Balas Review! :D

RosyMiranto18: Yap! :V b

Luthias: "Yah..." ._.

Victor: "Ceritanya cukup panjang..."

Margie: "Boleh saja." :)

Mathilda: "Sedikit, aku paling suka dengan speedboat!"

Thanks for Review! :D

StrideRyuuki: Ahaha, yang jelas bukan mereka... ^^"

Tartagus: "Apa masalahnya?" 'w'a

Ini udah lanjut! :D

Happy Reading! :D


Chapter 76: Some Random Daily


"Bagaimana?" tanya si ketua Garuchan perihal masalah pergantian CCTV setelah insiden markas yang direntas.

"Yap, semuanya sudah diganti!" balas Aki.

Gadis itu menghela nafas. "Baguslah... Sebenarnya aku bisa mengerti kalau Warrend tidak bermaksud jahat, tapi... Ehm, maaf ya, agak keterlaluan..."

"Ja, merentas seluruh peralatan listrik dan jaringan handphone para penghuni markas adalah hal paling buruk yang pernah kita alami..." timpal Luthias yang mengangguk setuju.

Girl-chan menghampiri Warrend dan menepuk punggungnya. "Jangan khawatir! Aku tidak marah karena itu kok!"

Warrend hanya mengangguk dan pergi.

"Hey, aku melihat kepala apel berkacamata di sudut sini!" celetuk seorang gadis berambut jingga dengan kacamata dan jaket hijau yang sedang melihat salah satu monitor CCTV.

"Hmm, Futaba... Kalau Teiron mendengar itu, dia akan sangat emosi..." nasihat Girl-chan datar.

"Oh iya, apa mereka sudah menjemputku?" tanya Futaba.

Si ketua Garuchan itu memutar mata. "Hmm, kurasa..."


Di luar markas...

"Yap, di sini..." gumam seorang pria yang memberhentikan mobilnya di depan markas, kemudian dia turun bersama seorang pemuda berkacamata.


Back to Control Room...

"Sepertinya mereka sudah datang..." Luthias menunjuk salah satu monitor.

"Oke, aku akan turun!" Futaba segera keluar ruangan.

"Oh ya, aku juga harus pergi!" kata Aki yang ikut keluar.


Di garasi...

"Kalian tau nggak 'baby' itu apa?"

Mathias menyemburkan minumannya, Alpha kejedot bagian bawah motor yang diperbaikinya sampai mengalami benjol besar di kepalanya, sementara Zen hanya menatap Jean dengan tampang horror.

"Da-dari mana kamu dengar itu, Jean?" tanya Zen dengan wajah panik.

"Dari Saphire!"

"Kamu dihamili dia?" tanya Alpha sambil menyembul keluar dari bawah motor dan memegangi kepalanya yang benjol barusan.

"Dihami- Apa tadi?"

"Astaga Kambing! Jean, kamu harus aborsi sekarang juga!" pekik Mathias panik sambil mengguncangkan bahu Jean.

"Kalian lebay! Aku tanya ini karena tadi pagi Saphire mengigau sambil nyanyi-nyanyi 'I love you baby, and if it's quite alright, I missed you baby' kayak gitu sampai aku hafal! Terus saat disiram air, igauannya malah jadi 'baby, baby, baby, noooooo' gitu! Makanya, 'baby' itu siapa? Sampai bikin dia galau dalam tidurnya?"

Mathias, Alpha, dan Zen saling berpandangan satu sama lain.

Mereka mendapati sebuah fakta bahwa ternyata seorang Saphire Andreas merupakan mantan anak layangan.

'Gimana jelasinnya ya?' batin ketiganya bersamaan.


Di dapur...

Luthias hanya geleng-geleng kepala saat melihat Flore sedang dimarahi Ikyo karena memecahkan piring.

"Entah kenapa aku jadi teringat tragedi biola itu..." gumam Luthias sambil melipat tangan.

"Maksudnya?" tanya Ikyo yang nggak sengaja dengar.

"Hmm, jadi..."


-Flashback-

Alucard hanya menatap datar biola kesayangannya yang patah karena jatuh dari lantai tujuh (walaupun kesal campur sedih).

"Alucard-pyon, a-aku minta maaf! Serius, aku nggak sengaja! Ini gara-gara si Kampret itu!" ujar Giro sambil nunjuk Luthias.

"Hah, apa salahku?! Kau kan yang meronta-ronta, jadi aku lepaskan saja! Kau sendiri yang oleng!" bantah Luthias.

"Huff... Baiklah, yang terjadi biarlah terjadi." gumam Alucard merelakan biolanya.

"Emm... Mungkin aku bisa ganti rugi." ujar Giro.

"Yakin? Mau ganti rugi?" tanya Alucard sambil menghela nafas.

"Iya! Pake tabunganku kok!" jawab Giro yakin.

Alucard menyerahkan sebuah kertas ke Giro. "Itu harga biolanya, dibuat oleh pembuat terkenal dan dari kayu berkualitas tinggi."

Giro melihat isi kertas itu dan...

"HUAAAAAAAAAAAAARGH!"

"Gi-Giro?" Alucard langsung sweatdrop saat melihat Giro pingsan setelah teriak karena melihat kertas harga biolanya.

"Hei Alucard, memangnya ada apa dengan kertas itu?" tanya Luthias panik.

"Nggak ada apa-apa! Nih, liat aja sendiri!" Alucard menyerahkan kertasnya ke Luthias.

"Memangnya kenapa si- Serius nih harga biolanya!?" tanya Luthias kaget dan Alucard mengangguk. "Pantesan dia kaget!"

Mau tau harganya?

Harga biola Alucard adalah...

19 juta 780 ribu Peso (kalau dibuletin jadi 20 juta Peso).

Bayangin aja sendiri seberapa mahalnya.

-Flashback End-


"Ya gitu deh..." Luthias hanya menggaruk kepala. "Dan untungnya aku yang bantuin bayar ganti rugi..."

Ikyo hanya bisa sweatdrop.


Di perpustakaan...

"Tei, kamu tau ini nggak? Sekarang dia cantik banget lho~" Rai memperlihatkan dua foto seorang artis yang namanya Cleopatra 'lupa-nama-belakangnya' *plak!* dalam versi kecil dan dewasanya.

"Ah, apa dia yang nyanyi lagu ini?" Teiron mulai ancang-ancang nyanyi. "Aing mah teu nyaho, aing mah teu nyaho~ Erek kitu, erek kieu sumpahna ge da teu nyaho~"

Webek, webek...

"Pffffffft..."

Mau tau reaksi mereka yang mendengar nyanyian barusan?

"GYAHAHAHAHAHA!"

"PERUT GUE, PERUT GUE!"

"ADUH, PINGGANG GUE!"

"LAGU MACAM APA ITU?!"

"ITU MAH LAGU SUNDA!"

"HARUSNYA KAN ZUNEA ZUNEA TUH!"

"LAIN KALI BACA LIRIKNYA DONG!"

Wajah anak itu mulai memerah karena kesal dan...

"Kau serius melakukan itu pada mereka?" tanya Moku sweatdrop setelah melihat sebuah pemandangan tidak elit.

Kejadian selanjutnya bisa tebak sendiri...


Bonus:

Ada lima anak berkacamata memakai baju EM di ruang makan.

"Mau sepotong keju lagi, Teiron?" tawar Adelia sambil menyerahkan sepotong pizza.

"Terima kasih, Teiron!" balas Maurice.

"Butuh ruang untuk yang lain, Teiron?" tanya Elwa sambil menggeser sekardus pizza ke sebelah.

"Jangan perdulikan aku, Teiron!" jawab Emy.

"Kalian tau, Teirons. Harus kuakui..." ujar Giro. "Pakaian ini membuatku merasa... Tampan."

Tanpa dia sadari, Teiron sudah berada di belakangnya dengan wajah yang sulit dijelaskan dan yang lainnya hanya memasang wajah takut.


To Be Continue, bukan This Big Club (?)...


Ugh, kubingung gimana lanjutinnya... -w-a

Review! :D