Happy Reading! :D
Kejadian sebelumnya:
"Lebih baik aku kembali ke kamar dan tidur..." gumam Rendy sambil berjalan pergi.
Ketika sampai di kamar, dia langsung terdiam begitu mendapati pemandangan mengejutkan di depan matanya.
"Hendry?"
Dia melihat roh saudara kembarnya sedang duduk di jendela sambil membaca buku.
Chapter 108: Guardian Spirit of Twin Brother
Hendry menyadari kedatangan Rendy dan tersenyum padanya. "Hay Rendy, lama tak jumpa!"
"Ba-bagaimana bisa kau-"
"Ceritanya panjang, tapi setidaknya aku senang bisa bertemu kau lagi!" Hendry mendekati saudaranya dan memeluknya dengan erat.
"Yah, aku juga senang bisa melihatmu lagi, Hendry..." Rendy melepaskan pelukan mereka. "Tapi tadi kau aneh deh! Kau kan sudah tidak punya mata, kok bisa baca buku?"
Hendry menggaruk kepalanya. "Ehehe, membaca tidak harus pakai mata kan?"
Rendy langsung sweatdrop mendengar itu. "Sepertinya kau sudah terkontaminasi oleh teman-temanku yang abnormal..."
Setelah itu...
"Hm?" Alfred sedikit terheran-heran melihat Hendry di belakang Rendy.
"Ada apa?" tanya Chilla bingung.
Dia menggeleng. "Tidak ada apa-apa."
"Aku merasa pria merah muda itu memperhatikanku..." gumam Hendry agak takut saat menyadari Alfred sempat melihatnya.
"Hendry, bagaimana bisa kau ke sini?" tanya Ashley yang menghampiri mereka.
"Hmm... Sebenarnya..."
-Flashback-
Di sebuah pemakaman yang jauh dari kota Citadel, seorang wanita berambut putih dengan pakaian berwarna coklat, tanduk hijau, dan sayap hitam-putih sedang menyelusuri setiap makam di sana.
Ketika sibuk menyelusuri, mata kuningnya tertuju pada sebuah makam. Dia pun mendekati makam itu, kemudian mengarahkan tangan kanannya ke depan makam sambil menggumamkan sesuatu.
Beberapa saat kemudian, muncul sekelebat asap di atas makam yang mulai membentuk sesosok pemuda dengan rambut perak dan mata tertutup.
"Untuk apa nona menghidupkanku?"
"Aku ingin kau menjadi roh pelindung untuk orang yang kau sayangi, hanya itu."
Dia sedikit terkejut. "Nona tau Rendy?"
"Aku tau dia dari salah satu bawahanku yang berteman dengannya, dia yang menjelaskan tentang saudaramu padaku. Jadi aku memutuskan untuk memberimu kesempatan kedua untuk melindunginya sekali lagi."
"A-aku tidak tau harus apa untuk berterima kasih..."
"Itu tidak perlu. Membantu kalian bertemu kembali adalah kepuasan tersendiri bagiku."
-Flashback End-
"Begitulah..."
"Emangnya roh pelindung dan hantu itu beda ya?" tanya Rendy bingung.
"Memang. Walaupun mirip, tapi mereka beda tipis." jawab Ashley. "Kalau boleh kuberitahu, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat roh pelindung."
Hendry tak sengaja teringat Alfred. "Pria merah muda yang tadi itu, hantu atau bukan?"
"Emang hantu sih..." jawab Rendy agak ngeri.
"Kau masih takut hantu ya?"
Rendy memalingkan wajah. "Ja-jangan ditanya..."
Hendry hanya tertawa kecil dan memeluk saudaranya dari belakang. "Hey tenanglah, aku akan selalu melindungimu."
Di sisi lain...
"Sebenarnya aku senang dan nyaman jika tidak ada 'dia', tapi entah kenapa aura-nya selalu terasa di sekitar sini..." gumam Luthias saat sedang hang out bersama Hans, Iselin, Stephan, Tanya (bukan 'tanda tanya' *oy!*), dan Edgar (Van Enzo) di RestoCafé.
Keesokan harinya...
"Katanya dia mau pulang, kok nggak keliatan?"
Vience yang sedang menunggu di depan pintu gerbang markas tak menyadari ada sesuatu di belakangnya dan ketika menengok...
"BAKEKOK!"
"GYAAAAAAAAH!"
Vience langsung pingsan di tempat setelah melihat sesosok makhluk berkepala labu.
Makhluk itu membuka kepala labunya dan ternyata itu Ikyo yang terkekeh ria.
Setelah itu...
"Lu ngagetin banget anjir, pake nongol dari belakang segala!" bentak Vience sebal.
Ikyo nyengir tanpa dosa. "Ya sori, gue pengen ngerjain lu dikit, hitung-hitung balas dendam pas kejadian musim dingin waktu itu..."
"Itu udah lama keles!"
"Lu kan tau sendiri dia tuh nggak bakalan lupa sama dendam lama..." timpal Edgar di belakang mereka.
"Bye bye~" Ikyo langsung kabur ke dalam markas dikejar-kejar Vience yang emosi.
"Ya elah..." Edgar hanya bisa sweatdrop melihat kelakuan mereka dan ikut masuk.
Kita kembali ke Rendy dan Hendry.
"Reha Squad?" tanya Hendry yang mengikuti kembarannya mengunjungi squad sebelah.
"Yah, kami berteman baik sejauh ini. Dan percaya atau tidak, hantu yang kemarin itu salah satu dari mereka." jelas Rendy sambil membuka pintu gerbang.
Begitu memasuki perkarangan, mereka disambut dengan lemparan bola yang mengenai wajah Rendy.
"Eh goblok, bolanya kena Rendy!"
"Sorry Ren, kita lagi main dodge ball soalnya!"
"Dodge ball?!" Tiba-tiba Hendry jadi antusias.
Rendy hanya menghela nafas. "Hendry, walaupun kau atlet dodge ball, tapi tidak ada yang bisa melihatmu lho, kecuali-"
"Ren, lu bawa siapa sih?"
"Eudo..." Rendy langsung melirik sang penanya dengan wajah suram.
Eudo yang melihat itu langsung gelagapan. "Gue cuma nanya anjir!"
"Hah?" Semua anggota cowok Reha (selain Eudo) di sana langsung kebingungan. "Perasaan tadi dia sendiri deh!"
"Eu, sini gue kasih tau sesuatu..." Rendy menghampiri Eudo dan memintanya mendekatkan telinga.
"CUMA LU SAMA ALFRED YANG BISA LIAT KEMBARAN GUE, GEBLEK!"
"Kuping gue pengang anjir!" Eudo memegangi telinganya yang menjadi korban teriakan Rendy.
"Hendry, ayo masuk! Abaikan saja mereka!" ajak Rendy sambil berjalan pergi diikuti Hendry yang kebingungan.
Yang lainnya juga ikut kebingungan dengan kejadian barusan.
"Eu, tadi Rendy bilang apa barusan?" tanya Lectro.
Eudo menatap mereka semua dengan wajah horror. "Dia punya kembaran yang cuma bisa diliat sama gue dan Alfred doang..."
Webek, webek...
"WHAT?! KEMBARAN?!"
"Kak, kok nggak cerita sih?" tanya Eris ke Alfred yang dari tadi diam saja.
"Sebenarnya aku ingin beritahu kalian, tapi karena aku merasa kalian nggak bakalan percaya, jadi aku diam saja melihat kembaran Rendy sejak kemarin..." jawab Alfred datar.
"Kau melihat kembarannya sejak kemarin?"
Alfred mengangguk. "Ya, waktu di perpustakaan markas mereka..."
Di dalam markas Reha...
"Halo Yuki." sapa Rendy.
"Oh Rendy, tumben sendiri." balas Yuki.
Rendy menggeleng. "Aku bawa kembaranku."
Yuki langsung bingung. "Kembaran?"
Rendy menunjuk Hendry yang sedang adu tatapan dengan Shiki.
"Kau siapa ya?" tanya Shiki cuek.
"Kau tidak cerita kalau kau punya kembaran."
"Ehmm... Sebenarnya..."
Rendy mulai menceritakan masa lalunya dan menjelaskan bagaimana cara Hendry bisa hidup kembali.
Back to Garuchan...
"Kyo, si Adel mana? Kok nggak bareng?" tanya Emy setelah mendapati Ikyo balik ke markas sendirian tanpa Adelia di sisinya.
"Dia mau tinggal dulu di rumahnya sampai bayinya lahir..." jawab Ikyo seadanya.
Webek, webek...
"HUAPAAAAAAAAAAAAAAAAH?!" teriak Emy menggelegar sampai membuat seisi markas menengok ke arah mereka. "ADELIA HAMIL?!"
Ikyo hanya mengangguk.
"EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEH?!"
Dan Chapter ini berakhir dengan kehebohan massal karena kabar kehamilan Adelia.
To Be Continue, bukan Ten Britain Cross (?)...
Yah, jangan tanya aja... .w./
Kalau kalian mau tau, pakaian Hendry di sini gear Ghost Rare yang bajunya bikin melayang di drop zone dan mahkota yang bikin nggak bisa di-hit. (Cuma punya dua itu doang, entah kayak gimana trinket-nya. *plak!*)
Review! :D
