Aku nggak balas Review dulu untuk sekarang, mungkin Chapter depan saja... -w-/

Happy Reading! :D


Chapter 238: O(ne)cha(t)mi(lk)Yo(ur)na(da)


Girl-chan sedikit skeptis ketika melihat seseorang yang memakai kostum pisang di tengah Plaza ber-map Cemetery. Karena...

Salah satu ujung kostum itu menghadap ke depan seperti 'anu'-nya cowok.

"Ngapain dah nih pisang?" tanya gadis itu risih.

Dan parahnya lagi, orang yang memakai kostum itu adalah salah satu teman Hibatur: George (of The Jungle).

Girl-chan memilih untuk menjaga jarak dari George, apalagi ketika dia sedang mengobrol dengan Kris dan seseorang yang merupakan teman mereka.

"Betewe, Ra." Reha menghampiri Girl-chan. "Lu nerima 'wajah Vanny' nggak?"

"Iye sih, kirain dari si Batur." balas gadis itu.

"Dari gue njir!" sembur Reha. "Gue bingung mau beli apa. Ya udah, sisanya gue kirim ke lu. Lu taruh mana?"

Girl-chan hanya diam, bahkan dia tidak mendengar kalimat terakhir.

"Gue iseng aja ngirim. Sisa seribu cash nggak tau beli apa, ya udah gue beli 'wajah Vanny' satu. Satunya gue kirim ke lu." jelas Reha lagi.

Suasana di antara mereka berdua langsung hening. Di sekitar mereka hanya terdengar suara obrolan dari Kris dan temannya tentang game Tekken, Metal Slug, dan Naruto.

Beberapa saat kemudian, pria berkostum pisang itu memasuki sebuah peti mati kosong dan tidur di dalamnya.

"Pisang mati." celetuk Girl-chan datar.

Perkataannya tadi menarik perhatian mereka yang sibuk mengobrol. Ketika melihat peti mati beserta si pria berkostum pisang di dalamnya, mereka langsung tertawa setelah mengetahui maksud gadis itu.

"Wkwkwkwkwk!"

"Kok bisa muat coba?"

"Et dah!" George yang merasa terganggu langsung keluar dari dalam peti mati itu.

"Dasar pisang jelek!"

"Jangan gitu, Ra." nasihat Kris. "Entar lu nyakitin hati dia."

"Kok lu gitu banget ke gue?" protes George.

"Dikacangin mulu sih!" balas Girl-chan sinis.

"Wah, parah lu Geo!" seru Reha.

"Pisang buluk." Gadis itu langsung menjauhi para cowok karena ingin sendirian.


Note: Gue lupa-lupa ingat dengan kejadian ini, soalnya gue cuma screenshot sebagian chat di plaza, terutama bagian pas Reha bilang dia nge-gift face style ke gue. Alasan kenapa cuma sebagian karena waktu itu gue dapet PC yang mouse-nya nggak enak buat scrolling.


Intro-nya kepanjangan ya? Ya maaf deh...


Pemuda merah itu langsung terkapar di depan pintu rumahnya. Sepertinya dia kelelahan karena tugas yang baru saja dia selesaikan.

"Kamu tidak apa-apa?" Carlina membantu anak itu berdiri.

"Yah..." Teiron teringat kejadian sebelumnya.


"Event Relic seratus kali dapat Rare Hero." Teiron mengerutkan kening saat membaca brosur yang ditunjukkan Girl-chan. "Kau ingin aku melakukan ini?"

"Yap." Gadis itu mengangguk. "Event-nya berlangsung selama sebulan, tapi aku ingin menyelesaikan ini secepatnya. Yah, paling tidak sekitar dua mingguan. Peralatannya sudah disiapkan kok."

Teiron hanya menghela nafas panjang.


Selama dua minggu itu, dia sudah mengalami banyak hal.


Kepeleset di ujung map sampai jatuh ke drop zone.

"Halo, apa ada orang?" tanya Teiron yang memegang pinggir map Matrix.

(Note: Matrix adalah map berlatar luar angkasa dengan platform biru dan hijau sebagai tempat berpijak.)


Dikejar-kejar orang random yang pengen ngajak berantem ketika ingin mengeluarkan peralatan.

"By1 yuk!" ajak orang itu agak memaksa.

"Maaf mas, saya mau relic!" pekik Teiron sambil menghindari orang itu.


Panik karena relic energy habis padahal bawa energy cadangan.

"Nggak ada energy lagi." Teiron pundung di bawah pohon.

"Bukannya ada cadangan ya?" tanya Lisa sweatdrop. (Note: Dia hanya ikut dua hari.)


Dan masih banyak lagi.


"Setidaknya tugasku selesai..." gumam Teiron lega sambil membawa sebuah kotak yang dia dapat setelah menyelesaikan event itu.


Carlina membawakan air putih untuk putranya. "Sebaiknya kamu istirahat ya."

Teiron hanya mengangguk dan meminum airnya.


Sementara di markas...

Sang ketua squad sedang membaca sebuah surat yang baru dia terima.

"Hmm... Tidak sesuai harapan, tapi biarlah."


Setelah itu...

"Jadi..." Luthias menatap skeptis seseorang yang bersama Girl-chan.

Gadis itu mengangguk. "Yap. Kita dapat anggota baru lagi."

Luthias menghela nafas. "Ya sudahlah..."


Para gadis sedang berkumpul di ruang tengah untuk menunggu teman baru mereka, kemudian seorang gadis berambut putih twintail dengan mata hijau dan baju biksu memasuki ruangan itu.

"Aku orang baru di sini. Namaku Ochami Yona. Tolong bantuannya." Gadis itu membungkuk sopan.


Mundo yang baru lewat langsung terbelalak melihat gadis itu.

"Wah, bukannya dia gadis yang waktu itu?" tanya Exoray yang nimbrung dari belakang.


"Mau dipanggil apa? Yona? Atau O-chan?" tanya Rina.

"Miyon saja." balas gadis itu datar.

"Sebelumnya tinggal dimana?" tanya Mira.

"Aku menempati sebuah rumah kosong di pinggir kota. Karena kudengar tempat ini menerima orang baru, jadi aku memutuskan untuk tinggal di sini." jelas Miyon.

"Selamat datang, Miyon-chan!" seru para gadis serentak.


"Apa kau dan Glinie pacaran?" tanya Yubi.

Arie memasang wajah skeptis. "Nggak, apa yang membuatmu mengatakan itu?"

Yubi melipat tangan. "Oke, apa yang dibuat oleh lebah dalam Bahasa Inggris?"

Arie berpikir sejenak. "Umm... Honey?"

"Yes, babe?" sahut Glinea di belakang mereka.

Arie hanya blushing, sementara Yubi tersenyum puas. "Jangan berbohong padaku lagi, Arie."


Sekarang para gadis sedang berada di kolam renang, dan anak baru itu hanya memandangi kolam renang dari kejauhan.


"Miyon, lihat! Air!"

"Miyon, kau tidak bisa ke sana."

"Ya, itu mungkin terlalu dingin."

"Kita akan jatuh sakit."

"Well, kau tau apa yang membuatku sakit? Semua omong kosongmu, Miyon! Aku akan mengambil kontrol langsung!"

"Miyon, jangan!"

"Ya Tuhan, dia punya pistol!"

DOR!

"Semuanya menjauh dari otak!"

"Dia MENEMBAK Miyon!"

"Itu benar! Aku bertanggung jawab sekarang!"


"Miyon?" panggil Ilia. "Kami akan membagikan kertasnya sekarang."

"Ya, aku Miyon." balas Miyon datar.

"Oooooh, itu mungkin tidak bagus." komentar Ilia.


"Kau tau, sepertinya anak baru itu sedikit aneh..." gumam Elwa.

"Memangnya kenapa?" tanya Vivi.

Elwa menaikkan kacamatanya. "Aku merasa dia itu..."


"Aku penasaran denganmu." ujar Mundo. "Kenapa kau sangat berbeda jika dibandingkan ketika kita pertama kali bertemu?"

"Kau benar-benar ingin tau?" tanya Miyon datar.

"Ya. Karena yang kuingat, kau punya suara yang merdu dan sifatmu sangat pemalu (bahkan sampai ngumpet di balik tirai)." jelas Mundo seadanya.

"Kalau kau memang ingin tau." Miyon memainkan rambut. "Sebenarnya Miyon yang kau temui itu, adalah salah satu jiwa saudara kembarku."

Webek webek...

"A-apa?!" pekik Mundo kaget.


To Be Continue, bukan Tepung Bubuk Cabe (?)...


Ochami Yona (Monk): Gadis misterius yang sempat tinggal di rumah kosong. Sebenarnya memiliki kepribadian ganda.


Konsep penamaan Chapter ini sama dengan Chapter kemunculan Glinea (secara resmi), jadi jangan heran kenapa aneh... -_-/

Chapter depan update pas Valentine, itu pun kalau sanggup... '-')/

Review! :D