Happy Reading! :D
Kejadian sebelumnya:
Vience sedang mendengarkan sebuah lagu di handphone via headset di koridor.
Mau tau lagu apa yang didengarnya?
"Despa-"
"ETA TERANGKANLAH~"
Tiba-tiba pas pengen nyanyi malah diganggu sama Mathias yang heboh sendiri sambil joget-joget nggak jelas, bahkan beberapa orang ikut joget juga, termasuk seseorang yang mirip Revan versi shota.
Wait, Revan versi shota?
Vience yang menyadari keberadaan anak itu langsung kaget. "KAU SIAPA?!"
Chapter 51: Hallo, Nigou!
"Aku Nigou!"
Bentar, kayaknya nama itu rada familiar deh...
Nigou...
Nigou...
Nigou...
Nigou...
Ni-
"GYAAAAAAAAAAH!"
Sudah kuduga...
Kalau berhubungan dengan apa yang ditakuti, otak Teiron yang paling cepat merespon.
Bahkan sekarang dia malah gelayutan di lampu gantung pula!
"Nigou-pyon, kau itu bukannya... Anjing Shiba Inu yang itu? Yang adeknya Hato-pyon?" tanya Giro memastikan.
Anak itu hanya mengangguk.
Webek, webek...
"WHAT THE?! DIA BENERAN NIGOU?! TAPI SEJAK KAPAN?!" pekik semua orang kaget.
"Errr, gimana ya?" Sepertinya Nigou bingung mau menjelaskan apa.
"Tapi ngomong-ngomong, kamu ngapain di sini?" tanya Alfred yang mulai angkat bicara.
"Cuma mau main aja!" balas Nigou singkat.
Setelah itu...
"Nyaw?" Tsuchi sedikit bingung melihat Nigou, entah siapa yang paling tinggi di antara mereka. (Antara Tsuchi sama Nigou tinggian siapa ya? Tsuchi tingginya 140 lho... :V a)
"Halo Tsuchi!"
"Nyaw, nyaw nyaw?"
"Kamu tidak tau ya? Aku Nigou!"
"Nyaaaaa..." Tsuchi mangut-mangut.
Dan kedua makhluk beda spesies itu terus mengobrol seharian.
Malam harinya...
"Oy kalian, besok kita balik ke markas!" seru Girl-chan.
"YEAAAAAAAAAAH!" sorak para cowok kegirangan.
Keesokan harinya...
"Seriously?" tanya Daren cengo.
"Membingungkan..." gumam Teiron.
"Bukan hanya kau yang bingung, tapi aku juga!" timpal Luthias.
"Oy BaKaichou, kau bilang hanya 'diperluas' kan?" tanya Alexia yang mendapat sebuah anggukan dari si ketua squad sebagai jawaban.
"Tapi kenapa..." tanya Saphire menggantung.
"Markas kita..." lanjut Maurice.
"DIROMBAK KAYAK GINIIIIII?!" pekik semua orang (kecuali Girl-chan, Ashley, Bibi Rilen, dan Grayson) shock.
Mungkin ini membingungkan, tapi akan kujelaskan!
Markas mereka yang awalnya hanya rumah biasa bertingkat dua malah berubah menjadi kastil besar tujuh tingkat.
Gimana nggak bingung tuh?
Si ketua squad segera menjauh dari kerumunan sebelum akhirnya...
"ROOOOOOSYYYYYYYYY! AKU BUTUH PENJELASAN!"
"Udahlah, pasrahin aja!" Thundy berusaha menenangkan si ketua squad yang tengah menjedukkan kepalanya ke pohon terdekat.
Ikyo yang sedang memeriksa kotak surat terlihat mengerutkan kening ketika melihat sekumpulan kertas. "Oy, Kaichou! Coba lihat ini!"
Gadis itu berhenti menjedukkan kepalanya dan menghampiri si rubah, kemudian mengambil kertas-kertas di tangannya.
"Ini..."
Beberapa orang lainnya segera mengerumuni gadis itu.
"Ternyata dia meninggalkan denah, setidaknya kita terselamatkan!" celetuk Mathias.
"Tapi ini, terlalu mewah... Aku lebih suka yang sederhana..."
Alpha menepuk punggung gadis itu. "Nikmati saja, jarang-jarang ada yang mau merombak sampai segitunya!"
Girl-chan hanya menghela nafas pasrah. "Ya udah deh..."
To Be Continue, bukan Tiang Bendera Camar (?)...
Au ah, yang penting lanjut! :V a
Review! :D
