Balas Review! :D
SR: Ya ya ya... Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Aku rasa pasang saja wifi-nya untuk jaga-jaga. Oh iya, aku ini netral shipper...
Tumma: "Kami hanya teman, tidak lebih. Dan ya, Stella itu kadang iseng. Dia pernah meminta Steve angkat dia padahal anak itu nggak kuat." (Note: Aku pernah gambar dan post di FB.)
Di FB aku share video judulnya 'The Best Kreacher' dari sebuah fanpage dan lagunya sama dengan yang dinyanyikan Arta.
Rina: "Aku hanya ingin menggodanya, Jean dan Steve cukup imut kalau jadi couple."
Monika: "Gaun untuk ke pesta. Dan soal moge, nenekku kolektor motor." =_=/
Lihat saja nanti. Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 189: DroParade
"Jadi..."
Mereka bertiga mulai pasang telinga.
"Selamat ya, Molf." Gadis itu tersenyum lebar. "Mulai sekarang, kau bagian dari kita."
"HEEEEEH?!" Arie dan Zen langsung kaget.
Molf hanya berkedip karena bingung. "Benarkah?"
Girl-chan memperlihatkan isi surat yang dipegangnya.
Aku merekomendasikan Molf di squad-mu, aku yakin dia bisa berkembang bersama kalian.
Lady Zela
Mereka berdua hanya mangap lebar membaca surat itu.
"Aku, tidak mengira, kalau, Mama Zela, akan, melakukan itu..." gumam Zen speechless.
Note: Bagi yang lupa, Zen (dan Ney) sering memanggil Lady Zela 'Mama' walaupun tidak punya hubungan keluarga.
"Sebenarnya apa yang Lady Zela pikirkan?" tanya Molf bingung.
"Aku juga tidak tau." balas Arie risih.
Setelah itu...
Molf sedang duduk di kursi taman markas sambil menunggu Arie yang sibuk mengurus sesuatu. Dia tidak menyadari kalau ada yang mengawasinya dari kejauhan.
"Lu yakin nih, Than? Yang waktu itu aja lu nyaris dibunuh Zen." tanya Alpha was-was. (Note: Baca Chapter 'Secret Part 3'.)
"Tenang aja." Ethan menyiapkan gatling gun yang sudah diisi dengan bola cat, kemudian membidik ke arah Molf.
Tembakan pun dilepaskan dan...
Molf mengeluarkan sihir pelindung agar terhindar dari tembakan cat.
"Yah, gagal." Ethan berniat keluar dari semak-semak.
"Eh jangan dulu!" Alpha langsung menarik Ethan kembali ke semak-semak. "Arie dateng tuh!"
"Hey, maaf lam- Molf, matamu!"
Arie terkejut melihat bara api keunguan yang muncul dari mata kanan Molf.
"Tadi apa yang terjadi?"
"Ada yang menembakku dengan bola berwarna, jadi aku melindungi diri."
Arie baru menyadari kumpulan cat di sekitar kaki Molf, kemudian dia menghela nafas. "Molf, kau tau kan resiko menjadi seorang Archmagus?"
Molf mengangguk. "Selalu ada bayaran yang setimpal untuk sebuah kekuatan."
"Setidaknya cuma sihir pelindung ringan kan? Kurasa kita harus menunda sampai tiga hari untuk mengenalkanmu pada squad sebelah."
"Ditunda?!"
Kedua iblis itu menengok ke arah suara itu dan mendapati Alpha sedang membungkam Ethan.
'Sial...'
Kemudian...
"Jadi..." Arie menghela nafas panjang. "Di dunia kami, jarang ada iblis yang menguasai sihir tingkat tinggi. Molf satu-satunya Incubus yang menguasai sihir tingkat tinggi, tapi kekuatannya memiliki efek samping."
Molf memegangi mata kanannya. "Mata kananku tidak bisa melihat sama sekali setelah menggunakan sihir. Tapi ini hanya sementara, tergantung seberapa besar sihir yang kugunakan. Aku pernah menggunakan sihir yang menghabiskan banyak tenaga, dan mata kananku buta selama tiga tahun."
Alpha dan Ethan merasa prihatin mendengar itu.
"Kau tau, aku jadi teringat Eudo." ujar Ethan. "Keluarganya pengguna sihir, tapi hanya dia dan ayahnya yang menguasai sihir tingkat tinggi (cmiiw)."
"Aku pernah mendengar tentang Drud, tapi aku belum pernah bertemu dengannya." balas Molf.
"Kau yakin tidak mau berkunjung ke sana sekarang?" tanya Alpha.
Molf menggeleng. "Aku harus menunggu mataku pulih dulu."
"Baiklah..."
Lucky membawa Trio T ke tempat tinggalnya, Oletus Manor.
"Hey, dia siapa?" Teiron menunjuk seorang pria tinggi berbaju putih yang membawa payung.
"Oh. Dia Wu Chang, itu nama umumnya. Aslinya dua roh yang menyatu di dalam payung. Yang putih bernama Xie Bi'An, yang hitam bernama Fan Wu Jiu." jelas Lucky.
"Bicara soal payung, aku jadi teringat salah satu kejahilan Tumma." celetuk Thundy.
"Oh iya, saat itu dia meminta Hendry membawa payung keliling markas dan membuat sebagian orang ketakutan." timpal Teiron. "Aku rasa Rendy masih marah pada dia, bahkan memanggilnya 'Hendrybrella'."
"TEI!" seru Thundy. 'Ini tidak bagus!'
"A-apa?" tanya Teiron terkejut sekaligus kebingungan.
"Pffft..." Tumma yang mendengar itu langsung tertawa. "Bahahahahahaha! Hendrybrella? Ahahahahaha!"
Thundy facepalm. "Sudah kuduga..."
Teiron merasa bersalah, sementara Lucky hanya sweatdrop.
"Permisi, tolong jangan tertawa terlalu keras di sini."
Keempat orang itu langsung kaget dengan keberadaan seorang pria berbaju hitam yang (entah kenapa mirip pria berbaju putih tadi) sudah berada di dekat mereka.
"Ma-maaf, Tuan Wu Jiu. Mereka ini dari luar manor, jadi tolong maklumi." ujar Lucky.
"Baiklah. Tapi kuharap mereka bisa menjaga perilaku di sini."
"Ba-baik."
Pria itu pun pergi.
Thundy langsung menatap tajam Tumma yang malah nyengir tanpa dosa.
Lucky memijit kening. "Mau lanjut nggak nih? Aku ingin mengajak kalian ke divisi 'survivors'."
Trio T pun mengangguk dan mereka berempat pergi ke tempat lain.
Di markas...
"Aku merasa cemas saat meninggalkan Hendry di markas, aku hanya berharap tidak ada yang aneh-aneh kali ini." keluh Rendy yang baru pulang dari misi. "Terakhir kuingat, dia disuruh Tumma membawa payung keliling markas dan membuat beberapa orang ketakutan karena mengira ada Wu Chang nyasar."
Sementara itu, ada yang bersin hebat di Oletus Manor sampai membuat semua orang di sana kaget berjamaah.
'Aku berharap itu bukan karena seseorang yang membicarakannya.' batin Lucky was-was.
Kita flashback dulu kejadiannya.
-Flashback-
"Wu Chang menyerang! Wu Chang menyerang!"
Beberapa orang yang mendengar itu menengok ke belakang dan melihat...
Salem yang sedang dikejar-kejar... Payung terbang?
"Huwaaaaaa!" Mereka semua malah ikutan kabur.
Tunggu, jika dipikir-pikir lagi sih...
"Ahahahahahaha! Payung terbang dikira Wu Chang! Ahahahahaha!"
Kalau ada yang tertawa dengan hal itu, ini pasti ada yang nggak beres.
Thundy langsung memukul kepala Tumma dengan keras. "Jadi ini rencanamu menyuruh Hendry bawa payung keliling markas? Ketauan Rendy bisa ditebas lu!"
"Hehehe..."
-Flashback End-
Ketika Rendy berada di lantai dua, dia langsung nyembur seketika setelah mendapati sesuatu di balkon.
Dia melihat Hendry sedang menari dengan payung diiringi lagu 'Umbrella' dari Rihanna dan disaksikan oleh para kucing.
'Siapapun yang mengajarinya hal itu, aku ingin memenggal kepalanya sekarang juga.' batin Rendy sambil mengasah pedangnya dan langsung memburu sang pelaku yang telah mengotori pikiran saudaranya.
Dan pada malamnya...
"Kamu kenapa tidur di luar?" tanya Ashley yang lewat di koridor dan melihat Hendry sedang pundung di depan pintu kamar.
"Aku membuat Rendy marah lagi."
Kita ke tempat lain dimana beberapa cowok kembali mengadakan 'Karaoke KoG'.
"Nomor 7, ehmm..." Edgar menggantung sesaat. "Ini aja deh. Lagu 'Suicide Parade'."
Daren menghela nafas. "Baiklah..."
"Emang lagunya tentang apaan?" tanya Saphire.
Edgar angkat bahu. "Kurang tau juga sih. Udah mulai aja."
Musik pun diputar.
haideta saki no nairi chuushingai de
enmei bakka no sonna CRUD jaa
ai mo kaenai na
bunmei wa deforume(deformed)ka shuukyousei ni nomare
sora o kurau yuureitou kara kanojo wa mite iru
noizu majiri no keihou ga nakidasu
kaigenrei no yoru ni seimeiron wa yugamu
DID (Damsel In Distress) wa inai
"mou ii kai?"
aa
eishou houkai rettou ningen
"sayonara da"
suusaido pareeedo (Suicide parade)
kyoumei senkyou zesshou
kami o norou kotoba ni nare
waratte kure yo zenbu yume datte
ai no nai nou nai no oku de blackout
kikkai na sekai da
kyouran ensou ranshou
raihe (leiche) no zattou tooryanse
ruberu (lebel) iro no kazu o kisotte
Mege yue ni yumemi moushin SHOW
kainai shinzou o sashidashi
kimi o sukuidaseru sube o te ni irete mo
aa konna minikui sugata o dare ga aishite kureru?
kakaru gumin ni wa
narashita puropaganda (propaganda)
basshire bakka no henshuu retteru (letter)
"mesena (Mécénat) wa nootarin da"
daita menzaifu wa
kudaran kuurikuuron
jintai ganzou
Suit no douke wa yume o miru no ka?
shinkoushin no kairi oou akuchuariti (actuality)
sai wa sanagara toutetsu shita me de
zaiaku no nai kyuusai no ido
saisho de saigo no koufuku sae mo sutetan da
suusaido pareeedo
sei to shi no ransei
osore o shiranai sono me o iyou
wakatte itanda zenbu yume datte
You're a liar
jouzetsu ni suwindoru (swindle)
kimen o koumutta shounen wa
jibun no kao sae wasure juu o mukeru
malice ni michita kaibutsu ni natte
hankyouran kyoukan no koushin sa
suusaido pareeedo
kyoumei senkyou zesshou
kami o norou kotoba ni nare
waratte kure yo zenbu yume datte
ai no nai nou nai no oku de blackout
suusaido pareeedo
kyou shin datte iitte
itsu datte sou omotteta
kimi ni furete kokoro ga mebaete
ikite itai to negatte shimattan da
aa, sore ga yume no hajimari datta
Semua orang hanya terdiam karena dia benar-benar menghayati.
(Note: Silakan cari sendiri arti lagunya, aku bingung bagaimana menjelaskannya... -w-/)
Special Bonus: Kitchen Destroyer
Molf sedang sendirian di rumah sepupunya karena semua orang sedang keluar.
Femuto dan Gluaria pergi bulan madu dari kemarin, Yima sedang ada urusan keluarga dan sudah pergi sejak tadi pagi, Zen pergi jalan-jalan, Arie pergi membawa Marlie ke dokter hewan untuk pemeriksaan rutin, Ney belum pulang sekolah (sekalipun sudah pulang malah main dulu entah kemana).
Saat ini dia sedang memeriksa persediaan makanan di dapur.
Kosong melompong, baik kulkas maupun tempat penyimpanan. Tapi setidaknya masih ada beberapa bahan makanan untuk dimasak.
Sebenarnya Molf ingin memasak, tapi dia teringat Gluaria melarangnya karena pernah membelah talenan dan meretakkan konter dapur. Walaupun begitu, dia tidak punya pilihan.
"Aku penasaran, memangnya tangan Molf sedestruktif apa sampai bisa menghancurkan dapur?" tanya Tumma yang membawa kotak makanan karena diminta Arie membawakan makanan untuk Molf.
Tumma pun sampai di rumah Arie dan masuk ke dalam.
"Hey Molf, aku bawa makanan."
Suasana di dalam terlihat sunyi.
"Apa dia di kamar ya?"
Ketika Tumma berniat ke lantai atas, terdengar suara piring pecah dari dapur. Dia pun segera ke sana dan terbelalak ketika mendapati...
Piring-piring pecah berantakan, meja dan kursi terbelah dua, pecahan telur dimana-mana, bahan makanan berserakan, panci dan wajan penyok, banyak peralatan yang patah, tapi untungnya tidak ada yang terbakar.
Molf sendiri hanya terdiam dengan kondisi di sekitarnya. "Aaah... Aku bisa jelaskan."
Pesan Moral untuk hari ini: Jangan pernah meninggalkan Molf sendirian tanpa makanan, dia bisa menghancurkan dapur jika mencoba memasak.
Molf hanya menunduk. Dia tau kalau meminta maaf tidak akan bisa memperbaiki dapur.
"Dengar nak, lain kali jika kau ingin memasak, kami akan mengawasimu. Mengerti?"
Dia hanya mengangguk pelan.
Sejak saat itu, mereka semua terpaksa makan di luar selagi menunggu dapur diperbaiki.
To Be Continue, bukan Talenan Beton Campak (?)...
Molf Chaindelier (Chain Mage): Sepupu jauh Arie. Terlihat stoic tapi sebenarnya baik. Incubus yang kehilangan sayapnya karena sebuah insiden di masa lalu.
Yah, jangan tanya aja... -w-/
Review! :D
