Balas Review! :D

Bigfoot the 2nd: Sayangnya Angel-chan akan muncul di Chapter lain, jadi maaf soal itu... ^^/ Okay, Thanks for Review! :D

Catatan: Kau yang ngeluh ke dia malah aku yang tersinggung membacanya! Biarkan saja dia mau Review seperti apa, semua orang punya caranya sendiri... -w-a

Nanami: Teiron cuma bisa masak cupcake atau jenis kue yang lain, kalau selain itu bakalan berakhir gosong! :V a *digampar orangnya.* Mungkin ada yang mengganti tinta pulpen Maurice dengan perasan lemon supaya kalau nanti kertasnya dibakar di permukaan yang ditulis (tapi nggak sampe gosong) bakalan kelihatan! :V a *plak!*

Maurice: "Memangnya bisa?" -w-'

Me: "Coba aja sendiri!"

Yah, terima kasih telah me-Review! :D

Happy Reading! :D


Chapter 3: Alphabetical Moment Garuchan Squad


Apa jadinya kalau beberapa momen di squad Garuchan dirangkum dari A sampai Z?

Mari kita lihat di bawah ini!


A untuk Anggota Baru

Di suatu pagi yang cerah, terlihat seorang cowok Saladin berambut pirang Spiky dengan baju berwarna emas, helm bertanduk, dan sepasang sayap (1) sedang berjalan di depan markas squad Garuchan.

"Yo, Rendy! Udah sampai duluan aja!" sapa cowok itu kepada seorang cowok berambut biru yang sedang menyiram tanaman di depan markas.

Cowok berambut biru yang dipanggil langsung menengok dengan tampang skeptis. "Apa ada?"

"Waaaah, maaf maaf! Aku kira temanku!" seru cowok itu gelagapan karena merasa salah orang.

"Tidak apa-apa..." balasnya agak risih.

Kemudian datanglah seorang cowok Geomje berambut silver yang wajahnya SAMA PERSIS dengan cowok berambut biru itu di belakang cowok tadi. "Salem, kau mencariku?"

"Huwaaaah, Rendy! Aku tak menyangka kalau ada orang yang sangat mirip denganmu!" teriak cowok yang dipanggil Salem itu sambil memeluk cowok itu.

"Hey hey, kau kenapa?" tanya cowok bernama Rendy itu agak bingung.

"Errr, entschuldigung zu stören (maaf mengganggu)! Tadi dia salah mengira kalau aku temannya!" jelas cowok berambut biru itu dengan tampang skeptis.

"Oh begitu, pantesan!"

'Iya juga sih, memang mirip!' lanjutnya dalam hati. "Udahlah, Salem! Yuk kita ketemu sama pemimpin squad Garuchan!"

"Kebetulan, aku salah satu anggotanya!" sela cowok berambut biru tadi. "Mein name ist Thundy Shocka, schön dich zu treffen!"

Kedua cowok di depannya langsung bengong dan sukses membuat Thundy facepalm.

"Kalian nggak ngerti?" tanya Thundy dengan tampang skeptis dan kedua orang itu menggeleng tanda mereka memang tidak mengerti. Si Lightning Mage pun hanya bisa menghela nafas. "Baiklah, mari kuantar langsung ke dalam!"


Di dalam markas...

"Yo, Thun- Eh?" Teiron yang baru mau menyapa Thundy langsung cengo.

"Hmm, stimmt etwas nicht (ada yang salah)?" tanya Thundy sambil mengerutkan kening.

"Itu... Yang di belakang kembaranmu bukan?" tanya Teiron sambil menunjuk Rendy di belakangnya.

Thundy kembali facepalm. "Kenal juga nggak, dia cuma mau ketemu sama Ketua!"

"Oooh..."

"Yo~" sapa Girl-chan yang baru datang. "Wah, tak kusangka kalian akan datang secepat ini!"

"Begitulah..." balas Rendy sedikit risih.

"Tei-kun, panggil yang lainnya sekarang! Kita perlu menyambut anggota baru di sini!" perintah Girl-chan.

"E-etto... Baiklah!"


Beberapa menit kemudian...

"Jadi kami di sini akan menjadi teman baru kalian, namaku Rendy Espada Volante!"

"Dan aku Salem Morihayashi Al-Jumrah, salam kenal!"

BLETAK!

Kepala Salem langsung benjol karena dilempari batu. "Siapa yang melempariku batu?"

Dan sebagian orang langsung menunjuk Alpha yang nyengir.

"Ya lagian, namanya ada kata 'Jumrah' sih! Kukira dia jelmaan tugu batu yang biasa dilempari saat naik haji!" jelas Alpha watados.

Alhasil, seisi ruangan yang mendengarnya langsung sweatdrop.

"Kalau boleh tau, bukannya kau bilang akan ada tiga anggota baru di sini? Mana yang satu lagi?" tanya Rendy.

"Soal itu..." Tiba-tiba Girl-chan memasang sebuah seringai. "Dia ada di belakang kalian!"

Ketika kedua anak baru itu menengok ke belakang...

"HYAAAAAAAH!" Mereka pun langsung kabur.

"A-are, mereka takut denganku ya?" tanya sesosok hantu berambut plum dengan tampang bingung.

'Ya iyalah mereka takut, siapa yang nggak jantungan ngeliat hantu muncul dari belakang?' batin para anggota cowok lama sweatdrop.

"Namanya Ashley dan seperti yang kalian lihat, dia itu hantu..." jelas Girl-chan watados.

"Salam kenal..." gumam gadis itu.

"Iya, salam kenal juga..." balas mereka semua (selain sang ketua squad) risih.

Yah, sepertinya suasana di squad itu akan bertambah seru!


B untuk Bangau Kertas

Sebenarnya dia hanya ingin menyelesaikan seribu bangau kertas, tapi Ikyo tidak pernah membayangkan kalau dia akan menyulut Perang Dunia Ketiga.

Dia pun melihat sekitar dan hanya bisa menghela nafas pasrah dengan sekumpulan kertas origami yang bertebaran dimana-mana dan juga segala macam sisa prakarya yang baru selesai mereka kerjakan.

Mungkin dia memang harus menyelesaikan semuanya sendiri dan bukannya meminta bantuan teman-temannya yang sedikit abnormal tersebut.

Manik emasnya melirik ke arah Vience yang menyemangati Teiron dan Alpha untuk saling melempar bola kertas, sementara Maurice tidak memperhatikan mereka dan asik sendiri dengan bangau kertasnya.

Ikyo bersyukur karena setidaknya masih ada yang normal di antara mereka, tapi itu tidak menghentikannya untuk melemparkan pisau (curian) ke arah ketiga temannya.

SREEEEET!

"Bisa tolong hentikan pertengkaran kalian?" tanya sang Gumiho itu dengan aura mengerikan di tubuhnya.


C untuk Cat

Makhluk itu mungil dengan bulu kecoklatan di sebagian badannya serta bulu putih di bagian kaki, perut, dan moncongnya. Seluruh tubuhnya kotor dan lembab karena gerimis yang tak berhenti sejak tadi pagi. Ekornya pendek melengkung dan sebuah bekas luka yang tampak sudah lama terlihat melebar di kepala dekat kuping kanannya. Kedua matanya yang tajam dan berwarna keemasan menatap Rina tanpa berkedip dari atas pangkuan Teiron, sementara tangan kanan sang Earth Mage mengelus pelan punggung makhluk itu dengan hati-hati.

"Itu... Apa?" tanya Rina sambil berjalan mendekat dan pandangannya tidak lepas dari sang hewan yang sudah kehilangan ketertarikan padanya dan sekarang merebahkan kepalanya di atas perut Teiron sambil menutup mata.

"Kucing..." jawab Teiron singkat sambil mengelus kepala si kucing.

Tidak biasanya cowok berkacamata itu tidak menatap lawan bicaranya karena pandangannya tertuju kepada makhluk mungil yang terlelap nyaman di pangkuannya tersebut.

"Punyamu?" tanya Rina lagi sambil duduk di samping Teiron dan berusaha untuk tidak berisik.

"Bukan..." Teiron mengangkat kepalanya dan menatap balik Rina. "Kucing liar... Dia yang paling berkuasa di daerah sekitar sini..."

"Kok kamu tau?"

"Aku sering melihatnya berkeliling di sekitar sini saat menyiram tanaman..."

Karena merasa tidak ada lagi yang perlu ditanyakan, Rina mengalihkan perhatiannya ke arah langit yang berwarna abu-abu gelap.

Gerimis masih turun dan menjadi salah satu alasan kenapa hanya tinggal mereka berdua di markas saat pemimpin mereka beserta beberapa orang lainnya pergi untuk berbelanja awal bulan atau mungkin latihan di tempat lain.

Selain itu, kebosanan adalah satu-satunya alasan kenapa Rina menemui Teiron. Biasanya gadis Cyborg itu sering melihat Teiron membaca buku atau mengambil persediaan cupcake dari kulkas, tapi sepertinya dia sedang tidak ingin melakukan apa yang biasanya dia lakukan.

"Kau mau memangkunya, Rina?" tanya Teiron yang membuyarkan lamunan Rina.

"Hah? Apa?"

"Kau mau memangkunya?" ulang Teiron sambil menunjuk kucing di pangkuannya. "Aku akan mengambil handuk untuk mengeringkannya!"

"Errr, dia galak nggak? Nyakar nggak? Gigit nggak?"

"Tidak! Dia hanya kedinginan, aku rasa mengambil satu handuk saja tidak apa-apa..."

"Oh, oke..."

Teiron dengan hati-hati memindahkan kucing itu ke pangkuan Rina. Meskipun mereka tidak bersuara, tetap saja kucing itu terbangun dari tidurnya dan mengangkat kepala untuk menatap kedua orang itu secara bergantian. Seolah tidak perduli siapa yang memeluknya asal bisa menghangatkan diri, dia langsung melingkarkan tubuhnya kembali dan menutup matanya.

Setelah mengusap kepala kucing itu sekali, Teiron pun berjalan meninggalkan mereka berdua.

"Lucu! Dia gampang sekali percaya dengan orang lain, padahal bos jalanan! Kamu ini gimana sih, Cing?" komentar Rina sambil terkikik geli.

Tangan Rina mengikuti gerakan Teiron yang mengelus punggung sang kucing pelan-pelan dengan tangannya. Si kucing mengeluarkan suara dengkuran keras disertai sekujur tubuh si kucing yang ikut bergetar lembut bersama dengan suara itu.


Lima menit kemudian, Teiron kembali dengan sebuah handuk kecil berwarna coklat muda yang tampak kusam terlipat di tangannya.

"Itu, handuk siapa? Apa kau tidak takut dimarahi yang punya?" tanya Rina agak ragu.

"Hanya salah satu handuk lamaku..." jawab anak berambut merah itu. "Sudah lama tidak terpakai, jadi tidak apa-apa jika kugunakan untuk menyelimuti kucing itu..."

Rina mengangkat pelan-pelan si kucing yang kembali terbangun dengan kaget dan membiarkan Teiron membungkus makhluk itu dengan handuk di tangannya. Kucing itu mengeong pelan, entah protes atau keenakan, lalu mengeluarkan kuku-kukunya untuk menggaruk-garuk permukaan handuk yang menutupi wajahnya. Rina kembali tertawa geli.

"Boleh aku pangku lagi kucingnya?" tanya Teiron setelah berhasil membungkus kucing itu seperti sebuah kebab Turki raksasa.

Rina mengulurkan lengannya dan kucing itu pun berpindah tangan kembali diiringi tatapan kesal yang ditujukan kepada dua makhluk yang sejak tadi tidak membiarkannya tidur dengan nyaman.

"Kamu suka kucing ya, Ron?" tanya Rina sambil mengusap kepala kucing itu dengan sayang, sementara Teiron menepuk punggung si kucing yang terbungkus handuk itu.

"Aku menyukai kucing sejak kecil..." jawab Teiron singkat. "Sebenarnya aku sangat ingin memelihara satu, tapi entah apa Ketua mau mengizinkan..."

"Begitu..."

Sudah beberapa menit mereka berdua duduk dalam kesunyian di depan markas. Rina menatap jalanan di depannya, sementara Teiron menatap kucing di pangkuannya. Gerimis sudah mulai mereda dan mungkin tidak lama lagi teman-teman mereka yang lain akan segera pulang.


D untuk Donat

"Jadi Emy, jenis donat apa yang kau suka?" tanya Rina kepada Elemy saat mereka sedang makan donat di depan markas.

"Hmm, aku suka apa saja yang bagus di luar, tidak perduli seperti apapun bagian dalamnya!" jelas Elemy watados.

Tapi tiba-tiba...

"CHAIN SPARK!"

"Eeeeeh?"

"Emy, kau... Dasar makhluk menyebalkan!" bentak Thundy sambil menginjak-injak Elemy. "'Apapun yang bagus diluar, tapi tidak perduli bagian dalamnya'?! Dasar tidak punya hati, penampilan itu bukan segalanya! Kau mau disebut wanita murahan?!"

'Sepertinya Thundy sangat menyukai donatnya...' batin Rina dengan senyuman penuh arti.


E untuk Envy

Banyak yang iri dengan Teiron karena beberapa hal: karena keahliannya membuat kue (yang bahkan hampir menyaingi Thundy), seberapa seringnya pemimpin squad mengirimnya dalam misi pertempuran (walaupun yang bersangkutan malah menganggap itu sebagai siksaan), dan juga refleks-nya yang mengerikan dalam permainan 'Tepuk Nyamuk'.

Tapi sayangnya, hanya Maurice yang tau betapa irinya Teiron dengan sesuatu yang selalu membuat Earth Mage berkacamata itu merasa tidak nyaman.

Dia iri melihat tubuh Ikyo yang tinggi dan kekar, berbeda dengan tubuhnya yang pendek dan kurus serta terlihat seperti anak kurang gizi.


F untuk Friendship

Di Garuchan Squad, ada banyak perbedaan antara para anggotanya. Ada yang mesum, ada Tsundere, ada yang Cynophobia, ada yang polos, ada yang pemalu, dan lain-lain.

Tapi walaupun begitu, mereka semua telah terikat dalam sebuah tali takdir yang disebut...

Persahabatan!


G untuk Garuchan Squad

Ah, siapa yang tidak kenal dengan squad ini? Kehidupan mereka selalu penuh warna.

Mulai dari Girl-chan si pemimpin squad yang diam-diam Fujo, Teiron si Earth Mage yang takut anjing, Thundy si Lightning Mage Tsundere, Ikyo si Gumiho mesum, Maurice si Werewolf yang 'apalah apalah', Alpha yang sering berantem sama Teiron, Lisa si Medic merangkap adik Alpha dan kekasih Teiron, Adelia si Hades yang selalu membuat Ikyo jantungan, Alisa si Fire Imp yang entah kenapa selalu jadi rebutan Alpha dan Maurice, Rina si Cyborg yang masa lalunya masih 'belum jelas' (2), Bibi Rilen sang Iljimae yang selalu menganggap semua orang di squad sebagai 'keponakannya', Vience si Dragon Rider esentrik (walaupun hanya anggota sementara), Elemy si Sorcerer merangkap kekasih Thundy (walaupun yang bersangkutan tidak mau mengakuinya), Ashley si hantu bertampang manis yang kadang sering menakuti orang tanpa sengaja, Rendy si Geomje yang selalu dikira saudara kembar Thundy yang telah lama hilang (?), Salem si Saladin yang selalu salah panggil karena penampilan Rendy dan Thundy yang sama persis, serta si 'Bebek Santet' yang selalu jadi pembicaraan karena penampilan aslinya yang dipertanyakan.

Yah, walaupun banyak perbedaan di antara mereka, terkadang mereka bisa bekerja sama dalam suatu misi tertentu.

Misalnya: Alpha dan Teiron yang sering berkomplot untuk menjodohkan Ikyo dengan Adelia, sebagian anggota cowok yang diam-diam men-stalking si 'Bebek Santet' karena ingin mengetahui wajah aslinya, Golden Rare Trio yang sering memprovokasi Thundy untuk segera melamar Elemy, sebagian anggota cewek yang suka memaksa Thundy dan Rendy untuk meng-cosplay sepasang anak kembar dari Anime 'Host Club' (yang di sisi lain bisa menimbulkan efek sakit kepala berat bagi Salem yang tidak bisa membedakan mereka), dan masih banyak lagi yang lainnya.


H untuk Halloween

Kira-kira apa ya yang dilakukan squad Garuchan saat Halloween?


"Ah, akhirnya musim gugur! Aku suka ketika melihat daun-daun yang mulai berubah menjadi merah!" ujar Salem.

"Ya, warna daun di musim gugur memang sangat indah!" timpal Rendy.

Tanpa mereka sadari, sesosok makhluk muncul di belakang mereka dan...

"Booooooo!"

"Hyaaaaaaaaaaa!" teriak keduanya sambil lari tunggang-langgang.

Tapi mereka tidak tau kalau ternyata makhluk itu adalah sesosok Dragon Rider berambut pirang Wild Ponytail yang memakai kostum Zubat. "Trick or treat~ Sudah siap untuk halloween?"

"Vience!" bentak Maurice yang membawa setumpuk pakaian. "Aku menemukanmu! Kembali dan pakai baju musim gugurmu! Ini bahkan bukan bulan Oktober, jadi lepaskan kostum itu!"

"Eeeh? Tapi Halloween tinggal sebentar lagi dan aku sudah menyiapkan kostum untuk yang lainnya!" balas Vience. "Kita juga harus memahat labu!"

"Vience, jika kita tidak segera pergi dari sini sekarang juga, kita bakalan berakhir 'dipahat' juga!" nasihat Maurice ketakutan begitu melihat Salem dan Rendy mengeluarkan aura mengerikan di belakang Vience.


Beberapa hari kemudian...

Terlihat Alpha yang berniat menakuti Teiron dengan kostum ala Betelgeuse dari Re: Zero plus dua labu yang dipahat sedemikian rupa biar serem. "Booo~"

"Eh?" Anak itu langsung cengo karena ternyata Teiron tidak terpengaruh sama sekali dan pergi begitu saja.

"Oy, lu berdua punya ide nggak? Gue mau nakutin Teiron gagal mulu, nih!" tanya Alpha meminta saran.

"Ya iyalah dia nggak takut, itu lu pake kostum apaan coba?" balas Thundy agak skeptis sambil melipat tangan. "Udah gitu labunya kurang serem pula!"

"Kayaknya itu bukan salah kostumnya, deh!" timpal Ikyo sambil mikir. "Hmm, Teiron ya?"

"Kalau mau nakutin Teiron, mending lu pake kostum anjing aja!" usul Thundy. "Kalau mau contoh sih, lu liat aja Cerberus-nya Adelia, tapi coba bikin yang lebih serem!"

"Begitu ya..." gumam Alpha sambil manggut-manggut, kemudian berjalan pergi sambil melambaikan tangan. "Oke, gue bakalan coba cara itu! Makasih ya!"

"Semoga beruntung!" ujar Ikyo.


Beberapa menit kemudian...

"Yeay, berhasil! Thanks banget sarannya!" kata Alpha senang sambil mengejar Teiron dengan kostum 'Nenek Serigala Red Hood' tapi kepalanya dibikin jadi tiga kayak Cerberus dan ekornya dibikin jadi sembilan kayak Gumiho. (Bayangin aja sendiri kayak gimana kostumnya!)

"Mantap jiwa!" seru Ikyo dan Thundy sambil mengancungkan jempol.

"Emaaaaak!" jerit Teiron ketakutan.


Setelah setengah jam kemudian...

"Hosh, hosh, hosh..." Teiron terlihat ngos-ngosan setelah dikejar-kejar Alpha barusan.

Ketika dia sedang berusaha menenangkan diri, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang dan ketika anak berkacamata itu menengok...

"Yo kucing~" sapa seseorang dalam kostum anjing Gembala Jerman.

"HYAAAAAAAAAAAAAH!" Teiron pun langsung kabur lagi.

"Ya elah, masa gitu aja takut?" tanya orang itu bingung.

"Mungkin dia takut dengan kostummu..." timpal seorang gadis yang memakai kostum anjing Beagle.

"Mungkin juga sih..."


I untuk Ilmu Pengetahuan

Internet, televisi mini, dan segala macam perangkat teknologi berbasis informasi tersebar di kamar Alpha, sementara buku-buku pengetahuan dan ensiklopedia berbaris rapi di rak buku kamar Lisa.

Benda-benda tersebut memang tidak terlihat di kamar Thundy. Tapi kenyataannya, pengetahuannya cukup luas untuk diadu dengan kedua anak bersaudara itu.

Karena itulah sebuah konsep gila muncul di kepala Alpha: 'Apa Thundy punya kemampuan meramal?'


Terkadang Rina sering menanyai beberapa temannya mengenai hal-hal yang bersifat pengetahuan umum.

Tapi secerdas apapun mereka, tidak ada yang sanggup menjelaskan proses fertilisasi manusia secara keseluruhan kepada Rina, terutama bagian 'bagaimana cara sperma memasuki tubuh wanita'.


J untuk Jemuran

"Eh, bujug! Pagi-pagi begini udah ada yang menjemur baju?"

"Cowok? Menjemur baju? Nggak salah, tuh?"

"Sungguh sebuah teladan! Gebrakan besar! Cowok zaman sekarang memang harus menguasai ilmu bersih-bersih, termasuk mencuci dan menjemur baju! Jangan taunya cuma bergantung sama cewek mulu!"

"Dari jauh pun pantatnya seksi!" (Ini mah fitnah! XD *ditabok.*)


Teiron hanya bisa mengerutkan kening saat komentar-komentar itu menguji kesabarannya sambil mengibaskan celana Maurice dan menggantungnya di jemuran dengan kesabaran ekstra. Earth Mage berambut merah itu hanya bisa mendumel kesal untuk memblokir suara-suara mental dari para 'penonton'-nya di bawah sana.

Kenapa, oh kenapa? Balkon markas mereka harus menghadap ke tempat yang membuatnya terekspos saat sedang menunaikan tugas mulianya: menjemur pakaian teman-temannya.

Sebuah tangan mendarat di pantatnya dan Teiron langsung berbalik dengan refleks sambil mengayunkan syal Adelia (3) yang masih basah sebagai senjata. Serangan itu pun berhasil dihindari dengan mudahnya oleh si pelaku yang ternyata adalah sang pemimpin squad.

"Pagi, Tei-kun! Rajin banget pagi-pagi udah ada di sini!" sapa Girl-chan sambil nyengir watados seolah kejadian 'pegang pantat disambet syal' barusan tidak pernah terjadi.

"Ketua, stop! Jangan bikin gue jantungan dan JANGAN pegang-pegang!" tegur Teiron singkat sebelum berbalik dan kembali mengerjakan pekerjaan mulianya. "Ada perlu apa naik ke sini? Jangan bilang mau nontonin gue jemur pakaian!"

Walaupun dia sudah lama mengenal gadis itu, tapi tujuan seperti itu sangat mungkin sekali!

"Nggak, kok! Gue cuma mau bilang kalau kita punya dryer di basement, jadi lain kali lu nggak usah jemur secara manual!"


K untuk Keluarga

"Oy, Kyo! Naruh pakaian kotor di keranjang cucian nggak bisa, ya? Jijik tau ngeliat boxer bertebaran dimana-mana!"

"Jangan marah dong, Ron! Gue kan capek banget, nih!"

"Iya, gue juga tau! Tapi nggak usah segitunya juga, kale! Gue males kalau Rina nanyain yang aneh-aneh pas nemuin sampah lu yang mencurigakan itu!"

"Eh, memangnya aku nanya apa? Aku kan cuma nanya kenapa celana Ikyo basah!"

"Nah, pertanyaan kayak gitu yang bikin gue males!"

"Teiron kok marah-marah begitu, sih? Aku kan nanya karena nggak tau!"

"Jangan marah-marah ke Rina, Ron! Dia masih polos, nggak tau apa-apa! Liat aja tuh mukanya jadi sedih!"

"Demi Golem gue..."

"Ron, bisa tolong cuciin jaket gue nggak?" (4)

"Ampun, deh! Lu juga ikutan bikin gue stress aja, Al! Lu pengen gue cepet mati, ya?! Terus, kenapa jaketnya bisa coklat semua?! Lu nggak tau apa ngilangin bekas lumpur itu susah banget?!"

"Yah, lu kan tau sendiri gue tuh suka latihan di tempat yang ekstrim! Lagian, kalau nggak ada noda juga nggak belajar!"

"Gue mau mati aja, deh!"

"Eh, jangan Ron! Nanti yang masak di sini siapa? Kalau gue udah punya istri mah lu boleh jadi mendiang!"

"Orang yang masak Bibi Rilen juga!"

"Eh Ketua, mendiang itu apa sih? Terus istri itu apa? Kenapa Alpha pengen punya istri?"

"Nanti akan aku jelaskan kok, Rina!"

"Lu semua ikutan mati aja sekalian, mati kelaperan!"

Adelia hanya bisa menatap beberapa orang di depannya tanpa berkedip dengan adegan yang berlangsung di depan matanya tersebut. Dia tidak mengerti kenapa kebisingan mereka bisa mengalahkan suasana di tempat tinggalnya dulu.

Gadis Hades itu pernah bercerita kalau sepupu-sepupunya lebih menyukai tempat yang tenang dan sepi serta lebih memilih untuk tinggal di kamar dengan sejumlah aktivitas pribadi mereka.

Kehidupan di sana memang terasa lebih damai, tapi jika dia diberi pilihan...

"Adelia! Temani aku bikin kue, yuk!"

"Oy, Adelia! Mendingan bantuin cuci piring aja, yuk!"

Dia tidak ingin berada di mana pun selain di sini!


L untuk Lady Cat Leader

Kalau pemimpin squad di fic sebelah memiliki 'maskot' Bigfoot berbulu coklat, pemimpin squad Garuchan memiliki 'maskot' kucing.

Yap, Girl-chan sangat suka berpenampilan seperti kucing, karena itulah dia sering memakai telinga dan ekor kucing.

Dan bicara soal kucing, dia pernah memergoki Teiron sedang memberi makan seekor kucing ketika berada di halaman depan markas.

"Suka kucing juga ni ye!" celetuk Girl-chan sambil jongkok di sebelahnya.

"Hmm, begi-" Begitu anak berkacamata itu menengok, dia pun langsung jantungan. "Astaga Kambing! Se-sejak kapan kau di sini?!"

"Sejak tadi!" balas Girl-chan watados.

"Terserah..." Teiron mengelus kucing itu dan wajahnya terlihat canggung. "Tapi, bu-bukan berarti aku ingin me-memeliharanya..."

Gadis itu malah tertawa kecil. "Yah, sebenarnya aku juga ingin memelihara kucing!"

"Kau serius?" tanya Teiron memastikan dan Girl-chan mengangguk.

"Setidaknya punya satu kucing di sini bisa sedikit menghibur, atau jangan-jangan kau ingin akrab dengan Cerberus Adelia ya?" tanya Girl-chan sambil nyengir jahil.

"Hiiih, jangan mengada-ada ah!" bantah Teiron sedikit merinding dan gadis itu tertawa lagi.

"Tapi kau sangat ingin merawat kucing bukan?" tanya Girl-chan lagi dan Teiron hanya mengangguk pelan. "Bagaimana kalau aku biarkan kau merawat kucing itu?"

Earth Mage berkacamata di sebelahnya terlihat ragu dan kembali mengelus si kucing. "Tapi, apa itu tidak menimbulkan masalah bagimu?"

Girl-chan tersenyum tulus sambil ikut mengelus kucing di depannya. "Tidak juga, lagipula sesama penyuka kucing tidak punya alasan untuk melarang temannya merawat kucing!"

Teiron hanya menghela nafas pasrah sambil memasang senyum tipis, kemudian mengangkat kucing itu dan menggendongnya. "Yah, baiklah! Lagipula aku juga sudah lama ingin merawat Tsuchi-tan di sini!"

"Itu nama kucingnya?" tanya Girl-chan.

Teiron memasang cengiran kecil. "Hehe, bisa dibilang begitu..."


M untuk Misteri

Ada banyak sekali misteri di squad Garuchan. Misalnya: alasan kenapa Ikyo takut dengan Adelia, apa yang membuat Teiron takut dengan anjing, berapa umur asli Thundy, bagaimana cara Alpha dan Lisa bisa menjadi saudara tiri, kepada siapakah hati Alisa akan berlabuh (ya elah), benarkah Rendy dan Thundy adalah saudara kembar yang telah lama hilang (?), seperti apa masa lalu Rina yang anehnya dia sendiri bisa melupakannya begitu saja, dan masih banyak lagi.

Tapi di antara semua itu, ada satu misteri yang paling sering menjadi topik pembicaraan di squad itu: Siapakah dan seperti apakah wujud asli si 'Bebek Santet' sebenarnya?

Yap, si Shaman yang satu ini memang merupakan anggota paling misterius di squad Garuchan. Tak ada yang tau seperti apa wajah aslinya, kecuali sang ketua squad.


Hal itulah yang membuat Duo Kacamata Teiron dan Maurice selalu membicarakannya hampir setiap hari.

"Rice, memangnya wajah asli si Bebek kayak gimana sih?" tanya Teiron setelah menghabiskan cupcake-nya yang ketiga puluh.

Maurice hanya mengangkat bahu. "Entahlah, menurutmu?"

Si Earth Mage menaruh kepalanya di atas meja dengan wajah lesu. "Aku masih penasaran dengan wajah asli si Bebek..."

"Sama..." Sang Werewolf pun ikut meletakkan kepalanya.

Saat Duo Kacamata itu lagi lemas-lemasnya, tiba-tiba datanglah Salem yang memasang tampang bingung. "Kalian kenapa?"

"Mau tau aja atau mau tau banget?" balas Teiron dan Maurice bersamaan.

Salem pun langsung sweatdrop. "Aku kan nanya baik-baik, kenapa jawabnya begitu?"

Vience yang baru kembali setelah berlatih dengan Jeronium langsung ikutan sweatdrop melihat pemandangan suram tersebut.

"Kalian sedang membahas si Bebek lagi?" tanya Vience agak skeptis.

"Ya iyalah, masa ya iyadong? Tokugawa aja Ie-YASU, bukan Ie-YADONG..." balas Duo Kacamata itu lesu.

Kedua pendengar itu pun langsung double sweatdrop, sementara seseorang di fandom sebelah langsung bersin.

"Lha, kok suasananya suram banget?" tanya Rendy yang baru datang bersama Ikyo.

"Tuh, mereka kayaknya penasaran banget dengan tampang asli si Bebek!" jawab Vience sambil menunjuk Duo Kacamata yang memasang tampang suram.

"Ya elah, cuma begituan doang? Nih, gue panggilin orangnya!" balas Ikyo yang langsung pergi.

"Ja-JANGAN DIPANGGIL, IKYO!" seru Duo Kacamata panik.

Tapi sayangnya terlambat, karena Ikyo udah keburu balik lagi sambil mendorong si 'Bebek Santet'.

"A-ada apa ini?" tanya si Bebek bingung.

"Jelaskan kepada kami siapa kau sebenarnya!" perintah Ikyo.

Si Bebek malah tambah bingung. "Untuk apa?"

"Mereka berdua sangat penasaran denganmu!" ujar Vience, Rendy, dan Salem bersamaan sambil menunjuk Duo Kacamata.

Si Bebek malah tertawa. "Jadi begitu toh, kalian beneran mau tau?"

Teiron dan Maurice mengangguk.

"Baiklah, nama asliku Tumma Hekikai Anatra Magia, panggil saja Tumma!" Si Bebek pun membuka topengnya dan...

Entah kenapa, tiba-tiba Duo Kacamata itu malah pingsan.

"Sepertinya mereka sudah puas!" ujar Tumma santai sambil memakai kembali topengnya dan berjalan pergi.

Sementara yang lainnya? Mereka malah tertawa setelah melihat apa yang terjadi.

"Topeng di dalam topeng, sungguh 'brilian'..." gumam Ikyo sambil memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa.


Yah, sepertinya wajah asli Tumma akan tetap menjadi misteri. Tapi setelah kejadian itu, Teiron dan Maurice tidak pernah membicarakannya lagi.


N untuk Nightmare

Mimpi buruk memang hal yang menakutkan untuk sebagian orang.

Tapi jika kalian ingin mendengar pengalaman dari Teiron yang bermimpi buruk tiga kali dalam semalam, sebenarnya itu akan menjadi hal yang sedikit memprihatinkan.


Semuanya berawal saat dia dan keempat temannya sedang asik begadang di ruang tengah, tapi semuanya berubah saat...

"Yo~" sapa seseorang yang memakai kostum anjing Gembala Jerman dari pintu depan.

"HUWAAAAAAA, GEMBALA JERMAN!" Teiron yang Cynophobia langsung kabur melihatnya.

"Lho, kok dia malah kabur?" tanya orang itu sambil membuka kostumnya dan ternyata dia adalah Vience.

"Dapet dari mana tuh kostum?" tanya Maurice penasaran.

"Kebetulan ada temen yang kostumnya nggak kepake, jadinya dikasih ke gue!" jawab Vience.

"Jadi lu si Gembala Jerman yang nakutin Teiron pas Halloween kemaren..." ujar Alpha sweatdrop.

"Bentar bentar, memangnya Teiron pake kostum apa pas Halloween kemaren?" tanya Vience bingung.

"Dia jadi Scientist Cat (5)..." jawab Thundy agak risih.

Vience pun langsung tepuk jidat. "Haduh duh, gue nggak tau kalau dia jadi kucing! Terus, dia kabur kemana setelah itu?"

"Dia langsung kabur ke markas SDeath1 dan manjat tembok rumah mereka! Untung pemimpinnya ngasih tau kita, kalau nggak mungkin dia masih nemplok di situ selama berminggu-minggu!" jelas Ikyo sambil mijat kening.


Sementara itu, Teiron memutuskan untuk tidur duluan setelah kejadian barusan.


Dia bermimpi berada di HQ dan melihat teman-temannya berkumpul mengelilingi pemimpin mereka yang bersama seorang anak cowok di sebelahnya.

"Nah, sekarang dia akan menjadi ketua baru di sini, jadi tolong tunjukkan perilaku baik kalian ya!"


Tiba-tiba Teiron terbangun disertai keringat dingin dan nafas tersenggal-senggal. Setelah merasa tenang selama beberapa menit, dia pun kembali tidur.


Kali ini dia bermimpi sedang berada di pinggir jalan dan melihat kerumunan orang dari kejauhan. Saat dia mendekati kerumunan itu untuk mencari tau apa yang terjadi, Teiron melihat sesosok gadis yang dikenalinya tergeletak dengan tubuh berlumuran darah.

Teiron pun terbangun kembali karena mimpi buruk itu dan memutuskan untuk menumpang tidur di kamar seseorang karena merasa tidak nyaman.


"Bibi Rilen..."

Wanita berambut merah itu menengok dan mendapati keponakannya yang memakai piyama hijau berada di depan pintu dengan wajah pucat. "Ada apa, Sayang?"

"Boleh aku tidur di sini?" pinta Teiron.

"Tentu saja..."

Teiron pun masuk ke kamar dan langsung berbaring di ranjang bibinya tanpa mengatakan apapun (tentu saja setelah melepaskan kacamatanya), kemudian melanjutkan tidurnya.


Sekarang dia bermimpi berada di dalam sebuah ruangan luas yang dikelilingi rak besar dengan berbagai macam buku di dalamnya. Selain itu, dia juga mendapati beberapa ekor kucing datang menghampirinya.

Teiron pun menyambut baik kucing-kucing itu dan bermain dengan mereka. Ada yang memainkan kunciran belakang rambutnya, ada yang memanjat di atas kepalanya, ada yang tidur di pangkuannya, dan ada juga yang berebutan ingin dielus oleh anak berkacamata itu.

Tapi ketika Teiron sedang asik bersama kucing-kucing itu, tiba-tiba terdengar suara jeritan dari luar dan kucing-kucing yang mengerumuninya langsung kabur berhamburan.

Pintu ruangan itu terbuka dan memperlihatkan sesosok makhluk berkepala anjing dengan baju berwarna hitam yang dipenuhi aksen merah dan rantai disertai sepasang pedang berduri di kedua tangannya dan sepasang sayap kelelawar di punggungnya (6).

Teiron merinding ketakutan ketika melihat makhluk itu berjalan mendekatinya. Dia tidak bisa melawan karena tidak memegang Earth Wand-nya, tapi dia juga tidak bisa lari karena makhluk itu segera mencengkeram lehernya sampai nyaris kehabisan nafas dan melemparkan tubuhnya ke tembok.

Ketika Teiron berusaha bangun, tiba-tiba tangan dan kakinya terikat oleh rantai dan membuat tubuhnya terentang. Makhluk itu sudah berada di depannya dan berniat mengarahkan pedang berduri itu ke tubuhnya untuk menciptakan luka yang melintang sehingga membuatnya menjerit kesakitan.


"Tidak, tolong jangan sakiti aku! Kumohon hentikan!"

"Teiron, bangunlah! Teiron!" seru Bibi Rilen panik sambil berusaha membangunkan keponakannya dan Teiron pun terbangun lagi untuk ketiga kalinya.

"Hosh, hosh, hosh... Bibi Rilen..."

"Tadi kau bermimpi apa?" tanya Bibi Rilen khawatir.

"A-aku... Aku bermimpi, melihat makhluk berkepala anjing dengan pedang berduri, dia melemparku ke tembok dan membelitku dengan rantai, dan..." Teiron yang tidak sanggup melanjutkan ceritanya langsung memeluk bibinya, kemudian membenamkan kepalanya di dada sang bibi sambil menangis sesegukan.

Bibi Rilen yang merasa kasihan mengelus punggung sang keponakan di pelukannya. "Tidak apa-apa, Sayang... Bibi mengerti..."

"Permisi, apa ada yang meninggalkan boneka kelinci putih?"

Teiron yang mendengar itu mendongak perlahan dan mendapati Ashley sedang membawa sebuah boneka kelinci putih berukuran besar.

"Bawakan saja ke sini, Ashley! Teiron sangat membutuhkan Michelletie sebagai teman peluknya saat tidur!"

Gadis hantu itu pun melayang menghampiri mereka, kemudian memberikan boneka itu kepada Teiron yang segera memeluk boneka kesayangannya. "Hiks... Terima kasih telah membawakan Michelletie..."

"Sama-sama!" balas Ashley ramah.

"Kau tidak tidur, Ashley?" tanya Teiron.

"Tidak, Master menyuruhku untuk berjaga-jaga di sekitar markas, lagipula aku hanya tidur di siang hari..." jawab Ashley lembut.

"Begitu..." balas Teiron sambil menguap.

"Aku permisi dulu ya..." kata Ashley yang langsung melayang pergi.

"Sepertinya kau harus tidur lagi, Sayang..." nasihat Bibi Rilen.

Teiron yang sangat mengantuk pun kembali tertidur dengan Michelletie di pelukannya. Kemudian Bibi Rilen menyelimuti tubuh sang keponakan dan membelai rambut anak itu sambil mencium keningnya.

Setelah kejadian itu, kali ini dia tidak pernah bermimpi buruk lagi.


O untuk Our Random Scene

Squad Garuchan selalu dipenuhi kejadian absurd yang mungkin sulit dipahami, tapi ya lihat saja yang berikut ini! ^^/


~Tepuk Nyamuk~

"Sini lu lawan gue kalau berani! Hiaaa-"

PLAK!

"Makanya Al, dibilangin Teiron itu juara bertahan permainan 'Tepuk Nyamuk', masih aja lu lawan!"


~Perang~

Perang adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua orang. Tapi, kenapa para anggota cowok di squad Garuchan senang-senang saja mendengar kata itu?

Oh, rupanya mereka sering melakukan perang juga. Yup, perang bantal!

"Terima ini!" teriak Salem sambil melempar bantalnya ke arah Maurice.

Yah, suasana kamar berisikan para anggota cowok sarap nan labil yang sedang perang bantal itu memang sangat rusuh. Bahkan saking rusuhnya, pintu kamar tersebut bisa rusak di tempat.


~Tante~

"Bibi bukan tante-tante, Bibi masih muda kok!" kata Bibi Rilen sambil bercermin dan memegangi wajahnya.

"Tapi kan Bibi umurnya udah kepala empat, jadi pantas kalau dipanggil tante!" celetuk Teiron watados dan langsung dihadiahi cubitan kecil di pipi dari sang bibi.


~Mimpi~

Di suatu malam, Maurice yang sedang tidur bermimpi tentang sesuatu.


"GRAAOOOOO!"

Terdengar suara yang sangat kencang dan juga serak. Maurice yang kaget langsung mencari arah sumbernya dan ternyata berasal dari Gigantosaurus si dinosaurs karnivora.

Giganto itu sedang memegang seseorang yang lebih kecil dari tubuhnya dan ketika Maurice melihat lebih dekat, ternyata itu adalah Alpha yang sedang tidur-tiduran.

Maurice pun langsung memanggil Doraemon dan menunggu lama sampai akhirnya datanglah Doraemon dan Nobita. Doraemon pun memberikan benda ajaib bernama 'Kotak Seandainya'.

Maurice pun hanya berterima kasih kepada Doraemon dan mereka pun pergi dengan memakai baling-baling bambu.

"Andai saja Gigantosaurus itu baik..."

Permohonan Maurice pun terkabul dan Gigantosaurus itu pun menjadi herbivora.


Di dunia nyata...

"Al, sudah kubilang jangan gunakan weker itu ke Maurice!" nasihat Ikyo.

"Dia ngigau Giganto apaan tau..." komentar Teiron.

"Mendingan kita teriakin aja!" usul Thundy.

Keempat orang itu pun menarik nafas bersamaan dan...

"BAAANGUUUUUUUN!" teriak mereka berempat dan Maurice pun langsung sadar.

"Eh?"


~Gembel~

Suatu hari di markas Garuchan Squad, terjadi sebuah perdebatan antara Teiron dan Alpha.

"Ron, mau main nggak?" ajak Alpha.

"Main apa?" tanya Teiron.

"Kita main... Errr... Benteng-bentengan!" jawab Alpha.

"Tapi orangnya nggak cukup! Kita cuma berdua, lho!"

"Sudahlah! Yang penting seimbang antara pihak lawan dan teman, gembel!"

Webek, webek...

"GEMBEL?! COBA KATAKAN LAGI!" seru Teiron sewot.

"Memang iya! Kita main berdua sudah cukup, gembel!"

"Oooh... Lu nantangin? Hahaha... Kenapa lu ngotot padahal nggak seru kalau berdua, GEMBEL!"

"Grrrh! Okay! You Gembel, kau Gembel, gembel-gembel! Pokoknya aku, mau main bentengan, cuma berdua, gembel!"

"Yang gembel tuh siapa? Dasar gembel, gembel gembelengan!"

"Ya lu tuh yang gembel, mentang-mentang nggak gembel aja!"

"HEH, GUE MEMANG NGGAK GEMBEL, GEMBEL! LU TUH YANG GEMBEL, GEMBEL!"

"Ya sudah kita main engklek aja, gembel! Daripada lu ribut gembel-gembel, gembel!"

"Oy, lu tuh gembel ya? Engklek tuh buat cewek, gembel! Lu memang banci ya? Dasar gembel!"

"What?! Yang kumaksud itu Boys Engklekz, gembel!"

"Mana ada Boys Engklekz, gembel?!"

Tiba-tiba Vience lewat dan melerai kedua makhluk itu. "CUKUP, CUKUP, CUKUP! KALIAN DEBAT MULU, RIBUTIN APAAN SIH?! GEMBEL KAN NGGAK BOLEH!"

Mereka berdua pun langsung kicep.

"Maaf! Lagian, masa Teiron nggak mau main bentengan, apalagi engklek! Itu membuat dia sederajat dengan gembel!" jelas Alpha.

"Apa?! Itu karena lu yang paksain, padahal nggak seru dan kecewek-cewekan! Sama aja lu tuh setingkat dengan gembel!" protes Teiron.

Vience pun hanya manggut-manggut. "Oooh begitu... Tapi... Gembel itu apa?"

Webek, webek...

Alhasil, Teiron dan Alpha pun langsung tepuk jidat dan ber-gubrak ria bersama.

'Masa itu aja lu nggak ngerti? Padahal udah melerai dengan bijak! BakaVience!' batin kedua orang itu.


~Obat Nyamuk~

Terkadang tinggal di Homebase Garuchan Squad bisa menjadi bencana jika tidak mempertimbangkan jumlah nyamuk yang merajalela.

"Thun, obat nyamuknya mana? Kamar gue perlu disemprot, nih!"

"Bentar, Ron! Gue lagi pake buat nyemprot kamar Alpha dulu, nih!"

"Thun, dapur juga perlu disemprot!"

"Iya, Kyo! Bentar dulu, ya! Ini masalahnya kamar Alpha banyak banget peralatan di dalamnya! Gue jadi bingung harus nyemprot di bagian mana!"

"Thun, kamar mandi nggak sekalian disemprot?"

"Ngapain, Rice? Lu mau mati konyol di kamar mandi pake nyemprot obat nyamuk?!"

Oper-operan obat nyamuk memang sudah menjadi ritual harian setiap petang di antara kelima cowok itu.

Gigitan nyamuk bagi Thundy sebenarnya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan sengat lebah di Deep Forest, tapi apalah daya. Beberapa orang di sini jelas tidak sanggup berhadapan dengan taring besi para nyamuk.

Thundy dengan tampang lemas berjalan ke ruang tengah dimana keempat temannya sedang menikmati semangkuk besar popcorn beserta sebuah film action dengan TV layar lebar di ruangan itu.

Di saat dia sedang panik karena mencari pengganti obat nyamuk yang udah kosong, mereka malah asik nonton film yang isinya baku hantam semua dari awal sampai akhir.

"Oy, Al! Obat nyamuknya abis, nih! Ada yang lain, nggak?" tanya Thundy.

"Wah, gue belum beli yang baru! Beli yang baru aja, Thun! Duitnya pake punya lu dulu, nanti gue ganti!" seru Alpha.

"Ya udah! Beneran diganti, nih? Yang kemaren buat beli sabun cuci piring aja belum diganti! Terus, kalau gue ganti merek nggak apa-apa, nih? Yang ini baunya nggak enak!" balas Thundy panjang lebar.

"Memangnya ada yang lebih bagus dari 'Hit'?" tanya Ikyo sambil mengerutkan kening.

Seumur-umur mereka belum pernah mengganti merek obat nyamuk.

"Ada, kok! Tuh!"

Keempat pasang mata berbeda warna itu pun mengikuti kemana telunjuk Maurice menunjuk dan kerutan di kening pun semakin dalam saat mendapati kalau ternyata objek yang ditunjuknya adalah layar televisi yang menampilkan adegan baku hantam.

Mereka semua langsung bengong selama beberapa detik sebelum Teiron (yang berada di sebelah Maurice) langsung menjitak kepalanya dengan kesal sambil ngomel, "Itu 'The Raid' film, goblok! Bukan 'Raid' obat nyamuk!"


~Cooking Ria~

"Halo, ketemu lagi di 'Cooking Ria'!" ujar Teiron yang menjadi pembawa acara masak bersama Maurice.

"Inspirasi menu unik untuk segala kondisi!" lanjut Maurice. "Betewe, hari ini bikin apa ya?"

"Mentos campur yakult..." balas Teiron dengan wajah dan aura yang mengerikan.

Maurice pun sukses dibuat ketakutan mendengarnya.


~PPAP~

"Thun-kun, Thun-kun! Aku mau menunjukkan sesuatu untukmu!" seru Elemy sambil mengetuk pintu kamar Thundy.

Yang bersangkutan pun membuka pintu. "Apa itu?"

"I have a pen~ I have a app-"

BRAAAAAK!

Pintu pun langsung dibanting oleh sang pemilik kamar.

"Eeeh? Sepertinya Thun-kun sangat sibuk!" ujar Elemy kecewa.

'Tidak, sebenarnya Thundy sudah terlalu banyak mendengar lagu itu sejak kau menyanyikannya semalaman tanpa henti!' batin Teiron sweatdrop.

"Emy, boleh kuminta kembali pulpenku?" pinta Adelia.


~Obrolan~

Alpha sedang duduk santai ketika melihat Alisa. "Wah, ada Ali-chan! Hai Ali-chan!"

"Hai juga Al, aku pengen ngomong sesuatu sama kamu!" balas Alisa.

"Ngomongin apa?" tanya Alpha.

"Ma-mau nggak nonton Oni Chi Chi sama aku?"

Webek, webek...

"Tobat bego, itu anime hentai tau!" bentak Alpha kesal.

"Jiiiiir, kirain mau!" balas Alisa agak risih.

"Sableng..." gumam Maurice yang melihat adegan itu dari kejauhan.


~Spoiler~

Di suatu malam, Alpha sedang menonton acara kesukaannya.

"Gile, episode terakhirnya keren banget! Ending keren ini harus dibahas di semua akun sosmed gue!" seru Alpha kegirangan. "Baru aja selesai nonton episode terakhir si pendekar hutan, akhirnya pendekar itu memutuskan menjadi guru silat untuk anak-anak di daerah terpencil! Ending yang keren ya!"

"Semoga banyak yang like ulasan gue, ehehe..."

Tapi tiba-tiba...

"Tangkap dia! Bius!"

"Apaan nih?!"


Beberapa menit kemudian...

"Ugh... Ini dimana?" tanya Alpha ketika baru bangun.

"Akhirnya bangun juga dia..."

"Hah?" Ketika Alpha baru melihat sikon...

"Gyaaaaaaaa! Tikuuuuus!" jerit Alpha yang melihat kerumunan tikus di sekitarnya. "Kalian siapa? Apa salah gue?"

"Diam! Kami tak akan memaafkanmu! Karena menyebar spoiler sembarangan di sosmed adalah tindak kejahatan!"

Ketika Alpha melihat siapa yang berbicara...

"Teiron, Maurice, Salem?!" Alpha langsung kaget melihat ketiga temannya. "Ma-maafin gue, gue nggak bakalan lakuin lagi! Lepasin gue dong! Tolongin gue, gue takut tikus, gyaaaaaaa!"

"Minum teh yuk!" ajak Teiron mengabaikan teriakan Alpha.


P untuk PMS

Saat ini Thundy dan Maurice sedang mengobrol di pojok HQ bersama para cicak.

Mereka tampak seperti homo yang sedang berpacaran, ditambah dengan latar para Fujoshi yang mimisan.

"Thun, kita para cowok memang selalu salah ya! Gue nggak salah apa-apa malah diambekin sama Alisa! Tuh cewek nggak tau kenapa! Gue nggak nanya salah, gue nanya dikacangin, dikacangin malah ngamuk!" celetuk Maurice yang curhat karena dinistakan Alisa kemarin.

"Mungkin dia lagi PMS..." timpal Thundy yang sedang mengelap staff-nya. "Cewek memang begitu kalau PMS! Apa aja yang para cowok lakuin selalu aja salah! Makanya kalau si Sorcerer bodoh itu lagi PMS, gue langsung ngungsi ke kamar Teiron!"

"Ngomongin apaan sih? Kok ada nama gue?" tanya Teiron yang tiba-tiba nongol entah dari mana.

"Tuh, si Maurice diamukin Alisa yang lagi PMS!" jawab Thundy yang masih mengelap staff-nya.

"Begitulah..." ujar Maurice bete. "Eh Ron, lu kan yang paling deket sama Lisa, tuh anak kalau lagi PMS kayak gimana?"

"Lisa? Hmm, biasa aja tuh! Paling juga kalau lagi PMS pengen makan yang manis-manis atau nggak ngajakin ke Water Park! Gitu doang, nggak parah-parah amat!" jelas Teiron sambil menaikkan kacamatanya.

Thundy dan Maurice pun saling berpandangan, kemudian mereka mengeluarkan sebuah cengiran laknat.

"Ron, Lisa buat gue aja ya! PMS-nya kan nggak serem!" sahut keduanya bersamaan.

"Eh, kampret! Gue tau sekarang lagi zamannya tikung-menikung, tapi nggak usah kalian juga kale! Sini lu berdua!" bentak Teiron kesal sambil mengejar Thundy dan Maurice yang udah kabur duluan sambil cengengesan gaje.


Di tempat lain, Lisa langsung bersin. "Siapa yang ngomongin aku, ya?"


Q untuk Quick

"Hmm, kenapa Russia bisa mengejar Estonia dengan mudahnya, ya? Padahal Estonia berlari sekuat tenaga, tapi tetap saja terkejar Russia yang hanya jalan-lompat di belakangnya..." tanya Alpha sambil menonton 'Hetalia The Beautiful World' Episode 8 di depan laptop-nya

"Mungkin karena Russia itu negara besar..." balas Teiron santai sambil meminum teh buatan Bibi Rilen yang dibawa Ikyo.

"Hmm, kalau begitu aku juga bisa pakai trik itu kalau Ikyo berani mengintip Lisa mandi!"

Alhasil, sang Gumiho langsung menyemburkan teh yang diminumnya saat itu juga, sementara Teiron hanya bisa menatap ngeri sahabatnya tersebut.

'Sialan kau, Alpha!' umpat Ikyo dalam hati, sementara Alpha diam-diam bahagia dengan ide kreatifnya barusan.


R untuk Romance Scene

Terkadang squad Garuchan memiliki sekumpulan momen romantis dari para anggotanya. Kalau nggak percaya, liat aja di bawah!


~Variasi~

Elemy sangat menyukai kue buatan Thundy, apalagi ketika dia menggabungkan berbagai macam rasa untuk membuat sebuah kue bercitarasa luar biasa.


~Posisi Tidur~

Lisa suka sekali tidur di pundak Teiron dan anak itu menidurkan kepalanya di kepala gadis itu. Saking terlarutnya dalam posisi itu, mereka tidak tau kalau Alpha mengambil foto mereka secara diam-diam.


~Selimut~

Elemy jatuh tertidur di sofa setelah berlatih seharian. Thundy diam-diam keluar dari kamarnya sambil membawa selimut dan menyelimuti tubuh sang Sorcerer sambil tersenyum kecil.

"Wah~ Thun-kun sayang aku, ya~"

Ups! Ternyata Elemy tidak sedang tidur dan umpatan dalam bahasa Jerman pun mengalir deras.


~Bintang~

Di atas atap markas squad Garuchan, terlihat sepasang muda-mudi yang sedang mengobrol sambil mengamati pemandangan langit malam.

"Bintang-bintang itu cantik ya..." gumam Alisa sambil menatap langit yang bertabur bintang berbagai ukuran dan cahaya.

Alpha yang berada di sebelahnya mengangguk setuju. "Tapi aku tau apa yang jauh lebih cantik dari bintang!"

Alisa hanya memutar mata. "Apa itu?"

"Melihat Teiron dandan ala Princess~"

Alisa pun langsung sweatdrop mendengarnya.


Di sisi lain, yang bersangkutan langsung bersin. "Aku tidak tau kenapa, tapi sepertinya besok aku harus menghajar Alpha!"


~Quiet~

Tidak biasanya seorang Kitsukami Ikyo yang selalu rewel (apalagi saat melerai Alpha dan Teiron yang berantem) terdiam seperti itu. Adelia yang bingung melihatnya langsung bertanya, "Ada apa?"

Tapi sayangnya, si Gumiho tetap diam.

"Kyo? Ada apa?" tanya Adelia lagi.

Ikyo masih diam, tapi terlihat air mata yang meleleh dari manik emasnya dan sukses membuat gadis Hades itu tambah bingung.

"Kalau kau ditolak oleh gadis lain ya lupakan saja! Bukannya kau masih punya aku?" hibur Adelia.

"Bukan itu... Aku... Aku sedih... Kenapa dari seluruh gadis seksi di dunia ini, aku malah jatuh ke pelukan gadis menakutkan sepertimu? Oh Tuhan, kesialan macam apa yang Engkau limpahkan padaku?"

Alhasil, sebuah talenan pun langsung menghantam wajah Ikyo.


~Motto~

"Jadi, apa motto-mu Rice?" tanya Salem kepada Maurice suatu hari.

Sang Werewolf berpikir sejenak, kemudian menjawab dengan senyum kecil, "Mencintai Ali-chan kapanpun, dimanapun, dan apa adanya!"

Seluruh anggota cowok langsung ber'cie-cie' ria dan bersiul, sementara Alisa sendiri tampak merona merah dari kejauhan.

"Bodoh..."


~Boneka~

Saat melihat tangan Elemy yang terluka itu membuat Thundy heran dan berpikir: 'Apa yang dilakukan si bodoh itu sampai tangannya terluka?'

Thundy tidak terlalu mempermasalahkan hal itu karena mengingat Elemy memang orang yang serampangan.

Tapi saat Elemy memberikan sebuah boneka yang mirip dengannya, dia pun langsung mengerti.

Thundy terharu karena Elemy rela membiarkan tangannya terluka demi membuat boneka lucu yang mirip dengannya.

Sayangnya, sifat Tsundere Thundy membuatnya gagal tersenyum.


Di sisi lain, Elemy sendiri harus menyesal memberikan boneka itu kepada Thundy karena satu hal:

Ketika Thundy tertidur sambil memeluk boneka pemberiannya, Elemy berusaha menahan diri sebisa mungkin saat melihat wajah polos dan manis sang kekasih yang tertidur, bahkan nyaris membuatnya kehilangan akal sehat.

Wajahnya rapeable sih!


~Melt~

Entah apa yang merasuki Teiron sampai mendadak menyukai cokelat, lebih tepatnya cokelat cair.

Lalu, mau dikemanakan cupcake-nya?

Entahlah, sepertinya dia tidak perduli!

Dia menyukai cokelat cair setelah melihat Lisa memakan cokelat. Cokelat tersebut ada yang mencair di pinggir mulut gadis Medic itu dan dia tergoda untuk menjilati cokelat itu.

Karena itulah Teiron menyukai cokelat, terutama cokelat cair dan apapun yang mengandung kata 'melt' atau 'cair'.


~Sleep~

Elemy kesulitan tidur sendiri dan akhirnya memilih tidur berdua dengan Thundy di kamar pemuda itu. Gadis itu memandangi sang Lightning Mage yang sudah tidur duluan di sampingnya dan diam-diam mencium pipi pemuda itu sebelum tidur. Tapi setelah sang Sorcerer tertidur, ciuman itu malah Thundy terbangun dengan wajah merah dan berakhir tidak bisa tidur.


Keesokan paginya, Thundy shock dengan semua yang terjadi dan langsung kabur keluar sebelum Elemy ikut bangun.

Dia berusaha melupakan fakta bahwa dirinya sempat dipeluk oleh Elemy.


Elemy tau betul kalau dia tidak boleh melakukan hal yang aneh-aneh ketika dia tidur di samping Thundy atau nanti pemuda itu bisa menyetrumnya sampai mampus.


S untuk Summer

Di suatu musim panas, para anggota squad Garuchan sedang berlibur ke pantai.

Ketika Alpha, Maurice, dan Ikyo sedang asik bersantai, tiba-tiba muncullah seekor Diglet dari dalam kuburan pasir yang menyelimuti tubuh Ikyo.

"Be-benda apa itu?" tanya Maurice sedikit takut.

"Aku tidak tau!" jawab Alpha. "Kau berpikir apa yang kupikirkan?"

"Lebih baik aku teliti saja!" Maurice pun mulai mengulurkan tangannya untuk memegang Diglet itu. "Benda ini sangat besar dan keras!"

Tanpa diduga, Diglet itu meraung karena kesal. "Grooooow!"

"Huwaaaaaa!"

Alhasil, raungan barusan pun sangat efektif untuk membuat Alpha dan Maurice langsung kabur.

"Wow, ada Diglet!" ujar Ikyo yang melihat Diglet itu.


Di tempat lain...

"Hey teman-teman, coba lihat ini!" seru Teiron kepada Elemy yang sedang membuat istana pasir dan Thundy yang sedang berjemur. "Penduduk lokal memberiku Z-Ring ini dan mengajariku pose keren ini!"

"Waaaaah!" seru Elemy kagum.

Sementara Thundy malah mengeluarkan sebuah pokeball. "Dragonite, gunakan terbang!"

"Tu-tunggu, Thundy!" cegah Teiron yang sayangnya terlambat karena Thundy udah keburu terbang dengan Dragonite-nya. "Kenapa dia?"

Tanpa mereka berdua sadari, seekor Snorlax muncul dari atas langit.

"Eh, siapa yang mematikan matahari?" tanya Elemy bingung ketika menyadari keadaan di sekitarnya mulai gelap.

BOOOOOOOOM!

Yah, silakan bayangkan sendiri kejadian selanjutnya!


T untuk Trio

Seperti yang kita ketahui bahwa Alpha, Ikyo, dan Teiron dikenal dengan sebutan 'Golden Rare Trio'. Penasaran dengan kisah persahabatan mereka?


~Pertengkaran~

Terkadang persahabatan sering dihiasi dengan pertengkaran dan pertengkaran itu bisa berubah menjadi perang dingin antar sahabat. Tidak jarang juga ada persahabatan yang kandas begitu saja hanya karena masalah sepele yang berujung pertengkaran.

Golden Rare Trio pun juga sama saja. Ketiga orang dengan kepribadian yang jauh berbeda itu sering mengalami perselisihan dan tidak jarang masalah yang mereka hadapi sangat pelik sehingga membuat ketiganya tak mau bicara selama berminggu-minggu.

Di saat seperti itu, tiga gelas teh hangat buatan Bibi Rilen selalu berhasil membuat ketiganya dapat melupakan permasalahan mereka dan kembali tertawa bersama sebagai sahabat.


~Kembang Api~

Di suatu malam, Golden Rare Trio sedang menonton pesta kembang api di atas atap markas squad Garuchan.

"Entah kenapa, gue merasa nggak suka sama pesta kembang api begini..." gumam Ikyo.

"Memangnya kenapa, Kyo?" tanya Alpha.

"Menurut gue sia-sia aja duit dibakar begitu, udah gitu berisik banget pula! Mendingan buat bayarin utang warteg para mahasiswa se-Indonesia aja deh!" jelas Ikyo.

"Iya juga sih..." sahut Teiron pelan.


~Rencana~

Suatu hari, Golden Rare Trio sedang bertarung di Fire Temple dan saat ini mereka sedang kewalahan menghadapi Ifrit dan pedang apinya.

"Kuat sekali..." gumam Teiron sambil memegangi lengannya.

"Cih, jika begini terus, kita tidak akan bisa menang!" gerutu Ikyo.

"Baik, aku akan segera menjalankan rencana C!" seru Alpha sambil melempar sebuah kristal yang kemudian terbelah menjadi empat dan mengeluarkan sinar yang saling terhubung sehingga tercipta sebuah proyektor berupa...

Gambar Teiron pakai baju maid?!

"Crossdress Attack!"

"Eeeeeeh?!" Teiron dan Ikyo langsung cengo melihatnya, sementara Ifrit itu langsung tumpang disertai nosebleed.

"Rencana C telah selesai dan berhasil dengan sukses..." ujar Alpha sambil melipat tangan dan tersenyum bangga.

"Apanya yang sukses?! Kau baru saja menghancurkan image-ku, tau!" bentak Teiron emosi karena gambar memalukan barusan.


~Patung Tanah Liat~

Ikyo dan Alpha mengerutkan kening saat melihat Teiron sedang duduk manis disertai sebongkah tanah liat di atas meja dan dengan sangat hati-hati meremas tanah liat itu menjadi bentuk yang (untuk saat ini) masih belum jelas.

"Untuk apa tanah liat itu, Ron?" tanya Ikyo bingung.

"Iseng, mumpung nggak ada kerjaan..." sahut Teiron seadanya dengan mata yang masih berfokus ke arah tanah liat itu. "Masih ada dua lagi yang harus kubuat..."

Kedua orang itu mengalihkan pandangan mereka ke sudut lain meja Teiron. Memang terlihat beberapa bongkah tanah liat yang terhampar di sana dan beberapa di antaranya terlihat sudah diolah, tapi mengalami kegagalan. Mereka juga melihat secarik kertas untuk rancangan patung Teiron.

"Giat sekali..." gumam Alpha yang kagum dengan kegigihan sahabatnya itu.

Tumben-tumbenan Teiron punya semangat tinggi untuk pekerjaan seperti ini.

"Memangnya apa yang mau kau buat?" tanya Ikyo sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Teiron untuk melihat lebih jelas apa yang dibuat oleh temannya itu.

Teiron tersenyum lebar dengan rona merah menghiasi kedua pipinya. "Aku, bermaksud membuat patung tanah liat kita bertiga, supaya kita bisa terus saling mengingat hubungan persahabatan yang kita miliki..."

Tanpa pikir panjang, kedua sahabatnya langsung memeluk Teiron dan mereka pun tertawa bersama.


~Ice Bucket Challenge~

Hari ini Golden Rare Trio akan melakukan 'Ice Bucket Challenge'. Semula keadaannya baik-baik saja, sampai ketika mereka akan menyiram ember di atas kepala...

BYUUUUUR!

Alpha dengan sengaja mengarahkan embernya ke samping sehingga mengenai Teiron yang berada di sebelahnya.

Alhasil, Teiron pun langsung melemparkan embernya ke arah Alpha dengan emosi. Sementara Ikyo hanya bisa sweatdrop melihatnya.


U untuk Usil

Sekarang para anggota cowok squad Garuchan sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing di ruang tengah.

Teiron baca buku, Ikyo tidur-tiduran di pojokan, Alpha asik dengan gadget-nya, Thundy makan kue, sementara Tumma, Salem, Rendy, Maurice, dan Vience sedang bermalas-malasan.

"Hadeh, nganggur..." keluh Salem sambil merenggangkan tubuhnya.

"Daripada nganggur, usilin orang yuk!" ajak Vience sambil mengeluarkan HP-nya dan semua orang pun mengerumuninya.

"Al, pinjem HP lu dong!" pinta Teiron.

Alpha pun dengan terpaksa dan sangat tidak ikhlas memberikan HP-nya kepada Teiron.

"Gue duluan, ya!" ujar Ikyo heboh sambil merebut HP Vience.

"Halo, dengan Operator 'Super Mild'?" Terdengar suara dari ujung sana.

Ikyo memasang speaker untuk memperjelas pembicaraan.

"Halo! Mbak cantik, deh!" goda Ikyo.

"Maaf, saya cowok..."

TUUT TUUT TUUT!

"HUAHAHAHA! KASIHAN DEH GODAIN OM-OM!" Salem langsung ngakak dan sukses membuat Ikyo manyun.

"Giliran gue!" seru Maurice sambil menelepon.

"Halo, dengan operator 'Vioboro'?"

"Hmm... Nama mas siapa, ya?" tanya Maurice.

"Nama saya Yorei-"

TUUUTTT TUUUUTTTT!

"HUANJIR! SEPUPUNYA ADELIA KERJA JADI OPERATOR?!" teriak Maurice kaget.

"Kadang juga kerja di taman lawang..." timpal Thundy datar.

"Muke gile..." gumam Tumma nggak tau harus bilang apa.

"Sini dong, giliran gue!" seru Rendy sambil mengambil HP Vience.

"Halo, dengan warteg SerbaKece di sini?"

"Hmm... Mbak, ada ayam nggak?" tanya Rendy sambil cengengesan.

"Ada, mas!" jawab orang di seberang sana.

"Mbak, pesen ayam paket mahal sepuluh! Dikirim ke alamat Jalan Anggur, nomor 993, Sumatera Pusat ya, mbak!"

"Baik!"

TUUTT TUUUT!

"MPUAHAHAHAHAHAHAHA!" Rendy langsung ngakak sendiri.

"Sekarang gue dong, yang punya HP-nya!" kata Vience sambil mengambil HP-nya.

"Halo? Dengan Operator Enbozap di sini..."

"Eh, mbak dari mana? Mbak cantik, deh! Mbak mau nggak kencan sama abang?"

"Maaf, saya cowok-"

TUUUTT TUUTTT!

"Maho..." gumam Thundy.

Sementara yang lainnya cekikikan.

"Sekarang siapa?" tanya Vience.

"Gue, dong!" balas Salem sambil merebut HP itu dari tangan Vience.

"Halo?"

"Mbak, sejam berapa? Ceban cukup, nggak?"

"Iya, bisa! Mau datang ke tempatnya?"

"Di mana mbak?"

"Taman Lawang-"

TUUUT TUUUT!

"MAKAN TOH BANCI, HUAKAKAKAKAKAKAK!" seru Ikyo sambil ngakak.

"Udah ah, entar pulsa gue habis!" ujar Vience sambil mengambil HP-nya karena nggak rela pulsanya habis.

"Udah sewa banci? Sejam ceban, lho! Ahahahahahaha!" kata Maurice sambil ngakak guling-guling.

"Diem lu!" sembur Salem kesal.


Oh iya! Tadi Teiron pinjem HP-nya Alpha, kan?

Ini dia hasilnya!


The Epicional Gamer

Gue jones, tadi abis f*p-f*p sambil liat doujin hentai!


"SIALAN LU!" Alpha yang emosi langsung mengejar Teiron.


V untuk Vacation and Game

Ada suatu waktu dimana para anggota squad Garuchan memutuskan untuk bermalas-malasan di markas.

Alasannya? Hampir semua makhluk di sana adalah manusia dan butuh istirahat yang cukup dari hal-hal yang membuat mereka stress.


Suatu hari, ketika mereka sedang berlibur, Elemy dan Thundy menemukan sebuah permainan yang menarik dan memutuskan untuk membelinya. Uang mereka sudah lebih dari cukup mengingat mereka melakukan banyak misi dan akhirnya membeli untuk beberapa orang.

"Kalian tidak membeli platform untuk permainan ini?" tanya Alpha agak skeptis ketika melihat kedua orang itu hanya membeli cartridge permainan yang berjudul 'Monster Galaxy New World' itu.

Si gadis Sorcerer hanya memasang cengiran bodoh, sementara si cowok Lightning Mage hanya bisa memerah karena tidak terima disamakan dengan 'Sorcerer bodoh' di sebelahnya.

Alhasil, Alpha dan Lisa (sebagai mekanik bersaudara) membuatkan platform untuk memainkan game itu setelah mengumpulkan berbagai informasi dan bagian yang tepat untuk mereka semua. Setelah selesai, cartridge pun dibagikan.


"Hei Lis, kau punya Tauron?" tanya Teiron sambil mengintip layar platform Lisa dan gadis itu refleks menurunkan layarnya. "Mau tukar dengan Melodee-ku, nggak?"

"Ah, tentu saja! Berikan kabel da-" Lisa menoleh ke arah Elemy. "Hey, berikan kabel datanya, Emy! Kau sudah selesai, kan?"

"Tunggu dulu!" Si Sorcerer menggigit bibir bawahnya sambil menekan tombol platformnya dengan begitu kasar. "Benda sialan ini terlalu lambat!"

"Jangan bilang begitu kalau kau tidak ikut membuatnya!" celetuk Alpha kesal sambil ikut menekan tombolnya dengan kasar seolah tengah melakukan sesuatu dan Elemy baru saja memecahkan konsentrasinya.

Thundy yang duduk santai di dekat Elemy hanya memutar matanya. "Duduk biasa saja, bodoh! Kalau kau tidak hati-hati, nanti kabelnya bisa lepas!"

Walaupun dia mengatakan itu, tapi wajahnya terlihat tidak sabar.

Setelah beberapa saat, terdengar bunyi 'TING!' dan kedua orang itu menghela nafas lega.

"Akhirnya aku mendapatkan Starpops!"

"Akhirnya aku mendapatkan Bladewing!"

Kedua orang itu saling menepukkan tangan mereka dan sukses mendapat tatapan aneh dari yang lainnya. Semuanya, kecuali Adelia.

"Oh iya, dari tadi kau diam saja, Adelia!" kata Teiron yang baru menyadari hal itu dan berjalan ke arah Adelia sambil mengintip layarnya. "Apa yang sedang- Eeeeh?!"

Ketika mendengar teriakan kaget barusan, mereka semua segera mengerumuni Adelia dan langsung mangap lebar.

"Kau sedang mengalahkan... Skylar?"

"Begitulah..." gumam gadis Hades itu.

Saat melihat Moga yang digunakan Adelia, wajah Ikyo langsung memerah.

Yoake bernama sama dengannya berlevel 29. Itu bukan level yang normal untuk orang yang baru pertama kali mengalahkan Skylar.

"Yoake ini memiliki level paling tinggi di timku..." Penjelasan itu justru malah membuat rona merah di wajah Ikyo semakin pekat, terutama ketika para cowok mulai cekikikan.

Sepertinya Ikyo ingin sekali melempar granat ke wajah mereka.

"Iya sih... Kalau dilihat-lihat, Yoake itu memang mirip dengan Ikyo..." gumam Thundy watados diikuti cekikikan dari Teiron dan Alpha.

Setelah menggunakan Bodyslam untuk Moga terakhir Skylar, Adelia menutup mata dan meletakkan platformnya di atas meja. "Aku selesai..."

"Ya ampun, Adel! Kau terlalu rajin!" gerutu Alpha.

"Bagaimana denganmu, Kyo?" tanya Elemy tiba-tiba. "Apa kau punya Moga yang diberi nama Adelia?"

Semua mata pun langsung tertuju ke arah Ikyo, terutama Adelia yang kelihatannya sangat tertarik dengan topik itu.

"Hmm, tentu saja... A-anu..." Perasaannya saja, atau mata Adelia memang berkilat? "A-aku harus melatihnya lagi, dia belum siap..."

"Tentu saja..." Kilatan di mata Adelia menghilang dan gadis itu pun berdiri. "Aku mau pergi belanja, ada yang ingin menitip sesuatu?"

"Aku mau cupcake, dua puluh potong!" seru Teiron bersemangat.

"Kau terlalu rakus, nanti kau bisa gemuk!" timpal Alpha yang langsung dilempar batu bata oleh Teiron. "Aku snack apa saja deh!"

"Sayur untuk nanti malam!" sahut Lisa yang sepertinya masih trade dengan Elemy.

"Aku snack juga..." gumam Thundy.

"Ah, aku ikut denganmu!" ujar Ikyo yang langsung ikut berdiri. "Ada sesuatu yang ingin kubeli!"

Adelia mengangkat bahu dan terlihat tidak perduli. "Ayolah kalau begitu..."

Ikyo mengangguk singkat dan mereka pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu tanpa mengatakan apapun.

Setelah kedua orang itu pergi, mereka yang tersisa langsung menghampiri platform Ikyo. Sepertinya dia lupa kalau sedang berada di tengah permainan dan belum mematikan platformnya.

Alpha menekan tombol menu untuk mengintip Moga milik Ikyo dan mereka semua langsung mangap lebar.

"Aku sangat ingin membunuh Ikyo..." gumam Thundy kesal. "Dia bilang Adelia kurang terlatih?"

Adelia yang dibicarakan Thundy adalah Hell Mongrel berlevel 47. Dia memang yang paling terlambat di antara mereka semua, tapi sungguh! Jika mereka mengadakan turnamen satu sama lain, mereka yakin kalau Ikyo bisa saja menghabisi seluruh Moga mereka hanya dengan Hell Mongrel itu.

Sementara Moga-nya yang lain? Rata-rata memiliki level 32 yang tiga level lebih tinggi daripada Adelia.


W untuk Wallpaper

"Wow! Wallpaper gambar ini keren sekali!" ujar Alpha saat memainkan HP-nya yang sukses membuat Ikyo penasaran dan ketika dia mengintip, terlihat wallpaper yang berupa gambar Gumiho. "Setiap kali aku ingin membuka lockscreen, aku tinggal menggeser jariku di atas-"

Ikyo pun langsung menginjak-injak Alpha sebelum dia selesai ngomong, sementara Adelia sibuk membuka lockscreen di HP Alpha dengan lidahnya.


X untuk Xenophobia

"Ron, temenin gue yuk!" ajak Girl-chan suatu hari kepada si anak berkacamata yang sedang membaca buku.

Teiron yang dipanggil hanya mengangkat alis. "Pergi kemana?"

"Yah, cuma mau nemuin seseorang aja!" balas Girl-chan watados.

Anak berambut merah itu hanya memutar mata dan kembali fokus ke arah bukunya. "Ajak yang lain bisa nggak sih?"

Sang ketua squad mengambil buku yang dibaca Teiron. "Kuberi kau tiga alasan! Pertama: kau wakil squad di sini, kedua: yang lain juga punya jadwal latihan, dan ketiga: ini hanya kunjungan biasa kok!"

Teiron pun hanya bisa menghela nafas. "Baiklah, terserah kau saja..."


Di suatu tempat...

"Kau yakin gadis yang dimaksud Master itu akan datang, Desper-chan?" tanya seorang gadis berambut pink twintail.

Temannya yang berambut plum mengangguk. "Tentu saja, Mecha-nyan! Kalau nggak, untuk apa dia menyuruh kita menunggunya di sini?"

"Benar juga ya..."

"Ayolah Ron, jangan bikin malu!"

Keduanya pun menengok dan mendapati seorang gadis berambut hitam ponytail dengan kulit kecoklatan dan memakai baju putih disertai ikat pinggang hitam, celana hitam, dan sepatu merah (7) sedang menarik seorang cowok berambut merah yang memakai kacamata bulat dan baju kecoklatan. Rupanya mereka Girl-chan dan Teiron.

"Ta-ta-"

"Nggak ada tapi-tapian, entar cupcake lu gue sita selama seminggu!" ancam Girl-chan.

"Iya deh..." Teiron terpaksa menurut.

"Jadi kalian dari squad Garuchan?" tanya Mecha.

"Iya benar!" balas Girl-chan sambil menyikut Teiron yang gemetaran di sebelahnya.

Si Earth Mage langsung menelan ludah. "Sa-salam kenal... A-aku Chairone Teiron..."

"Salam kenal juga, aku Desper-chan dan dia Mecha-nyan!" balas Desper ramah.

"Ah, maaf ya! Dia sedikit pemalu!" jelas Girl-chan sambil tertawa kecil dan menepuk keras punggung Teiron.

'Lebih tepatnya Xenophobia...' lanjut gadis itu dalam hati.


Setengah jam kemudian...

"Lha, tuh anak kenapa coba?" tanya Ikyo bingung saat mendapati Teiron yang dari tadi manyun di pojokan.

"Nggak tau, paling abis diajakin sama Ketua entah kemana!" jawab Thundy datar.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah: Teiron baru saja kabur dari markas squad SDeath1 setelah melihat seekor anjing milik seorang tante-tante bertampang muda (yang sebenarnya adalah ibunya Mishima, sepertinya dia itu teman jauhnya Bibi Rilen *plak!*) di sana. Yah, tentu saja Girl-chan langsung ditinggal sama dia.


Y untuk Yo-Yo

Di depan markas Garuchan Squad, terlihat Lisa yang sedang memainkan sebuah yo-yo dengan sangat lincah.

"Wah, ternyata Lisa-chan jago juga ya~" puji Rina sambil tepuk tangan dan tersenyum innocent.

Lisa pun langsung menangkap yo-yo itu dan hanya bisa nyengir.

"Arigatou! Oh iya, kau mau mencobanya?" balas Lisa sambil menawarkan yo-yo yang dimainkannya.

Rina pun langsung menyambar yo-yo itu dan memainkannya, sampai...

BLETAK!

"HUWAAAAA!"

Air mata pun sukses membasahi wajah Rina dan di jidatnya terdapat tanda yo-yo berwarna merah terang.

Kalian bisa menebak apa yang terjadi, bukan?

"E-eh, Rina-chan! Lain kali hati-hati kalau main yo-yo! Cup cup..." ujar Lisa panik sambil menenangkan Rina yang masih nangis.

Alisa yang melihat kejadian itu pun hanya bisa sweatdrop di tempat.


Z untuk Zero

Raut ketekunan yang tidak biasa menghiasi wajah seorang Kitsukami Ikyo. Alis si Gumiho itu mengerut semakin dalam ketika membaca pertanyaan yang terpampang dalam kertas di hadapannya.


Kemungkinan teman perempuan anda bersedia secara sukarela memasak untuk anda?

Justru malah dia yang sering dipaksa memasak untuk sang gadis yang 'diem-diem tapi demanding' itu.

Nol persen.


Kemungkinan teman perempuan anda membangunkan anda dengan senyuman di wajah dan nampan makan siang di pangkuan?

Bulu kuduknya langsung merinding.

Pertanyaannya nggak jelas banget. Bahkan sampai Teiron nggak takut sama anjing lagi pun juga nggak mungkin dia akan berbuat sesuatu yang se-romantis itu.

Nol persen.


Kemungkinan teman perempuan anda mengucapkan selamat tidur dengan kecupan di bibir dan jilatan mesra di leher?

Pertanyaannya semakin nggak jelas.

Ikyo tidak menyangka kalau kuisioner dari Vience akan berisi pertanyaan yang menjurus separah ini.

Salahkah dia jika berpikir kalau si Dragon Rider itu sudah terkontaminasi?

Bagaimanapun, jawabannya sudah pasti nol persen.

Lanjut ke pertanyaan terakhir.


Kemungkinan teman perempuan anda memeluk anda dari belakang sambil membisikkan 'jeg eskler deg'?

Sang Gumiho langsung membeku ketika lengan yang sangat familiar itu merengkuhnya dari belakang. Pensilnya terjatuh dari pegangan dan wajahnya langsung merah padam ketika gadis Hades itu berbisik lembut tepat di telinganya.

"Jeg eskler deg..."

Sekarang dia tidak mungkin menjawab nol, bukan?


To Be Continue, bukan Tempat Bakar Cupang (?)...


Indeks:

(1): Bayangkan saja dia memakai Epic Gear Unicorn Lancer!

(2): Kalau diceritakan mungkin akan sedikit membingungkan nantinya... -w-/

(3): Epic Ninja Scarf. Adelia memang memakainya di game, tapi itu sekedar 'Costume'.

(4): Soal jaket yang dipakai Alpha, itu sebenarnya baju yang bisa ditemukan saat membunuh (bahasanya nggak enak banget sumpah) robot di HQ. Skill bajunya hampir (atau bahkan) sama dengan baju Lee.

(5): Bayangin aja Teiron pake Researcher Coat, Gumiho Ear, dan Tiger Tail (atau kalau mau yang lebih masuk akal, ganti saja dengan telinga dan ekor di Cat Costume yang dijual limited itu).

(6): Bayangin aja itu Project K pake Anubis Head dan Devil Wing.

(7): Epic Taekwondo Costume if you don't get it!


Entah mau bilang apa untuk ini, yang penting begitulah... ^^/

Review! :D