Balas Review! :D
RosyMiranto18: Sebenarnya soal kredit itu kepikiran dari Warkop DKI Reborn, soalnya bagian taplak meja dikredit itu rada lucu... ^^a
Rendy: "Kalau tidak tau Ilia tak apa sih, dia jarang muncul..." ._.
Thanks for Review.
StrideRyuuki: Kupikir itu bukan hanya salahnya.
Zen: "Makasih, kau teman baikku..." :')
Ini udah lanjut... -w-/
Happy Reading! :D
Chapter 149: We're Form Happiness
Cuaca tak menentu bisa bikin sakit, dan yang paling terkena dampaknya adalah...
"Ugh..."
"Sebaiknya kau tetap istirahat, aku ambilkan obat dulu."
"Beliin bubur..."
"Iya, entar aku beliin sekalian."
Kemudian...
"Mathy."
"Ya?"
"Hancurin (baca: gerusin) obatnya dong."
"... Kamu tuh udah kayak bayi aja deh."
"Kalau kubisa nelen obat mah nggak bakalan minta digituin juga kale."
"... Ya sudah."
Yah, sepertinya si ketua squad perlu istirahat beberapa hari.
Di sini kami akan terus membuat kebahagiaan, walaupun dengan cara yang garing.
~Lembur~
"Ugh... Hari ini melelahkan sekali, sampai begadang seharian (udah jam dua pagi)." keluh Mathias lesu. "Ngerjain semua tugas negara (ditambah sebagian tugas Greeny yang nggak sempet dia kerjain), selesaiin sebagian misi sendirian, nyari makanan extreme buat Zen (bahkan sampe nanya temen sana-sini dan nyari di internet), belum lagi masalah Wiona yang masih dikejar-kejar squad lamanya, udah gitu Kaichou masih sakit pula (dan gue juga yang harus ngurus tuh bocah sampe ke bagian gerusin obatnya)."
Kemudian dia melihat Alpha yang sedang berada di perpustakaan. "Wah, tumben dia di sini malem-malem, tanyain aja deh!"
"Hey Al, bisa bantuin nggak?" pinta Mathias.
Tak taunya...
"Yaaa..." balas Alpha dengan suara berat disertai wajah suram, rambut kusut, kantong mata berlipat-lipat, dan pipi berkerut.
Mathias langsung nyembur karena shock melihat itu.
~Uranus~
Paman Grayson sedang mengajari planet pada anak-anak.
"Jupiter."
"Jupiter!"
"Saturnus."
"Saturnus!"
"Uranus."
"Ura-"
"My anus!"
Webek webek...
Jean dan Edward langsung melirik Rina dengan wajah pucat.
"Um, tidak... Uranus." ralat Paman Grayson risih.
Tapi...
"Rina, jangan!"
"My anus!"
Ternyata Rina masih tidak mau dengar.
~Snaky Pancake Eater~
"Seriously Tei, yang benar saja kau mau makan pancake sebanyak itu?" tanya Thundy risih karena Teiron berniat memakan dua puluh lembar pancake yang ditumpuk di satu piring.
"Kenapa tidak?" balas anak itu sambil menggosok tangan dan menjilat bibir.
Thundy hanya menghela nafas dan melipat tangan sambil memalingkan wajah. "Ya sudah, aku tidak perduli jika kau mau makan dengan cara ular atau penggilingan sekalian..."
Tanpa diduga, Teiron benar-benar memakan tumpukan pancake tadi dengan cara ular. Mulutnya terbuka sangat lebar dan langsung melahap semua tumpukan pancake itu sekaligus, kemudian menelannya tanpa dikunyah sama sekali.
Thundy yang melihat itu langsung shock seketika.
~Petasan~
Pada puasa bulan lalu...
"Sal, katanya lu beli petasan pas ngabuburit ya?" tanya Rendy.
"Iya, tapi kayaknya gue ditipu sama penjualnya deh!" balas Salem dengan wajah kusut.
"Lho, kok bisa?" tanya Chilla bingung.
"Gue milih petasan uler karena kayaknya keren, tapi pas dinyalain malah kayak gini!" Salem menunjuk petasannya dan ternyata...
"Gyahahaha! Kok petasannya kayak eek sih?" tanya Rendy sambil tertawa.
"Petasan doang pake PHP segala!" sembur Salem kesal.
"Ternyata Salem gampang ketipu ya." komentar Chilla tanpa dosa.
~Kalah Suit~
Ada tiga orang wanita dan dua dari mereka akan bertarung.
"Baiklah, kita mulai pertandingannya!" ujar si wanita yang menjadi wasit pertandingan.
"Aku sudah siap!"
"Baik!"
Pertandingan pun dimulai.
"Batu."
"Gunting."
"Kertas."
Gunting lawan batu.
"Dasar nggak guna! Kalah sama orang buta?! Malu-maluin aja lu!" sembur Fanny kesal.
"Huweee... Maaf! Tapi nggak usah jitakin juga dong! Sakit tau!" balas Layla sambil memegangi kepalanya yang benjol dijitak Fanny.
"Aku kalah atau menang ya?" tanya Naya yang ternyata lupa memakai gelang matanya.
~Dewasa~
"Flore kemana nih?" tanya Tumma yang dapat tugas jemput Flore pulang sekolah hari ini.
"Pokoknya kita putus!"
Ternyata ada sepasang anak SD yang pacaran tak jauh darinya.
"Dasar nggak peka! Dewasa dikit dong!"
"Tapi Beb, besok kan anniv kita yang ketiga hari!"
"Nggak! Kita putus!"
"Tapi Beb-"
'Ja-jangan sampai Flore jadi kayak gitu!' batin Tumma was-was. 'Biji cabe udah mulai berkeliaran!'
"Yeay, Paman Tumma jemput!" seru Flore di belakangnya.
~Bayar Belanja~
"Kak Edgar!" Edward melambaikan tangan di depan meja kasir.
"Ah, yo!" balas Edgar rada bingung. 'Tumben dia nyapa.'
Kemudian...
"Semuanya jadi 320 ribu mas." kata si mas kasir.
"Hah? Tapi saya cuma beli snack sama minum doang, bukannya itu jadi 10 ribu ya?" tanya Edgar heran.
"Iya, kalau masnya sendiri emang hanya segitu. Tapi ini ditotalin sama belanjaan anak tadi, katanya masnya yang mau bayarin sekalian." jelas mas kasir itu. "Tadi dia konfirmasi ke mas kan? Terus mas jawabnya 'yo'."
'Anak setan!' umpat Edgar dalam hati.
~Produktif~
Emy sedang produktif menjadi istri idaman.
Mulai dari belanja.
"Lho, nggak bisa debit ya?" tanya Emy datar sampai membuat Tumma menahan tawa di belakangnya.
"Ngejek nggak gitu juga kali, mbak!" balas si pedagang sweatdrop.
Mengasuh anak (orang).
"Bibi Emy pintar beli baju ya!" ujar Flore yang memakai baju baru dari Emy.
"Siapa dulu dong!" balas Emy bangga.
Dan...
"Thun-kun~" Emy masuk kamar Thundy tanpa busana.
'Sikampret, ternyata ada maunya!' umpat Thundy dalam hati.
~Matcha(Wasabi)~
"Mira, ini apa?" tanya Rina yang memegang sebuah kemasan berwarna hijau di tangannya.
"Oh, itu gula Jepang rasa Matcha (dapat dari Nii-chan, katanya dikasih sama orang)." jawab Mira.
"Waaah! Aku habiskan ya~"
'Pake roti pasti enak nih!'
Rina mengoleskan 'Matcha' itu pada roti dan memakannya.
Beberapa menit kemudian, datanglah mobil ambulans.
Silakan tebak sendiri apa yang terjadi.
~Pergi~
Teiron dan keluarganya (Bibi Rilen, Teira, dan Carlina) akan liburan sebulan, dan tentu saja Tsuchi dan Flore diajak.
"Kami hanya pergi sebulan, Paman. Tenang saja, nanti Papa bawa oleh-oleh kok." kata Flore sedih.
Tumma langsung memeluk Flore dengan erat sambil mewek. "Huwaaa! Flore hati-hati ya! Aku bakal kangen lho! Jangan makan ikan doang ya! Papa kamu juga sering makan kayak uler!"
"Pulang nanti gue gebukin lu, Tum!" omel Teiron sebal.
~Lelucon Ilia~
"Hey Donna, apa tipe musik favorit robot?" tanya Ilia.
Donna yang sedang bersih-bersih hanya bertanya balik. "Apa itu?"
"Heavy metal!" jawab Ilia bersemangat.
Webek webek...
Ilia yang awalnya tersenyum senang berubah murung. "Tidak suka ya?"
"Ah, bukan begitu." Donna tersenyum lembut. "Aku hanya tidak tau dimana lucunya."
"Hmm, baiklah." Ilia berjalan pergi.
Donna berniat kembali bersih-bersih ketika mendengar suara tawa, tapi memilih untuk mengabaikannya karena merasa tidak ada siapapun.
Di sudut lain ruangan itu, ada sesosok bayangan yang beranjak pergi.
~Injek~
Duo Spiky dan Alpha sedang jalan-jalan sambil mengobrol tentang sesuatu, sampai...
Crat!
Ada yang menginjak kotoran kucing.
"Jauh-jauh lu! Bau tai anjir!" (Salem)
"Najis ih! Makanya jalan jangan meleng!" (Alpha)
"Aku bisa jelaskan." (Saphire)
~'Jebakan'~
Di sebuah Dungeon berbentuk Mansion...
Daren melihat Alexia yang terbujur kaku. "Astaga! Lex!"
"Ugh... Lu Ren..."
"Apa yang terjadi di sini?"
"Hati-hati... Sama... Jebakan..." Kemudian Alexia pingsan lagi.
"Demi kutang bayi hiu, jebakan apa yang bisa bikin dia jadi begini?! Tak akan kumaafkan!"
Tiba-tiba ada seseorang berambut pink kepang dengan baju sailor berwarna senada disertai rok yang mendekat dan menggigit telinganya.
"Hah? Apaan nih?"
Orang itu memasang wajah imut yang sukses membuat Daren langsung tepar dengan nosebleed.
"Hadeh... Tepar juga lu, mana cuma sekali gigit doang... Tadi udah gue bilangin hati-hati sama 'jebakan' malah teriak-teriak doang, lu ngapain?"
"Ugh... Lu tadi bilangnya nggak jelas sih! Coba ngomongnya trap!"
"Gue tadi juga lagi sekarat tong!"
"Gir, entah kenapa musuhnya cocok buat kamu deh. Lawan sendiri gih! Entar aku ganti potion-nya." usul Musket dengan tampang serius.
"Heeeeeh?! Kenapa?!" tanya Giro shock.
~Nggak Bisa~
"Kebanyakan orang bisanya cuma nyinyir sama nyebar hoax doang! Kepo sama urusan orang, ribet, terlalu banyak manusia! Tapi mau pindah negara nggak bisa!" gerutu Vivi.
"Kenapa emang?" tanya Vience.
"Nggak bisa jauh dari kamu... (Kyaaaaah!)" jawab Vivi malu sambil menutupi wajahnya.
"OMG bebebku~" ujar Vience senang.
"Sa ae tuh terong mentah!" sembur Tartagus dari kejauhan. 'Coba ah nanti!'
~Kurban~
Pada suatu siang di sebuah padang rumput...
"Ma-maaf ya para kambing dan sapi... Sebenarnya aku nggak tega, tapi aku harus memotong kalian..." ujar Lucy ketakutan.
"Goloknya sudah diasah kok, dijamin tajam." timpal Primarin datar. "Tapi, aura seram dari mana ini?"
"Ehehe... Mana dulu nih yang mau dipotong?" tanya Yubi dengan ekspresi dan aura yang sangat tidak mendukung suasana.
"Woy Yubi, ngapain lu bawa gergaji?! Ambil golok sono!" bentak Lucy sewot.
~Saran Lomba~
Agustus'an enaknya lomba apa ya?
"Lomba net-"
Thundy membungkam mulut Emy. "Lomba estafet."
"Tangkap Pokemon!" usul Diggie.
"Yeay, jadi Dusknoir!" seru Nana disertai Akai yang menyamar di belakangnya.
"Oh my..." gumam Cyclops speechless.
"Ehmm... Lomba cari pasangan ada nggak ya?" tanya Elwa malu-malu.
"Wah, Elwa punya pasangan ya? Kukira masih jones." kata Cyclops tanpa dosa yang sukses membuat Elwa langsung tertohok.
'Kelewat sadis kamu, Cyclops...' (Diggie)
'...' (Akai)
'Gue jadi Elwa bakar aja udah...' (Thundy)
"Sabar ya Elwa, jangan sampai bapernya Salem nular ke kamu lho." (Emy)
~Tanya~
Ada seseorang yang menjual sesuatu di online shop seharga 100 ribu Peso dan pembeli akan mendapat diskon 20% jika beli lima.
Kemudian ada seseorang yang mengirim chat pada penjualnya seperti ini:
Harganya berapa gan? Kalau beli lima dapat diskon berapa?
Tapi ternyata di lain tempat...
'Apa? Masih nanya lagi?' batin Tartagus emosi sambil mencengkeram pinggir laptop sampai retak beserta aura hitam di tubuhnya.
"Laptop-nyaaaaaaaaaaaa!" jerit Saphire histeris.
~Daftar Lomba~
"Lu basah amat kayaknya." komentar Reha saat melihat gadis yang datang ke markasnya berkeringat cukup banyak di wajahnya.
"Yah, gue pengen keringetan aja (mumpung buat nurunin demam)." Kemudian Girl-chan memberikan sebuah kertas pada Reha. "Nih, daftar lomba buat Agustus'an (gue buru-buru kerjain gara-gara Mathy kecapean gantiin tugas gue)."
"Oh, makasih ya Ra!" balas Reha sambil mengambil kertas itu, tapi langsung pucat setelah melihat isinya. "Eh?"
Kalau kalian penasaran, kayak gini:
1. Lomba Cari Perkara
2. Lomba Memasukkan Cacing ke Celana Zilong
3. Lomba Tangkap Loli
4. Lomba Balap Tikung
5. Lomba Panjat Sutet dan Tiang Listrik
"KENAPA LOMBANYA SURAM KABEH?! REVISI!" pekik Reha histeris. "Dan apa pula itu 'lomba tangkap loli'?! Tuh Batu Nisan abis nyangkut ke markas lu lagi?!"
"Ng... Itu... Anu..."
~Pulang~
"Haaaah... Agustus'an nanti pasti bakalan kurang nih!" keluh Tumma di belakang pintu perpus.
Tanpa diduga...
BRAAAAAAAK!
"Waaaaaaah!"
Ada yang mendobrak pintu sampai membuat anak itu terjungkal ke depan dan rupanya sang pelaku adalah...
"Aku pulang!"
Wah, ternyata Teiron baru pulang dari liburannya.
"Kalau mau masuk tuh nggak usah pake dobrak pintu juga, bego!" bentak Tumma sewot.
"Nggak usah nyolot, kampret! Tadi gue panggilin lu nggak nyahut!" balas Teiron emosi.
'Baru juga pulang...' batin Bibi Rilen sweatdrop.
"Nenek, ayo makan!" ajak Flore.
~Gebuk Bantal~
Lomba Agustus'an itu seru.
"Yang bisa jatuhkan lawan dapat satu jutaaaaa!" seru Salma.
Anak kecil sangat antusias ikutan.
"Wah, asik!" ujar Alfa senang.
Walaupun ada yang kelewat serius. :D
'Iblis bodoh!' (Rone)
'Dih, lemah!' (Zen)
Yah, seperti mereka yang tampangnya kayak pengen perang.
'Pulang kalian!' batin Revan dan Arie stress.
Papan 'Beberapa Jam Kemudian' dibawakan oleh Jeronium.
"ORAORAORAORAORAORA!"
Sampai sekarang Zen dan Rone masih saja heboh.
"Gimana nih? Lomba lainnya pada udahan semua, mereka doang yang belum kelar." tanya Thundy.
"Gue mah nggak perduli, mending pulang aja yuk!" ajak Revan cuek.
"HENTIKAN! HENTIKAN SEMUA KEBODOHAN INI!"
Rupanya itu berada dari...
"Kenapa kalian malah saling baku hantam?! Seharusnya sebagai bangsa yang merdeka, kita harus bersatu dan saling membantu!"
Ethan?
"Kalian lupa?! Usaha dan perjuangan para pahlawan kita?! Blablablabla..."
"Wah, hebat!" Rone terkesan dengan pidato itu.
"Hiks..." Zen langsung terharu.
'Tumben dia waras...' batin Revan dan Thundy dengan tampang pokerface.
To Be Continue, bukan Trenggiling Berkeliling Celah (?)...
Yah, jangan tanya... -w-/
Kalau untuk makanan extreme, itu untuk Chapter depan... 'v'/
Review! :D
