Balas Review! :D

SR: Aku nggak bakalan ngerti dengan itu... .w.a

Zen: "Perutku biasa saja kok!" 'v'/

Arie: "Kami harus membicarakannya matang-matang agar tidak ada hal buruk yang terjadi padanya."

Flore: "Iya, tulisannya serem. Kayak ditulis pake darah gitu."

Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Yah, begitulah... (Tapi sekarang udah rada baikan sih.)

Zen: "Hanya pedang khusus sih." *mengusap pedangnya.* "Kami para iblis bisa levitation (aku biasa menggunakannya untuk santai). Kami juga bisa menghilangkan tanduk dan sayap untuk sementara, hanya saja jangan sampai mematahkan tanduknya karena setelah itu tidak bisa disembunyikan lagi dengan cara biasa, seperti aku contohnya." *mengusap tanduk patahnya.* "Aku hanya penasaran dengan rasa dagingnya, hanya saja aku kapok setelah dilempar oleh 'Banteng Minoa'."

Arie: "Ney itu adik angkat kami, hanya saja ceritanya cukup panjang. Zen sedikit kekanakan dan sering nurutin Ney, dan aku juga tidak mengerti bagaimana Ney bisa nyasar ke sana..." -w-a

Tumma: "Kalau kau tau One Punch Man, itu plesetan dari lirik opening-nya..." :v /

Kurang lebih... Kalau di LS dia bertanduk hijau, bersayap hitam-putih, dan senjatanya sebuah tongkat gitu deh... .w./ Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 152: (Un)Funny SnaPicnic (Maaf kalau judulnya sedikit absurd... -w-/)


"Garcia, gue heran deh sama pacar lu!"

Garcia kebingungan. "Kenapa Federic heran dengan Alexian?"

"Gini lho mbak, dia tuh sering banget marah-marah, suka ngajak berantem, udah gitu pake besar-besarin masalah kecil pula!" jelas Federico sebal.

"Mungkin Alexian dilahirkan di atas tanah sengketa."

Webek, webek...

"Hah? Tanah sengketa?"

Semua orang di perpustakaan langsung menengok ke arah mereka berdua saat mendengar perkataan Federico barusan.

Dan parahnya lagi, Alexia juga berada di sana.

Ledakan akan terjadi dalam tiga...

Dua...

Satu.

"GAARCIIIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"


"Suara apa itu, Minotaur?"

"Hanya teriakan dari orang sini, Aldous. Biarkan saja, mereka sering seperti itu."


Meanwhile...

"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Mathias sweatdrop ketika melihat Salem yang sedang dipijit seorang gadis berambut pink karena badannya susah digerakkan akibat insiden 'ditiban robot'. "Dan itu siapa?"

"Ciat! Rasakan pijitan ala Momota!"

"Aaaaah!"

"Oh, dia anak baru Reha Squad, namanya Momota." jawab Rendy. "Dipanggil ke sini buat mijitin Salem."

"Pijitnya pijit plus-plus bukan?" tanya Mathias.

Rendy langsung memasang tampang horror. "Barusan lu ngomong apa? Pijit plus-plus?"

"Ah, nggak!" bantah Mathias. "Betewe, dia dua kali apes ya. Pertama Prank Call, sekarang ditiban robot."


-Flashback-

Salem yang sedang asik bersantai mendapat telepon, tapi...

Dia malah mendengar lagu 'Lingsir Wengi' dan langsung kabur keluar.

Yang lebih sialnya lagi, dia malah kepeleset kulit jeruk yang muncul entah dari mana dan...

SYUUUT!

GOMPRYANG!

Menabrak Efarion di depannya.

"Sa-Salem kenapa?" tanya Rendy saat melihat Salem terbujur lemas di tanah dengan sebuah benjolan di kepala dan wajah ringsek.

"Dia menabrakku, begitu." jawab Efarion datar.

Rendy mengangkat alis dengan wajah bingung. "Kok bisa benjol?"

"Kami ini android, bukan manusia..." jelas Azure datar.

"O-oh..." Rendy mulai risih.

"Maaf, sebagai gantinya, aku yang akan membangunkannya." pinta Efarion sambil mengangkat tangan.

"Si-silahkan..." balas Rendy sambil mundur.

Efarion menghampiri Salem yang masih terbujur lemas di tanah, dia berjongkok sedikit dan beberapa pilihan muncul di depan matanya.


A. Tampar dia. (Kemungkinan 40 persen berhasil.)

B. ? (Kemungkinan 98 persen berhasil.)

C. Siram dia dengan air. (Kemungkinan 60 persen berhasil.)

D. Panggil Alfred. (Kemungkinan 42 persen berhasil.)


"Emm... Kak, boleh bantu aku membuka pilihan B?" pinta Efarion ke Azure.

"Baik."


B. F

Fi-

Fin-

Fini-

FINISH HIM!


Mata ketiga orang itu langsung bersinar merah.

Rendy masuk ke dalam untuk mengambil tangga, Azure membopong Salem ke pohon terdekat, dan Efarion langsung menaiki pohon setelah diberi tangga oleh Rendy. Setelah dirasa cocok, Efarion langsung terjun ke arah Salem di bawah.

GEDEBUAGH!

Please Stand By.

-Flashback End-


"Nah, selesai!" Momota menepuk tangan setelah selesai memijit Salem.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Rendy.

"Nggak baik, parah banget malah..." jawab Salem lesu. "Oh iya! Ren, tadi Azure nitip pesan, katanya dari Salma."

"Apa isinya?"

"Kalau lu keceplosan soal 'ukuran' dia lagi, lu bisa kena masalah besar."

Mathias yang mendengarnya langsung kebingungan. "Hah? 'Ukuran'?"

"Lu nggak usah tau!" balas kedua orang itu sinis.


Baiklah, kita beralih ke tempat lain.

"Emm... Kamu bikin apa?" tanya Wiona ketika melihat Primarin sedang membuat sesuatu.

"Patung doang." jawab Primarin. "Oh iya, tolong bantuin aku bawa keluar dong!"

Mereka langsung mengangkat patung itu keluar markas dan menaruhnya di lapangan.


Wiona menyadari sesuatu yang berbentuk seperti kabel di tanah dan ternyata tersambung pada patungnya. 'Itu untuk apa ya?'

"WIONA! JAUHI BENDA ITU!" pekik Lucy panik.

"Eh? Kenapa?" tanya Wiona bingung.

"EXPLOOSIIOOOOOOOOOON!"

Klik!

DUAAAR!

"Hyaaaaaaa!"

Lucy terpental cukup jauh sampai ke kebun Daren, sementara Wiona mendarat di semak-semak terdekat.

Mungkin setelah ini Marin akan berakhir dihajar Alpha.


"Gue jadi kepikiran sesuatu." celetuk Emy sambil berpikir. "Gimana jadinya ya kalau Elwa lebih berekspresi?"

"Elwa? Dengan ekspresi?" tanya Vivi bingung.

Kemudian mereka berdua mulai membayangkan hal itu.


"Yo, selamat siang semua!" sapa Elwa dengan wajah ceria.

"Yuk kita shopping, aku traktir!" Elwa mengedipkan sebelah mata.


"Nggak cocok banget!"

"Lebih baik dia tetap begitu!"

Elwa yang kebetulan lewat dan mendengar itu langsung kebingungan.


Di sisi lain...

"You are young, you're free, why don't you sleep with me~ You are young, you're free, why don't you sleep with me~"

"Lu ngapain nyanyi lagu gituan?" tanya Raimundo pada Tartagus yang sedang mengurus kebun sambil bernyanyi.

"Yah... Lagi demen aja sih." Tartagus berhenti sejenak. "Emangnya kenapa?"

Raimundo menggeleng. "Nggak! Gue cuma keinget ada orang yang mimpi dia dikejar-kejar semua temen-temen cowoknya, terus ada yang nyanyiin lagu itu sambil mainin piano terbang."

Bukan Salem ya, kasihan dia apes mulu. Kalau Zilong sih boleh aja! *kabur.* (Zilong: "Nih anak pasti kebanyakan nonton animasi ML dari tomiatoe di YT, jadinya pengen bikin gue sial terus!")

Tartagus langsung sweatdrop mendengarnya. "Kayaknya itu parah banget ya..."


Di tempat lain di luar markas, Alisa dan Monika sedang naik motor dengan Monika sebagai penyetir.

Tapi entah kenapa, tiba-tiba motor mereka melaju kencang.

"Woy, kenapa jadi ngebut gini?! Nyetel Eurobeat aja nggak!" tanya Alisa panik.

"Gue nggak sengaja baca plat nomor mobil di depan." jawab Monika.

"Astaga ryuuu!"

Ternyata plat nomor yang dimaksud bertuliskan 'D 374 VU'.


Kembali ke markas...

BRAAAK!

"Ayayaa!" Musket mendobrak pintu kamar para Andreas yang hanya ada Vience di sana.

"Anone, anone!" Dia lompat-lompat kecil, kemudian mengeluarkan payung. "Ame ame ame, ame ame ame!"

"Bentar bentar, lu mau ngomong apaan sih?" tanya Vience bingung.

"Cuma mau ngasih tau kalau di luar hujan, jadi naga-nya tolong ungsikan dayo." jawab Musket watados.

"Nggak usah pake gaya ala loli juga kale! Jijik kalau lu yang praktekin! Sadar umur woy!" sembur Vience sebal.


Bonus:

"Tei-kun, kamu jangan panik ya. Sebenarnya aku hamil lho~"

Webek webek...

Kalimat barusan sukses membuat Teiron langsung shock dan memucat, sampai akhirnya dia pingsan dengan mulut mengeluarkan nyawa.

"Tei-kun! Tei-kun! Sadarlah! Aku hanya bercanda!" seru Lisa panik sambil mengguncangkan badan pemuda di depannya.


Seminggu kemudian...

"Kudengar minggu lalu kau bilang ke Teiron kalau kau hamil, ide bodoh dari mana itu?" tanya Ikyo yang sedang di markas.

"Sebenarnya... Ini gara-gara Tei-kun bilang dia nggak mau nikahin aku bulan lalu..." jelas Lisa malu-malu.


-Flashback- (Lisa POV)

Waktu itu dia marah-marah pada Kak Al karena ditanya 'kapan nikah' terus-terusan. Kudengar dia bilang begini:

"Mending gue nggak usah nikah sama adek lu aja sekalian kalau kayak gini terus!" Kemudian dia pergi.


Saking kesalnya dengan itu, aku menenggak dua botol sake milik Emy. (Emy hanya bisa sweatdrop melihat kelakuan Lisa yang meminum sake-nya.)


Kemudian aku ke rumah orangtua Tei-kun karena dia sedang jaga rumah saat ibu dan adiknya sedang pergi liburan. (Lisa pergi ke sana dalam keadaan mabuk berat.)

Saat itulah aku berteriak:

"WOY, COWOK RUMAHAN! KAPAN KITA NGEWE?!" (Teiron langsung shock plus memerah mendengar teriakan Lisa yang sudah mabuk total.)

-Flashback End-


"Saat terbangun keesokan paginya, aku melihat wajah Tei-kun memucat dan jalannya pincang..." Lisa menutupi wajahnya yang memerah. 'Kami melakukannya...'

'Pantesan waktu itu Teiron balik ke markas dalam keadaan pincang, jadi karena itu...' batin Ikyo skeptis, kemudian memperbaiki raut wajahnya dan melipat tangan. "Aku tidak ingin menasihatimu, Lisa. Tapi seharusnya kau tau sendiri hal-hal yang tidak usah dilakukan dalam kondisi mabuk, bukan?"

"Yah... Abisnya aku gregetan sama Tei-kun sih." balas Lisa dengan wajah merah.


Sementara di tempat lain, Teiron langsung bersin.


"Aku bicara seperti ini demi hubungan kalian. Bukannya kau ingin selalu mengingat kehangatan tubuhnya? Sentuhan bibirnya? Itu momen-momen berharga." kata Ikyo dengan senyum kecil, tapi setelah itu wajahnya kembali datar. "Asal kau jangan sampai seperti kakaknya Adel. Setelah mabuk berat, keesokan paginya dia terbangun di sofa bersama seorang PSK di sebelahnya (dan dia juga lupa dari mana tuh PSK berasal)."

Lisa yang mendengarnya langsung sweatdrop. 'Parah!'

"Ngomong-ngomong, kamu itu peminum bukan?" tanya Lisa penasaran. "Aku dan Kak Al nggak pernah minum sih..."

"Aku tidak pernah (dan tidak akan pernah mau) minum alkohol, begitu juga dengan Adel dan kedua saudara perempuannya (Eira dan Oberia). Kalau saudara laki-lakinya (Eiuron, Yorei, dan Jioru) sih, aku biasa melihat mereka minum-minum di belakang rumah setiap akhir pekan. Aku juga sering lihat Mathias, Arta, dan Mundo minum-minum di mini bar lantai empat. Tapi..." Ikyo menggantung sesaat. "Aku sedikit kasihan pada Edgar kalau bahas ini. Dia kapok gara-gara dulu pernah menenggak sake dan vodka bersamaan (saat itu dia kalah taruhan dari Mathias dan disuruh melakukannya), terus dia lari keluar markas cuma pake kolor sambil nyanyi lagu 'Killer Lady'-nya Gumi, setelah itu dia langsung bonyok digebukin anak-anak squad sebelah (bukan Reha Squad sih)."

"... Aku yakin siapapun pasti akan kapok setelah itu." komentar Lisa risih.


To Be Continue, bukan Tsar Bleach Coward (?)...


Yah, aku sudah biasa dengan ini... -w-/

Ada banyak referensi yang kupakai di sini.

Omongan Garcia kepikiran waktu dapet SMS yang isinya begini: 'Cek *123*92*7# utk raih XTRA COMBO 10GB + GRATIS RBT: "Km kok gampang marah dan suka berantem sih, jangan-jangan dulu km diciptakan dari tanah sengketa" CS:817'. (Maaf, ku-copy semua isi SMS-nya biar jelas... ^^a)

Cerita Mundo berasal dari video 'Shut up and Sleep with Me, America!' yang pernah ku-share di FB sebelumnya. Lucu banget pas bagian Austria mainin piano terbang. :v a

Bagian Salem ketiban Efarion dari fic Reha Squad Chapter 84.

Bagian Alisa dan Monika serta Musket dan Vience dari komik di fanpage 'Ghosty Comic' berjudul 'Ngebut Dadakan' dan 'Sok-Sokan Lucu'.

Bagian bonus terinspirasi dari empat komik di fanpage 'Freax Channel': 'April Fool', 'Liquid Courage', 'What did I do Last Night?', dan 'Alcohol-Induced Idiocy'. Bagian Emy, Vivi, dan Elwa juga berasal dari fanpage yang sama dengan judul 'What if...'.

Review! :D