Balas Review! :D

RosyMiranto18: Yah... Nanti akan tau sendiri maksud nama belakangnya... 'w'/

Teiron: "Spider Solitaire?"

Arie: "Aku tidak bisa cerita detail pertemuanku dengan gadis itu." *menghela nafas.* "Zen pernah mimpi kebelit ular raksasa saat kami masih kecil dan dia trauma karenanya."

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 197: Insom(eone)ni(ghtm)a(re)


Yah, maaf kalau judul dan isi nggak nyambung. Kumalas nyari judul yang lebih bagus. -w-/


~Dedikasi~

Ada beberapa orang yang sedang menonton sebuah channel Youtube.

"Jangan lupa subscribe channel Tomi yaa~"

"Aaaa Tomina-chan! Aku cinta deh!"

"Imutnya! Jadi gemes aku!"

"Pengen deh punya pacar kayak Tomina-chan!"


"Tomi break dulu ya live-nya, stay tune~" Seorang gadis berambut hitam sebahu yang diikat pigtail dan memakai gaun ungu menempelkan telunjuk di bibir sambil mengedipkan mata pada kamera.

"Oke! Cut!"


"Makeup-nya touch up dulu ya!" ujar Primarin yang memegang peralatan makeup.

"Aaaaa Tum-Tum!" seru Yubi gemas.

"Wah, udah lima ratus sub nih! Tum-Tum total juga ya!" celetuk Alpha.

"Iya dong. Sebagai lelaki sejati, aku harus berani mengambil resiko, berdedikasi, dan totalitas." balas Tumma seadanya. 'Padahal ini cuma iseng, tapi kenapa kalian jadi keterusan?'


~Bucin~

"Monika, balik yuk!" seru Maurice dari kejauhan pada Monika yang reuni dengan teman sekolahnya.

"Aku balik duluan ya, pacarku udah nungguin tuh." ujar Monika.

"Eh? Itu cowok lu, Nik? Bucin amat kayaknya!" celetuk seorang cowok.

"Bucin ya?" Monika tersenyum licik pada teman cowoknya. "Kau hanya terpaku dengan kata 'bucin' dan lupa kalau ada kata 'tulus'. Apa kau iri ketika dulu pernah pacaran tapi nggak pernah tulus sampai akhirnya hubunganmu jadi kacau hem?"

Kemudian Monika berjalan menghampiri Maurice. "Maaf ya kalau lama nunggu, mau makan dulu nggak?"

"Gimana rasanya dipanas-panasin sama Monika?" tanya seorang cewek ke cowok yang tadi diceramahi Monika.

"First time? Hahaha." timpal seorang cewek lainnya.


~Watering~

"Jadi kau harus menyiram tanaman agar dia bisa tumbuh tinggi." jelas Arta sambil menyiram tanaman pot pada Thundy di sebelahnya.

Tapi entah kenapa, Arta malah iseng menyiram kepala Thundy.

Alhasil, Arta langsung kabur dikejar-kejar Thundy yang emosi dengan 'God's Drive' (skill Zeus Wing).


~Fail to Handle Cuteness~

"Inilah Neo." Adelia menggendong bayi perempuan berambut ungu dengan mata hijau dan aksen rubah, kemudian melirik suaminya dengan senyum miris. "Tapi, Kyo belum bisa jadi ayah yang baik."

"Hah?" Ikyo yang mendengar itu langsung tersinggung. "Apa maksud perkataanmu tadi?! Berikan bayi itu!"

Ikyo pun menatap tajam Neo yang tersenyum riang melihat ayahnya, kemudian dia menunjukkan jarinya yang dipegang oleh tangan mungil bayinya.

'I-imut.' batinnya blushing.

"Aku menyerah..." gumam Ikyo sambil memalingkan wajah dari Adelia (yang masih tersenyum miris) dan Neo.


~Kuping~

"Iya, entar juga balik ini! Palingan be-"

DUAR!

"Aaargh!" Ikyo yang sedang menelepon langsung kaget sampai aksen rubahnya keluar.

"Maaf, tadi ada gangguan." Ikyo melanjutkan telepon sambil menahan amarah dengan gagang telepon di sebelah telinga rubahnya. "Iya, besok mau balik ke markas. Udah ya, dadah."

"Wkwkwkwkwkwk! Kupingnya pindah posisi!"


~Apron~

"Sorry sorry, gue nggak sengaja." ujar Yorei yang tadi mengerjai Ikyo dengan petasan. "Moncong-moncong, ada kado buat lu. Nih."

Ikyo yang diberi sebuah kotak langsung membukanya dan mendapati...

Sebuah apron dengan tulisan bordir 'Adel's No. 1 Fox Husband'.

"Dipakai ya, si Adel udah susah payah bikinin buat lu." pinta Yorei tanpa dosa.

Ikyo hanya memasang wajah suram.


Kemudian...

Adelia: Coba kalian lihat ini. (Foto Ikyo memakai apron barusan)

Ikyo: ADEL!

Alpha: Wkwkwkwkwk! Apronnya bagus banget ya!

Vience: Enak ya pake buatan istri? Wkwkwkwkwk!

Yah, biarkan saja itu.


~Tempting Ponytail~ (Referensi: Fancomic Persona 5 pairing JokerQueen 'iykwim' yang pernah kushare di FB.)

Teiron memperhatikan kunciran itu cukup lama.

"Kenapa, Tei?" tanya Tumma.

"Tidak ada." balas Teiron seadanya.

Teiron terus memperhatikan kunciran Tumma ketika dia sedang mondar-mandir di perpus. Dia pun mendekati pemuda itu dan memainkan kuncirannya, tapi Tumma merasakan itu dan menengok.

'Sial!' batin Teiron panik.

Suasana pun hening.

"Maaf... Itu terlalu menggoda." Teiron menutupi wajahnya karena malu.

Tumma tertawa kecil dan menepuk punggungnya. "Kau benar-benar kucing berukuran manusia ya?"


Pada akhirnya Tumma membiarkan Teiron memainkan kuncirannya di saat dia sedang baca buku dan hal itu membuatnya tertawa geli.


~The Panty Raid~

"Para gadis sedang pergi dan markas milik kita malam ini, kita akan berpesta!" seru Mathias senang. "Kau harus bergabung, Exoray!"

Exoray hanya menggaruk pipi. "Umm... Tidak, terima kasih. Aku sudah punya rencana sendiri."

"Oh, sayang sekali. Sepertinya kau akan melewatkan..." Mathias memelankan suaranya. "The Panty Raid..."

Webek webek...

"Apa itu... Hal yang berhubungan dengan wanita?" tanya Exoray.

Mathias mengangguk.

Suasana kembali hening, dan...

"Alexiiaaaaa!" Exoray langsung kabur untuk memanggil adiknya. (Jangan tanya kenapa dia ngasih tau adiknya daripada pemimpin squad.)

"Exoray, kau pengkhianat!" Mathias langsung mengejar Exoray sambil membawa kapaknya untuk mencegah dia memberitahukan hal itu.

(Referensi: Fancomic Persona 3, bedanya ini Akihiko yang ingin melaporkan Junpei dan Protagonist pada Mitsuru.)


~Drunking King of Game~ (Request lama darimu, Rosy. Puas?)

Ada delapan orang yang berada di mini bar markas.

Giro merasa risih dengan minuman yang dipegangnya. "Ini beneran nggak beralkohol kan?"

Glinea hanya tertawa. "Tidak mungkin, aku yakin tidak."

Dia melepas kancing kemejanya sampai tersisa satu kancing paling bawah dan minum sampai habis.

"Tambah." Glinea menyodorkan gelas kosong dan membuat Giro kaget.

Glinea meminum gelas kedua yang tanpa disadari telah mendapat tatapan horror dari Giro. Tumma ikut minum dan membanting gelas ke meja setelah minumannya habis.

"King of Game!" seru Tumma. "Giro!"

Yang ditunjuk langsung kaget. "Hah?"

"Siapkan sumpit!" perintah Tumma.

"Kenapa harus aku?"

"Perintah Raja itu mutlak! Cepat lakukan!"

"Ini." Glinea muncul membawa beberapa sumpit.

"Sejak kapan dia dapat itu?" tanya Giro kaget.

"Perintah Raja itu mutlak." ujar Glinea.

"Glinea..."

"Apa dia mabuk?" tanya Arie risih.


"Nah, kalian ambil satu!"

Mereka semua mengambil sumpit masing-masing.

"Jadi, siapa rajanya?"

Zen menunjukkan sumpitnya. "Aku rajanya!"

"Ya ampun, ini gawat!" celetuk Giro was-was.

"Sebagai Raja, aku perintahkan nomor 3 untuk... Berikan aku kecupan!"

Arie langsung panik karena Zen mendekatinya. "Tidaak! Aku nomor 3!"

Zen melirik Luthias. "Nggak jadi, nomor 2."

"Lupakan saja! Raja tidak boleh ganti nomor!" seru Luthias.

"Cium! Cium! Cium!" sorak Tumma.

"Ci-ciuman?" tanya Teiron dan Molf yang baru menyadari situasi.

"Arie, aku tau kau punya perasaan padaku." Zen memasang senyum menggoda. "Baik, aku akan membiarkanmu memilikku."

"Aaaaaargh, jangan!"

Mereka berdua pun langsung rusuh.

"Baru ronde pertama sudah ada dua orang yang keluar!" seru Tumma.

"Memangnya permainannya seperti itu ya?" tanya Molf bingung.


"Saatnya ronde kedua!" ujar Tumma. "Siapa rajanya?"

Glinea langsung melemparkan sumpitnya ke atas, kancing terakhir kemejanya lepas dan memperlihatkan tubuh ramping dengan bra merah tua, kemudian menangkap sumpitnya lagi dengan senyum tipis. "Aku rajanya."

"T-tolong buat perintah yang masuk akal." pinta Luthias was-was.

"Tidak mungkin!" sahut Zen yang baru selesai minum. "Apa yang lebih parah dari kecupan? Pasti lebih intim dari itu. Ahahahahaha!"

"Tidur di pangkuan!" seru Tumma.

"Duduk di pangkuannya!"

"Langsung main peluk!"

"Aku tau! Gendong-gendongan!"

Luthias merasa risih saat mendengar pembicaraan Tumma dan Zen yang sudah kelewat mabuk.

'Mereka serius nih?' batin Arie ikut risih.

"Raja, cepat putuskan!" seru Tumma.

Glinea mencoba dart untuk memutuskan nomor. Panah dart pun ditembakkan dan mendarat di nomor dua.

"Nomor dua, duduk di pangkuanku." ujar Glinea.

"Heeeh?!"

Teiron melihat sumpitnya. "A-aku."

Glinea mengancing kembali kemejanya. "Perintah Raja itu..."

"Mutlak!" seru Tumma.


Teiron mulai tidak nyaman dengan itu, tapi dia terpaksa melakukannya.

"Wah, lumayan... Berikutnya aku!"

Zen duduk di pangkuan Glinea sambil memeluknya.

"Tei, kau harus memeluknya seperti ini! Baca suasananya!"

Teiron hanya sweatdrop melihat itu.

"Hey, rakyat jelata! Raja adalah milikku! Minggir!" Tumma langsung mendorong Zen dari pangkuan Glinea, kemudian menaruh kepala di pangkuan gadis itu. Zen mengambil posisi lain di pangkuan Glinea. Teiron sendiri masih sweatdrop dengan kelakuan ketiga orang di sebelahnya.

"Glinea, jangan ambil mereka semua!" sembur Arie kesal.

"Itu karena aku Raja." balas Glinea datar.


Bonus:

GaruKaichou: Gue nggak abis pikir...

Rehabilitasi: Kenapa?

GaruKaichou: Selalu aja ada drama dimana-mana. Kemaren gue abis ketemu orang yang gb tapi nggak ngizinin orang hit dia (maunya menang sendiri gitu deh), saking keselnya gue sampe ikut keseret. Bahkan pas ada cheater masuk, gue pake bilang itu karma buat dia yang gb-nya nggak bener dan nyaranin dia di-kick pas match selanjutnya.

Rehabilitasi: ...

Rehabilitasi: Lu nggak pms kan?

GaruKaichou: Nggak sih, tapi emang kesel aja. Seumur-umur gue (dipaksa) jadi tumbal gb (karena room yang di-set mix team), gue hampir nggak nyerang balik.

Rehabilitasi: ...

Rehabilitasi: Gue speechless aja deh...


To Be Continue, bukan Tonic Bartender Creme (?)...


Aku tak perduli dan tak mau perduli apa yang akan terjadi... ~(-w-)~

Review! :D