Balas Review! :D

RosyMiranto18: Yah, salam kenal... ^^/ Tapi yang kudengar di lagu itu, Aland Island disebutnya 'Ōrando shotō' lho... Sepertinya ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa dipercaya... .w.a

Mathias: "Aku juga tidak tau, sebaiknya biarkan saja Greeny dengan urusannya..." ._./

Ashley: "Sebenarnya bagian itu terinspirasi dari doujin 'Anko Uza Unlimited' dimana Norway dan Japan bertukar tempat, jadi bagian aliansi itu dianggap lelucon..."

Sebenarnya aku mau post penampilan 'Danish Family' (beserta biodata dan beberapa fun fact kalau bisa), tapi bingung mau post dimana (di album itu atau di kronologiku)... .w.a Thanks for Review! :D

I'mYaoiChan: Nggak juga sih, paling juga digampar... *sama aja!*

Edgar: "Cuma dijitak doang..."

Salem: *buang kotaknya karena punya firasat buruk.* "Tapi kalau sampe benjol dan orangnya nangis ya sama aja parahnya..." =w="

Ikyo: "Hah? Nggak usah segitunya juga kan?" =A=a

Makasih Review-nya! :D

Happy Reading! :D


Chapter 58: Drabble Collections (Secret)


Semua orang punya rahasia yang tak terduga. Mulai dari kisah cinta sesama jenis sampai ehemkecintaanVincentdengankucingehem yang diam-diam difoto dan dijadikan koleksi pribadi oleh 'seseorang'. *langsung kabur sebelum dibantai oleh yang bersangkutan.*

Mari kita lihat rahasia dari beberapa orang berikut ini!


1. Giro

"Ini siapa yang mainin musik jazz pake saxophone ya?" tanya Thundy bingung.

"Liatin yuk!" ajak Revan.

Ketika mereka mencari sampai ke lantai 7, rupanya...

"What the?! Giro?! Sejak kapan lu bisa main saxophone?" tanya Thundy rada shock.

"Udah lama sih..." jawab Giro datar.

DOEEEEEEEEEEENG!

GEDUBRAK!

Giro langsung pingsan begitu mendengar suara gong dari...

"Ups, maaf!" ujar Ethan watados.

Kedua orang itu langsung sweatdrop melihatnya.

Intinya, Giro bisa main saxophone dan punya Ligyrophobia.


2. Teiron

Ada apa dengan Teiron dan kacang?

Itulah pertanyaan yang sering muncul di pikiran beberapa orang ketika mendapati Teiron sering memakan cokelat tanpa kacang.


Rina yang penasaran memasukkan kacang yang diblender ke dalam cokelat buatannya untuk sekedar mencari tau.

"Hm, untukku?"

"Yah, begitulah..."

"Oh, makasih!"


Tapi begitu Teiron baru makan dua potong...

"Ugh..." Dia terlihat menggaruk lehernya.

"Kenapa?" tanya Karasuma bingung.

"Ada yang punya salep anti gatel?"

"Hah?"

Sebagian orang yang sedang main Uno langsung melirik mereka berdua.

"Buat apaan?" tanya Karasuma lagi.

Teiron masih garuk-garuk, kali ini bagian lengan. "Nggak usah dibahas deh! Ada yang punya nggak?"

"Nih!" Edgar melempar sebuah salep.

Teiron segera menangkapnya dan langsung pergi.

'Dia kenapa ya?' batin semua orang bingung.


Di perpustakaan...

"Kamu gatel-gatel kenapa sih? Alergi?" tanya Lisa sambil mengoleskan salep ke badan Teiron.

"Yah gitu deh..." jawab Teiron seadanya.

"Terakhir makan apaan?"

"Cokelat doang, nggak pake kacang kok!"

"Siapa yang ngasih?"

"Rina!"

Webek, webek...

"Tei-kun, tadi pas aku lihat di dapur, dia masukin kacang yang diblender ke dalam cokelatnya..." jelas Lisa datar.

"HAH?! PANTESAN!"

'Jadi dia alergi kacang?!' batin beberapa orang yang mengintip agak kaget.


Beberapa menit kemudian...

"Maaf Ron, kalau dari awal kamu ngasih tau kalau kamu alergi kacang, aku nggak bakalan lakuin itu!" seru Rina sambil memohon di depan Teiron yang manyun.

Sekarang kita sudah tau kenapa dia hanya makan cokelat tanpa kacang!


3. Alexia

Dibalik sosok yang payah dalam mengolah makanan tapi handal dalam menembak ehemdanjugamembuatdoujinehem, dia punya phobia yang... Bisa dibilang, cukup aneh.

Semuanya berawal saat sebagian anggota squad pergi ke kebun binatang.

"Jadi..." Grayson melihat denah kebun binatang. "Pertama kita menuju ke kandang burung, kemudian ke kandang reptil, terus berpisah ke kandang hewan-hewan lainnya, setelah itu berkumpul lagi di dekat kolam bebek!"

Andre sempat terheran-heran melihat Alexia yang gemetaran. "Kenapa Kak?"

"Ti-tidak ada apa-apa!" balas Alexia.

Emang sih baik-baik aja, tapi dari kakinya yang bergetar itu udah keliatan jelas kalau dia takut.


Kemudian rombongan itu berjalan ke tempat tujuan, walaupun sebelumnya sempat diwarnai sebuah insiden...

"Ini sebabnya kenapa aku nggak mau ikut! Siapapun tolong singkirkan mereka!" rengek Teiron di atas tiang lampu karena tidak mau berdekatan dengan Hato dan Nigou.

Bukannya menyuruh kedua makhluk yang dimaksud pergi duluan, mereka malah menurunkan Teiron dengan cara yang tidak elit.

"Hey Tei, tangkap!" Alpha melempar sebuah boneka ke arahnya.

Tapi bukan boneka biasa sih, soalnya...

"GYAAA! KOROMARU!"

Teiron langsung jatuh dan ditangkap Hato, kali ini dia hanya bisa pasrah dipeluk.

"Ehehe~" Alpha mengambil boneka itu dan memasang cengiran lebar.


Setelah lima belas menit...

Sekarang sebagian dari rombongan tengah duduk-duduk di dekat kandang singa.

Tiba-tiba terdengar dering dari handphone Mathias. "Ya?"

"Kalian liat Alexia nggak? Dia ngilang pas kita keluar dari kandang reptil!"

"Eh? Dia ngilang?!" tanya Mathias kaget. "Terus kenapa nggak telpon aja?"

"Tadinya kita juga mau nyaranin begitu, tapi HP-nya dipegang Lucy!"

Webek, webek...

"Ya udah deh, kita bantu cariin!" Mathias menutup panggilan dan melirik si ketua squad. "Gimana nih?"

"Kita mencar cari dia! Kalau nggak ketemu juga, kalian lapor petugas keamanan!" perintah gadis itu.

Mereka segera mencar ke segala arah.


Meanwhile...

"Sial! Gue pengen muter biar nggak masuk kandang reptil malah nyasar begini! Udah gitu HP gue sama Kak Lucy pula!" gerutu Alexia sambil minum jus jeruk yang dibelinya dari pedagang keliling dan bersender di dekat kandang gajah. "Setidaknya tungguin mereka di sini deh!"


Back to the group...

"Jangan-jangan phobia-nya kambuh lagi..."

Semua orang langsung melirik Lucy. "Phobia apa?"

"Errr, begini... Otou-chan itu... Phobia dengan reptil... Kecuali ular dan kura-kura..."

Webek, webek...

"Jangan bilang dia nyasar karena muter jalan biar nggak masuk kandang reptil!" seru Daren yang baru ngudeng. "Sap, pinjem Gyro Bomber lu!"

"Buat apaan?!" tanya Saphire kaget.

Daren langsung mengambil Gyro Bomber kakaknya (iya, serius! Saphire punya Gyro Bomber lho!), kemudian segera menggunakannya dan pergi.

"Mau ngapain dia?" tanya Red sweatdrop.

"Mau bombadir si Alexia paling!" jawab Saphire risih.

Reha langsung terbelalak. "What?! Cepat hentikan dia sebelum-"

"Terlambat!" Vience menunjuk ke arah langit dimana Daren sudah terbang tinggi meninggalkan mereka.


Dan benar saja, seisi kebun binatang langsung dibombadir dari udara sama Daren.

"Waks?!" Alexia langsung shock melihat apa yang terjadi.

"ALEXIIAAAAAAA!"

Yang bersangkutan langsung kabur menghindari bombadir tersebut.


4. Monika

Pada awal-awal kemunculannya di Garuchan Squad, dia pernah menyukai seseorang yang dikenal sebagai 'Serigala Berkacamata'.


"K-kau mau bawa aku kemana?" tanya Maurice rada gugup saat Monika tengah menariknya menuju atap markas.

"Ikut saja!"


Begitu sampai di atap markas, Maurice dipojokkan Monika di tembok dekat pintu dengan pose kabedon.

"A-ada apa?" Anak berambut abu-abu itu sedikit risih dan tidak berani mendongak untuk menatap wajah gadis ber-eyepatch yang lebih tinggi di depannya. (Note: Tinggi mereka cuma beda 12 senti.)

"Kau itu, pendek..." Tangan kanannya mengambil kacamata pemuda di depannya. "Dan juga berkacamata, tipe idaman..."

"Hah? Aku tidak mengerti!"

"Hm, baiklah..."

Kemudian manik biru itu terbelalak begitu bibir gadis itu bersentuhan dengan bibirnya.

"Tidak apa-apa jika kau tidak suka, aku tidak keberatan..." Monika memakaikan kembali kacamata anak itu dan menjauh.


Terkadang Maurice sedikit bersyukur first kiss-nya tidak diambil seorang pria, terutama setelah dia menjadi salah satu korban tragedi mabuknya Eudo.


5. Tsuchi

Ada dua hal yang bisa membuat kucing ini menjadi galak.

Pertama, dimandikan.

Kedua, orang yang takut kucing.


Bicara soal takut kucing, Moku pernah menjadi korban kegalakan Tsuchi.

"Ayolah, kau harus mandi!" seru Ikyo sambil menyeret Tsuchi ke kamar mandi.

"Nyaaaaaa!"


Ketika sampai di kamar mandi...

"Lho? Ini Moku kan? Teiron mana?" tanya Ikyo agak bingung ketika mendapati anak berambut merah yang memakai kaos lengan pendek di depannya tidak punya bekas luka cakar pada lengannya.

(Note: Masih ingat kan kalau Teiron punya bekas luka cakar saat memandikan Tsuchi yang masih jadi kucing dulu?)

"Disuruh bawa Hato jalan-jalan..." jawab Moku datar.

Ikyo hanya ber-'oh' ria.

"Nyaaaaaa!" Tsuchi masih berusaha melepaskan diri.

Mereka pun memasuki kamar mandi.


Moku sedikit gemetar sambil memegang sikat karena (entah kenapa) Tsuchi terlihat sedang menggeram marah padanya.

Ketika dia mencoba menyikat kepala si kucing...

"Nyaaaaaaa!"

KRAUK!

"AAAAAAAAAAAAH!"

"Tsuchi!"

Moku memegangi tangannya yang baru saja digigit dan Ikyo segera mengejar sang pelaku yang langsung kabur.


"Kyaaaaaaaah!" Para cewek langsung menjerit saat melihat Tsuchi lewat di depan mereka tanpa pakaian.


Setelah tragedi kucing kabur kemudian...

"Nah, selesai!" Frost menepuk tangannya setelah selesai membalut perban pada tangan Moku yang kena gigit.


Sementara itu...

"Nyaw..." Tsuchi menunduk takut di depan Teiron yang menatap marah padanya sambil melipat tangan.

"Lain kali jangan diulangi lagi!"

Kucing itu hanya mengangguk pelan dan 'papa'-nya mengelus kepalanya dengan lembut.


6. Arie

Tidak ada yang tau kalau diam-diam dia memiliki sisi kejam.


Misalnya:

"Alisa, gue heran deh! Yubi tuh kan cakep, langsing pula! Kok dia bisa pacaran sama Tumma sih?" tanya Primarin penasaran.

"Dia tuh ngeliatnya nggak dari penampilan, Marin!" jawab Alisa datar.

"Masa? Nggak mungkin cewek kayak dia suka sama ogre gadungan itu! Pasti ada maunya!"

"Mending lu tanya aja sama Arie, orangnya di belakang tuh!"

"Hah?"

Kretek kretek!

Kemudian aura hitam langsung menguar di belakang dan ternyata berasal dari...

"Tadi kau bilang Tumma itu apa barusan?!"

Arie yang menggertakkan tangan dengan senyum angker.

"Ti-tidak ada!" bantah Primarin yang udah ketakutan.

'Mampus dah gue!'


Beberapa menit kemudian...

"Errrr..." Tumma rada shock dengan apa yang dilihatnya. "Arie?"

"Ya, Tum-Tum?" tanya Arie dengan senyum watados.

"Kau sedang apa?"

"Latihan menembak!"

"Tapi kenapa harus dia yang jadi sasaran tembaknya?" Tumma menunjuk Primarin yang diikat di sebuah tiang dengan mulut dilakban.

"Tenang saja, dia tidak akan terbunuh kok! Aku jamin!" Arie kembali tersenyum watados sambil menyiapkan crossbow-nya.

Tumma hanya bisa sweatdrop mendengar itu.


Atau yang lebih parah seperti ini:

Tumma menunggu di tempat parkir karena Arie pergi ke toilet.

Tiba-tiba dia didatangi tiga orang preman yang segera mengerumuni dan memojokkannya. Salah satu dari mereka mencengkram lehernya dan mencekik anak itu.

"Lepaskan dia!"

Mereka menengok dan melihat Arie yang baru datang dengan aura hitam pekat, aksen iblis yang keluar, dan warna matanya yang semula abu-abu berubah jadi merah.

"Lepaskan dia atau kalian yang akan mati!"

Mereka segera melepaskan Tumma dan kabur begitu saja.

Arie menghilangkan aksennya dan menghampiri anak itu untuk membawanya pulang, tapi matanya yang masih merah melirik ke sudut lain dimana...

"Ma-maaf, kami janji tak akan beritahu siapa-siapa!"

Seorang pria berambut coklat jabrik dengan kunciran di belakang kepala dan seorang pria berambut hitam jabrik dengan eyepatch di mata kirinya berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Tidak apa-apa..." Warna mata Arie mulai kembali seperti semula, kemudian dia menunjuk motor di sudut terpencil. "Bisa bawakan motor di sudut sana ke markas kami?"

"Tentu saja, kebetulan kami mau mengunjungi saudara kami di sana!"

"Dan kalau ada yang bertanya aku kemana, bilang saja aku membawa temanku ke rumah sakit!" Arie memunculkan aksennya lagi dan menggendong Tumma, kemudian segera terbang meninggalkan mereka.


Setelah itu...

"Lho? Køben? Bornholm? Kenapa kalian yang bawa motornya? Kemana Arie?" tanya Mathias begitu mendapati kedua saudaranya yang membawa motor si ketua squad ke markas.

"Dia membawa temannya ke rumah sakit..." jawab Køben, alias Andersen, sambil memarkir motor itu.

"Memangnya ada apa dengan Tumma?"

Andersen menceritakan apa yang baru saja mereka lihat dan Mathias langsung kaget mendengar itu.

"Serius Aniki, kami tidak tau kalau dia itu iblis!" seru Victor agak ketakutan.

"Yah, aku juga baru tau kalau dia bisa sekejam itu..." gumam Mathias sambil menggaruk kepala.


7. Vience

Vience itu kekanakan. Serius, nggak pake bohong!


"Yeay! Ahahahaha!"

Sekarang dia tengah menaiki sebuah mainan bersama sepupu sablengnya, sampai...

"Ehem!"

Terlihat Rone yang menggulung lengan bajunya dengan aura hitam di depan mereka. "Gantian atau tampol?!"

Di sebelahnya ada Nigou yang merengek. "Tampol aja, entar kebiasaan!"

"Ma-maaf Rone, abisnya suka lupa umur sih..." gumam Vience ketakutan.


8. Tumma

Yah, kalau boleh jujur, sebenarnya dia lebih sering nangis dibandingkan semua ekspresi yang ada.

Tapi bukan berarti dia nggak bisa ekspresi lainnya sih.

Dia pernah marah secara langsung dua kali: Waktu menggerutu di depan Mathias dan waktu ngomelin cabe-cabean di tengah jalan.

Kalau ketawa sih juga pernah dua kali.

Pertama, waktu Edgar baru sadar kalau dia membanting pintu sampai pengaitnya nempel.

Dan yang kedua...

"Hey, coba lihat aku beli apa!" Raimundo memperlihatkan sebuah baju.

"Baju itu... Bukannya tren-nya udah lama lewat ya?" tanya Yubi.

"Emang, tapi lihat aja tuh! Aku juga beliin satu buat dia!" Raimundo menunjuk ke arah...

"Sweater ini punya desain yang menarik, makasih ya Mundo!" seru Arie yang memakai 'Virgin Killer Sweater' dan kaos hitam.

"Yah, kurasa kau harus memakainya tanpa kaos, Arie!" ujar Primarin dengan pose berpikir.

"Apa?" tanya Yubi agak shock dengan perkataan orang di sebelah kirinya, kemudian dia melirik Tumma yang menahan tawa di sebelah kanannya. "Tum, jangan ketawa deh kamu!"


Jadi intinya, dia hanya tertawa dengan hal yang menurut orang lain garing.

(Note: Ini sedikit terinspirasi dari fanart Persona 5 dimana Yusuke dibelikan 'VKS' sama Futaba dan dia memakai itu tanpa melepas bajunya... :V a)


9. Alpha

Selain dikenal sebagai 'gamer yang takut tikus', dia juga sering menjadi fotografer kelas kakap.

Taukah kalian kalau dia memotret banyak foto secara diam-diam untuk dijadikan koleksi pribadi?

Bahkan jika dibandingkan dengan Mathias dan Vience yang digabung menjadi satu, koleksi mereka masih belum bisa mengalahkannya sama sekali.


"Foto-fotonya banyak sekali!" ujar Yubi sambil melihat kumpulan foto milik Alpha.

"Yoi!" balas Alpha yang sibuk main Persona.

Yubi mengambil sebuah foto dan sedikit terheran-heran. "Ini, foto Lisa tiduran di bahu Teiron ya?"

Alpha mengalihkan pandangannya sebentar dari game dan melirik foto tadi. "Oh itu? Yah, sudah lama sekali!"

Yubi kembali melihat-lihat dan mendapati sebuah foto. "Ini siapa?"

Alpha memasang senyum miris disertai keringat dingin. "Wah, kalau yang ini mah jangan ditanya..."

Kemudian dia mengambil foto itu dan mengantonginya. "Ketauan orangnya bisa abis gue..."


Bonus:

Ting tong!

"Kiriman paket!"

"Ya?" Adelia membuka pintu.

"Ada Tuan Alucard?"

"Sebentar ya!" Adelia masuk ke dalam.


Kemudian beberapa menit setelahnya, Alucard muncul. "Ada apa?"

"Ini paket untuk anda, biola mahal dari pembuat terkenal."

"Sungguh?!" tanya Alucard sedikit terkejut.

"Ya." Tukang pos itu mengeluarkan sebuah dokumen. "Tanda tangan di sini."


Setelah menerima paket itu, Alucard membawanya dan membuka paket tadi. Dia mendapati sebuah biola beserta sebuah kertas.

"Hm?" Dia mengambil kertas itu dan membaca isinya. "Jadi Luthias yang membayar semua ini?"


Sementara yang bersangkutan...

"Luth, Mathias kenapa ya?" tanya Hans yang sedang berkunjung ketika mendapati kamar Mathias yang mengeluarkan aura suram disertai tulisan 'Gue bukan KAMBING, jangan disembelih!' di pintu kamarnya.

"Dia stress gara-gara dibercandain mau disembelih pada Idul Adha sama anak-anak Reha Squad..." jawab Luthias datar sambil makan Radish Cake yang dibawa Hans.

"Hoooh..." Hans langsung sweatdrop. "Oh iya, ngomong-ngomong, masih badmood?"

"Sedikit..."

"Memangnya ada apa sih? Enara bilang dia tidak tau apa yang membuatmu badmood selain troll-nya selama ini."

"Begini... Belakangan ini aku khawatir dengan kondisi di sana... Terakhir kali ada berita pencairan es karena global warming, aku terkena demam dan tidak bisa keluar rumah selama dua bulan..."


Ketika mereka jalan-jalan di lantai 3, tiba-tiba...

I knew you were trouble when you walked in

"Ada apa ini?" tanya Hans bingung.

Luthias hanya menunjuk ke ruang tengah yang sedang ada drama dimana Runa memegangi tangan Daren dari belakang. (Tuh cewek masih di sini?!)

So shame on me now

Flew me to places I'd never been

Now I'm lying on the cold hard ground

Ketika Daren jatuh berlutut, tiba-tiba Tartagus nongol sambil menjerit aneh. "Baaaaaaaa! Baaaaaaaa!"

Oh, oh, trouble, trouble, trouble

"Baaaaaaaa! Baaaaaaaa!"

Oh, oh, trouble, trouble, trouble

Kedua orang itu hanya bisa sweatdrop melihat apa yang terjadi.


To Be Continue, bukan Titan Bertolt Colossal (?)...


*ngakak guling-guling.* TBC macam apa itu? *ngakak lagi.*

Dan sekarang gue nggak kuat bayangin si Saos Tartar segila itu kayak video aslinya! *kembali ngakak.*

Ah sudahlah, setidaknya hanya ini yang bisa kubuat! -v-/

Review! :D