Balas Review! :D

SR: Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Ya sudah... =w="

Arie: "Dia hanya belum pernah melihat gunung berapi secara langsung." -w-a

Thundy: "Ini bukan hanya masalah tampilan, tapi masalah tinggi juga. Nasib punya badan bontet selama seabad lebih, kan nggak lucu kalau pake engrang..." =w=

Ikyo: "Cuma satu lha, ya kali kalau lebih dari itu. Emangnya kucing?" =w=" *sebenarnya dia paling ogah punya anak kembar.*

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 166: OrienTalenTitle (Aku udah pusing mikirinnya... -w-a)


Luthias dan Giro hanya terdiam begitu mendapati sesuatu yang mengejutkan.

Tumma yang duduk di atas meja poker sambil menggigit sebuah koin di mulutnya, Thundy yang memeluk tubuh sendiri setelah pakaiannya dilucuti akibat kalah taruhan, serta Teiron yang menatap kedua orang itu dengan wajah suram.

Abaikan saja intro itu.


~Dokkan Punch!~

"Huwaaa! Bagaimana ini?! Dia akan segera kemari!" seru Ney panik karena mendapati Hibatur yang datang dengan kecepatan tinggi.

"Flore, ayo satukan kekuatan! Kita pukul Kak Batur sampai mental!" usul Nigou.

"Oke!" balas Flore.

Dan ketika orang itu datang...

DUAK!

Hibatur pun terbang ke langit.


Sementara itu...

"Uh... Re-chan, ngadep aku dong mukanya."

"Ngga- Awas!"

"Eh!"

GEDUBRAK!

Rupanya dia mendarat di sebuah tempat makan, lebih tepatnya di atas meja tempat Red dan Revan sedang makan.

Hibatur mengusap badannya yang sakit. "Uuh... Ditonjok Flore dan Nigou bersamaan... Oh, hai Red dan Revan..."

"Kau..."

Uh oh, tanda bahaya!

"Mengganggu makan siangku! Balik sana!" Red melempar Hibatur ke langit (lagi).

"Dasar 'Manusia Ikan'..." gerutu Red yang memesan ulang makanannya.


~Jenis Kabe?~

Kabe-don: Wiona di-kabedon Alpha dengan cara normal.

Ka-waii: Ikyo blushing karena di-kabedon Adelia.

Kabe-don't: Maurice di-kabedon Monika dengan cara tidak normal: tangan dan kaki menempel di tembok.

U don: Wajah Emy ditabokin buku sama Thundy.


~Jagain~

"Aduh, mules nih. Gue mau ke toilet dulu, jagain laptop ya!" pinta Vience ke Saphire yang sedang main game via handphone, kemudian dia kabur ke toilet untuk 'hajatan'.

Entah kenapa, di pikiran Saphire muncul tulisan seperti ini:

New objective: Defend Brother's laptop.


Setelah itu...

"Ngapain lu?" Vience yang baru balik dari toilet hanya sweatdrop karena...

Dia mendapati Saphire memakai baju tentara beserta banyak senjata di sekitar meja.

"Katanya suruh jagain." balas Saphire tanpa dosa.


~Sup~

Salem yang baru bangun tidur mendapati semangkuk air di atas meja.

"Siapa nih yang udah sarapan pagi-pagi gini? Itu pasti punya Edgar. Sikat ah, mumpung orangnya nggak ada."

Salem pun meminum air itu. "Hmm, ini sup apa ya? Agak asin."

"Lho Salem, kamu ngapain minum air bekas kobokan kakak?"

Pertanyaan Naya barusan sukses membuat Salem menyemburkan air yang diminumnya barusan.


~Dangerous Flip~

"Diggie, liat nih! Mau kubalik!" seru Cyclops yang sedang masak pancake.

"Hah, emang bisa?" tanya Diggie penasaran.

"Kalian jangan main-main di dapur, bahaya." nasihat Tartagus yang sedang memotong sayuran.

"Hiiaaaaat!" Cyclops pun melemparkan pancake-nya ke atas.

Tapi sayangnya...

PLOK!

Pancake itu malah mendarat di atas kepala Tartagus.

DREP!

Tartagus menancapkan pisau di atas meja, Diggie langsung kabur, Cyclops hanya terdiam, dan...

(Insert 'To Be Continue' meme here.)


~Awkward Moment~

Rendy sedang jalan-jalan di sekitar lantai dua ketika mendapati Ilia yang sedang buka baju karena basah kuyup akibat kehujanan.

Mereka bertatapan agak lama, sampai akhirnya mata biru Rendy tertuju pada lekuk pinggang dan bra coklat yang dipakai Ilia. Matanya langsung terbelalak dan...

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGH!"

Rendy langsung kabur dari situ, sementara Ilia yang merona segera menutupi badannya.


Dan Rendy pun langsung tepar dengan posisi nungging di lantai perpustakaan disertai wajah merah padam plus kepala berasap.


~Insanely Anger~

BRAAAAAAAAAAAAAK!

Zen membanting pintu dengan sangat keras. Musket dan Daren yang sedang bermain ular tangga di lantai langsung berjalan mundur dan terpojok di tembok sambil berpelukan.

"KALIAN BERDUA!" Zen bergetar dengan amarah, kemudian menjadi sangat tenang. "Oh, apa yang akan aku lakukan pada kalian?"

Dia mulai terengah-engah. "Aku sangat MARAH! Pertama... Aku akan merobek bibir kalian. Ya, itulah yang akan aku lakukan. Dan kemudian... Aku akan... MENCONGKEL keluar mata kalian! Ya! Itu yang akan aku lakukan."

Daren meringis. "Kami tidak suka ini, Zen."

"Ya, kau menakuti kami!" sambung Musket.

"Kalian takut ya? Selanjutnya... Aku akan... Me-me... Me-me... MEROBEK tangan kalian keluar dari soketnya!"

Mereka berdua bergidik ngeri.

"Dan kalian ingin tau apa lagi?" Zen mulai berjalan mendekati mereka. "Aku akan memukul kalian, dan kalian akan jatuh..."

Mereka berdua gemetar ketakutan.

"Dan aku akan melihat ke bawah, dan aku akan tertawa."

Kedua orang itu semakin ketakutan, bahkan hampir menangis.

"Tapi pertama..."

Daren dan Musket menahan nafas.

"PERTAMA..."

Zen langsung tenang. "Aku harus ke toilet."

Mereka berdua terkejut.

"Jangan pergi kemana-mana." Zen meninggalkan kedua orang yang hanya terdiam tersebut.

Tidak ada yang tau kenapa Zen semarah itu pada mereka, bahkan yang bersangkutan tidak berani menceritakannya.


~Mie~

"Mau ngapain?" tanya Tumma skeptis begitu mendapati Hibatur nongol di depan kamarnya sambil membawa mangkuk dan sebungkus mie.

"Bikinin mie dong!" pinta Hibatur tanpa dosa.

Tumma menghela nafas. "Ya sudah."

Dia pun mengambil mie dan mangkuk dari tangan Hibatur, kemudian pergi ke dapur.


Beberapa menit setelahnya...

Tumma menaruh mangkuk mie di atas meja. "Nih, tapi abis itu bayar!"

"Yeay! Makasih, Tum!"


Sementara itu...

"Makan apa?" tanya Daren sambil duduk di sofa sebelah Alexia yang sedang makan.

"Indomie rasa baru yang viral itu lho, Salted Egg."

"Enak nggak?"

"Lumayan, kalau cara bikinnya bener. Emang napa?"

"Cuma nanya aja, lagian gue lebih suka 'Mie Sedap'."

"Ya sudah." Alexia melanjutkan makannya.

"Bicara soal mie, aku lebih suka 'Sarimi' dayo. Biar lebih kenyang." timpal Musket di belakang mereka.


"Aku mah apa atuh, kaum minoritas penggemar mie 'Sakura'." celetuk Hibatur yang masih makan.

"Mau merek apapun tetap aja sama-sama mie (tapi gue lebih demen mie ayam pangsit sih)." ujar Girl-chan datar.


~Sadness in Smile~

"Bagaimana hubunganmu dengan manusia itu?" tanya Minotaur suatu hari.

"Sejauh ini cukup baik. Dia anak yang baik, periang, dan perhatian. Tapi..." Belerick menghela nafas. "Di beberapa kesempatan, aku merasakan kesedihan dalam senyumannya. Entah apa yang dia sembunyikan, sepertinya hal itu menyakitkan baginya."

Mata Belerick tertuju pada Tartagus yang mengurus kebun dengan senyum manisnya, tapi dia bisa merasakan kesedihan kecil di sana.

"Sungguh anak muda yang malang..."


~Taste Drink (or Lips?)~

Alexia sedang marah-marah ke Musket karena suatu hal dan setelah dia pergi, pemuda pirang itu merasa sakit tenggorokan.

Garcia yang melihat kejadian itu dari tadi segera mengambil minuman dan menyodorkannya pada Alexia. Dia pun meminumnya dan merasa lebih lega.

"Mau coba?" Alexia menyodorkan minumannya pada Garcia.

Garcia mengambil minuman Alexia, tapi tidak meminumnya. Dia mendekatkan wajahnya pada pemuda pirang itu dan mencium bibirnya.

Setelah ciuman itu, wajah Alexia langsung memerah.

"Aku ingin mencoba punyamu..." pintanya rada ketus.

Mereka kembali ciuman dan tanpa sadar telah difoto Lucy, Federico, dan Exoray.


~Oh Crap~

Di depan sebuah bioskop...

"Masih ada waktu sebelum nonton film, kerjain makalah dulu ah." ujar Mathias sambil menyalakan laptop yang dibawanya.

"Kalau gitu gue beli minum dulu ya, haus soalnya." balas Raimundo yang beranjak pergi.

'Kok kayaknya gue lupa sesuatu ya?' batin Mathias yang tiba-tiba langsung berkeringat dingin setelah menyadari sesuatu. 'Oh iya! Wallpaper laptop gue kan foto Kaichou cuma pake handuk dan belum diganti, mampus dah gue...'

Dia pun buru-buru menutup laptop-nya.

"Lho? Nggak jadi kerjain makalah?" tanya Raimundo yang baru balik beli minum.

Mathias berdiri dan beranjak pergi. "Gue mau ke toilet."

"Ngapain?"

"Nggak kenapa-napa."


~Tahu Kotak~

Rina sedang mencoba memakan tahu kotak dan...

Krauk!

"Haaaaah!" Dia pun kepedesan.

"Udah dibilangin ada cengek-nya, nggak percaya sih..." komentar Elwa sweatdrop.

"Ta-tapi, tahu bulat isinya cuma angin doang."


~Fire~

Ada empat gadis yang sedang berkemah.

"Alisa, keluarin semburan apimu dong, biar kita bisa masak." pinta Monika.

"Baiklah." Alisa mulai ancang-ancang untuk mengeluarkan semburan apinya.

Vivi (yang muncul dari belakang) dengan iseng menekan pipi Alisa sampai membuatnya menyemburkan api yang cukup besar, bahkan sampai membuat Monika ikut terbakar.

Monika pun langsung marah-marah pada Alisa, Alisa yang tak mau disalahkan menunjuk Vivi yang hanya menggaruk kepala dengan wajah tanpa dosa, sementara Yubi mengabaikan mereka bertiga sambil makan mie gelas yang diseduh sendiri.


~Between~

Trio T sedang sibuk dengan bacaan masing-masing, sampai...

"Hey Tum!" panggil Teiron.

"Ya?" tanya Tumma.

"Ada Thundy di antara kita~"

Tumma berusaha menahan tawa, sementara yang bersangkutan merasa gondok mendengarnya.


~(Yandere) Pairing Protector~

Pada suatu hari di Reha Squad...

"Aku penasaran denganmu!" celetuk Zilong.

Girl-chan hanya terheran-heran. "Kenapa?"

"Kau pernah bilang akan menyediakan 'Jasa Membunuh Valir' secara gratis pada Yamagi. Memangnya ada apa sih?" tanya Zilong.

"Ooh soal itu? Yah, ada alasan pribadi untuk itu." jelas si ketua Garuchan.

Zilong kebingungan. "Hah? Alasan pribadi?"

"Sebenarnya aku ingin nge-ship Yamagi dan Reha tanpa gangguan dari orang luar..." gumam gadis itu sambil tersenyum angker disertai aura hitam di tubuhnya dan juga backsound 'horororororo'.

'Oke fix. Cewek ini serem banget.' batin Zilong speechless.


Special Bonus: Tertimpa Barang

"Cuaca hari ini sedang aneh ya. Kalau hujan biasa atau hujan salju aku bisa maklum, tapi kenapa harus hujan kertas?" tanya Akai bingung.

"Setidaknya tertimpa kertas lebih baik daripada tertimpa benda lain yang lebih berat, Paman Akai." celetuk Flore yang sedang bermain dengan Kopen.

Si panda segera melirik gadis kucing itu. "Hah? Apa maksudmu?"

"Soal itu..."


-Flashback- (Dari fic Reha Squad Chapter 85.)

"Pulang yuk!" ajak Nigou.

"Tapi, ayahmu dan Paman Tumma belum-"

"Udahlah, kita pulang sendiri aja hari ini."

"Terserah kamu deh, Nigou."


Akhirnya mereka pulang bersama-sama.

"Hari ini banyak kejadian aneh ya?" tanya Ney.

"Itu kan karena kamu dapet nilai jelek hari ini, Ney." balas Nigou.

"Iya sih, tapi inget juga soal kartu As semua tadi." sambung Flore.

"Oh, itu lucu banget lho, Flore."

"Tapi, yang penting kita nggak kejatuhan sesuatu. Boneka kayu misal-"

PLETAK!

"Aduh! Itu apaan?" tanya Nigou yang baru saja tertimpa sesuatu.

"Boneka kayu." jawab Ney selagi mengambil boneka kayu itu.

"Kok ada boneka kayu jatuh dari langit ya? Kan nggak mungkin juga ada hujan peralatan." tanya Nigou.

"Udahlah, Nigou. Yang penting nggak ada benda berbahaya yang jatuh, palu misal-"

BUAGH!

Sebuah batu bata terbelah menjadi dua setelah mendarat di kepala Flore.

"Aduh, sakit." Flore mengambil pecahan batu bata itu sambil mengusap kepalanya yang benjol.

"Kok kayaknya kita apes banget ya hari ini?" tanya Nigou bingung.

"Iya, tapi yang penting kita nggak kejatuhan bahan-bahan mentah yang bau-"

PLEK!

Nigou dan Flore langsung shock ketika melihat Ney kejatuhan sebuah benda di kepalanya. Benda itu diambil dan mereka memperlihatkannya pada Ney.

"Daging kambiiiiiing!"

-Flashback End-


"Ya begitu deh..."


To Be Continue, bukan Tight Blind Censor (?)...


Serah deh mau bilang apa... -w-/

Next Chapter about Halloween, just saying.

Review! :D