Balas Review! :D

JustReha: Absurd ya?

Tartagus: *menelan ludah.*

Thundy: "Flore yang memintaku melakukannya dan aku tak bisa menolaknya!"

Makasih Review-nya.

StrideRyuuki: Terserah. -w-' Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Sebenarnya referensi yang ku-share itu baru satu bagian dan yang lainnya ada di FP-nya, cuma aku nggak bisa share lengkapnya... 'w'/

Tumma: "Ra-ha-si-a."

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 137: Minty Kitty Dating


"Stalking Tsuchi?" Thundy mengangkat alis setelah mendengar ajakan Tumma.

Tumma melipat tangan. "Kau tidak penasaran seperti apa gadis yang disukainya?"

"Dia suka seseorang? Aku baru tau!"

"Makanya itu aku ingin mencari tau!"

Thundy berpikir sejenak. "Baiklah, aku ikut. Oh iya, tuh bocah kemana ya?"

"Katanya makan dulu."

"Samperin aja yok!"

Thundy dan Tumma segera mencari Teiron.


Dan ternyata yang bersangkutan lagi makan banyak kue di kamarnya.

"Mein Gott! Dapet makanan sebanyak itu dari mana?!" tanya Thundy kaget.

"Pasti dari tugas yang kemaren." terka Tumma.

Thundy semakin bingung. "Tugas? Tugas apaan?"

Teiron menghela nafas. "Soal itu..."


-Flashback-

"Ah, sudah kembali." ujar Red setelah melihat Teiron datang bersama Richard dan Fuyu.

"I-iya." Teiron langsung melepaskan Richard dan Fuyu yang sudah tak sabar untuk mendekati Red.

Begitu dilepaskan, mereka langsung lari dan melompat ke pangkuan Red, kemudian menjilati wajahnya.

"Ahahahaha... Sudah-sudah, bagaimana barusan?" tanya Red pada Fuyu dan Richard.

"Woof, woof." jawab mereka berdua.

"Teira?"

"Di-dia adikku, Red." jelas Teiron singkat.

"Adikmu?" tanya Red bingung. "Aku tidak tau kalau kau punya adik."

"Yah, aku belum cerita saja padamu." balas Teiron datar. "Ya udah ya, aku ka-"

"Udah Ron, lu ajak mereka jalan-jalan aja, sisanya biar gue yang urus." potong Red sambil mengangkat Richard dan Fuyu di gendongannya. "Gue tau lu nggak tahan sama mereka, ya udah gue potong aja tugas lu."

"Eh? Makasih Red. Ya udah gue pulang-"

"Bentar, tunggu di situ." Red masuk ke dalam sebentar dan ketika kembali, dia membawa beberapa kantong makanan dan sebuah tas. "Nih, bayaran lu hari ini. Maaf ya cupcake-nya gue bekuin di kulkas, entar diangetin pake microwave aja."

"Wah, makasih Red." Teiron menerima kantong itu dan ketika dia memegang tasnya...

"Kok pan-" Teiron membuka tasnya dan menemukan beberapa waffle beserta kue kecil lainnya.

"Itu dibagi-bagi, soalnya bibi lu bilang suruh ngurangin makanan manis, jadi krim waffle-nya gue bikin agak tawar karena gulanya sedikit dan es krimnya pake susu rendah gula."

"Ya, makasih ya Red." Teiron langsung berlari sambil melompat-lompat kecil saat keluar dari markas Reha.

-Flashback End-


"Enak amat ya..." gumam Thundy speechless.

"Kudengar kau dan Teira itu kembar, tapi kok nggak mirip ya?" tanya Tumma dengan pose berpikir.

"Yah, sebenarnya kami cuma beda sepuluh menit sih lahirnya, hanya saja kami tidak begitu mirip karena kembar franteral..." jelas Teiron sambil menggaruk pipi.


Di sisi lain...

Kriiieet!

Vience melirik siapa yang membuka pintu. "Bagaimana?"

Tartagus yang baru pulang langsung duduk dan menaruh kepala di atas meja. "Dua minggu..."

"Dua minggu untuk persiapan nikah?" tanya Vience.

"Ya." balas Tartagus lesu.

Vience hanya geleng-geleng kepala.


Keesokan harinya, Tsuchi berniat menemui Marinka di taman kota. Dia tidak menyadari kalau ada tiga orang yang mengikutinya.

"Wah, sudah datang!" Marinka melompat turun dari pohon saat melihat Tsuchi menghampiri. "Ayo jalan-jalan!"

Dia hanya mengangguk, kemudian mereka berjalan pergi sambil bergandengan tangan.


"Jadi dia orangnya? Imut juga!"

"Ya, ayo ikuti terus!"


Sementara di markas...

Alpha merenggut sebal.

"Kenapa?"

"Botol bekas gue hilang digondol tikus, padahal itu buat bantuin tugas sekolah Flore." (Akai: "Memangnya tugas sekolah apa yang melibatkan botol bekas?"/Mathias: "Silakan pikirkan sendiri.")

"Itu masih mendingan, daripada Salem yang kemaren pulang-pulang kehujanan terus sendal hilang satu gara-gara hanyut kebawa banjir di depan warnet."

Salem langsung menatap tajam Saphire karena mengumbar aibnya.

"Ehehe..." Saphire malah cengengesan.


Back to Tsuchi...

"Kau ingin tau bagaimana aku bisa seperti ini?"

Tsuchi mengangguk.

"Jadi, begini... Saat aku sekarat setelah diserang serigala dan hampir mati, ada seseorang yang menolongku. Dia menyatukan jiwaku ke dalam tubuhnya supaya aku bisa tetap hidup. Jiwanya menghilang setelah jiwaku menyatu dengan tubuhnya, tapi beberapa ingatannya masih berada di memoriku."


'Kok sedih ya?' batin ketiga stalker itu.

Seekor capung terbang di dekat mereka dan hinggap di atas hidung Tumma sampai yang bersangkutan merasa ingin bersin.


"Oh iya, aku boleh ke rumahmu nggak?" tanya Marinka antusias.

"Nyaa..." Tsuchi berpikir sejenak, kemudian mengangguk. "Nyaw!"

"Yeay!"

"HACIUH!"

GUBRAK! GABRUK! TOWEWEWEW!

Please Stand By.


"Nyaw nyaw nyaw?" tanya Tsuchi.

"Kami hanya penasaran dengan... Dia." Thundy menunjuk Marinka.

Marinka memiringkan kepala. "Memangnya ada apa denganku?"

"Kalian saling suka ya?" tanya Tumma to the point.

Tsuchi memalingkan wajah. "Nyaaa..."


Kemudian...

"Wah, megah sekali! Seperti istana!"

"Yah, kau bisa katakan itu pada pembuatnya."

Ketika mereka berlima baru tiba di markas, ada sebuah mobil yang berhenti dari arah berlawanan. Pintu mobil pun terbuka dan dua orang penumpang turun dari dalam mobil itu.

"Kita beruntung ya! Baru sampai orangnya sudah tiba!" celetuk gadis berambut pink.

"Mereka siapa ya?" tanya Marinka.

"Yang rambut pink itu Natsuko, kalau yang satu lagi temannya, tapi aku nggak tau namanya karena baru lihat." jelas Teiron.

"Oh, ini Kawahime-senpai!" ujar Natsuko.


Setelah sebuah perkenalan kemudian...

"Kenapa harus bawa Black Forest segala? Mereka kan nggak bisa makan kue."

"Buat aku saja! Aku lapar!"

"Hey, kau kan sudah makan banyak kue dari Red kemarin!"

"Apa mereka selalu begitu?" tanya Marinka.

"Nyaw nyaw..." balas Tsuchi seadanya.

"Apa kamu berniat masuk squad ini, Marinka-chan?" tanya Kawahime.

Marinka menggeleng. "Tidak! Aku sudah punya tempat tinggal sendiri, rumah pohon di pinggir hutan!"

Mereka semua hanya ber-'oh' ria.


To Be Continue, bukan Tiren Busuk Cacat (?)...


Kurasa ini sudah cukup... 'w'a

Yang bagian kehujanan dan sendal hilang itu sebenarnya aibku sendiri. *langsung kabur sebelum dilempar pisau.*

Review! :D