Balas Review! :D

Hiba: Sesuka lu. Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Capek karena harus pindahan plus sakit.

Monika: "Jangan ditanya."

Bukan. Batur hanya godain aku ganti nickname game doang.

Rendy: "Dia cuma nggak sengaja nyalain capslock."

Zen: "Hanya melihatnya saja."

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 226: Wholesome Pocky Time


"Kenapa ada banyak pocky di atas meja?" tanya Chilla penasaran.

"Oh, ini? Hari ini 'Pocky Day' dan juga ulang tahun Arie, jadi Zen dan Tumma membeli banyak pocky." jelas Salma. "Kau mau mencoba 'Pocky Game' dengan Salem, Chilla?"

"Hey!" sembur Salem dari kejauhan.

"Permainan ya?" Chilla memiringkan kepala, kemudian dia tersenyum riang. "Tentu, kenapa tidak?"


Salem dan Chilla pun memulai 'Pocky Game'.

Salem yang sudah tau 'konsekuensi' dari 'permainan' itu hanya blushing dengan wajah mereka yang berdekatan. 'Wa-wajahnya dekat sekali!'

'Chilla tidak akan kalah!'

'Te-terlalu dekat!'

Cup!

"Haha, Chilla menang!" seru Chilla senang.

"Chilla... Itu... Ciuman pertamamu kan?" tanya Salem ketakutan.

JLEB!

"Aah, oh, umm..." Chilla mulai blushing setelah menyadari apa yang telah dia lakukan. "Ma-maaf, Chilla tidak memikirkannya..."

"Sudahlah, lupakan saja..." balas Salem sambil memalingkan wajah.

Dan suasana di antara mereka pun mulai canggung setelah itu.


Tigwild mengundang keenam teman sekolahnya (beserta tiga orang yang numpang ikut) belajar di rumahnya, tapi beberapa dari mereka malah bermain.

Nigou menghela nafas panjang karena mulai kehabisan kesabaran.

"Apa yang kalian berdua lakukan di saat seharusnya kalian belajar?!" tanya Nigou pada Frans (yang memegang sekotak pocky) dan Ney (yang mulutnya penuh dengan pocky).

"Bermain-main."

"Mffm hmm."

"Aku bisa melihatnya."

"Nigou, ini 'Pocky Challenge', ini tentang 'berapa banyak yang bisa kau masukkan ke dalam mulutmu'." jelas Frans. "Arthur kalah duluan karena dia tidak mengerti peraturan dan memakan semuanya, dan Ney memaksakan diri untuk memasukkan sebanyak mungkin ke dalam mulutnya."

"Ney, beritahu aku berapa nilai ulanganmu!" perintah Nigou.

"Dia dapat 5." timpal Della yang menunjukkan kertas ulangan Ney.

Nigou langsung menatap tajam Ney. "Kau punya lebih banyak pocky di mulutmu daripada nilai ulanganmu, kenapa kau begitu bodoh?!"

Kemudian Nigou menunjuk Flore yang sedang makan. "Dan kau! Memangnya nilaimu tidak bermasalah?!"

"Tidak." Flore menunjukkan kertas ulangannya yang terdapat angka 82. "Papa dan Mama sering mengajariku setiap hari."

"Jika kau memang pintar, kenapa kau tidak membantu memperbaiki Ney? Kau mau membiarkannya tetap bodoh seumur hidup?" tanya Nigou.

"Itu adalah 'daya tarik'." balas Flore tanpa dosa.

Nigou langsung memegangi kepala karena stress. Tsuchi, Tigwild, dan Arthur menepuk punggung Nigou untuk menghiburnya.

"Dengar Ney, bermain dengan teman itu memang menyenangkan, tapi..." Marinka menggantung sesaat. "Bukankah kamu mau masuk SMA yang sama dengan Flore? Apa jadinya jika kamu tidak naik kelas? Dengan nilaimu yang apa adanya seperti itu, apa kamu bisa mengejarnya?"

Ney terdiam cukup lama, sampai akhirnya dia mengambil kacamata Luthias (yang sedang membaca buku tidak jauh dari tempat mereka) dan memakai kacamata itu di wajahnya. "Aku pinjam ini ya!"

"Itu bukan benda ajaib, Ney." nasihat Luthias.

"Tapi setidaknya aku bisa terlihat pintar dengan ini!" Ney menunjukkan bukunya. "Nigou, bisa tolong ajari aku?"

"Terima kasih sudah menasihatinya, Marinka." gumam Nigou lega.

"Ihihi..." Marinka hanya tertawa kecil.


"Arie~ Selamat ulang tahun~ Aku bawa hadiah untukmu~" ujar Glinea yang membawa sekotak pocky.

"Oh, makasih." Arie mengambil kotaknya dan pergi meninggalkan Glinea yang terdiam (sekaligus sakit hati) dengan sebatang pocky di mulutnya.

"Bercanda." Arie yang kembali mengambil pocky di mulut Glinea dan menciumnya di bibir.

Mereka berdua pun menikmati waktu bersama.


Bonus:

Pagi itu, suasana rumah Arie yang awalnya damai telah dirusak oleh teriakan seorang gadis misterius.

Siapakah gadis itu? Dan kenapa dia bisa ada di sana?

You'll know that if you waiting from the next chapter...


To Be Continue, bukan Tuna Baracuda Crab (?)...


Ya ya... -w-/

Review! :D