Balas Review! :D
RosyMiranto18: *tepuk jidat.* Huruf w di iykwim bisa berupa what atau who. -_-/
Tumma: "Aku tidak mau membahasnya."
Ikyo: "Ya. Seperti itu."
Giro: "Cuma firasat buruk aja."
Aku nggak minat bikin versi original, maaf... -w-/ Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 198: HybRiddle
Ney dan Glinea sedang duduk-duduk di atap markas.
"Kenapa Kak Glinea suka dengan Kak Arie?" tanya Ney penasaran.
Glinea tertawa kecil. "Yah, bisa dibilang... Cinta pada pandangan pertama."
"Cinta pada pandangan pertama?" tanya Molf yang duduk di kursi taman.
Zen menghela nafas sambil bersender di pohon terdekat. "Dugaanku sih begitu. Sejak kami bertemu Glinea, dia jadi tergila-gila pada Arie."
"Sejak awal aku sudah curiga dengan Glinea, apalagi nama belakangnya." ujar Tumma sambil memakai kacamata yang diambil dari laci meja kamarnya, kemudian mengeluarkan pulpen dan kertas.
Thundy nimbrung di sebelah Tumma ketika dia menulis sesuatu.
V-E-S-P-I-L-D-O-C-I-O-R
"Lalu?"
"Dia sangat tampan dan hebat dalam bertarung. Aku tidak pernah melupakan bagaimana cara dia menembak dengan begitu akurat." Glinea menaruh kedua tangan di dagu. "Selain itu, dia juga seorang hybrid."
"Apa itu hybrid?" tanya Teiron pada Arie di perpustakaan markas.
Arie hanya menghela nafas. "Jika seorang iblis lahir dari gabungan dua ras yang berbeda, itu disebut hybrid. Tapi..."
"Hybrid itu sangat langka, jadi mereka tidak mudah ditemukan." lanjut Glinea. "Kemungkinannya sekitar satu banding satu juta."
"Kenapa bisa begitu?"
Arie melipat tangan. "Karena penggabungan dua ras iblis yang berbeda jarang menghasilkan keturunan."
"Oh iya, Kak Glinea itu campuran ras apa?" tanya Ney. "Apa sama dengan Kak Arie?"
Glinea tertawa kecil. "Tentu saja tidak."
"Ibuku seorang succubus dan ayahku ras murni, jadi aku ini hybrid ras murni dan incubus." jelas Arie.
"Lalu apa hubungannya hybrid dengan Glinea?" tanya Teiron penasaran.
Zen berpikir sejenak. "Kalau dilihat dari bentuk tanduk dan ekornya, kemungkinan Glinea itu..."
"Jika kita menyusun ulang huruf-hurufnya, maka akan menjadi..." Tumma menulis lagi di bawah tulisan sebelumnya.
S-C-O-R-P-I-O D-E-V-I-L
Thundy hanya terdiam dengan apa yang ditulis Tumma. "Kau yakin dengan ini?"
Glinea memperlihatkan wujud iblisnya yang memiliki tanduk melengkung berwarna hitam dan ekor panjang berujung tajam. "Hybrid succubus dan kalajengking."
Ney berbinar-binar karena kagum melihat wujud itu.
"Bukannya ras kalajengking itu sudah lama punah?" tanya Molf bingung.
"Iya." Zen menggaruk kepala. "Tapi mengejutkan juga kalau Glinea emang beneran hybrid kayak Arie."
"Kalian cocok sebagai pasangan hybrid!" celetuk Ney.
Glinea hanya tersenyum miris. "Walaupun kami sesama hybrid..."
"Aku yakin Arie tidak akan mau pacaran dengannya." Tumma melepas kacamatanya.
Thundy mengangkat alis. "Memangnya kenapa?"
"Kalau aku sampai jatuh cinta dengan gadis itu, Vivi pasti akan mengejekku seharian!" gerutu Arie frustasi.
Teiron menepuk pundaknya untuk gestur menghibur.
"Ayo kita taruhan!" seru Vivi yang nimbrung dengan perkumpulan fujodan di depan rumah Emy. "Kalau Glinea dan Arie beneran pacaran, kalian traktir aku sushi di restoran Yamagi!"
"Kalau mereka nggak pacaran?" tanya Iris.
Vience mulai merasakan firasat buruk ketika sedang berada di Deep Forest.
"Lu ngapain? Fokus woy!" seru Mathias sambil menebas beberapa monster.
Vience baru menyadari kalau mereka sedang bertarung dan segera menusuk monster yang nyaris menyerangnya.
"Kalian boleh pake pacarku buat bahan doujin kalian!" ujar Vivi tanpa dosa.
"Setuju!" koor para cewek serentak.
"Untung gue ingetin, kalau nggak lu udah diserang kali!" Mathias memikul kapaknya di pundak setelah selesai menghabisi semua monster.
"Ya maaf." Vience membersihkan pedangnya. "Tadi gue merasa nggak enak aja."
"Terus kalau pacar lu nggak mau gimana?" tanya Alexia selaku satu-satunya cowok (dan juga yang paling waras) di antara perkumpulan itu.
"Tenang saja." Vivi berseringai. "Itu bisa diatur."
"Sepertinya aku harus menjauhi Vivi-chan untuk seminggu kedepan."
"Hah?" Mathias langsung kebingungan dengan perkataan Vience tadi.
(Membuat screen seperti ini cukup sulit, jadi maaf kalau membingungkan...)
Special Bonus: Another Five Screen
Yah... Jangan tanya fokusnya ke siapa. -w-/
1. Romance
"A-aku mencintaimu, Glinea..."
"Kyaaah~ Aku juga mencintaimu, Arie!"
Mereka pun mulai berciuman.
"Doujin gue!" seru Vivi panik ketika melihat Arie akan membakar buku doujin buatannya.
2. Bite
"Rie! Rie!"
Arie yang sedang baca buku mengabaikan Glinea yang memanggilnya.
Glinea terus memanggil sambil mendekatinya, kemudian menggigit telinga pria itu. Setelah itu dia langsung kabur.
"Hey, apa-apaan kau?!" sembur Arie kesal.
3. Encounter
Ini adalah cerita pertemuan pertama Eudo dan Molf, semuanya terjadi jauh sebelum Eudo menjadi lumpuh dan saat Molf baru mengenal dunia manusia.
Saat itu Molf sedang jalan-jalan sendirian, sampai dia melihat...
Sepupunya sedang bertengkar dengan seseorang berambut pirang.
Ketika melihat kedua orang itu akan baku hantam, dia pun langsung menengahi perkelahian mereka. "Tolong jangan berkelahi."
"Siapa kau?"
"Minggir!"
Pukulan mereka nyaris mengenai Molf, tapi hal itu membuatnya langsung pingsan.
"M-Molf?! Kau baik-baik saja?!" Arie mengguncang tubuh sepupunya dengan panik.
"Molf? Itukah namanya?" tanya Eudo bingung.
"Aku nyaris memukul sepupuku sendiri, tapi untungnya aku menyadarinya..." gumam Arie merasa bersalah. "Setidaknya dia masih hidup, syukurlah..."
"Sepupu?" Eudo masih bingung.
Referensi: Kyuranger episode 18. Kasihan banget Naga Rei pas mau lerai Lucky dan Gavan terus malah pingsan karena kena pukulan mereka. :v a (Apalagi Molf dan Naga sama-sama hampir nggak bisa berekspresi. *kabur.*)
Setengah jam kemudian...
"Arie, bagaimana kalau kita pulang sekarang? Aku mulai lapar."
"Baiklah. Sampai jumpa, Eudo."
Ketika mereka sedikit menjauh, bola sihir meluncur ke arah mereka. Tapi...
Bola itu terhenti oleh pelindung di sekitar mereka.
"Semoga kita bertemu lagi." Molf menengok dan mata kanannya terlihat mengeluarkan bara api. "Karena aku hampir sama denganmu."
Eudo hanya terdiam ketika keduanya semakin menjauh.
"Kau tidak perlu melakukan itu." ujar Arie saat mereka dalam perjalanan pulang. "Aku tau kau hanya ingin waspada, tapi setidaknya jangan terlalu sering menggunakan sihir."
Molf memegangi mata kanannya dan menahan pusing di kepalanya karena hanya mengandalkan mata kiri untuk melihat. "Maafkan aku."
Arie hanya menghela nafas dan merangkul sepupunya untuk membantunya berjalan. "Aku akan membantumu sampai pulang, bisa gawat jika nanti kau pingsan lagi."
4. Hug
"Arie!" Glinea melompat ke arah pria itu untuk memeluknya.
'Kemana si bodoh itu?' Arie mencoba mencari Zen selagi berusaha menahan Glinea, tapi...
Ternyata yang bersangkutan sudah diikat oleh Vivi.
Arie pun hanya pasrah dan membiarkan Glinea memeluknya.
5. Beautiful
Ada beberapa orang yang sedang melihat pemandangan langit malam di atap markas.
"Wow, bintang di sini sangat indah!" ujar Glinea kagum.
"Yah... Wilayah markas kan jauh dari kota (lebih dekat ke hutan sebenarnya), jadi tidak ada polusi cahaya." jelas Tumma.
"Indah sekali." gumam Molf.
"Yap!" balas Zen.
"Mau tau apa yang lebih indah?" tanya Yubi.
"Apa itu?" Arie nanya balik.
"Arie!" koor mereka semua (kecuali Molf yang kebingungan) bersamaan.
Yang bersangkutan langsung blushing mendengarnya.
To Be Continue, bukan Trailer Bioskop Cinema (?)...
Yah, begitulah... -w-/
Review! :D
