Balas Review! :D

StrideRyuuki: Iya, ini udah lanjut kok! ^^"/

I'mYaoiChan: Lantai 3 saat kelas 6 SD serta kelas 7 dan 8, lantai 2 di kelas 9, dan lantai 4 di kelas 10, ugh... -w-a

Mathias: "Nej, jangan coba-coba!"

Yubi: "Yah, aku hanya ingin belajar tentang sejarahnya saja, tidak lebih..."

Kalau itu aku juga lupa bilang sih... .w.a Makasih Review-nya! :D

RosyMiranto18: Well, walaupun Hades di Game LS senjatanya berbeda dari yang kau pikirkan (Chain Sickle, info lebih lanjut silakan cari tau di website terpercaya), setidaknya itu pendapat yang bagus... ^^/

Luthias: "Aku tidak mengerti dengan apa yang dia tertawakan..." -w-' "Oh iya! Yubi, sepertinya kau lupa menyebut Skadi si dewa es, dia pernah dekat dengan Odin kan?" 'w'

Yubi: "Ah iya, benar juga! Terima kasih telah mengingatkanku!"

Luthias: "Illillu, artinya sama-sama!" :)

Mathias: "Tolong buatkan patung yang lebih bagus, gue nggak mau ada anak polos yang tercemar gara-gara melihat patung nista itu dipajang di sana! Coba patung yang lebih imut, Tsuchi pose cheerleader misalnya!" *dilempar batu bata sama Teiron yang nggak sengaja denger.*

Teiron: "Jangan dengerin, dia dilumuri kotoran kambing!"

Ashley: "Alfred-san pernah cerita kalau dia dulu anggota keluarga kerajaan yang dihukum dengan guillotine, karena itu lehernya selalu dijahit..."

Setauku Odin ada set gear-nya di game LS, tapi belum ada Hero-nya sih, entah kapan akan dibuat... 'w'a Tapi bicara soal Hero Viking... Sebenarnya ada sih, tapi... Aku bingung menjelaskannya... .w.a Thanks for Review! :D

Happy Reading! :D


Kejadian sebelumnya:

Hane otoshita datenshi wa, kegareta chigiri ni mi o yudanete, aishiatta kako de sae mo, sono te de keshisatte shimatta no~

"Ya?" Si ketua squad mengangkat panggilan yang masuk dan mendengarkan sambil mengangguk sesekali, tapi kemudian...

"Yang bener aja lu?!"

Dia mendengarkan lagi dan hanya bisa menghela nafas frustasi. "Terserah!"

Dan panggilan pun diputus secara sepihak.

"Kenapa?" tanya Luthias.

"Mereka mau pindah ke sini..."

"HAH?!"

"Ternyata markas mereka juga ikut direnovasi, tapi sama orang lain, bukan sama 'dia'..." jelas gadis itu datar.

Vience yang ngeliat sepupunya mesem-mesem sendiri langsung menjitak kepalanya. "Jangan kebanyakan modus lu entar, mentang-mentang pacar mau ke sini juga!"

"WHAT?! OGAH GUE KETEMU SAMA HANTU (Rendy dan Salem)/ANJING (Teiron)/BAPAK-BAPAK BERMULUT PEDAS (Alexia) ITU!" sembur empat orang nggak terima.

"Mumpung kamar di sini lumayan banyak, ya manfaatin aja deh!" balas si ketua squad seadanya. "Makanya itu aku bilang unpacking di kamar lantai 5 saja, jadi mereka tidur di kamar lantai 4 (biarpun entar keenakan karena ada hiburan kecil di sekitar kamarnya)!"

Thundy yang mendengar itu langsung merinding karena tidak bisa membayangkan keributan macam apa yang akan dibuat Emy jika Alucard ikutan pindah ke sini.

"Aku tidak tau dan tidak mau tau dengan apa yang akan terjadi jika dua squad nista di dunia Citadel bergabung dalam satu rumah..." komentar Edgar dengan wajah risih. "Walaupun masih ada yang waras, tapi tetap saja..."

Sepertinya mereka akan sangat sibuk untuk beberapa hari ke depan...


Chapter 53: Pengungsi dari Squad Sebelah


"Mereka akan datang siang ini... Setidaknya kita punya waktu untuk bersih-bersih sebelum mereka datang..." gumam Girl-chan yang baru datang ke ruang makan untuk ikut sarapan. "Tapi... Ini sup sayur siapa yang masak ya?"

"Entahlah, buatan Bibi Rilen tidak seenak ini, apalagi dia masih tidur karena kelelahan!" balas Teiron.

"Paman Grayson juga belum pernah masak sayuran sebelumnya..." timpal Maurice.

"Sepertinya aku tau..."

Sebagian orang langsung melirik Salem yang sepertinya mengenali sesuatu. "Buatan siapa?"

"Ini... Buatan Kak Naya..."

Edgar yang baru saja mencicipi sup sayur itu langsung tersedak.

"Selow aja, Gar, selow aja!" seru Mathias sambil menepuk punggung Edgar di sebelahnya.

"Mungkin dia baru tau kalau calon istrinya bisa masak..." gumam Tumma sambil nahan tawa.

"Ini airnya, Kak!" Edward menyodorkan air putih ke kakaknya.

Edgar meminum airnya dan mengatur nafas. "Se-serius?"

"Yap, dan yap... Soalnya aku sangat mengenali rasa ini..." balas Salem datar sambil melahap sup sayurnya.


Setelah itu...

"Lex, lu ngapain ngumpet di situ?" tanya Daren yang heran melihat Alexia ngumpet di dalam pot bunga.

"Dia masih trauma setelah kejadian di lomba memasak waktu itu..." jelas Vience risih.

Daren hanya sweatdrop mendengarnya.


Musket tak sengaja melihat Alpha main game dan menghampirinya. "Sedang main apa, dayo?"

"Persona!" jawab Alpha singkat.

"Tapi itu karakternya mirip Arie, dayo!"

"Bener juga ya, cocok tuh kalau Arie disuruh cosplay!"

"Daripada bicara soal Arie cosplay jadi Arisato, gue lebih suka nyari tau soal si kucing Morgana!" timpal Saphire yang muncul entah dari mana di sebelah Alpha.

"Tapi lebih parah lagi kalau Aniki cosplay jadi mermaid..."

Ketiganya melirik Luthias yang muncul entah sejak kapan dan memasang wajah datar di belakang mereka. "Mermaid?"

"Bayangin aja sendiri..." usul Luthias sambil berjalan pergi.

Mereka bertiga mulai membayangkan Mathias jadi mermaid, dan reaksinya...

Alpha mulai mual, Musket gagal paham, sementara Saphire malah menahan tawa.

"Gue mau ketawa takut dibantai, nggak ketawa percuma..." gumam Saphire sambil berusaha menahan tawa.


Giro menemukan sebuah paket di atas meja kamarnya dan membuka kotak itu, ternyata isinya sebuah biola dan sepucuk surat.


Halo, apa kabar?

Aku baik-baik saja kok, aku harap kau juga baik-baik saja di sana!

Ngomong-ngomong, kudengar kau masuk squad ya?

Selamat ya, kapan-kapan aku akan berkunjung!

Aku sengaja mengirim biolamu karena aku tau kau mudah bosan tanpa bermain biola!

Jaga dirimu, oke?


Surat itu telah menorehkan senyum kecil di wajahnya. "Schwester..."


Siangnya...

Ting tong!

"Ya?" Girl-chan membuka pintu dan memasang wajah datar ketika melihat kerumunan di depan sana. "Uwah! Mereka datang!"

"Halo! Kami datang untuk mengungsi sebentar ya!" sapa Reha sambil nyengir kuda.

"Ya, masuklah... Kalian pakai lantai empatnya ya!" balas Girl-chan datar.

"Oke, sankyuu! Yok semuanya!"


Beberapa menit kemudian...

"Mana yang namanya Alexia?!" teriak Takano sambil memainkan pisau peraknya.

"Emm..." Lucy melirik pot bunga tempat adiknya ngumpet.

"Oh, baiklah kalau begitu..."

Kemudian Takano menggunakan teknik jitu mencari orang: 'Sensor Guru Killer'.

"Hmm... Dimana kau, Koboi?" Takano men-scan setiap sudut ruangan, sampai akhirnya...

"Aha! Kau tak bisa lari dariku, Koboi! Sekarang waktunya kau belajar memasak dari dasar!" seru Takano sambil menarik kerah baju Alexia dan sang korban hanya bisa pasrah.

"Yang tabah ya, Otou-chan..." gumam Lucy prihatin dari kejauhan.

Mari kita doakan keselamatan jiwa Alexia yang diteror oleh Takano...


"Nyaw, nyaw nyaw!" ajak Tsuchi sambil menggendong Flore.

"Ayo!" balas Nigou.

Dan mereka berdua pergi tanpa pamit.


"Teiwoof~ Kita satu markas!" Hato berusaha menerjang Teiron yang sedang duduk di sofa, tapi gagal karena yang bersangkutan udah gelayutan duluan di lampu gantung. "Teiron, ayo turun! Kita main!"

"NGGAK MAU!"

"Dan terjadi la- Gyaaaaaaaah!"

Moku ikut loncat karena ada Kopen yang mengusel kakinya di sebelah.

"Waduh... Bisa gitu ya?" tanya beberapa orang yang melihat kejadian itu.

"Oy, turun!" seru Mathias sambil menyodok kedua EM itu dengan ujung gagang kapaknya.

"Usir anjing/kucing itu dulu, baru gue mau turun!" sembur mereka berdua.

"Kopen, sini!" perintah Luthias.

Kopen segera berjalan ke arah pemiliknya, kemudian Luthias menggendong kucing itu dan membawanya pergi.

"Aku nggak mau pergi sebelum main sama Teiwoof!"

"HUWAAAAAAAAAAAAAAAARGH!" Teiron mulai menjerit frustasi setelah mendengar Hato nggak mau pergi.

"Yang tabah ya, gue nggak bisa bantu soalnya..." hibur Moku prihatin.

Yah, kurasa ini akan semakin panjang...


"Eris, pinjem laptop do-"

GEDUBRAK!

"Hadeh, waktu itu Salem, sekarang Rendy..." gumam Eris sambil menghela nafas. "Kapan mereka bakalan ketok pintu dulu sebelum masuk ke kamar gue?"

Mau tau kenapa?

Karena dia baru mau menjahit benang di leher kakaknya yang kendor ketika disamperin Rendy yang langsung pingsan melihat Alfred.

Dasar penakut!


"Iris!"

"Tartagus!"

Terjadilah adegan menghampiri pasangan satu sama lain dengan background pantai saat sunset disertai musik romantis yang mengiringi suasana sampai mereka pelukan.

"Tartagus, aku senang kita bisa bersama!"

"Aku juga, Iris!"

"Anjrit, aura bunga macam apa ini!?" pekik Vience yang numpang lewat.

"WTF?! Iris, sama Tartagus, pacaran?!" tanya Lectro yang melongo melihat adegan itu.

Abaikan saja itu!


"Tuan Shocka, untukmu~" Alucard memberikan Thundy buket bunganya.

"Emm... Maka-sih..." Thundy berusaha untuk tidak blushing saat menerima bunga itu.

Aku tak mau tau dengan mereka, jadi biarkan saja!


"Well, yang penting sikap mereka belum ada yang keterlaluan!" kata Reha santai sambil menikmati teh buatan Yamagi.

"Yah, biarpun udah ada yang aneh, tapi masih standar sih..." balas Girl-chan datar.

"Mungkin mereka bakalan terbiasa nanti!"

Gadis itu menghela nafas panjang. "Aku harap juga begitu..."


To Be Continue, bukan The Busy Conference (?)...


Bodoh amat lha, yang penting lanjut... -w-/

Review! :D