Balas Review! :D
StrideRyuuki: Maaf, karena yang masuk squad cuma Hero yang kupunya di char, jadi mereka tidak kumasukkan ke situ... -w-/ Ngomong-ngomong, aku cuma main kalau ada duit plus nggak bisa main malem... *maklum, dia cewek yang dilarang keluar malem-malem!* Nah, udah lanjut! :D
RosyMiranto18: Bukannya aku pernah bilang kalau ada Ashley di markas selama proses ekspansi? Kurasa tidak ada yang menyadarinya mengingat dia itu hantu... -w-a
Yubi: "Di Game LS, cuma Anubis satu-satunya Dewa Mesir yang dijadikan Hero, Dewa Yunani yang jadi Hero ada Zeus dan Hades (katanya Poseidon juga sih, tapi sedang dibuat Developer-nya), kalau Dewa dari mitologi Nordic yang kutau ada Hero-nya cuma Valkyrie..."
Tumma: "Yah, agak sulit kalau harus menjelaskan tentang 'Gender Hero' di Game LS..." ._.a
Kurasa dia meminta bantuan orang lain untuk masalah itu... .w.a
Grayson: "Entahlah, koran di Citadel memang lain daripada yang lain, bahkan ada berita Event di Game LS jika kau beruntung menemukannya..."
Mathias: "Bukan Alfred yang 'itu', Alfred yang ini nama belakangnya Lanceford, rambutnya merah muda, dan di fic Reha Squad, dia itu Hero Lancer (tapi jangan disamakan dengan yang ada di Fate Series itu lho ya)..." =w="/
Thanks for Review! :D
I'mYaoiChan: Walaupun jarang dipakai juga harus sering dicuci lho... -w-/
Tumma: *berusaha nahan malu.*
Arie: "Setidaknya itu nggak separah beli ketoprak cuma makan lontongnya doang..." -w-"
Makasih Review-nya! :D
Happy Reading! :D
Chapter 52: Our New Homebase
Girl-chan dan delapan anggota inti (Teiron, Ikyo, Alpha, Thundy, Maurice, Mathias, Luthias, Giro) tengah mengamati dan mempelajari denah markas baru mereka, sementara anggota lainnya memilih beristirahat di luar.
"Jadi..." Gadis itu memperhatikan salah satu denah di tangannya. "Kita mulai dari halamannya. Di sisi barat daya ada kebun Jepang, di sisi tenggara ada tempat parkir (taruh saja motornya di situ), di sisi timur ada danau dengan sungai kecil yang mengalir ke bawah gedung hingga ke barat, di sisi barat ada jembatan di atas sungai kecil, di sisi barat laut ada kebun dengan berbagai macam komoditas, di sisi timur laut ada kandang (yang sepertinya cocok untuk Jeronium) dengan gudang di sebelahnya. Dua pintu di utara-selatan serta 6 tangga dengan 2 tangga di sisi utara-selatan dan 4 tangga di sisi barat-timur."
"Rumit..." komentar Giro, kemudian dia mengambil denah yang dipegang si ketua squad. "Di lantai satu ada kolam renang dengan jembatan di atasnya, fitting room, serta eskalator yang terhubung ke lantai dua."
"Eskalator? Kukira mereka pakai tangga!" timpal Teiron.
Gadis itu melipat tangan. "Aku tidak suka naik tangga! Bukannya aku pernah cerita sering gempor waktu masih sekolah karena letak kelasnya berada di lantai atas?"
"Oke..." Teiron mengalihkan pandangan pada kertas yang dipegangnya dan mengerutkan kening ketika melihat denah lantai dua yang lebih sederhana. "Lantai dua cuma balkon, tapi ada patung di tengahnya."
"Kalau nggak ada patung lain (entah itu patung si om kumis lele atau si om janggut panjang atau si om 'kecoak') di sana, sebaiknya kita buat saja patung Mathias jadi mermaid, terus pajang di situ buat hiburan gratis." usul Alpha yang langsung dijitak oleh orang yang bersangkutan. "Tapi ngomong-ngomong, coba lihat tanda yang ada! Kotak merah untuk naik, kotak biru untuk turun!"
"Lanjut ke lantai tiga!" Thundy membaca denah lantai tiga. "Dapur dan ruang makan di sebelah kiri, ruang tengah, kamar mandi di bagian selatan, serta perpustakaan dan juga gym di bagian ka- Tunggu sebentar! Untuk apa ada gym?!"
"Paling untuk mereka yang ingin mempertahankan bentuk otot..." Ikyo melirik Mathias dengan cengiran jahil.
Mathias memasang wajah masam. "Bentuk ototku ini alami, tau!"
"Lantai 4 dan 5 adalah ruang kamar. 49 kamar, 24 di lantai 4, 24 di lantai 5 ditambah... Presidential Suite?" Maurice memiringkan kepala membaca bagian terakhir.
"Kamar pribadi untuk Kaichou? Tapi kan-"
Girl-chan langsung membungkam mulut Teiron dengan tangannya. "Gue bisa beresin kamar sendiri, walaupun kurang rapi karena-"
"Mager!" sambung yang lainnya serentak.
"Ya udah sih!"
"Ada 4 kamar mandi di masing-masing dua lantai, tapi ada kamar mandi khusus di Presidential Suite." lanjut Maurice.
"Enak amat tuh kayaknya..." gumam Alpha sambil menunjuk kotak kecil di dekat kotak yang terdapat tulisan 'kantor'. "Dan kenapa ada teleporter-nya?"
"Entahlah..." Yang lainnya hanya angkat bahu.
"Lantai 6 ya..." Luthias melihat kertas yang dipegangnya. "Ruang kontrol, studio musik ("Emangnya kita mau nge-band?" tanya Mathias bingung. "Kalau ada pianonya mah gue mau..." timpal Giro.), fine art room, arcade room, ruang latihan, dan... Aku tidak mengerti kenapa harus ada ruang anak-anak di sini, emangnya ada anak-anak di antara kita ya?"
"Kalau Edward dan Tsuchi bisa dihitung sebagai 'anak-anak', kurasa iya..." gumam Ikyo datar.
"Lantai tujuh..." Alpha melihat denah lantai terakhir (sekaligus atap) di tangannya. "Sama sederhananya dengan lantai dua, tapi ini bisa dipakai untuk banyak kegiatan, jadi kurasa ini cocok jika kita malas liburan keluar rumah..."
"Sebaiknya kita semua keliling seluruh bagian, kemudian unpacking di lantai 5!" perintah gadis itu datar.
Setelah selesai keliling dan unpacking...
Hane otoshita datenshi wa, kegareta chigiri ni mi o yudanete, aishiatta kako de sae mo, sono te de keshisatte shimatta no~
"Ya?" Si ketua squad mengangkat panggilan yang masuk dan mendengarkan sambil mengangguk sesekali, tapi kemudian...
"Yang bener aja lu?!"
Dia mendengarkan lagi dan hanya bisa menghela nafas frustasi. "Terserah!"
Dan panggilan pun diputus secara sepihak.
"Kenapa?" tanya Luthias.
"Mereka mau pindah ke sini..."
"HAH?!"
"Ternyata markas mereka juga ikut direnovasi, tapi sama orang lain, bukan sama 'dia'..." jelas gadis itu datar.
Vience yang ngeliat sepupunya mesem-mesem sendiri langsung menjitak kepalanya. "Jangan kebanyakan modus lu entar, mentang-mentang pacar mau ke sini juga!"
"WHAT?! OGAH GUE KETEMU SAMA HANTU (Rendy dan Salem)/ANJING (Teiron)/BAPAK-BAPAK BERMULUT PEDAS (Alexia) ITU!" sembur empat orang nggak terima.
"Mumpung kamar di sini lumayan banyak, ya manfaatin aja deh!" balas si ketua squad seadanya. "Makanya itu aku bilang unpacking di kamar lantai 5 saja, jadi mereka tidur di kamar lantai 4 (biarpun entar keenakan karena ada hiburan kecil di sekitar kamarnya)!"
Thundy yang mendengar itu langsung merinding karena tidak bisa membayangkan keributan macam apa yang akan dibuat Emy jika Alucard ikutan pindah ke sini.
"Aku tidak tau dan tidak mau tau dengan apa yang akan terjadi jika dua squad nista di dunia Citadel bergabung dalam satu rumah..." komentar Edgar dengan wajah risih. "Walaupun masih ada yang waras, tapi tetap saja..."
Sepertinya mereka akan sangat sibuk untuk beberapa hari ke depan...
To Be Continue, bukan Terrible Big Construction (?)...
Yah, aku agak kurang pandai menjelaskan tentang denah markas baru (yang sedikit membingungkan untuk dibayangkan), jadinya nyolong sedikit deskripsi dari suatu 'tempat' aja deh... -w-a Kalau nggak sesuai ya maaf aja... -w-/
Bicara soal bagian 'Mathias jadi mermaid', cari aja fanart 'mermaid Denmark' di Google, tapi awas muntah ya! :V / *dilempar kapak.*
Review! :D
