Balas Review! :D
I'mYaoiChan: Oke... ._.
Rendy: "Yah, terima kasih..."
Makasih Review-nya! :D
StrideRyuuki: Nggak ada hubungannya sama gear... -w-" Bomat, pokoknya harus! *kelewat maksa saking keselnya.* Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Yah, hanya sekedar tugas pribadi... .w.
Mathias: "Aku ngumpet dari orang lain."
Luthias: *merasa tidak yakin.* "Bisa saja sih..." ._.
Rendy: "Sebenarnya itu cermin biasa, tidak lebih... Dan soal Persona, aku juga pernah baca info tentang Kei, tapi aku rasa bukan seperti itu yang kumaksud..." ._.
Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 107: RanDomination Time
Sudah dua bulan setelah pernikahan Ikyo dan Adelia, sekarang kita lihat apa yang sedang mereka lakukan di Mansion Keluarga Avelon.
"Kak, temenin ke rumah sakit." pinta Adelia.
"Buat apa, Del?" tanya Eira bingung.
Adelia sedikit bimbang. "A-aku akan jelaskan nanti..."
Setelah itu...
"Kyo sayang, aku punya kabar bagus untukmu." ujar Adelia setelah pulang dari rumah sakit.
"Apa itu?" tanya Ikyo penasaran.
Adelia menyodorkan sebuah kertas. "Coba baca ini."
Ikyo mengambil kertas itu dan membacanya, kemudian mengangkat alis dengan wajah bingung. "Positif? Apa itu berarti... Aku akan jadi ayah?"
Adelia mengangguk. "Ya... Kau senang kan?"
Ikyo tersenyum tipis dan memeluk istrinya. "Tentu saja, Adel sayang. Aku mencintaimu dan juga bayi kecil di perutmu nanti."
Adelia menaruh kepala di dada suaminya. "Aku lega kalau kau senang mendengarnya..."
Sementara di markas...
"Kyo sedang apa ya di sana?" tanya Vience sambil menopang dagu di meja makan.
Mathias yang mendengar itu nimbrung dari belakang. "Kangen?"
"Iyalah, abisnya udah dua bulan dia di sono!" balas Vience manyun.
Kriiiiiiiing!
Mathias berjalan menuju telepon dan mengangkat panggilan. "Halo?"
"Hay, kangen ya?"
"Iye, kite semua kangen! Tanya aja si Vience!"
"Siniin telponnya!" seru Vience yang segera menyambar gagang telepon. "Oy Kyo, kok nggak ngasih kabar sih?"
"Hahaha, maaf maaf. Tapi aku akan memberitahu kalian sesuatu yang penting. Dengarkan ya."
Vience meletakkan gagang telepon di atas meja dan menekan loudspeaker, kemudian mereka berdua mulai memasang telinga.
"Sebenarnya aku..."
"Hm?"
"Akan punya anak!"
"Hmm..."
TENG!
Kemudian pikiran mereka langsung connect bersamaan dengan suara oven di dekat mereka. *plak!*
"APAAAAAAAAAAAA?! CEPET BANGET ANJIR! KOK LU BISA NGALAHIN EDGAR SIH?!"
BRUUUUUUUSH!
Edgar yang ikutan kaget mendengar itu langsung menyemburkan kopi ke wajah Salem di sebelahnya.
Ada musang makan kecapi, musangnya dirawat tukang terapi. Kasihan Salem disembur kopi, yuk ngopi Kapal Api! :V *ditebas.* *jangan ngiklan!*
Bayangin aja! Edgar yang nikah duluan beberapa bulan, tapi malah Ikyo yang udah mau punya anak duluan setelah dua bulan nikah.
Gimana nggak kaget coba?
BRAK! BRUK! DAK! DOK! PLUOK! TOWEWEWEW!
Ikyo langsung menjauhkan telinga dari gagang telepon setelah mendengar suara keributan di seberang sana.
Sementara itu, Edgar sedang menepuk tangannya setelah menghajar Mathias dan Vience sampai babak belur plus kepala benjol. Salem (yang baru selesai membersihkan wajah dari bekas semburan kopi kakak iparnya) hanya bisa sweatdrop melihat kejadian itu.
"Halo? Halo? Yang barusan apaan sih?"
Edgar tak sengaja mendengar suara Ikyo dan melihat gagang telepon yang tergeletak, dia pun langsung mengangkatnya. "Nggak ada apa-apa kok, Kyo."
"Entah apa yang baru saja kau lakukan pada mereka, Gar, tapi aku bisa memaklumi reaksi lebay mereka..." gumam Ikyo sweatdrop. "Oh, aku sudahi dulu ya. Aku akan kembali besok untuk memberitahu yang lain, sampai jumpa."
Panggilan pun diputus.
"Memberitahu apa?" tanya Salem sambil menoel bekas benjolan di kepala Mathias.
Edgar angkat bahu. "Entahlah..."
Di ruang tengah...
"Hmm, enaknya ngajak siapa lagi ya? Kayaknya kalau cuma berdua nggak seru deh..." gumam Luthias sambil mikir.
"Asal jangan Vincent, gue udah trauma sama kejadian waktu itu..." gumam Teiron agak merinding.
-Flashback-
"Vincent, dipanggil ketua bentar tuh!" seru Rai sambil mengetok pintu kamar Vincent.
"Eh, pintunya kebuka nih." celetuk Pyro sambil membuka pintu.
Tapi kamar Vincent gelap dan hanya sebuah komputer yang menyala di pinggir ruangan.
"Eh, liat deh!" Teiron menunjuk monitor komputer yang ternyata nge-pause sebuah video.
"Coba puter video apa." pinta Maurice penasaran.
Rai meng-klik video itu dan ternyata sebuah video seekor kucing Scottish Fold berkaki depan pendek.
"Luna Rose~" ujar Teiron senang.
Tapi entah kenapa, mereka berempat merasakan sesuatu yang aneh, seperti ada yang menetes.
"Eh, ngerasain sesuatu nggak?" tanya Pyro.
"Kayak ada yang netes-netes dari atas gitu." gumam Maurice.
"Hmmm..." Rai melihat ke sebuah kertas yang bertuliskan 'tekan untuk kejutan dan lihat ke atas' beserta sebuah tombol.
Setelah dia memencet tombol itu, lampu menyala dan dia menengok ke atas. Tapi entah kenapa, dia langsung menekan lagi tombol itu dan membisikkan sesuatu ke teman-temannya.
"Hei... Lebih baik kita keluar... Dan jangan lihat ke atas ataupun nengok ke belakang." bisik Rai.
"Emangnya kenapa?" tanya Pyro.
"Ja-jangan aja deh." balas Rai yang berkeringat dingin.
Maurice sepertinya tau maksud Rai. "O-oke... Teiron, ayo keluar."
"Entar dulu ah!" tolak Teiron yang berakhir ditarik oleh ketiga orang lainnya.
Tapi ketika mereka berempat baru mau keluar, tiba-tiba seseorang menepuk pundak mereka berempat.
"Kalian... Sepertinya tau apa kelemahanku... Jadi, bersiaplah untuk menderita!"
"HYAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Dan keempat makhluk itu segera kabur dikejar-kejar Vincent yang sudah mengubah tangannya menjadi senjata.
"HEAAAAAAAAAAARGH!"
"AMPUNI KAMI, MERCER-SAMA!"
-Flashback End-
Luthias langsung merinding mendengar cerita itu. "Oke..."
Tapi setelah beberapa menit kemudian, dia langsung facepalm karena teringat sesuatu. "Ya ampun! Hampir lupa! Aku kan ada janji mau hang out dengan 'mereka'!"
Teiron ingin bertanya tentang 'mereka', tapi memutuskan untuk mengurungkannya. "Acara Catcon masih beberapa bulan lagi kan? Itu kan bisa nanti!"
"Iya juga sih..." Luthias segera berdiri. "Aku pergi dulu ya!"
"Hati-hati ya!" Teiron melambaikan tangan.
Luthias hanya mengangguk dan langsung pergi.
Di luar markas, terdapat dua tamu dari Phantom Thieves yang sedang melihat-lihat sekitar.
"Aku tidak menyangka kalau Morgana menjadi makhluk paling populer di squad ini..." gumam seorang pemuda berkacamata bernama Akira 'yang sudah diganti menjadi Ren Mamamiya' Kurusu (Morgana: "Kenapa nama tengah Joker dibuat seperti itu?" *sweatdrop.*) ketika melihat patung Morgana di lantai dua markas.
"Iya, aku juga takjub saat pertama kali ke sini..." timpal Futaba.
"Itu karena ketua kami suka kucing..." timpal Thundy di sebelah mereka. "Tapi kalau kalian mau tau, ada sedikit kejadian konyol soal patung..."
-Flashback-
"Semuanya, patungnya udah jadi nih!" seru Ethan sambil memperlihatkan patung yang masih ditutupi kain putih di halaman depan markas.
"Coba buka!" pinta Saphire.
"Oke! Bersiaplah!" Ethan membuka kain itu dan langsung nyengir. "Patung MerMat dan Cheerleader Hewan!"
Terlihat patung Mathias jadi mermaid beserta patung Tsuchi dan Nigou jadi cheerleader.
Saat melihat patung cheerleader itu, mereka semua terpana dengan keimutannya. Tapi ketika melihat patung MerMat, semua orang langsung menahan tawa mereka.
Sementara sang pembuat lagi ngakak sambil dikejar-kejar Mathias.
"ETHAAAAAAAAN!"
-Flashback End-
Mereka berdua (ditambah Morgana di dalam tas Akira) hanya bisa sweatdrop mendengar cerita itu.
Oke, abaikan mereka sejenak...
Di perpus...
"Kau serius tidak ingin menghidupkannya kembali seperti apa yang terjadi pada Alfred?" tanya Girl-chan sambil makan kentang goreng.
Rendy menggeleng. "Biarkan dia beristirahat dengan tenang. Lagipula makamnya tidak berada di kota ini. Tapi bicara soal Alfred..."
Mereka berdua melirik Alfred yang diam-diam meraba pantat Salem saat memperhatikan Chilla sibuk memilih buku-buku di rak buku.
'Ada yang salah dengan otaknya!' batin Girl-chan dan Rendy sweatdrop.
"Lebih baik aku kembali ke kamar dan tidur..." gumam Rendy sambil berjalan pergi.
Tapi ketika sampai di kamar, dia langsung terdiam begitu mendapati pemandangan mengejutkan di depan matanya.
"Hendry?"
Dia melihat roh saudara kembarnya sedang duduk di jendela sambil membaca buku.
To Be Continue, bukan Training Butterfly Cliffhanger (?)...
Au ah gelap, yang penting lanjut... -w-/
Oh ya, reaksi lebay Mathias dan Vience itu terinspirasi 'Kekkai Sensen and Beyond' episode sebelas bagian Leo shock setelah dengar adeknya mau nikah pas mereka lagi nelpon... (Ada salah satu screenshot di FB.) Tapi bedanya, kalau Leo sampe bikin kacau seisi tempat telpon, ini malah digebukin Edgar... :V a
Review! :D
