Happy Reading! :D


Chapter 176: FilTerrible


"Lho? Kamu sakit?" tanya Donna.

Elwa hanya menggaruk kepala. "Iya nih. Bisa kerokin nggak? Mumpung nggak ada orang."

Donna hanya membalasnya dengan anggukan.

Tapi...

"Permisi, boleh aku-"

"KYAAAAA! DASAR MESUM!"

DUAK!

"HUWAAAAAAAAH!"

BRAK!

Tiba-tiba Federico langsung nyangkut di pohon nangka terdekat dan kepalanya terkena buah nangka yang jatuh akibat guncangan keras.

Semua orang yang melihat itu hanya sweatdrop.


Itu saja intro-nya.


~Kopi Micin?~

Ada beberapa orang yang sedang minum kopi, tapi...

Buuuuuuf!

"Vience, ini kopi apa?" tanya Paman Grayson.

"Waduh, kayaknya aku salah masukin micin ke dalam kopi deh." jelas Vience setelah menyadari sesuatu yang salah.

"Kopi micin enak ea..." gumam Raimundo yang sudah mabuk micin.

"Mundoooooo!" pekik beberapa orang panik.

Paman Grayson langsung menelepon rumah sakit. "Halo ambulans, tolong kemari secepatnya!"


~Shampo~

Pada suatu hari di sebuah supermarket...

"Pak, saya sedang cari shampo, tapi agak lupa namanya. Tapi saya ingat lagu yang mirip kayak gini." Kemudian Rina memperagakan apa yang dia maksud. "Kepala, pundak, lutut kaki, lutut kaki."

Sang penjaga kasir pergi sebentar dan kembali dengan sebuah shampo bermerek 'Kepala dan Pundak'. (Note: Plesetan nama merupakan arti dari merek aslinya.)

"Iya benar, pak! Yang itu!"

"Buat mbak aja, saya ikhlas."


~Kunci~

"Sal, ambilin kunci yang itu dong!" pinta Edgar yang berniat pergi.

"Nih." Salem malah memberikan sebuah kertas bertuliskan 'kunci jawaban'.

Edgar langsung memasang tampang risih. "Bukan. Yang satunya lagi."

Dan dia malah dikasih 'kunci inggris'.

"KUNCI MOBIL WOY! KUNCI MOBIL!" pekik Edgar emosi sambil mengejar Salem dengan 'kunci inggris' di tangannya.


~Music for Plants~ (Referensi: Scruffyturtle.)

"Arta, lu tau nggak kalau tanaman bisa tumbuh jika kita bicara atau bernyanyi pada mereka?" tanya Moku suatu hari.

"Oh, tau dong! Aku sering melakukannya setiap hari!" balas Tartagus riang.


Keesokan harinya...

"Ehem!" Tartagus terlihat sudah siap dengan mic dan speaker, kemudian...

"NIGHT ON FAIYAAAAAAAAAAAAAA!"


~Ngerjain 'Orang'~

"Eh Tum, apaan tuh di baju lu?" Saphire menunjuk baju temannya sesaat, kemudian mengangkat tangannya ke atas sampai mengenai kepala Tumma yang terlepas dari tempatnya. "Haha! kena deh-"

Tunggu dulu. Kepala terlepas?


"AAAAAAAAAAHH!"

Zen dan Molf yang sedang membuat boneka Tumma agak jauh dari TKP langsung kebingungan setelah mendengar teriakan barusan.


~Kemanisan~

Thundy dan Albert sedang makan mie ayam di depan rumah.

"Thun-kun, aku jadi laper nih gara-gara liat kamu makan mie ayam." keluh Emy.

Thundy mengunyah mie-nya sejenak. "Ya udah, pesan aja sendiri. Enak sih, tapi agak keasinan."

"Nggak apa-apa. Aku kan udah kemanisan, jadinya bisa diseimbangi." balas Emy (sok) imut.

"Mie-nya buat lu aja, gue udah nggak selera." Thundy langsung pergi karena jijik dengan kelakuan istrinya.

"Heeeh?" Emy malah kebingungan, sementara Albert hanya sweatdrop.


~Lego~

"Kamu lagi bikin apa?" tanya Margie yang sedang berkunjung ketika melihat Luthias sibuk menyusun sesuatu.

"Pikachu dari lego." jawab Luthias singkat.

"Boleh liat hasilnya nggak?"

"Tungguin aja, bakalan lama soalnya."


Dua hari kemudian...

"Fyuh..." Luthias mengelap keringat di keningnya setelah bersusah payah menyelesaikan 'Pikachu' tersebut. "Akhirnya selesai juga. Capek banget."

"Udah jadi? Lucu banget ya!" ujar Margie senang.

"Wah, ada Pikachu besar! Aku mau peluk!" seru Ney yang muncul entah dari mana.

Luthias langsung panik. "Waduh, mampus nih! Udah gitu aku nggak lem lagi!"

Ney langsung berlari ke arah 'Pikachu' itu tanpa bisa dicegah kedua orang lainnya, dan akhirnya...

(Insert 'To Be Continue' Meme here.)


Special Bonus: Fetish and Type

"Thias, kok lu bisa suka sama Kaichou lu? Emang lu punya fetish apaan sama tuh anak?" tanya Yamagi suatu hari.

"Gue bukan penganut fetish apapun, emangnya gue kayak si Greeny yang fetish-nya cowok trap macam Giro?" balas Mathias risih. "Kalaupun ada yah... Entah kenapa rada gimana gitu..."

"Hah? Maksud lu?"

"Kalau gue punya fetish ketek, gue rada nggak enak sama bulu keteknya, dia sering malas mencukurnya, sekalipun dicukur ya paling numbuhnya cepet, belum sebulan udah lebat lagi. Kalau fetish betis, dia punya bulu kaki yang walaupun pendek dan tipis tapi tetap aja nggak enak diliat, makanya itu dia sering pake celana panjang. Fetish perut, dia tuh suka banyak makan jadi nggak jamin bakal tetap kurus."

Yamagi hanya speechless. "Thias, lu lagi ceritain aib pacar lu atau apa?"


Di tempat lain...

"Jean, tipe gadis kesukaanmu seperti apa?" tanya Edward.

"Tipe? Nggak ada yang khusus." Jean melipat tangan di belakang kepala. "Nggak perlu yang ukuran dada-nya besar, ukuran B atau C sudah cukup. Rambut pendek, agak tomboi, sifat tsundere adalah nilai plus."

"Hoo... Jadi maksud kamu, kayak Kak Monika versi dada rata ya?" terka Edward jahil.

"Ngaco! Itu mah beda jauh!" sembur Jean tidak terima.


Di suatu tempat...

"Haciuh!"

Siapa yang bersin barusan?

Itu untuk cerita nanti.


To Be Continue, bukan Tomato Blender Captain (?)...


Aku ini kurang kerjaan banget, sampe empat Chapter berturut-turut isinya drabble semua. Ya gitu deh... -w-/

Review! :D