Balas Review! :D
JustReha: Makanya itu gue heran kenapa abang gue demen mainnya... -w-a
Tumma: *death glare.* "O to the gah, o-gah!"
Makasih Review-nya.
StrideRyuuki: Bukan. -w- Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Oke...
Mathias: "Aku tidak yakin..."
Rendy: "Ini?" *nunjukin bukunya.* "Ini bukan buku humor sebenarnya. Dan... Dia pantas dipanggil paman karena 'Uncle Jokes'-nya."
Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Kejadian sebelumnya:
"Terima kasih telah menolongku."
"Tidak masalah."
"Ngomong-ngomong, di squad mana kau tinggal?"
"Oh, itu? Yah, biar kuantarkan ke sana. Kau bisa tinggal jika kau mau."
"Terima kasih banyak."
Chapter 145: The Fugitive Girl
"Siapa yang bersamamu itu?" tanya Luthias saat melihat seorang gadis berambut hijau twintail dengan mata hijau dan kacamata di belakang si ketua squad.
"A-aku Wiona, pelarian dari squad lain." kata gadis itu. "Ngomong-ngomong, apa aku bisa bertemu dengan ketua tempat ini?"
"Ssssst!" Girl-chan memberi isyarat pada Luthias untuk tidak memberitahu Wiona. "Aku akan bawa dia masuk, tolong awasi gerbang."
"Ba-baiklah."
Gadis itu segera menarik Wiona masuk ke markas.
"Kau masih menyimpannya?" tanya Hendry pada Rendy yang sedang menekuni bukunya.
"Yah, hanya sedikit kenangan di saat berusaha belajar menulis seperti orang normal walaupun tidak bisa melihat." jawab Rendy seadanya.
"Kalau aku boleh jujur..." Hendry terkikik geli. "Tulisanmu amburadul sekali saat itu."
Rendy hanya memutar mata. "Terserah."
"Heh, kamu yang di situ!" seru Fanny sambil menunjuk Rendy yang berada di meja paling pojok. "Jangan ngomong sendiri saja! Sekarang jawab pertanyaanku! Sebutkan negara mana yang memiliki hasil tangkapan ikan terbanyak!"
Yang bersangkutan langsung panik dan menjawab spontan. "Bikini Bottom?"
"Pffffft!" Tumma yang mendengar itu berusaha menahan tawa. 'Jawabannya receh banget anjir! Mau ketawa takut dikeroyok! Haruskah kuizin ke toilet? Siapapun tolongin dong! Kubutuh kantong tertawa!'
Dia pun segera keluar dari perpus, kemudian langsung tertawa sangat menggelegar sampai membuat semua orang yang mendengarnya sweatdrop berjamaah.
"Rendy, pfffft..." Hendry juga ikut menahan tawa. "Kenapa kau jawab Bikini Bottom?"
Rendy hanya bengong. "Hah? Emangnya jawabanku sereceh itu ya?"
"Bukan receh lagi, konyol banget malah." balas Fanny risih.
Sekarang kedua gadis itu sedang berada di kamar pribadi si ketua squad.
"Nah, kamu di sini dulu ya. Aku ada urusan sebentar, nanti akan kuberitahu pelayanku untuk membawakanmu makanan."
Wiona hanya mengangguk dan duduk di atas kasur, sementara Girl-chan beranjak keluar.
"Don-chan, bisa kau siapkan makanan untuk Wiona? Dia ada di kamarku dan aku sedikit sibuk sekarang."
"Baik, Nona."
"Bukannya sudah kubilang jangan panggil 'Nona'?"
"Iya, Nona."
"Ya sudah, lupakan saja."
Beberapa menit setelahnya, Donna datang sambil membawa nampan. "Aku membawakanmu makanan atas perintah gadis itu."
"Terima kasih."
Donna menaruh nampan di sebelah Wiona yang segera mengambil sepotong roti dan memakannya.
"Jadi, apa alasanmu melarikan diri dari tempat lamamu?"
"Orang-orang di tempatku memperlakukanku sebagai budak, mereka tidak pernah mengizinkanku keluar sama sekali. Ketika mereka semua pergi, aku mencoba melarikan diri dan hampir tertangkap oleh penjaga tempat itu. Untungnya gadis itu menolongku."
"Begitu ya."
Di suatu tempat...
"Kudengar dia berada di squad itu!"
"Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus mengambil kembali dia!"
"Bagaimana kalau kita adakan perang dengan mereka?"
"Hoooh, menarik. Aku suka saranmu."
Kembali ke markas...
"Ada apa, Master?" tanya Ashley saat menghampiri sang ketua squad yang sedang memegangi perut dengan wajah pucat di koridor.
"Kita dapat masalah besar." Dia melirik gadis hantu di sebelahnya. "Aku mendapat kabar kalau squad lama Wiona akan menyatakan perang dengan squad kita. Jika itu sampai terjadi, markas ini bisa hancur. Selain itu, Zen baru saja memberiku kue cokelat dan dia bilang dia yang membuatnya."
"Aku membuatnya. Kau suka kue cokelat kan? Ini untukmu." ujar Zen dalam flashback di pikirannya.
"Oh tidak." Ashley baru teringat sesuatu. "Master, Zen kan payah dalam memasak."
"Aku... Akan segera kembali..." Gadis itu segera pergi mencari obat untuk sakit perutnya.
To Be Continue, bukan Typhoon Blow Casting (?)...
Baiklah, aku sedikit bingung menjelaskan ini, tapi ya begitu deh... .w.a
Bagian terakhir terinspirasi dari comic Mobile Legends karya Buns Art, aku pernah share di FB sih... 'w'/
Untuk Chapter depan, aku tak akan memunculkan bagian 'squad war', terlalu rumit untuk dibahas... -w-/
Review! :D
