Balas Review! :D
RosyMiranto18: Betul sekali! :V b *dilempar tongkat gesek biola.*
Mathias: "Terima kasih banyak!" XD "Dan soal itu, aku nggak kepikiran, maaf..." 'w'/ "Tapi moncong-moncong, aura hitam dari mana ini?" *nengok ke belakang dan segera kabur.*
Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 34: Drabble Collections (Puasa)
Apa jadinya kalau para anggota Garuchan Squad puasa?
Mari kita lihat drabble berikut ini!
1. Bangunin Sahur
TREEEEEEEEEEEEEEEEEEEET!
"SAHUR WOY, SAHUR!"
"Woy, bangunin sahur mah boleh aja, tapi jangan nakutin Tsuchi juga kale!" sembur Teiron sambil menenangkan Tsuchi yang ketakutan karena suara barusan.
"Kopen juga terganggu nih!" protes Luthias.
"Yeee, sorry!"
Di ruang makan...
Bibi Rilen sedikit risih melihat keponakannya dan Luthias hanya manyun saja dari tadi.
"Maklumi saja Bibi, kucing mereka baru saja jadi 'korban' tadi..." jelas Rendy sambil menyantap telurnya.
"Yeee, gue minta maaf, Ron, Thias..." ujar Maurice sedikit tidak enak hati mengingat dia-lah yang bangunin pake terompet.
"Iye, nggak apa!" Kedua makhluk pencinta kucing itu malah mengeluarkan aura suram.
'Kayaknya mereka masih marah nih...' batin Maurice sweatdrop.
2. Haid
"Edward..." Edgar menatap geram adiknya yang ternyata makan diam-diam. "Ngapain lu nggak puasa?"
"Kata Kak Naya kalau haid boleh nggak puasa!" jawab Edward watados.
Meanwhile...
"Cewek mah enak ya, bisa nggak puasa karena haid!" gerutu Alpha sambil garuk-garuk tembok saking bosannya.
DUAAAAAAAAAAK!
"NYADAR DIRI COEG, LU TUH COWOK, MANA MUNGKIN BISA HAID?!"
'Ini pasti Edgar...' batin Alpha sweatdrop setelah mendengar keributan barusan.
3. Menunggu
"Kapan sih bukanya? Lama amat..." keluh Teiron sambil tengkurep di sofa.
"Sabar Ron, biasanya Magrib tuh sekitar jam enam sore..." balas Salem sambil mengusap kepala Tsuchi yang tidur di pangkuannya.
Teiron memperhatikan Alpha yang masih garuk-garuk tembok. "Mau sampe kapan lu kayak gitu terus?"
"Sampe waktunya buka!" balas Alpha sambil terus garuk-garuk tembok.
Salem melihat kakaknya berniat keluar. "Mau kemana, Kak?"
"Mau mengunjungi Andre." jawab Naya.
"Aku ikut deh, takutnya Kak Naya nyasar!" Salem memindahkan kepala Tsuchi ke lantai dan berdiri, kemudian berjalan menyusul kakaknya.
Teiron kembali menunggu sambil manyun, sementara Tsuchi hanya balik badan dan meneruskan tidurnya.
4. Horror Story
"Aku pulang..." Vience yang udah lemes langsung ambruk di depan pintu.
"Oy Vience, kalau lu mau jadi keset mah silakan aja tepar di situ, tapi lu ngalangin jalan!"
Vience hanya mengabaikan ejekan Alisa. "Bodoh amat..."
"Ya udah sih..." Alisa dengan cueknya mengabaikan Vience dan kembali nonton bareng Mathias cs yang asyik nonton Toy Story.
Di ruang baca saat ini hanya ada Mathias, Tumma, Maurice, Alisa, Rina, Adelia, dan Lisa. Oh, jangan lupakan Vience yang tepar di depan pintu.
Sementara yang lainnya?
Alpha masih garuk-garuk tembok, Salem nemenin kakaknya berkunjung ke Reha Squad, Teiron tepar di sofa ditemani kucingnya yang masih tidur di lantai, Ikyo tidur siang di atas pohon seperti biasanya, Luthias dan Rendy nemenin Bibi Rilen belanja buat menu berbuka, sisanya entah lagi ngapain.
"Kebayang nggak sih kalau mainan kita ditinggal terus tiba-tiba jadi hidup kayak gitu?" Rina yang terbawa suasana memecah keheningan dengan mata masih menatap layar proyektor ruang baca. "Dan pas kita balik kayak nggak ada apa-apa padahal sebelumnya mereka gerak, kitanya aja yang nggak nyadar!"
"Hmm, iya sih... Serem juga ya, gimana kalau beneran?"
"Bisa aja sebenernya mereka semua hidup tapi kita nggak sadar..."
"Bukan nggak mungkin... Mereka kan emang nggak mau ketauan kalau mereka hidup..."
"Kayaknya boneka juga punya Hak Asasi..."
"Bener juga..." Mathias manggut-manggut dengan sok pintarnya (kenapa topiknya jadi serius begini coba?). "Moncong-moncong, kalau kalian bilang begitu, aku jadi kebayang, boneka bayi adik perempuanku yang sudah rusak tiga tahun yang lalu, ternyata memiliki nyawa..."
JEGEEEEEEEEEEER!
"Rusak?" tanya Lisa sambil menatap horror Mathias. "Dia pasti, dendam sekali ya? Sudah dirusak, dibuang pula..."
"Iya, apalagi tangan kanannya nggak bisa dibetulin sama sekali, jadinya terpaksa..."
"Kalau dia hidup..." Tumma menahan nada suaranya. "Dia pasti akan balas dendam..."
JEGEEEEEEEEEEER!
"Hati-hati Thias, jagalah adikmu baik-baik tiap malam..." Alisa menepuk punggung si jabrik Denmark itu. "Siapa tau aja dia datang untuk balas dendam..."
"Yap! Dan aku bisa membayangkan..."
PEEET!
Tiba-tiba ruangan itu langsung mati lampu mendadak.
"Boneka tanpa tangan kanan itu, berjalan tanpa suara menuju rumahku..."
GLEK!
"Saat suasana masih gelap, dia masuk melalui celah tak terlihat dan mengendap-endap menuju kamar adikku. Tangannya membawa sesuatu yang panjang dan cukup untuk melukai atau bahkan membunuh orang lain. Dia mendekat dari belakang, di balik sosok adikku yang tertidur..."
Maurice nyaris ngompol, Adelia mulai dempet ke sebelah Tumma karena takut.
Ngomong-ngomong, Mathias tuh ternyata abang durhaka ya! Bikin skenario beginian buat adek ceweknya yang polos.
"Lalu, dengan mata tajamnya, dia mengangkat benda itu dengan tangan kirinya yang tersisa. Waktu menunjukkan pukul empat kurang... Dia mengambil ancang-ancang, dan mengayunkan benda itu sambil berteriak..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"BANGUN WOY BANGUN, SAHUUUR! UDAH MAU JAM EMPAT! TONG TONG TONG!"
Webek, webek...
.
.
.
.
.
PRANG! GEDUBRAK! DUAK! BRAK! SYUUUUUUNG! GROMPYANG!
Mathias pun langsung digebukin seisi ruang baca.
5. Bingungmaubikinjudulapauntukyangini
"Tumben tuh 'Singa Biru' lagi jinak hari ini..." komentar Edgar ketika mendapati Thundy sedang mojok di dapur.
"Emangnya lu, yang tadi abis jitakin Edward heh?" tanya Alpha yang masih berkutat dengan kegiatannya. (Segitu bosannya kah sampai garuk-garuk tembok dari tadi?)
"Itu karena tadi dia ngomongnya nggak bener, mana mungkin cowok bisa haid?!" balas Edgar sebal. "Oh, dan lagipula, ngapain aja lu garuk-garuk tembok dari tadi? Kayak nggak ada kerjaan aja!"
"Gue lagi bosen..."
"Bosen nggak usah segitunya! Kenapa nggak main game aja sono?"
"Salem nemenin kakaknya, terus lu kan abis jitakin adek lu, jadinya gue nggak ada temen main..."
"Ajakin Mathias sama Vience aje lha, gitu aja kok nggak bisa mikir?"
"Lu tadi lagi ngomongin Thundy kenapa malah ngobrol sama gue?"
"Kan lu yang ngajakin!"
"Iya juga sih..." Alpha berhenti garuk-garuk tembok. "Tapi bicara soal Thundy, kayaknya gue nggak liat Emy dari tadi deh!"
"Eh bener juga, biasanya tuh 'Singa Biru' bakalan jadi buas kalau digodain! Tapi, kok tumben ya tuh cewek nggak godain dia?"
"Biasa, paling Kaichou larang dia buat godain orang!"
Edgar hanya ber-'oh' ria.
Di sisi lain...
"Duh, nggak tahan nih... Jadi pengen digodain lagi deh..."
Wew, ternyata diam-diam dia kangen digodain toh...
6. Nitip
Kita beralih kepada mereka yang sedang belanja.
Rendy sedang mengecek handphone-nya ketika menerima sebuah pesan masuk.
Thundy: Ren, lu kemana sih?
Rendy: Beli makanan buat buka!
Thundy: Ya udah, gue nitip lontong lima biji, nggak usah pake sambel...
Rendy: Tumben, biasanya juga kue!
Thundy: Gue lagi males...
Rendy: Serah lu aja... -_-
"Banyak amat ya yang nitip... Kaichou minta risol 10 potong, para cewek nitip bakwan jagung, Vience sama Mathias nitip kolak, terus Thundy barusan SMS gue nitip lontong 5 biji, belum lagi yang lainnya, apalagi si Teiron minta cupcake satu karung..."
-Flashback-
"Ren, lu mau belanja ya? Nitip dong!" ujar Teiron yang ngeliat Rendy mau pergi belanja.
"Nitip apaan, Ron?"
"Cupcake satu karung..."
Webek, webek...
"Nitip tuh yang normal dikit kek, lu nggak takut kena dia- Yah, malah tepar dia! Bodoh amat dah!" Rendy langsung pergi ninggalin Teiron yang tepar di sofa.
-Flashback End-
Luthias langsung sweatdrop mendengar cerita barusan. "Cupcake satu karung? Yang bener aja?"
Rendy hanya angkat bahu. "Namanya juga Teiron..."
Sepulangnya...
"Oh, udah pulang?" tanya Thundy yang baru keluar dari dapur. "Mana lontongnya?"
"Nih..." Rendy nyerahin sebungkus plastik berisi lontong titipan Thundy.
"Cupcake-ku mana, Ren?"
"Toko kue pada tutup semua, Ron, maaf..."
Teiron langsung manyun karena kecewa nggak bisa makan cupcake.
7. Obat Mata
Elwa yang sedang baca buku membuka kacamatanya dan mengucek-ngucek mata dengan punggung tangan. Matanya gatal dan perih.
Mungkin karena terlalu lama baca buku di tempat remang kali ya?
"Matamu kenapa, Elwa?" tanya Ashley yang melihat mata Elwa mirip orang abis kena kebakaran besar dan menangisi nasibnya, merah banget.
"Pake obat mata, nih gue punya."
Emy melempar obat mata ke arah Elwa dan sukses ditangkap oleh gadis itu.
Ashley hanya bisa sweatdrop. Sejak kapan Emy ngantongin obat mata?
"Eh? Tapi bukannya batal kalau masukin sesuatu ke dalem lubang?" tanya Elwa bingung.
"Lubang apaan, emangnya obat sembelit? Pake obat mata tuh nggak kenape-nape, gue pernah baca di internet!" jelas Emy datar.
Elwa hanya mengangguk paham. Tumben Emy jadi pinter plus alim sampe baca begituan di internet. Ck ck ck ck ck...
8. Koleksi
"Itu koleksi gue mau diapain?" tanya Ikyo saat mendapati si ketua squad tengah mengikat buku-buku koleksinya menjadi satu tumpukan.
"Gue taroh dulu di gudang!" jawab Girl-chan datar.
"Napa emang?"
"Puasa nggak boleh liat begituan, Kyo!"
"Terus kapan lu mau balikin koleksi gue?"
"Kalau udah lebaran, itu pun kalau nggak lupa!"
"Serah..." Ikyo langsung pergi.
9. Lebaran
"Kita kapan lebaran ya?"
"KALAU MAU CEPET LEBARAN MENDING LU IKUTAN IKLAN SIRUP AJA SONO!"
Lucy hanya sweatdrop mendengar semburan Monika barusan. "Ya elah, gue kan cuma nanya..."
10. Manis
"Berbuka itu harus dengan yang manis-manis!" kata Girl-chan sambil mengambil dua buah kurma untuk takjil berbukanya.
"Apa melihat senyuman manis Adelia juga termasuk?"
Webek, webek...
Para cowok mangap, para cewek terkekeh ria, Girl-chan dan Bibi Rilen sweatdrop, Adelia blushing, sementara Ikyo menjedukkan kepalanya ke tembok terdekat.
Kitsukami Ikyo, salah fokus.
Bonus:
Teiron sedang menyiram tanaman ketika ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
"AAAAAARGH! NGAPAIN LU KE SINI LAGI?!"
Sepertinya jangan ditanya siapa yang memeluknya barusan.
"Woof! Woof! Teiron, woof! Ayo sini aku kenalkan ke adikku! Woof!"
"OGAH! PASTI ADEK LU ANJING JUGA!"
"Yap, kau benar woof!"
"NGGAK! NGGAK! NGGAK MAU! LEPASIN GUE SEKARANG!"
Tidak jauh dari situ, Tsuchi dan seekor anjing Shiba Inu berwarna coklat muda yang melihat mereka hanya bisa sweatdrop.
"Arf arf?"
"Nyaw nyaw nyaw..."
Hato masuk ke dalam markas bersama anjing itu, kemudian memperkenalkannya sebagai adiknya, Nigou.
Para anak perempuan segera mengerumuninya sambil mencubit pipi Nigou karena gemas.
"Hey, ada apa ini?" tanya Mathias yang tiba-tiba nimbrung.
"Mathiwoof, kenalkan ini adikku, Nigou!" jawab Hato sambil memperlihatkan Nigou ke Mathias.
"Arf!"
"Ya ampun! Imutnya!" seru Mathias, kemudian para anak laki-laki langsung nimbrung semua (kecuali Teiron dan Edgar).
"Dasar mereka itu..." gumam Edgar rada skeptis sambil melipat tangan, sementara Teiron terlihat ngumpet di belakangnya.
To Be Continue, bukan Teri Bakwan Cumi (?)...
Kepikiran aja sih, makanya jadi sedikit absurd... ^^a
Oh, dan satu hal lagi...
GUE LUPA KALAU TERNYATA ULTAH MATHY TUH TANGGAL LIMA, BUKAN TANGGAL ENAM! *sabar, mbak!*
Udah itu aja, lagi stress gue... TwT/
Chapter depan bakalan masuk reguler time lagi (maksudnya cuma Chapter ini doang yang ada momen puasanya)... ^^/
Review! :D
