Balas Review! :D
StrideRyuuki: Ya ya, begitulah... Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Aku terlalu malas memikirkannya... -w-a
Tsuchi: "Nyaw, nyaw nyaw nyaw..." (Sebenarnya, aku tidak cerita pada siapapun...)
Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 139: Ano(toge)ther
"Ya ampun, masa baru nikah udah suram banget?" tanya Mathias sweatdrop setelah mendapati Tartagus guling-guling di pojok perpus dengan aura tidak enak.
Vience mendengus. "Dia mah N3TAS!"
"N3TAS?" ulang Mathias dan Edgar bingung.
"Nikah Nggak Nikah Tetap Aja Sengsara!"
Mathias menahan tawa. "Masih mending itu mah, daripada Salem? Jomblo nggak jomblo masih aja kena sial terus!"
Salem yang berada di kejauhan langsung mengeluarkan aura hitam setelah mendengar kalimat barusan.
"Udahlah, kalau bosan hidup mending bundir aja!" usul Zen setengah bercanda tanpa memikirkan apa yang akan terjadi.
Salem mengeluarkan handphone-nya dan menghubungi seseorang.
"Halo, dengan kepolisian di sini, ada yang bisa dibantu?"
"Eudo, Zen nyaranin gue bundir nih! Bantai aja sekalian!"
"Weh goblok, lu ngapain pake nelpon Eudo?!" tanya Rendy kaget.
Setelah sebuah kebaperan kemudian...
"Bego! Udah tau tuh anak gampang baperan malah digodain!" bentak Arie setelah menghajar Zen sampai babak belur.
Sementara Salem, dia malah nangis karena terlalu baper sampai akhirnya ditenangkan oleh Naya dan Chilla.
Back to Arta...
"Udah jangan guling-guling lagi, bodoh! Malu-maluin nih!" sembur Vience sambil menendang 'sepupu'-nya.
"Apa dia bisa memotivasi (tanpa) menggunakan cara kasar?" tanya Edgar skeptis.
Mathias angkat bahu. "Entahlah. Dia bukan seseorang yang menyebut dirinya 'shadow' dari suatu tempat di China."
Di sudut lain perpus...
"Baca apa?" tanya Akai saat menghampiri Luthias yang sedang baca buku.
"Animorphs." jawab Luthias singkat.
Akai ber-'oh' ria. "Tumben kucingmu nggak di sini."
Luthias menaikkan kacamatanya. "Kopen? Oh, dia ikut Flore dan Tsuchi mengunjungi rumah pohon Marinka."
Akai ber-'oh' ria lagi, kemudian mata hijau si panda melirik sampul buku yang dibaca Luthias berupa sesosok centaur biru yang berubah menjadi manusia (sampul buku Animorphs kedelapan, The Alien). "Makhluk apa itu?"
"Oh, ini?" Luthias menutup sebentar bukunya untuk melihat sampul. "Namanya Andalite, salah satu jenis alien di buku ini."
Akai berpikir sejenak. "Kalau dilihat-lihat mirip Hylos ya..."
"Hah?" Luthias mengerutkan kening. "Mirip dimananya?"
"Sama-sama bertangan dua dan berkaki empat." jawab Akai watados.
"Oh." Luthias hanya sweatdrop. 'Kirain apaan.'
Setelah Akai pergi, Luthias mengeluarkan sebuah buku kecil dari saku celana dan mencatat sesuatu.
Daftar makhluk berbentuk centaur yang diketahui:
1. Andalite (Animorphs)
2. Naga Pemanah (Dragon Warrior)
3. Centorea (Monster Musume)
4. Hylos (Mobile Legends)
Sisanya mungkin masih banyak di fandom lain yang belum diketahui.
Luthias menutup bukunya dan menerawang langit-langit perpus. "Dunia ini dipenuhi banyak hal aneh..."
Kemudian handphone-nya berdering dan dia mengangkatnya. "Hvad?"
"Luthy, yuk main lempar tombak di depan markas Reha!"
"Nggak deh, lagi mager."
"Lu pasti nyesel kalau nggak dateng, soalnya di sini ada Moskov lho! Katanya lu belum pernah ketemu kan?"
"... Beneran?"
"Yoi! Demi jambul tampan gue!"
"Ya sudah."
Kemudian...
"Akhirnya datang juga!" Alucard melambaikan tangan pada Luthias yang baru datang dengan ice skate-nya.
Di sebelah Alucard terdapat seorang pria bertampang gagah dengan rambut ungu belah tengah (cmiiw), kulit keabu-abuan, dan sejumlah bekas luka di tubuhnya.
"Tuh muka jangan datar aja! Katanya nge-fans!" goda Alucard saat Luthias menghampiri mereka.
"Memang, tapi aku bukan fanatik." balas Luthias sambil melirik Alucard dengan wajah datar, kemudian mengalihkan pandangan pada pria di sebelahnya. "Senang bertemu dengan anda, Tuan Moskov."
"Hoooh... Menarik."
Setelah sebuah perkenalan dan pertandingan kemudian...
Kring!
"Eh, ada pesan!" Luthias memeriksa chat.
Mathias: Greeny, deadline makalah bulan lalu lusa nanti lho!
Luthias: Hvad?! Kenapa nggak bilang?! (OAO)
Mathias: Lha? Kukira kau tidak lupa. (:/)
Luthias: Aku banyak pikiran belakangan ini! (orz)
Mathias: Sudahlah, sebaiknya pulanglah dan kerjakan secepatnya.
Luthias: Baik, Aniki.
"Aku balik dulu ya! Makasih untuk pertandingannya!" seru Luthias yang segera pergi.
"Ya." balas Moskov singkat.
"Haaaah... Pertandingan tadi membuatku melupakan tugas yang menumpuk!" keluh Luthias setelah tiba di markas. "Terpaksa aku harus menggunakan teknik rahasia agar cepat selesai!"
Thundy berniat mengambil buku di perpus ketika melihat sesuatu yang mengejutkan. "Mein Gott!"
"Ada apa?" tanya Tumma yang menepuk pundaknya.
Thundy hanya menunjuk ke arah yang dimaksud dan Tumma langsung mangap karena ternyata...
"Ambidextrous?!"
Mereka melihat Luthias yang sedang menulis dengan dua tangan beserta sekumpulan berkas yang menumpuk di sekelilingnya.
Kruuyuuuk~
Luthias memegangi perutnya sesaat, kemudian melirik jam tangannya. "Sudah hampir makan siang ya?"
Kruuuuyuuuuuk~
Luthias hanya menghela nafas dengan bunyi perutnya yang semakin menjadi. "Sebaiknya aku makan dulu untuk mengisi tenaga, pikiranku bisa ruwet kalau perut kosong."
Kemudian dia pergi ke dapur dan melihat kekasihnya (you know who) yang sedang memasak. Tapi entah kenapa, tiba-tiba muncul keinginan untuk memeluknya dari belakang tanpa berpikir kalau yang bersangkutan akan terganggu dengan itu.
Yah, mungkin saking laparnya, akal sehat Luthias langsung jungkir balik.
"Mau apa sih?" tanya Giro merasa tidak nyaman.
"Cuma pengen meluk aja, sekalian ngobrol." jawab Luthias watados.
"Jangan sekarang deh! Nggak liat apa ini lagi ngapain?"
"Tau kok, tapi ayolah. Kita kan jarang ngobrol."
"Iya deh. Mau ngomongin apa?"
"Kakakmu gimana kabarnya?"
"Schwester? Dia baik kok, walaupun kami jarang berkomunikasi belakangan ini."
"Begitu ya. Oh, kapan-kapan nikah yuk!"
"Dih, jangan harap! Gue masih nggak sudi sama lu!"
"Tapi-"
Ceeesssss!
"Weh goblok, gue lagi masak telur jadi gosong nih! Udah gitu telur terakhir di kulkas pula! Lu sih pake ngajak ngobrol!" bentak Giro kesal.
"Maaf maaf..." balas Luthias merasa bersalah.
"Dasar anak-anak..." gumam Paman Grayson yang sedang membuat kopi saat melihat kelakuan mereka.
Dan pada akhirnya, mereka berdua terpaksa memakan telur gosong itu masing-masing setengah potong.
Di sisi lain...
"Nah, di sini!" Marinka menunjukkan rumah pohonnya pada ketiga kucing lainnya.
"Bagus ya!"
"Nyaw nyaw." (Dan juga tinggi.)
"Meong!" (Yap!)
Yah, sepertinya kita biarkan saja mereka.
Kembali ke markas...
"Lagi nonton apa?" tanya Teiron saat menghampiri Alpha yang tengah menekuni laptop-nya.
"Anime Persona 5." jawab Alpha.
Teiron pun ikut menonton. Tapi pada sebuah screen, dia mengerutkan kening. "Kok gue denger suara Mishima mirip Leonardo Watch ya?"
Alpha sedikit bingung (dia kurang tau seperti apa suara Leo karena jarang nonton Kekkai Sensen). "Eh? Masa? Kayaknya VA (Voice Actor) mereka sama deh."
"Kalau emang bener sih ya gue percaya aja."
Di tempat lain...
"Pada ngapain?" tanya Alexia saat melihat Saphire dan Musket sedang tertawa di depan laptop Saphire.
"Dengerin lagu parodi nama hero ML di Youtube dayo." jawab Musket.
"Dih, mending mah ini!" Alexia segera menyambar laptop Saphire dan langsung mengetik sesuatu di kolom search seperti ini:
'Hal greget yang dilakukan saat bermain Mobile Legends'
Setelah menemukan video yang dimaksud, pemuda pirang itu malah nyengir. "Nikmatilah kegregetannya!"
Meanwhile...
"Kau tau, sepertinya aku takkan pernah bisa bersikap dewasa walaupun bertambahnya usia. Ortuku ingin aku bisa lebih bergaul di luar rumah, tapi aku lebih memilih berada di dalam rumah, karena itu aku yakin mereka akan menganggap hidupku tidak berguna sampai sekarang. Aku tidak perduli dengan apapun yang terjadi dan menganggap semua nasihat mereka hanya sebagai angin lalu belaka. Duniaku sendiri jauh lebih berharga daripada dunia luar yang penuh dengan kepalsuan semata. Terkadang sendirian membuatku merasa lebih bahagia daripada berkerumun dengan banyak orang, dan semua itu sudah cukup bagiku."
"Apa itu pidato untuk Birthday Blues? Ultahmu kan udah lewat."
"Bukan, hanya curcol saja."
To Be Continue, bukan Together Boiler Container (?)...
Sepertinya judul Chapter ini merupakan pun paling parah yang pernah kubuat... 'w'a
Chapter depan adalah sesuatu yang sangat sulit dikerjakan, jadi mungkin akan lama... ._.a
Review! :D
