Balas Review! :D
StrideRyuuki: Ahaha! :V Ini udah lanjut! :D
RosyMiranto18: Aku hanya mengingatkan untuk berhati-hati dengan 'ranjau' (baca: typo) yang bertebaran... .w./
Fiorel: "Køben-nii (København/Andersen) dari pengarang buku, Bon-nii (Bornholm/Victor) dari atlet bulutangkis, Zea-nee (Zealand/Margie, lengkapnya Margrethe) dari Ratu Denmark!"
Mathias: "Sayangnya Greeny masih ngambek dan nggak mau ngomong dulu untuk beberapa hari ke depan..." ._.
Itu singkatan dari 'Ōrando'... .w /
Raimundo: "Hmm, boleh juga... Perkenalan dengan scallop itu cukup menarik..." *dan ngomong-ngomong, umurnya sudah 20 tahun.*
Musket: *entah kenapa ombaknya malah kebelah jadi dua saat hampir menyentuh tubuhnya.* "Bukannya aku menolak, tapi... Walaupun aku bisa survive dari berbagai macam bencana yang kualami, sepertinya aku tidak akan bisa seberuntung itu dalam roulet atau semacamnya..." ._. *dia kalau lagi serius nggak pake suffix 'dayo'.*
Thanks for Review! :D
I'mYaoiChan: Yah, bisa dibilang 'Lucky Curse' Musket lebih 'parah' daripada keabadian Thundy... .w./
Tumma: "Aku tau bedanya kok, tapi..." ._.
Salem: "Sekali ogah tetap ogah!" =_=
Giro: *pundung di pojokan dengan aura suram sambil garuk-garuk tembok.* "KENAPA DIA MASIH DENDAM PADAKU?!"
Makasih Review-nya! :D
Happy Reading! :D
Chapter 57: Random Drabble Again
Yah, liat aja sendiri... -w-/
~Kencan?~
"Hey Ron!" panggil Alpha.
"Apa?" tanya Teiron.
"Mereka sedikit aneh belakangan ini..."
"Hah?"
"Apa benar mereka itu..." Alpha membisikkan sesuatu dan...
"Ahahahahahahahaha!"
Maurice dan Monika langsung menengok ke arah Teiron yang sedang tertawa di pojokan.
"Guys, tadi si bodoh Alpha itu bilang kalau kalian berdua ka-e-en-ce-a-en!"
"Diam kau!"
Webek, webek...
Seisi ruangan langsung mengheningkan cipta, kemudian...
"APA?!"
Sisanya silakan tebak sendiri!
~Tukar Peran~
Dulu sekali, sewaktu anggota Garuchan Squad masih belum sebanyak sekarang, Rendy dan Thundy pernah bertukar peran karena persamaan penampilan.
Pertama kita lihat Rendy di posisi Thundy.
"Hay Thun-kun, apa kabar?" sapa Emy sambil merangkul Rendy.
"Hmm... Yah, aku baik-baik saja..."
"Eh?!" Emy yang menyadari sesuatu langsung kaget dan mencengkeram bahu Rendy dengan wajah panik. "Kau pasti sedang sakit, Thun-kun! Apa ada yang salah denganmu?! Kemana kalimat 'Emy bodoh' yang sering kau ucapkan?!"
Rendy langsung bingung setengah mati.
Sementara Thundy di posisi Rendy...
"Errr, Rendy..." sapa Ashley.
Tapi begitu Thundy berbalik, Ashley langsung kaget. "Ah, apa? Dia bukan Rendy!"
"Apa itu peri-mu?"
"Eh, kau tidak takut padaku?"
Setelah itu...
"Kami berdua telah membentuk aliansi lho!" seru Ashley sambil melambaikan tangan.
Salem langsung menyemburkan minumannya karena shock mendengar berita barusan.
Soal aliansi itu cuma bercanda kok!
~Cookies~
"Kak, coba deh cookies-nya, enak lho~" kata Edward sambil menyodorkan sesuatu ke Edgar.
"Mana? Aa!" Dia membuka mulut dan memakannya. "Agak asin, dapet dari mana?"
Edward menunjuk ke pojokan. "Tuh, cookies-nya Flore!"
"..."
~Harmonis~
Tumma sedang asik mengelus Flore.
"Wah, kucing!" ujar Yubi yang melihat mereka.
"Lucu ya?"
"Cieee~ Bapak, ibu, dan anak harmonis sekali~" seru beberapa orang yang sukses membuat Tumma dan Yubi blushing, sementara Flore hanya bingung.
~Bersihin~
"Del, di pipimu ada cokelat tuh!" ujar Ikyo.
Adelia membersihkan pipinya dengan punggung tangan. "Udah hilang?"
'Itu malah nambah banyak!' batin Ikyo sambil mengambil tisu dan membersihkan pipi Adelia. "Sini aku aja yang bersihin!"
"Cieeee~ Mau dong jadi tisunya!"
Kedua orang itu langsung blushing berat karena diliatin seisi ruangan.
~Kick~
"Ih, si eneng cakep deh! Colek dikit ya!" Seorang pria di antrian belakang Naya mencolek lengannya.
Kretek kretek!
Tapi dia nggak tau kalau...
DUAAAAAK!
"NGGAK ADA YANG BOLEH NYENTUH KAKAK GUE! OTAK ISINYA SELANGKANGAN DOANG! MAKAN NIH!" pekik Salem sambil menendang pria itu.
"Maaf, adikku selalu begitu, ini uangnya." ujar Naya sambil menyerahkan sejumlah uang.
"O-oke..." balas si penjaga kasir sweatdrop.
Yang jadi pertanyaan, gimana caranya Naya bisa terbiasa dengan Salem yang kelewat overprotektif?
Hanya Tuhan dan Naya yang tau!
~Palsu~
"Ugh, pusing nih!" keluh Iris.
"Pusing kenapa?" tanya Tartagus.
"Zaman sekarang banyak yang palsu! Nasi palsu, air palsu, daging palsu, madu palsu, pokoknya semuanya dibikin palsu!" jelas Iris.
"Iya juga sih..." gumam Tartagus. "Tapi ada juga yang nggak palsu kok!"
"Apaan tuh?" tanya Iris bingung.
"Cintaku ke kamu~"
"Ih, gombal!"
Salem yang saat itu jadi pelayan langsung melambaikan tangan dengan muka ngenes. "Nggak kuat, nggak kuat, PHK saja saya pak!"
~Genangan~
"Awas genangan air!"
"Wah, iya!"
"Tau nggak kenapa genangan air dihindari?" tanya Salem.
"Nggak tau!" jawab Saphire.
"Karena kalau kena bisa membekas, kayak masa lalu!"
Tapi ujung-ujungnya Salem malah pundung dengan aura suram dan Saphire hanya bisa memberinya 'puk-puk'.
~Rakun~
"Jadi begini, semuanya berawal saat-"
"Tumma! Tumma!" panggil Yubi yang berlari ke arahnya. "Aku menemukan seekor rakun! Lihat! Lihat! Dia sangat manis dan aku ingin memberi nama dia Miorin! Tidakkah dia imut? Dia sangat imut kan?"
"Ya, Yubi..." Tumma meraba pipi Yubi yang memasang wajah imut. "Dia sangat, sangat imut..."
"Awwwwwww~"
Tumma langsung blushing berat. "Waaah! Kenapa aku bisa lupa kalau sedang berada di tengah kerumunan?!"
~Marin's Kitchen~
"Hari ini kita akan membuat menu diet dengan mentega!"
"Pertama, lelehkan beberapa potong mentega di atas api kecil, kemudian panggang potongan salmon!"
"Dan ketika hampir matang, tambahkan beberapa potong mentega segar! Saran dari para Norwegian: Jika kau menggunakan banyak mentega, bau-nya akan lebih baik dari sebelumnya!"
"Setelah dibiarkan mendidih, maka masakannya sudah jadi! Ada baiknya jika menambahkan minyak mentega sesuai selera!"
'Jadi itu menu makan malam kemarin...' batin Tumma dan Arie sambil menahan mual.
Bonus:
Di Party Room lantai 4, Musket sedang mencoba roulet dengan seseorang yang berkunjung.
"Lihat? Aku nggak pernah beruntung dalam permainan ini..."
"Jangan menyerah, nah sekarang coba lagi!"
"Baiklah..."
"Yo! Masih ingat scallop-nya?" sapa Raimundo.
"Tentu saja, setelah ini ya!" jawab Felicienne.
"Oke oke, lagipula aku tidak buru-buru kok!" balas Raimundo. "Tapi kelihatannya kau pesimis sekali ya, Musket!"
"Julukan 'Lucky Musketeer' tidak berlaku untuk permainan roulet!" Kemudian muncul aura hitam di tubuh Musket. "Aku bisa saja menembak kepalamu dari lantai tujuh ketika kau sedang keluar, walaupun tidak seakurat Alex!"
"Iya iya!" Raimundo menenangkan Musket yang sepertinya mulai frustasi dan berniat pergi. "Aku mau mengambil minuman dulu!"
To Be Continue, bukan Tanah Berbatu Corak (?)...
Terserah, terserah... :V /
Review! :D
