Balas Review! :D
StrideRyuuki: Sayangnya dia nggak bakalan mau turun kalau udah berhadapan dengan anjing (bahkan makhluk setengah anjing sekalipun)... -w-/ Yah, ini sudah lanjut! :D
RosyMiranto18: Daripada itu, sepertinya aku akan memesan satu patung Morgana kucing saja... .w./
Luthias: "Maaf ya..." ._.
Yubi: "Tidak apa, aku juga masih harus belajar kok!" :)
Yah, aku juga baru nyadar sih... .w.a
Alexia: "Tunggu sampai aku bisa kabur dari bapak-bapak bermulut pedas itu!"
Giro: *menghela nafas.* "Agak sulit menjelaskan ini, tapi aku ini aslinya versi genderbend Author-pyon, dan kakakku (Garu) adalah versi lain dirinya..."
Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 54: Drabble Collections (Another OOC-ness)
Jika sebagian anggota Garuchan Squad jadi OOC, apa yang akan terjadi?
1. Saat Teiron tidak takut anjing... (Eh?)
Seperti yang kita ketahui, setiap kali Hato ingin memeluk Teiron, pasti anak berambut merah itu bakalan menghindar sambil jerit-jerit nggak karuan.
Tapi kali ini, suasananya sangat berbeda!
Sekarang coba kalian bayangkan Hato yang meluk Teiron...
Terus yang dipeluk bukannya takut, tapi malah menikmatinya...
Sekiranya itulah yang sedang dilihat Tumma saat ini.
"Aneh sekali... Tidak biasanya dia begitu..." gumam anak berkulit hijau itu bingung.
Kemudian muncullah seseorang di belakangnya. "Nyaw nyaw?"
"Oh, Tsuchi!" Tumma menyadari keberadaan si kucing. "Bisa ceritakan sejak kapan papamu begitu?"
"Nyaaa..."
-Flashback-
"Teiwoof~" Hato memeluk si anak berambut merah yang sedang mengambil buku di sebuah rak.
"Hmm?" Yang bersangkutan hanya diam saja dan merelakan diri dipeluk.
"Eh?" Hato yang merasa aneh melepaskan pelukannya. "Tidak biasanya woof!"
Teiron mengangkat alis. "Apanya yang tidak biasa?"
"Teiwoof biasanya sering teriak minta dilepaskan kalau kupeluk, tapi kok sekarang diam saja?" tanya Hato bingung. "Kamu bukan Mowoof (baca: Moku) kan?"
Anak itu hanya menggeleng.
"Lalu?"
"Tidak ada apa-apa, biasa saja tuh!"
Tiba-tiba dia kembali dipeluk Hato yang kegirangan.
"Akhirnya Teiwoof tidak takut padaku lagi~ Aku senang~"
"Iya iya, aku tau kau senang, tapi bisa tolong lepaskan?" pinta Teiron.
"Oh, baiklah!" Hato kembali melepaskan pelukannya.
Teiron menggaruk telinga Hato dan yang bersangkutan merasa keenakan.
"Ngh, enak sekali, woof! Yah, terus di situ! Woof!"
Hato semakin keenakan, sampai akhirnya dia mulai menjilati wajah anak berambut merah itu.
"Hey hey, sudah! Aduh, hentikan!"
Alhasil, Tsuchi dan seisi perpustakaan yang melihat kejadian itu hanya bisa melongo.
-Flashback End-
"Aku punya firasat kepalanya pasti terbentur..." gumam Tumma sedikit risih mengingat kejadian yang dulu pernah menimpa Thundy. (Referensi: Chapter 'Observation Diary'.)
2. Ketika Ikyo jadi manja ke Adelia... (Apaan ini?)
Alex sedikit bingung melihat Saphire dan Ethan yang mangap lebar karena sesuatu.
"Kalian kenapa?" tanya Alex sambil menepuk pundak Ethan.
Ethan hanya menunjuk alasan kenapa mereka mangap dan Alex yang melihatnya langsung ikutan mangap.
Pasalnya...
Adelia sedang ditempeli Ikyo yang memeluknya dengan manja.
Bentar...
ITU SERIUS IKYO KAN?!
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Alex.
"Aku juga tidak tau, dia udah kayak gitu dari tadi pagi!" balas Saphire datar.
Mari kita lihat dari sudut pandang pasangan sejoli itu!
"Errr, Kyo... Ayolah, aku merasa tidak nyaman..." pinta Adelia agak malu.
Si rubah yang masih manja malah memeluknya lebih erat. "Kenapa? Aku hanya ingin bersamamu sehari saja, Adel!"
Oke, sepertinya itu sudah cukup!
3. Kalau Thundy lebih milih Alucard... (Ini lebih apaan lagi?)
"Errr, Alu..."
"Ya, Tuan Shocka?"
"Mungkin ini agak aneh sih, tapi..."
"Tapi kenapa?"
"Kau boleh memilikiku!"
BRUUUUUUUUSH!
Suara semburan minuman menjadi backsound saat itu juga.
"Dia tidak bercanda kan?!" tanya Rone shock.
"Setauku dia tidak pernah bercanda..." balas Alpha datar.
"Kalau udah begini, pasti bakalan runyam..." gumam Revan was-was.
Dan sisanya silakan bayangkan sendiri!
4. Jika Salem tidak takut hantu... (Nah lho?)
"Ren, si Salem agak aneh deh hari ini!"
Rendy yang sedang mengelap pedangnya berhenti sejenak dan menatap Eris yang berada di sebelahnya. "Aneh kenapa?"
"Masa tadi disamperin Alfred diem aja? Biasanya sering pingsan kan?"
Rendy hanya memutar mata dan melanjutkan kegiatannya. "Iya juga sih..."
"Dan mau tau yang lebih aneh? Mereka malah ngobrol!"
Rendy langsung melirik Eris dengan tampang shock. "Masa sih?!"
"Noh, liat aja sendiri!" Eris nunjuk ke sudut ruangan dimana...
Alfred...
Dan Salem...
Tengah mengobrol...
Sambil minum teh?!
Rendy yang melihat itu hanya bisa jawdrop.
Cuma empat? Yah, begitulah... -w-/
Bonus:
Sesosok makhluk mungil terlihat berlarian di eskalator markas karena sesuatu.
Tapi begitu sampai di lantai dua, tiba-tiba makhluk itu berhenti dan terbaring dalam kondisi kesakitan.
Kemudian dia ditemukan oleh seseorang yang panik melihatnya sekarat.
'Jangan perdulikan aku yang akan mati dengan tenang, kau boleh merawat hewan lain setelah aku mati...'
Pesan terakhir itu membuat orang yang menemukannya merasa sangat terpukul ketika melihat makhluk mungil itu menghembuskan nafas terakhirnya.
To Be Continue, bukan Timtam Biskuit Cokelat (?)...
Entah kenapa aku rada geli bayanginnya, ya biarlah... :V /
Review! :D
