Balas Review! :D
I'mYaoiChan: Yah, nggak enak juga sih bawaannya... .w.a
Alexia: *merinding.*
Giro: "Oh begitu..." =w= *baru inget kalau dia salah ngomong.*
Rendy: "No way!" =_=
Salem: "Gue masih normal!" *angry react.*
Tumma: "Sepertinya aku belum siap merawat hewan lagi..." ._. "Tapi bicara soal rubah dan serigala, kami sudah punya mereka..." *nunjuk dua orang di pojokan.*
Ikyo dan Maurice: "Hah?" =A="
Tumma: *memalingkan wajah.* "Nggak ada apa-apa!"
Makasih Review-nya! :D
StrideRyuuki: Yah, gitu deh... .w.a Ini udah lanjut! ._./ *nih orang kapan bisa Review panjang ya?*
RosyMiranto18: Akan dijelaskan nanti...
Giro: "Bukan itu sih maksudnya..." ._.
Mathias: "Kurasa bukan ide bagus kalau mereka sampai ke sini..." .v.a
Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 56: Just Another Absurd Day
"Jadi namanya Raimundo?" tanya Reha ketika baru melihat Raimundo bersama Girl-chan.
"Haah!" Girl-chan mengangguk. "Walaupun baru datang dua hari yang lalu sih!"
"Ohayou, minna! Tebak siapa yang aku bawa?" sapa Harada bersama seseorang yang langsung dipelototi mereka semua.
"Oi, Jiji! Kau gila ya?!" bentak Takano.
"Tenang, tenang... Aku sudah menghilangkan seluruh ingatannya, jadi dia tidak akan ingat apapun." Harada melirik orang yang bersamanya. "Hei kau, kenalkan dirimu."
"Ah... Aku Vincent Alexander Jensen Mercer, Shadow Ranger... Umur 25 tahun... Sa-salam kenal..."
"Nah, Vincent, apa kau tau apa yang kau lakukan semalam?" tanya Harada.
"Emm... Aku hanya melakukan hal biasa, berkeliling kota di atap-atap karena aku menyukai olahraga parkour, dan aku selalu melakukannya setiap hari." jawab Vincent.
"Terserah..." balas Takano seadanya.
"Hei, kau mau bergabung dengan mereka kan? Bergabunglah! Mereka akan menerimamu kok!" usul Harada.
"A-aku akan menerima tawaran itu dengan senang hati."
"Walaupun begitu, aku punya firasat buruk untuk ini..." gumam Girl-chan risih.
Setelah itu...
"Jadi, Mundo, ada cerita yang ingin kau bagikan kepada kami?" tanya Arie sambil memangku Flore.
"Errr, gimana ya?" Raimundo menggaruk kepala. "Aku ini berasal dari Italy, ayahku dari Spanyol dan ibuku dari Monako! Kehidupanku normal-normal saja selama di sana, walaupun ada yang aneh juga sih! Misalnya bertemu seseorang yang anehnya tidak pernah bertambah tua!"
Mathias yang sedang minum milkshake dari kejauhan langsung pasang telinga.
"Gimana ceritanya?" tanya Maurice penasaran.
"Waktu aku berumur 10 tahun, aku bertemu seorang pria bernama Antonio. Dia orang yang baik sih, walaupun ada beberapa hal yang membuatku risih padanya."
"Terus?"
"Ketika aku bertemu lagi dengannya tujuh tahun kemudian saat liburan ke Spanyol, penampilannya masih sama seperti pertama bertemu! Ketika kutanyakan kenapa, dia malah bilang kalau makan tomat bisa bikin awet muda!"
Mathias langsung menyemburkan minumannya saat mendengar itu.
"Du idiot Spanien, hvorfor siger du det til ham?!" umpat si jabrik Denmark.
Luthias sedang berada di ruang kontrol karena bosan dan tengah melihat-lihat sambil makan lobak mentah layaknya kelinci makan wortel (?).
Tapi manik ungunya tertuju pada dua gadis pirang yang terlihat di depan pintu markas pada salah satu layar monitor CCTV.
"Faen! Ngapain dia ke sini?! Pake ngajak Faroe-chan pula!"
Di luar markas...
"Woah, tidak kusangka rumahnya bisa berubah jadi sebesar ini!" ujar Fiorel kagum.
Enara hanya mengeluarkan tawa khas-nya dan memencet bel pintu.
Ting tong!
Pintu terbuka dan...
"Ya?"
"Kyaaaaaaah!" Fiorel langsung loncat ke Enara karena kaget.
Oh tidak...
BRAK!
Tumma malah membanting pintu dan langsung kabur ke lantai atas sambil menangis sesegukan.
Semua orang yang melihat itu hanya bisa memasang tatapan 'Terjadi lagi!' dengan prihatin.
"Aku akan periksa siapa yang datang!" Mathias langsung pergi ke lantai bawah.
Begitu turun ke lantai dasar, dia melihat Enara sedang menasihati Fiorel.
"Kalian ngapain ke sini?"
"Ah, Boss Dan!" Enara baru menyadari keberadaan Mathias. "Tadi Faroe-chan kaget liat Tumma dan... Sisanya kau pasti tau sendiri kan?"
'Oh iya, dia kan belum pernah liat Tumma waktu 'hari besar' gara-gara tuh anak ngumpet di kamarnya!' batin Mathias yang baru ingat sesuatu.
Fiorel hanya menunduk takut. "Maaf Aniki..."
Mathias hanya menghela nafas. "Sudahlah... Ayo ke atas!"
"Ngomong-ngomong, bagaimana kalian bisa ke sini?"
"Soal itu..."
-Flashback-
Enara yang baru tiba di Torshavn setelah terbang dari Mariehamn mengetuk pintu rumah Fiorel.
Tok tok tok!
"Sebentar!"
Pintu pun dibuka oleh Froya Brunefår si personifikasi Torshavn. "Ada perlu apa ya?"
"Fiorel-nya ada?"
"Tunggu ya!" Froya masuk ke dalam. "Faroe-chan, Åland-nee nyari nih!"
"Iya iya!" Fiorel segera berlari ke arah pintu. "Ah, Enara-chan! Untuk apa kau ke sini?"
"Ini, aku mau ngajak kamu berkunjung ke tempat Boss Dan!"
"Wah, boleh-boleh! Kebetulan aku lagi kangen sama Aniki dan Greeny!"
"Ayo pergi!"
Dan mereka berdua segera menuju ke markas Garuchan Squad.
-Flashback End-
"Ngomong-ngomong, Greeny mana ya?" tanya Fiorel.
Mathias kembali menghela nafas. "Ngambek!"
"Ngambek kenapa?"
"Soal kasus 'itu' lagi..."
Di sisi lain, ada yang mengintip di balik tembok dan Mathias yang menyadari itu langsung memanggilnya. "Udah sini aja, Tum! Adek gue mau minta maaf tuh!"
Tumma mendekati mereka dengan ragu-ragu.
"Ma-maaf ya..." gumam Fiorel merasa bersalah.
"Yah, tidak apa-apa..." balas Tumma dengan senyum tipis.
"Baiklah, sepertinya aku harus segera cari dia! Semoga saja dia mau memaafkanku atas apa yang kulakukan padanya!" ujar Enara sambil berjalan pergi diikuti Fiorel.
Meanwhile...
"Lha, sepupu lu masih di sini? Gue kira udah pulang!" tanya Ikyo saat melihat Runa sedang bermain dengan Flore.
"Gue udah bilangin dia buat pulang, tapi orangnya malah ngotot mau nginep!" jawab Vience sambil mijit kening.
Kemudian Runa tak sengaja melihat Daren membawa bungkusan berwarna pink. "Dary, kamu abis ganti kela-"
"Bukan gitu maksudnya, coeg! Tadi gue disuruh beli pembalut sama si ketua rese itu!" bantah Daren sewot.
"Eh, bukannya ketua-nya si Re-" Tiba-tiba bahunya ditepuk Yamagi.
"Ketua asli di squad ini dia!" Yamagi menunjuk Girl-chan yang sedang menduduki Saphire di pojokan.
"Kalau dia ketua-nya, terus Reha itu-"
"Kami cuma numpang!" potong Yamagi lagi.
Runa hanya ber-'oh' ria.
Setelah itu...
"Karaoke yuk!"
"Nyanyi lagu apa yang buat berlima?"
Runa menyetel sebuah lagu dan begitu musiknya terdengar, keempat sepupunya sangat mengenali lagu itu dan mulai bersiap.
(All) get it... ah...
(Saphire) Me o samashite ima hora, kimi no naka nemuru monster
Sono kiba de kono kubisuji kamitsuite kite goran
(Vience) Kimi ga kimeta sono boudaa
Risei to iu merry go round
Hanpana omoi wa sutete fuminijitte goran
(Runa) Don't you wanna shoudou ni makase tako no kinchou kan
Tenazukete saa number one
(All) Subete o moyase burning
Koko kara all along the line, yeah
Kimi yo mukae saijoukai
Te ni ireta hajimari, shinku no monogatari
Your heart will be burnt
Hibana chirasu kodou, stand by now
get it... ah...
(Tartagus) Kimi ga iki o suru sekai
Me o sorashite iru daylight
Kawaita kokoro kosuri kogetsukasete mite goran
(Daren) Akaku yaketsuku kanjou I think it turns you on
Kimi no shiranai kimi ga sono chi o koku suru
more than now
(All) Subete o moyase burning
Kokoro omou mama ni, yeah
Kimi dake no soudaina LIVE
Sono me wa mou yokubari
Ojiketsuku nante fanii
Your heart will be burnt
Hibana chirasu kodou, stand by now
Tapi entah kenapa, musiknya malah berubah jadi lagu Nordic Five.
(Runa) "Oi, onee-chan ttsu yakusoku, mada hatasutenee beya!"
(Daren) "Nande ima sore? Imi wakannai, iwanai!"
(Vience) "In de ne?"
(Daren) "Chotto, Frère!"
(Saphire) "Ii naa, boku mo onii-chan tte yobarete mitai desu!"
(Tartagus) "Nanda omeera, maada sore yatten no ke?"
(Runa) "Onee-chan!"
(Daren) "Shiranai!"
(Runa) "Onee-chan!"
(Daren) "Iwanai!"
(Runa) "Okaa-chan!"
(Daren) "Imi wakannai!"
"Siapa yang ganti musiknya?!" pekik Daren emosi.
Enara malah tertawa dengan suara khas-nya dan mengganti kembali lagunya.
(Saphire and Daren) Aragatte unmei no slave
Ima tokihanatsu your flame
every time you burn
Sou what a yuukan
Omoikonde you can
(Tartagus and Vience) Sekai wa like a coaster
Abare mawaru monster you are
Saa ima sugu burning
(Runa) Don't you wanna yuiitsu muni no honshou kakushimotta
Kimi koso ga sou number one
(All) Hageshiku moyase burning
Koko kara all along the line, yeah
Kimi yo mukae saijoukai
Te ni ireta hajimari, shinku no monogatari
Your heart will be burnt
It goes just as you want
Subete o moyase burning
Taiyou no youna burning
Youen ni kuruoshiku moyu burning
Akaku senmeina burning
Kieru koto nai honoo
Kimi no honnou
get it... ah...
"Lain kali aku tidak akan mengizinkanmu ke sini lagi!" Mathias menatap tajam Enara yang nyengir.
Di sisi lain...
"Badmood lagi soal si entuh?" tanya Rendy begitu mendapati Salem meringkuk di pojok kebun dengan aura suram.
"Hm..."
Alfred mendatangi mereka. "Oi Salem, Vincent nanyain mata kakakmu tuh!"
"Oh tidak..." Wajah Rendy langsung memucat begitu melihat aura suram Salem yang semakin pekat.
Lemparan pisau langsung diarahkan ke Alfred yang berhasil menghindar.
Tapi lemparan itu malah menggores pipi Vincent yang segera mengeluarkan aura hitam. "BERANINYA KAU!"
Rendy langsung berlindung ke semak-semak terdekat.
"Nantang?" Salem mengeluarkan senjata.
Vincent teleport ke belakang Salem dan menodong lehernya dengan pisau. "Ya!"
"Geez..."
"Bisa tolong dihentikan?" pinta Naya yang entah sejak kapan sudah berada di situ.
"Dari mana dia muncul?" tanya Rendy agak kaget.
"Kebetulan kami lewat dan ngeliat mereka mau perang..." jelas Edgar yang nongol di dekat Rendy.
Vincent mendengus dan melepaskan Salem. "Baiklah... Kalau aku lagi mood, mungkin aku sudah menggorok lehernya duluan!"
"Maaf, adikku selalu begitu..." Naya membungkuk sopan.
"Yah, tak apa... Buat dia menjaga sikapnya, atau..."
"Vin..." Alucard datang sambil membawa Nyanko.
"Kucing~" Wajah dingin Vincent langsung berubah jadi senang ketika melihat kucing itu.
"Eh?" Rupanya dia baru sadar kalau sedang diperhatikan keempat orang lainnya. (Note: Vincent nggak tau kalau Naya bisa melihat juga 'dalam konteks lain'!)
"OMAE-TACHI!" Vincent kembali mengeluarkan dark aura, kemudian...
"Lupakan apa yang kalian lihat!" Dia melemparkan beberapa duri ke arah mereka.
Tapi untungnya mereka segera menghindari duri-duri itu.
"Kalau kalian, tidak melupakan yang tadi... Aku akan..."
Alucard yang melihat tanda bahaya segera memperingatkan mereka. "Run for your life!"
Sriiing!
Tiba-tiba tangan Vincent berubah menjadi pedang raksasa.
Salem dan Rendy segera kabur diikuti Edgar yang menggendong Naya demi menghindari Vincent yang mengejar mereka sambil tertawa jahat.
Pesan Moral untuk Hari Ini: Berhati-hatilah jika melihat orang yang kepribadiannya kejam ketika dia ketauan suka dengan hewan imut, dijamin nyawa kalianlah yang akan jadi taruhannya!
Di luar markas...
Thundy sedang ketiban sial karena diajak kencan oleh dua orang sekaligus dan sekarang sedang berada di sebuah restoran yang letaknya tidak jauh dari stasiun kereta.
Tapi mereka bertiga tidak tau kalau ada orang yang men-stalking dari kejauhan.
"Aku punya pertanyaan!" ujar Kazegami. "Kenapa orang-orang di squad-mu memanggil Musket dengan julukan 'Lucky Musketeer'? Maksudku, memangnya dia selalu beruntung ya?"
"Beruntung dalam konteks buruk..." jawab Elwa datar.
Kazegami mengangkat alis. "Buruk gimana?"
"Kau akan mengetahui hal itu jika melihatnya sendiri!"
Sementara orang yang dibicarakan sibuk mengusap hidungnya yang gatal dan berbalik sebentar.
"Haciuh!"
Bersamaan dengan bersin itu, tiba-tiba ada kereta yang anjlok dan jungkir balik di dekat restoran tempat mereka stalking.
"Waduh!" Kazegami langsung mangap begitu melihat apa yang terjadi.
Elwa yang ikut melihat itu malah sweatdrop. "Yah, dan karena itulah julukan tadi berasal..."
Mari kita lihat kejadian dari sudut pandang yang di-stalking.
"Kok bisa ada kecelakaan kereta ya?" tanya Alucard bingung.
'Jangan-jangan ada yang lagi stalking di sekitar sini, terus Musket diajak!' batin Thundy.
"Ayo pergi, kita tidak boleh berada lama-lama di sini!" ajak Elwa sambil berjalan pergi.
Kedua cowok yang bersamanya hanya mengangguk dan mengikuti gadis itu.
Bonus:
Salem dan Rendy sedang mengobrol dengan seorang pria berambut putih dengan kulit kecoklatan dan pakaian serba putih (kecuali kaos hitam) ketika berniat nonton pertandingan bola di sebuah stadion.
"Orang yang tidak punya rumah?"
"Tuna wisma!"
"Orang yang tidak bisa mendengar?"
"Tuna rungu!"
"Orang yang tidak bisa melihat?"
"Tuna netra!"
"Nah, kalau orang yang tidak punya pasangan disebut apa hayo?" tanya pria itu.
"Eh, tuna asmara bukan?" terka Salem.
"Bukan!" balas pria itu.
"Lha, terus apaan dong?" tanya Salem bingung.
"Tuna-sib namanya, bro!" jawab pria itu yang sukses membuat Salem tertohok.
'Waduh, gawat! Nggak ikut-ikutan ah, takut dibantai gue!' batin Rendy ketakutan.
"Zapp-san, ayolah! Udah mau mulai nih!" ajak seorang pemuda berambut kecoklatan dengan mata yang terpejam dan memakai baju biru-putih di belakang pria itu.
"Salem, jadi nontonnya kan?" tanya Naya yang baru datang dan melihat kedua orang di depannya. "Mereka siapa ya?"
To Be Continue, bukan Travel Bus Cat (?)...
Fun Fact:
1. Para Danish Family (kecuali Mathias, Luthias, dan Fiorel) sering manggil Enara dengan sebutan 'Åland-nee' (Ema, Mathilda, Aksel, Vinter, Froya) atau 'Ōran-chan' (Andersen, Margie, Victor).
2. Mereka nyanyi lagu 'Burning' dari Divine Diva. Entah kenapa pengen aja interupsi pake lagu Nordic, karena Runa dan Daren (bisa dikatakan) merupakan jelmaan NorIce. :V /
3. Bagian kecelakaan itu sumbernya dari episode 4 Kekkai Sensen, dimana si 'Lucky Abrams' bersin di bandara dan pesawatnya meledak. :V
4. Yang muncul di bagian bonus itu Zapp Renfro dan Leonardo Watch dari Kekkai Sensen.
Udah, itu aja! :V /
Review! :D
