Balas Review! :D

I'mYaoiChan: Yah, walaupun anime Kekkai Sensen (maybe) sedikit gore karena unsur darah, tapi beberapa screen humornya itu yang membuatku terinspirasi... 'v'/

Vience: "Gue nggak berharap dia jadian sih, tapi karena dia itu 'jo-nes', kemungkinan aja setelah itu bakalan diterima..." =w=/

Makasih Review-nya! :D

RosyMiranto18: Yah, liat aja Chapter depan... ^^/

Daren: *bayangin Francis pakai baju Treasure Hunter-nya dan langsung merinding.* "Aku tidak yakin..."

Vience: "Iris itu lebih ke fujo-stalker..." =_=/

Kalau pesertanya mereka... Kayaknya nggak ada yang mau jadi juri deh... Kecuali kalau ada yang perutnya kebal racun atau tipe robotic kayak Eve si Nasod dari Elsword... ._.a

Musket: "Kalau kami para OC berada di universe yang berbeda, karakteristiknya bisa berubah sedikit dayo!" :3

Teiron: =w= *keinget pernah ngancurin tembok.*

Thanks for Review! :D

Note buat kalian berdua: Please deh, gue nggak pernah main dan males buka YT, jadi sorry kalau nggak bisa... -w-/

Happy Reading! :D


Chapter 46: Another Absurdness Again


Semakin banyak anggota squad, semakin sering juga kenistaan yang terjadi. Lihat saja yang berikut ini! :V /


~Dua Earth Mage yang Mirip tapi Tak Sama~

Salem yang sedang jalan-jalan melihat seseorang yang dikenalnya asik bermain dengan Nigou di halaman depan markas Reha Squad.

"Hey Teiron, tumben main sama Nigou!"

Anak itu mengerutkan kening. "Hah? Namaku Moku, bukan Teiron!"

Webek, webek...

Keheningan berlangsung cukup lama, sampai akhirnya...

GEDUBRAK!

"Oy, jangan pingsan!" seru Moku kaget.

"Eh, Teiron? Kenapa Salem pingsan?" tanya Naya yang baru datang.

'Kayaknya mereka belum tau soal aku deh...' batin Moku agak risih, kemudian hanya angkat bahu. "Nggak tau juga deh..."

"Errr, Naya-san..."

Naya menengok ke belakang dan sedikit terkejut melihat Teiron, kemudian menengok lagi ke arah Moku, dan gitu aja terus secara bergantian. Moku kebingungan karena tidak mengerti bagaimana caranya Naya bisa melihat dengan mata diperban.

"Eh? Kalian saudara kembar ya?" tanya Naya kebingungan.

"Bukan, hanya kebetulan mirip..." jawab Teiron datar. "Dia itu Moku..."

Salem terbangun dan langsung cengo melihat kedua EM yang sama persis itu, kemudian pingsan lagi.

"Pingsan lagi..." gumam Moku sweatdrop.

"Kenapa dia bisa begitu ya?" tanya Naya penasaran.

"Salem sering pingsan kalau melihat orang yang penampilannya sama, misalnya Thundy dan Rendy (yang dipaksa cosplay) atau Red dan Rone..." jelas Teiron seadanya.

Naya dan Moku hanya ber-'oh' ria mendengarnya.

"Sebaiknya kita bawa dia pulang dulu..." usul Teiron yang sedikit kasihan dengan kondisi Salem.

"Baiklah." Naya mengangkat adiknya. "Maaf merepotkan ya, Moku."

Moku hanya mengangguk dan kedua orang lainnya segera pergi.


~Balada Doujin Laknat~

Alexia adalah seorang Fudan yang punya kerja sambilan sebagai asisten pribadi Emy (dengan bayaran lima bungkus tiramisu setiap bulan).

Terkadang dia mencoba membuat doujin sendiri, walaupun harus menanggung resiko yang cukup besar jika ketauan korban doujin buatannya.


Misalnya seperti ini...

Sejujurnya dia benci mengatakan ini, tapi...

Dia tidak mengerti kenapa dia bisa merasa, senikmat ini, dengan, orang itu...

"Ahn, Alu, ngh..."

Orang itu membisikkan sesuatu padanya dan membuatnya semakin keena-


SREEEEEEEET!

Alexia hanya bisa kicep dan langsung menelan ludah begitu mendapati...

Doujin buatannya yang baru setengah jadi dirobek habis-habisan oleh Thundy.

"Kau..."

Aura hitam menguar dari tubuhnya, tangannya sudah diselimuti percikan listrik, dan tatapan tajam dari manik biru itu tak lepas dari si pemuda pirang.

"INI SUDAH KEDUA KALINYA AKU JADI KORBAN DOUJIN, SEKARANG TIDAK ADA AMPUN UNTUKMU!"

Dan kejar-kejaran pun terjadi di seluruh penjuru markas.


Oh, tadi ada yang bertanya kenapa dia bilang 'kedua kalinya'?

Thundy pernah jadi korban doujin Alexia sebelumnya, tapi yang jadi Seme-nya saat itu Revan! :V / *dilempar granat.* *dikejar-kejar pacar Revan (iykwim).*


~Denah~

Grayson mendatangi Teiron dengan sebuah pertanyaan.

"Katanya bulan depan markas ini akan diperluas, apa dia sudah membuat blueprint untuk itu?"

"Sebentar..." Teiron mengecek rak buku dan mengambil sebuah gulungan, kemudian memberikannya.

Grayson membuka gulungan itu dan melihat...

"Ini denah atau kotak bilangan Fibonacci?" tanya Grayson skeptis.

"Mau gimana lagi, saya kan hanya wakil..." jawab Teiron watados.


~Salah Sangka~

Musket tak sengaja melihat Daren sedang memperhatikan sesuatu di handphone-nya dan datang menghampiri. "Hayo, lagi nonton apa dayo? Videonya burem amat, pasti lagi nonton 3gp! Masa siang-siang nonton begituan?"

Musket yang makin jahil melihat lebih dekat. "Film apaan sih? Kok angle kameranya nggak berubah dayo? Udah gitu ceweknya bohay banget lagi! Hentai ya?"

DUAAAAAK!

"BERISIK! GUE LAGI VIDEOCALL SAMA SEPUPU GUE!" bentak Daren sambil menonjok Musket.

"Aku pantas dipukul, maaf dayo..."


~Insiden Boneka Berhantu~

"Wah, ini kan Furby lamaku!" ujar Monika yang menemukan sebuah boneka aneh di gudang rumah neneknya.

"I'm hungry!" kata boneka itu.

"Aku lupa seberapa creepy-nya benda ini, tapi aku sangat yakin kalau baterainya sudah lama kucabut..."

Webek, webek...

Monika menjerit dalam hati karena boneka itu memang tidak ada baterainya.


KRAK!

Alisa yang kebetulan sedang berada di luar mengetuk pintu. "Hey Nik, apa semuanya baik-baik saja di dalam?"

Monika langsung keluar dengan wajah panik. "ALISA, KAU HARUS BANTU AKU!"


"Furby-ku berhantu! Benda itu tidak ada baterainya, tapi masih bisa bicara!"

'Kasihan sekali...' batin Alisa sweatdrop melihat boneka itu menancap di tembok karena dilempar Monika dan mengambilnya.

"ALISA, JANGAN SENTUH ITU!"

"Ah, masa sih? Mungkin itu hanya imajinasimu saja!"

Kemudian, boneka itu berbicara lagi. "Feed me!"

Webek, webek...

"KYAAAAAAAH!"


"Tadi aku dengar ada suara teriakan, apa yang terjadi? Kalian baik-baik saja?" tanya Kivosya yang baru datang.

"Nenek!"

"Tolong bantu kami!"

Kemudian boneka itu dilempar ke arah Kivosya.

"Benda itu berhantu!"

"Bonekanya masih bisa bicara tanpa baterai!"

"Dia mau memakan kita!"

"Feed me!" kata boneka itu lagi.

"Tidak..." Kivosya malah menghancurkan boneka itu HANYA DENGAN MEREMASNYA.

'Nenek menghancurkannya hanya dengan tangan kosong?!' batin kedua gadis yang melihatnya shock.


~Qurban~

Suatu hari, Edgar dan Edward sedang memperhatikan kambing di sebuah lapangan berumput.

"Itu kambing yang akan dipotong nanti..." kata Edgar sambil menunjuk seekor kambing yang berada tak jauh dari mereka.

"Dipotong?" Edward langsung memegangi kaki kakaknya. "Jangan, kasihan..."

"Itu hewan qurban untuk Idul Adha... Emang harus gitu..." jelas Edgar sambil berjongkok di depan adiknya dengan senyum tipis. "Lagipula nanti dagingnya bisa dibuat sate atau semur daging..."

Edward hanya ber-'oh' ria.

"Halo mbek!" Tiba-tiba Edward berlari ke arah si kambing dengan membawa kapak raksasa yang sukses membuat Edgar dan kambing itu kaget.

"WOY!" pekik Edgar. 'Dapet dari mana coba tuh kapak?!'


~Cat Dictionary~

Ada dua tipe orang di dunia ini:


Orang yang suka kucing disebut Ailurophilia.

"Nyanyanya~" Teiron terlihat asik bermain dengan sekumpulan kucing.


Dan orang yang takut kucing disebut Ailurophobia.

"GYAAAAAAAAH!" Terlihat Moku yang dikejar-kejar sekerumunan kucing.


~VieVi~

Vience mungkin acuh tak acuh menanggapi sikap Tartagus yang suka menggoda para gadis. Tapi di lubuk hatinya, dia sangat ingin mencaci maki sepupunya ketika melihatnya menggoda Vivi.

"Dasar Saus Tartar Playboy! Vivi-chan, kau tidak terganggu dengan sikapnya itu?" tanya Vience kesal sambil memperhatikan Tartagus yang mulai menjauh.

Vivi hanya tersenyum kecil melihat pacarnya mengomel. "Setidaknya kau tidak seperti itu, Vieny!"


~Jomblo~

Alpha itu orang yang jenius serta rendah hati (preeet!), karena itu dia bersedia mengemukakan pendapat di depan teman-temannya.

Misalnya...

"Iklan truk gandeng itu pelecehan!"

Atau...

"Memangnya kenapa kalau sendal itu sepasang? Gue bisa keliling markas walau pake sepatu sebelah kiri sendal sebelah kanan, nggak ada bedanya!"

Maurice hanya menatapnya lama sebelum bertanya, "Jomblo ya?"

Alpha langsung terdiam.

"Cie, jomblo! Hahaha!"

"Lu juga jomblo, kale!"

"Eits, gue nggak jomblo, gue single! Beda derajat ya!"

Webek, webek...

"Rice, lu pernah keselek palu nggak?"

Dan hanya cengengesan yang didapatnya sebagai jawaban.


~Honey~

Tidak banyak yang tau kalau sebenarnya Edgar pernah memberitahukan kesukaannya pada Naya.

"Hari ini aku tidak butuh kopi..."

"Lalu kau ingin apa, Tuan Edgar?"

"Sesuatu yang manis..."

"Seperti madu?" tanya wanita itu polos.

Edgar hanya mengangguk.

Kemudian dia membawakannya segelas minuman baru, teh madu.

"Kau selalu tau apa yang kupikirkan..." gumam Edgar pelan.

Naya hanya tersenyum manis.


~Cermin~

Saphire adalah seorang narsis nomor satu yang kenarsisannya menyamai 'Negara Awesome yang sudah tidak eksis lagi' dan itu sudah menjadi rahasia umum di keluarga Andreas.

Daren yang selalu menjadi pelampiasan merasa sangat jengkel karena setiap hari melihat sang kakak bergaya di depan cermin kamar mandi sambil berkata "Hai tampan!" dan berkedip genit.

Dia juga tanpa kenal lelah meminjam handphone hanya untuk mengecek apakah tatanan rambutnya berubah walau hanya sejengkal saja.

Bahkan dia sampai mendobrak pintu kamar adiknya dengan beberapa setel baju di tangan hanya untuk bertanya apakah dia lebih cocok memakai jaket yang pertama atau yang kedua, padahal keduanya sama saja.


Seperti sekarang ini, Saphire kembali membajak handphone sang adik untuk melihat tatanan rambutnya.

"Sap?" sela Daren.

"Apa?" tanya Saphire sambil bercermin di handphone adiknya.

"Ulang tahun lu udah deket kan?"

"Iya, kenapa? Lu mau ngasih hadiah?" tanya Saphire yang masih setia menatap handphone Daren dengan senyum (sok) tampan.

Daren hanya mengangguk.

"Apaan?" tanya Saphire antusias.

Daren menyeringai kecil dengan maksud menghina. "Cermin..."

"Bagus dong! Beliin yang gede ya, biar gue bisa puas ngeliat wajah tampan gue!"

Tanggapan sang kakak tidak sesuai dengan perkiraan.


Daren yang terpuruk dalam kesedihan plus rasa malu hanya bisa memukuli lantai sambil mengutuk orang yang pertama kali menemukan cermin.


~Begadang~

"Keluar dari kamarku, bodoh! Kau tidak lihat ini baru jam tiga pagi?!"

"Tapi aku lapar!"

"Itu karena kau tidak segera tidur! Kau tidak terbiasa begadang, jangan meniru Ikyo!"

"Tapi aku lapar!"

Vience langsung bangun sambil mengucek mata dengan wajah sebal, sepupunya itu benar-benar menyebalkan. "Aku akan membuatkanmu sandwich, tapi tanpa daging!"

"Sayuran pun jadi! Oh, oh, ada mayonaise-nya kan?"

"Jangan keras-keras, bodoh! Aku akan memukulmu jika sampai yang lain terbangun!"


~Hanafuda~

"Giro, daripada duduk sendirian, mending kita main Hanafuda yuk!" ajak Rina sambil mengeluarkan setumpuk kartu.

"NGGAK MAUUUUUUUUUUU!" teriak Giro sambil kabur tunggang-langgang.

"Lho? Kok dia malah kabur?" tanya Rina heran.

"Rina, mending kamu jangan ajakin Giro main itu dulu deh, soalnya dia masih trauma gara-gara waktu itu dia disuruh Emy pakai gaun maid..." jelas Ashley risih.

Rina hanya menggaruk kepala. "Oh iya, aku lupa!"


~Kulit~

"Kenapa Mathias yang berkulit putih mulus seperti itu malah menyukai gadis berkulit sawo matang seperti Kaichou-mu ya?" tanya Kazegami bingung.

"Justru karena itulah dia terlihat lebih manis..." jawab Luthias watados.


~Kamera~

"Aku lupa bawa kamera!" seru Monika panik.

"Kalau begitu pakai saja punyaku!" ujar Lucy sambil memberikan kameranya.

"Terima kasih!" balas Monika sambil pergi keluar ruangan.


Dia mengklik sana-sini untuk mencoba bagaimana menggunakan kamera tersebut, tapi malah berakhir melihat tempat galeri foto dimana dia melihat banyak sekali foto dirinya dalam berbagai macam pakaian yang memalukan.

Dan tidak lama kemudian, kamera itu telah terbelah menjadi dua.


~Hantu~

Rendy bilang pohon besar di dekat hutan itu berhantu dan tentu saja Salem tidak mempercayainya.

Kemudian dia mengajak temannya bertaruh. Jika pohon itu benar-benar berhantu, Salem harus traktir sate ayam. Tapi jika pohon itu tidak berhantu, Rendy yang harus mentraktir.


Malamnya mereka berdua mengunjungi pohon itu.

"Tidak ada apapun di sini! Buang-buang waktu saja!"

"Oh iya? Terus kenapa kau menarik bajuku terus?"

"AKU TIDAK MENARIK BAJUMU!"

"Lalu ini a-" Rendy tidak dapat melanjutkan perkataannya...

...saat melihat sepotong tangan tengah menarik bajunya!

"HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"


~'NoTitle'~ (Nggak tau harus ngasih judul apa, singkat banget soalnya... -w-/)

Berciuman di tengah hujan merupakan 'mimpi romantis' Adelia dari dulu.

Tapi ketika Ikyo melakukan itu padanya, mereka tidak tau kalau Alpha dan kameranya memotret semua kejadian itu.


Keesokan harinya, Ikyo langsung shock begitu melihat dia di-tag pada foto itu di Facebook.


~Amusement Park~

Teiron dan Lisa sedang berada di Amusement Park untuk refreshing sebentar.

Yah, walaupun Teiron sedikit lelah karena kejadian yang tidak mau diingatnya.

Entah karena apa, mereka berdua sedikit terpisah, walaupun nggak jauh-jauh banget sih. Salahkan para gadis yang mengerumuni Teiron tiba-tiba.

Teiron menengok ke arah Lisa yang dikerumuni laki-laki dan dia tidak suka itu.

"Wah, manis sekali~"

"Siapa namamu?"

"Apa nona bidadari sendirian? Mau kutemani?"

Begitulah pertanyaan yang terlontar dari mulut para pemuda di sana dan itu membuat Teiron merasa cemburu. Tanpa memperdulikan para gadis yang mengerumuninya, dia langsung menarik tangan Lisa dan membuat gadis itu jatuh ke pelukannya.

"Maaf ya, tapi bidadari ini sudah bersamaku!"

Lisa hanya merona mendengar perkataannya barusan.

Para pemuda dan gadis yang melihat itu hanya bisa kecewa dan meninggalkan mereka berdua.

"Errr, maaf…" Teiron melepaskan pelukannya dari Lisa yang hanya menggangguk sebagai jawaban dan mereka pun kembali ke tujuan awal untuk bersenang-senang.


Perhatian Teiron tertuju pada stand menembak dan langsung menarik Lisa menuju stand itu.

Setelah membayar, Teiron mencoba menembak ke arah target yang bergerak dan hanya berhasil mengenai sasaran lima kali yang berarti dia hanya mendapat gantungan kunci.

"Haaah, padahal aku sudah berusaha..."

Lisa hanya cekikikan dan mengambil giliran.

Semua orang yang berada di sana langsung cengo begitu melihat Lisa berhasil menembak semua sasaran tanpa meleset sedikitpun dan mendapat poin penuh yang berarti dia mendapat boneka berukuran jumbo.

"Hadiahnya untukmu saja, jadi pilihlah!"

"Be-benarkah?"

Lisa hanya mengangguk dan Teiron langsung nyengir lebar.

Bisa tebak apa yang dipilih Teiron?

Yup, boneka kucing berukuran jumbo.

Lisa hanya bisa sweatdrop melihatnya. "Kau ini..."

"Ngehehehe..." Teiron malah cengengesan.


~Martabak~

Thundy dan Emy sedang duduk-duduk di kedai martabak saat menunggu pesanan martabak cokelat-kacang yang baru tiba.

Potongan pertama diambil Emy dan potongan selanjutnya diambil Thundy.

"Hmm, enak juga..."

"Ya iyalah enak, makannya sambil liatin aku sih!"

Emy langsung nyangkut di tiang listrik terdekat.


~Tragedi Salah Minum~

"Sap, tumben adek lu yang ribut sama Tartagus! Biasanya Vience!" ujar Mathias saat melihat Daren sedang mengejar Tartagus dengan membawa senapan.

Saphire hanya menghela nafas. "Soal itu..."


-Flashback-

Setengah jam sebelumnya di ruang baca...

"Ini bukan air pipis kan?" tanya Daren sambil memperhatikan air di cangkirnya.

"Itu teh!" jawab Alexia agak risih.

"Dary masih tengsin sama kejadian itu?" tanya Saphire.

"Apaan sih?!" bantah Daren sewot.

"Terus kenapa situ masih suka parnoan?" tanya Saphire lagi dengan cengiran jahil.

"Memangnya kenapa?" tanya Maurice penasaran.

"Dulu waktu kami masih kecil, Dary pernah melakukan sesuatu yang memalukan!" jelas Saphire.

"Bisa diceritakan?" pinta Rendy sambil melipat tangan.

"Hey, itu kan rahasia!" seru Daren tidak terima.

"Oh, sudah saatnya dibocorkan~" sahut Saphire sambil nyengir nista. "Jadi begini ceritanya..."


-Flashback di dalam Flashback :V-

Tujuh tahun sebelumnya di kediaman keluarga Andreas...

"Aku haus!" kata Daren.

"Bentar dulu, ini kan lagi serunya!" balas Saphire yang lagi nonton 'How to Train Your Dragon'.

"Aku bikinin ya!" ujar seorang gadis berambut jingga twintail sambil berjalan ke dapur.

Beberapa menit kemudian, gadis itu datang membawa tiga gelas teh dan ikut menonton bersama kedua sepupunya. Dia menghabiskan minumannya dan meletakkan gelas di atas meja.

Tanpa mereka sadari, Tartagus datang dan pipis di gelas itu.

Daren yang masih haus segera mengambil gelas itu dan meminumnya tanpa bertanya.

"Lho, Dary, itu air siapa?" tanya gadis itu heran.

"Ini punyamu kan?" Daren malah nanya balik.

"Airku sudah habis!" balas gadis itu bingung.

"Terus itu air apa?" tanya Saphire yang juga bingung.

"Maaf, tadi aku pipis di situ!" kata Tartagus.

"JADI YANG KUMINUM TADI AIR PIPIS?!"

-Flashback di dalam Flashback End :V-


"NYAHAHAHAHAHAHAHA!"

Beberapa orang di ruang baca yang mendengar cerita barusan langsung ngakak gegulingan di lantai.

"Aduh, sakit perut..." gumam Alpha sambil memegangi perut. "Aku nggak nyangka kalau Daren minum air kencing!"

"Vience?" Maurice melirik si Dragon Rider di pojok ruangan.

"Pffffffft!" Vience menutup wajahnya dengan buku.

"Dia kenapa sih?" tanya Rendy bingung.

"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Vience langsung ngakak menggelegar.

"Tertawa di atas penderitaan adik sendiri..." gumam Alexia sweatdrop.

"AAAAARGH, RASAKAN RENTETAN KEMARAHANKU INI!" teriak Daren murka sambil mengeluarkan senapan plus dark aura super sadis.

"KABUUUUUUUUUUUUR!" jerit yang lainnya sambil kabur tunggang-langgang demi menyelamatkan diri dari hujan peluru Daren.

-Flashback End-


"Begitulah..." Saphire mengakhiri ceritanya sambil mijit kening.

Mathias langsung sweatdrop mendengar cerita aneh barusan.


~Mesra~

Ada sepasang sejoli yang sedang makan di ruang baca.

"Enak, tapi sejak kapan kau bisa memasak?" tanya Ikyo sambil mencicipi makanan buatan Adelia.

"Seorang wanita harus bisa memasak, jadi aku belajar memasak sejak kecil..." jawab Adelia santai.

Ikyo hanya manggut-manggut.


Tanpa disadari, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dengan berbagai tatapan. Ada yang memasang tatapan cemburu, tatapan 'pasangan suami-istri yang serasi', dan lain-lain.

Yah, seakan dunia milik berdua...

"Tidak baik mengumbar kemesraan di sini!"

Ikyo menengok ke belakang (dimana terdapat si pirang jabrik) dengan tatapan sinis. "Aku tidak terima dengan perkataanmu itu! Oh, dan lagipula, kami tidak sedang bermesraan, Kambing!"

Mathias menatap heran si rubah. "Maksudmu?"

"Kau sendiri juga mengumbar kemesraan dengan Kaichou kan?" tanya Ikyo sambil menunjuk gadis yang bersangkutan di sudut ruangan.

"Nej, aku tidak bermesraan dengannya!" bantah Mathias.

"Maaf ya... Dia memang seperti itu, Mathias-san..." lerai Adelia.


~'Ranjau'~

"Ranjau itu apa sih?" tanya Edward polos.

Salem langsung facepalm, sementara Edgar hanya menatap jijik adiknya.

"Masa kamu tidak tau sih? Sebenarnya itu cuma sebutan, aslinya bukan ranjau namanya..." jelas Salem agak risih.

"Memangnya apa yang kalian sembunyikan dariku?!" tanya Edward kesal.

Salem langsung ngumpet di belakang Edgar yang tetap tegar sambil menunjuk sepatu Edward. "Sebenarnya 'ranjau' yang dimaksud itu, ada di sepatumu..."

Edward langsung pucat dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan sepatunya yang sudah ternodai 'ranjau'.


~Mandi Pagi~

Mandi pagi di markas terkadang rada rusuh, apalagi kalau penghuninya lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Selain itu, ada aja kenistaan di sana.


Contohnya saja Edgar. Dia suka bawa koran ke kamar mandi, mandinya pun lama banget, pas keluar mukanya masih aja kucel dan sabun berkurang banyak entah kenapa.


Kemudian ada Arie yang entah gimana caranya bisa mandi cepet, belum lima menit udah selesai aja!

"Gile, nggak sampe lima menit!" ujar Alpha kagum.

Yah, sebenernya bagus juga sih!


Lain lagi dengan Saphire yang sebelum mandi malah selfie dulu sama peralatan mandinya.


Tapi masalahnya pagi ini Thundy ada janjian sama Revan dan kalau harus nungguin Saphire selesai mandi, entar yang ada dia malah telat dan keburu diuber-uber sama Alucard.

Alhasil, Thundy berniat melakukan sesuatu yang licik.

"KEBAKARAN, NGUNGSI!"

"Apa?! Kebakaran?!" Saphire langsung panik sambil keluar dari kamar mandi hanya pake handuk plus busa sampo di rambutnya.

"Lho, mana kebakaran?" tanya Saphire bingung dan tak menyadari kalau Thundy udah masuk kamar mandi.

"Noh, sate ayam di depan jalan kebakaran! Gue duluan ya!" balas Thundy di dalam kamar mandi.

"Grrrrr, sialan lu!" umpat Saphire geram karena ditipu.


~Yoyo~

"Yoyo itu mainan yang asik!" (Vience)

"Berarti Frére masih MKKB!" (Daren)


~Mimpi Teraneh~

Suatu hari, Tartagus sedang berhadapan dengan tiga gadis yang 'tidak asing': gadis berkacamata dengan rambut merah dikepang empat (dua di depan telinga dan dua di belakang kepala), gadis berambut beige dikepang satu ke belakang dengan helai rambut mencuat di puncak kepalanya, dan gadis berambut putih dengan aksen hewan di tubuhnya.

"Kalau aku berhasil mengalahkan kalian, kalian harus menjadi milikku!" seru Tartagus.

"Tidak akan!" balas si gadis merah. "Kami akan mengalahkanmu, karena kami adalah... POWER,"

"PUFF,"

"GIRLS!"

Ketiganya langsung berpose ala 'Power Puff Girls' yang sukses membuat Tartagus sweatdrop dan terjadilah pertempuran sengit di antara mereka.

Tapi semakin lama, Tartagus semakin terdesak dan langsung kabur tanpa memperhatikan jalan.

Alhasil, ketika mereka bertiga mengejarnya, dia tersandung batu sampai jatuh terjerembab dengan kepala menghantam tanah dan...


Tartagus tersentak dari tempat tidur dan melihat sekeliling dengan panik, kemudian menghela nafas lega karena mendapati kamar dan bukan tempat dimana dia bertarung melawan ketiga gadis itu.

Untungnya hanya mimpi buruk dan semoga saja hal itu tidak terjadi selamanya.


To Be Continue, bukan Top Baseball Company (?)...


Geez, terserah kalian mau bilang apa untuk yang satu ini... -w-/

Review! :D