah tersadar yang langsung dituruti oleh wakilnya.
Rias dan semua anggotanya menghilang ditelan lingkaran sihir
.
.
.
—
Bukit Kuoh
Di tengah hutan sebuah lingkaran sihir merah muncul dan mengeluarkan Rias dan seluruh anggotanya. Merasa dirinya berpacu dengan waktu, Rias bergegas menyisir area bukit dengan kemampuan sihir pendeteksiannya.
Rias semakin melaju ke dalam hutan, suasana gelap tidak membuatnya mundur. Ada sebuah dorongan dalam dirinya untuk menemui sesuatu yang jatuh dari atas langit itu.
Nampaknya itu juga yang dirasakan oleh wakilnya, Akeno.
Tap!
Mereka pun tiba.
Nampak jelas keterkejutan menghiasi wajah mereka. Sesuatu yang mereka anggap sebagai benda ternyata adalah rupa seseorang yang mengenakan armor emas mengkilap layaknya baju perang bangsa Romawi dengan sebelah sayap hitam terbakar di sebelah kirinya.
"Akeno, buat barier penghalang agar orang-orang tidak bisa melihatnya," titah Rias.
"Baik, Bucho."
Setelah barier terpasang, Rias dan semua anggotanya mendekat. Mereka melihat dengan seksama sosok yang digambarkan begitu menawan nan perkasa. Namun, acara mereka sedikit terusik dengan cahaya emas dari baju zirah yang dikenakan oleh makhluk itu perlahan menghitam dan rambutnya yang semula putih bersih berubah menjadi pirang, sebelah sayap gelapnya berguguran menjadi debu. Sosoknya tak ubahnya seperti seorang pria sehabis berperang.
Akeno inisiatif bergerak untuk mengecek keadaan sosok itu.
Tap!
Akeno mematung, matanya memutih dengan kepala mendongak ke atas sesaat setelah kulit mereka bersentuhan.
--
Kau sudah terlalu sering membangkang, Nithael!
Aku melakukan apa yang harus aku lakukan, Michael.
Kalau begitu, pergilah! Jangan injakan lagi kakimu di tempat suci ini!
Michael, kau memberikan apa yang ia mau. Sedangkan aku memberikan apa yang ia inginkan.
Aku tidak akan menunjukan rasa kasihan yang kau perlihatkan padaku, Nithael!
Aku tahu, karena itu kau telah membuatnya kecewa, Michael.
Pergi kau! Kalau saja aku bisa mengutukmu pasti sudah kulakukan!
Kakak!
--
Akeno kembali sadar, napasnya tersengal dengan keringat mengucur deras.
Rias dan anggotanya mulai mengerumuni mengkhawatirkan wakil mereka.
"Akeno-san, kau tidak apa-apa?" tukas Kiba sambil memegangi pundak sang wakil atasan agar tidak terjatuh ke belakang.
"Aku tidak apa-apa, Kiba-kun, terima kasih," terang Akeno tersenyum lemah.
"Akeno, ada apa?" tanya Rias saat berada di hadapannya.
Akeno menolehkan kepalanya ke arah Rias seraya berkata, "Kita harus membawanya pergi. Keberadaan sosoknya jauh di atas kita."
Rias mengangguk mengerti lalu dengan segara membuat lingkaran sihir merah, kali ini ia yang membuatnya karena melihat kondisi Akeno kini tengah dilanda shock-therapy yang membuatnya tidak bisa berkonsentrasi.
Rias dan anggotanya serta sosok asing itu menghilang ditelan lingkaran sihir Gremory.
.
.
.
TBC
A/N:
Pendek? Memang, hehe. Karya sekadar iseng-iseng.
Responnya, guys, review kalo kalian suka.
